Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada suatu sistem informasi, data merupakan komponen utama yang
dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan sehingga dapat dikatakan
sebagai kebutuhan primer dari perusahaan. Pengolahan data membutuhkan
tindakan yang terstruktur untuk menghasilkan informasi yang sesuai dan mudah
dipahami. Pengolahan data ini membutuhkan analisis yang baik dan tajam
untuk mengetahui bagaimana data akan digambarkan beserta hubungan dan
semantiknya. Batasan-batasan pada penggambaran data juga harus
diperhatikan. Untuk melakukan analisis dan pemodelan data, dapat dilakukan
dengan beberapa metode seperti Entity Relationship Model. Model E-R atau
ERD merupakan perincian dari suatu organisasi di area tertentu yang
memodelkan data dengan basis data relasional. Pemodelan dengan Model E-R
ini sangat efektif untuk memvisualisasikan kondisi data pada dunia nyata ke
dalam bentuk ilustrasi diagram. Model E-R merepresentasikan objek pada
dunia nyata sebagai entitas yang terhubung dalam suatu relasi (relationship).
Konsep paling mendasar dari model E-R adalah entitas, relationship, dan
atribut. Tiga konsep dasar tersebut dapat dikembangkan menjadi bentuk lain
untuk merepresentasikan sifat yang berbeda. Model E-R belum bisa
diimplementasikan secara langsung ke dalam basis data sebenarnya karena
hanya menjembatani objek-objek nyata dengan basis data. Hubungan antar
data dapat diidentifikasi dan dijelaskan dalam cardinality yang memiliki
beberapa indikator minimal dan maksimal. Hubungan yang dapat terjadi antar
entitasnya dapat terbagi menjadi one-to-one, one-to-many, many-to-one, dan
many-to-many. Penggunaan Model E-R ini diharapkan dapat menjadi alat yang
mempermudah pengguna dalam merepresentasikan kondisi ke dalam bentuk
data yang mudah dipahami.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pemodelan yang
dilakukan dengan Entity Relationship Model. Selain itu, praktikan juga
diharapkan mampu mengetahui dan memahami syarat dan komponen dalam
pembuatan ERD. Harapannya seluruh praktikan mampu mengaplikasikan
tahapan-tahapan yang dijelaskan dengan studi kasus agroindustri.
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Entity Relationship Model


Entity Relationship Model merupakan pemodelan yang menggambarkan
hubungan dari entitas yang ada dalam suatu sistem. ERD akan
mengelompokkan data ke dalam entitas tertentu dan kemudian akan
menentukan antar entitas tersebut. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi
penyimpanan struktur basis data. Dalam pembuatan ERD perlu memperhatikan
beberapa ketentuan yang berlaku serta simbol yang mempunyai fungsinya
masing-masing (Friedayantie dan Tias, 2016).
ERD is the first step in database modeling in graphical form. ERD will
analyze entity relationships and determine the table that will be the basis of a
data. The advantage of using ERD is that it is easy for every user to understand
so that information can be transmitted properly. Modeling with ERD is also safe
and has high quality in database design and entity definition (Al-Btoush, 2015).
ERD menjadi langkah awal yang dilakukan pada pemodelan basis data
dalam bentuk grafik. ERD akan menganalisis hubungan entitas serta
menentukan table yang akan menjadi basis dari suatu data. Kelebihan dari
penggunaan ERD ini yaitu mudah untuk dipahami setiap pengguna sehingga
informasi yang ada dapat diteruskan dengan baik. Pemodelan dengan ERD juga
aman serta memiliki kualitas yang mumpuni dalam desain database dan
pendefinisian entitas (Al-Btoush, 2015).

2.2 Fungsi Entity Relationship Model


The ER model plays a role in the specification of the system and its
development. ER models are usually used in controlling database systems by
modeling data into connected entities by means of certain liaisons. The ER
model uses a high-level concept so that the existing entities and attributes can be
applied in detail (Btoush dan Mustofa, 2015).
Model ER berperan dalam spesifikasi sistem serta pengembangannya.
Model ER biasanya digunakan dalam mengontrol database sistem dengan
pemodelan data menjadi beberapa entitas yang terhubung dengan penghubung
tertentu. Model ER menggunakan konsep dengan level tinggi sehingga entitas
dan atribut yang ada dapat dijelaskan hubungannya secara rinci (Btoush dan
Mustofa, 2015).
Model ER berisikan beberapa komponen yang saling berkaitan.
Komponen tersebut berasal dari entitas dan relasi yang dilengkapi atribut-atribut
tertentu. Seluruh komponen tersebut ditinjau oleh atribut sehingga dapat
diketahui hubungan antara entitas dan atributnya. Hubungan dari beberapa
entitas ini disebut relasi (Wadisman, 2018).

2.3 Komponen yang Dibentuk dalam Entity Relationship Model Beserta


Simbol
Pada pembuatan ERD, digunakan beberapa simbol yang memiliki fungsi
berbeda-beda. Penggunaan simbol ini ditujukan agar hubungan antar entitas
dapat digambarkan secara sistematis. Selain itu, penggunaan simbol ini akan
mempermudah pengguna untuk membaca dan memahami diagram (Nafiudin,
2019).

2.3.1 Entity
Entity merupakan objek yang menjadi basis data pada ERD. Entitas ini
dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya dalam dunia nyata. Terdapat
entity set yang menunjukkan sekelompok entity yang sejenis. Entity digambarkan
dengan simbol persegi panjang (Tabrani dan Eni, 2017).
Entity merupakan kelompok dari beberapa objek yang terdefinisi sehingga
dapat dibedakan dengan jelas. Simbol yang digunakan untuk melambangkan
Entity yaitu persegi panjang. Entity dapat berupa ruangan maupun barang yang
dapat dihubungkan melalui sistem (Rahmayu, 2016).

2.3.2 Attribute
Atribut merupakan penjelasan tentang entity maupun relationship yang
ada pada ERD. Setiap atribut berisi karakteristik tertentu sesuai dengan entitas
maupun relationship yang ada. Simbol dari atribut yaitu oval (Tabrani dan Eni,
2017).
Atribut menunjukkan karakteristik dari entitas atau relasi yang pada
umumnya menjelaskan entitas atau relasi secara detail. Terdapat dua jenis
atribut, yang pertama yaitu identifier yang berfungsi untuk menentukan entitas
secara unik atau key attribute. Yang kedua yaitu desctiptor yang merupakan
spesifikasi karakteristik dari entitas yang tidak unik (Rahmayu, 2016).

2.3.3 Relationship
Relationship atau relasi merupakan penghubung antar entitas yang
menunjukkan hubungan diantaranya. Hubungan ini dapat terjadi antara satu atau
beberapa entitas. Atribut disimbolkan dengan bentuk belah ketupat dan biasanya
diberi keterangan dengan kata kerja (Tabrani dan Eni, 2017).
Relationship merupakan suatu hubungan antara entitas satu dengan
entitas yang lain. Relasi disimbolkan dengan bentuk belah ketupat dan dijelaskan
dengan kata kerja tertentu. Hal ini dapat memudahkan pengguna untuk
mengetahui relasi dari entitas tertentu (Rahmayu, 2016).

2.3.4 Cardinality
Cardinality atau kardinalitas merupakan derajat suatu relasi yang
menunjukkan jumlah entitas maksimum yang dapat berelasi dengan himpunan
entitas lain. Terdapat beberapa jenis derajat relasi berdasarkan banyaknya
entitas yang berhubungan satu sama lain. Derajat minimum relasi dapat disebut
modalitas (Tabrani dan Eni, 2017).
Cardinality merupakan jumlah minimun atau maksimum kemunculan
entitas yang terhubung dengan entitas lain. Terdapat tiga jenis kardinalitas, yang
pertama yaitu one to one yaitu apabila terjadi relasi antara satu entitas dengan
satu entitas lain. Kemudian terdapat one to many yang menunjukkan relasi
antara satu entitas dengan beberapa entitas lainnya. Yang terakhir yaitu many to
many yaitu relasi antara banyak entitas dengan banyak entitas lain (Rahmayu,
2016).

2.4 Syarat Pembuatan Entity Relationship Model


Dalam pembuatan ERD perlu memperhatikan komponen-komponen
penyusunnya. Pada ERD harus terdapat entitas, relasi, atribut, dan kardinalitas.
Setiap entitas yang ada harus dijelaskan dengan atribut tertentu secara detail.
Kemudian pada tiap atribut harus terdapat primary key yang menjelaskan suatu
entitas secara unik (Rahmayu, 2016).
ERD merupakan diagram yang digunakan untuk merancang database
tertentu secara struktural. Dalam pembuatannya harus memperhatikan beberapa
komponen yang ada dalam ERD untuk menjelaskan data yang disimpan serta
batasannya. Komponen utama yang harus ada pada ERD yaitu entity,
relationship, serta constraints (Latukolan et al, 2019).

2.5 Aplikasi Entity Relationship Model dalam Agroindustri


One application of the Entity Relationship Model in the agro-industry is
the modeling of the Madura herbal medicine production information system. This
is applied to the production of Jamu Madura “Payung Mas Siti Fatma” which still
uses manual purchasing data input. Therefore it is necessary to have a system
design to assist the production process, especially in marketing these medicinal
products. ERD is used as a tool to design the concept of the system to be used.
Determining the entities and relationships of each related component is carried
out. There were 10 entities that were designed into 4 modules that could make it
easier for workers to change and control the company system more easily
(Hidayat, 2018).
Salah satu penerapan Entity Relationship Model pada agroindustri yaitu
pada pemodelan sistem informasi produksi jamu madura. Hal ini diterapkan pada
produksi Jamu Madura “Payung Mas Siti Fatma” yang masih menggunakan input
data pembelian secara manual. Oleh karena itu perlu adanya desain sistem
untuk membantu proses produksi terutama pada pemasaran produk jamu ini.
ERD digunakan sebagai salah satu alat untuk membuat desain konsep sistem
yang akan digunakan. Dilakukan penentuan entitas serta relasi dari setiap
komponen terkait. Didapatkan 10 entitas yang didesain menjadi 4 modul yang
dapat memudahkan tenaga kerja untuk mengubah serta mengontrol sistem
perusahaan dengan lebih mudah (Hidayat, 2018).
Penerapan lain dari Entity Relationship Model adalah pada Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) pengrajin tempe yang ada di Kota Malang khususnya di
daerah Sanan, Kecamatan Purwantoro. Pada UKM ini belum terdapat basis data
agroindustri tempe yang dapat diakses oleh masyarakat umum sehingga perlu
adanya rancangan basis data UKM Agroindustri Tempe di Kota Malang secara
konseptual dan desain lojik. Dalam pembuatan sistem ini, digunakan Entity
Relationship Model untuk mentranformasikan kondisi nyata pada lapangan yang
berupa data ke dalam bentuk diagram ERD (Mulyarto dan Isti, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Al-Btoush AAS. 2015. Extracting Entity Relationship Diagram (ERD) from English
Sentences. International Journal of Database Theory and Application,
9(2): 235-236
Btoush ES, M Hammad M. 2015. Generating ER Diagrams from Requirement
Specifications Based on Natural Language Processing. International
Journal of Database Theory and Application, 9(2): 61
Friedayanti EW, Tias M. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Permintaan
ATK Berbasis Intranet (Studi Kasus: Kejaksaan Negeri Rangkasbitung).
Jurnal Khatulistiwa Informatika, 4(2): 132
Hidayat K. 2018. Modeling Information System for Agroindustry of Jamu Madura.
Teknika: Engineering and Sains Journal, 2(1): 50-51
Latukolan MLA, Achmad A, Mahardeka TA. 2019. Pengembangan Sistem
Pemetaan Otomatis Entity Relationship Diagram ke dalam Database.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 3(4):
4059
Mulyarto AR, Isti P. 2019. Disain Sistem Basis Data Usaha Kecil Menengah
(UKM) Agroindustri (Studi Kasus pada UKM Tempe). Jurnal Teknologi
Pertanian, 5(3): 129-140
Nafiudin. 2019. Sistem Informasi Manajemen. Penerbit Qiara Media. Pasuruan
Rahmayu M. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi pada Rumah Sakit
dengan Layanan Intranet Menggunakan Metode Waterfall. Jurnal Evolusi,
4(2): 35
Tabrani M, Eni P. 2017. Penerapan Metode Waterfall pada Sistem Informasi
Inventori PT. Pangan Sehat Sejahtera. Jurnal Inkofar, 1(2): 34
Wadisman C. 2018. Perancangan Aplikasi Pengolahan Data Logistik pada
Kantor Cabang BRI Solok. Journal of Information Technology and
Computer Science, 1(2): 142

Anda mungkin juga menyukai