Anda di halaman 1dari 2

Pembangunan Berkelanjutan dalam Penataan Ruang di Indonesia

A.Pendahuluan

Penataan ruang merupakan suatu tahapan dari proses pengembangan wilayah yang terdiri
dari perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang guna mewujudkan ruang
wilayah nasional yang tertata, rapi, nyaman, produktif dan tentunya berkelanjutan. Hal ini dapat
tercipta, karena ada keseimbangan anatara lingkungan alam dan lingkungan buatan
(infrastruktur) sehingga terjadi keterpaduan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
dengan memprehatikan fungsi ruang dan pencegahan dampak dampak negatif terhadap
lingkungan akibat dari pemanfaatan ruang. Didalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
penataan ruang sangat ditekankan bahwa rencana tata ruang harus dimanfaatkan sebagai acuan
dalam pelaksanaan pembangunan oleh masing-masing daerah atau sektor, dan bila terjadi
pelanggaran atau ketidaksesuaian antara rencana tata ruang dengan pelaksanaan pembangunan,
maka akan dikenakan sanksi baik kepada pelanggar maupun kepada pejabat yang memberikan
izin yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.1 Sedangkan pengendalian pemanfaatan ruang
adalah upaya mewujudkan tata tertib dalam pemanfaatan tata ruang, terdapat dalam pasal 1
angka 15 UU Penetapan Ruang yang dilakukan melalui penetapan zonasi (peraturan zonasi
merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang
disusun untuk setiap zona peruntukkan sesuai dengan rencana rinci tata ruang, perizinan,
pemberian intensif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi).2

Pada hakekatnya timbulnya masalah penggunaan lahan disebabkan oleh kebutuhan akan
sumber daya lahan yang terus meningkat dan sejalan dengan meningkatnya pembangunan.
Sedangkan potensi dan luas lahan yang tersedia sangat terbatas, dan sebagian besar telah dimiliki
oleh orang-orang atau badan hukum dengan berbagai bentuk hubungan hukum. Upaya penataan
ruang di Indonesia telah dimulai sejak penyusunan rencana kota, wilayah pusat-pusat
pertumbuhan industri, tata guna hutan, dan sebagainya. Kegiatan pembangunan dan gerakan
masyarakat yang semakin dinamis menimbulkan konflik penggunaan lahan yang semakin rumit
dan sulit untuk diatasi, yang pada akhirnya akan membangkitkan masalah sosial dan budaya.
Dengan konsep penataan ruang yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut dimaksudkan
agar penataan ruang kota, provinsi atau daerah dapat tersealisasikan menjadi tata ruang yang
strategis dan sesuai dengan konsep kota atau provinsi itu yaitu mementingkan pada
pembangunan yang berkelanjutan. Dimana agar para penerus generasi yang akan datang akan
juga menikmati adanya berbagai sumber daya alam baik itu lahan terbuka hijau ataupun sumber
daya yang lain. Pembangunan sendiri diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan
pengembangan wilayah yang bersifat komprehensif dan holistik dengan mempertimbangkan
keserasian antara berbagai sumber daya sebagai unsur utama pembentuk ruang, yang didukung
oleh sistem hukum dan sistem kelembagaan yang melingkupinya.

1
Ali Kabul Mahi. Perencanaan Pembangunan Daerah, (Depok:Kencana.2017), hal.149.
2
Hasni. Hukum Penataan Ruang dan penatagunaan Tanah, (Jakarta:Raja Graffindo Persada.2010), hal.194.
Dalam perencanaan tata ruang tidak hanya mengenai perencanaan fisik saja melainkan
juga harus memperhatikan sisi sosial dan budaya, karena perencanaan tidak dilakukan didalam
ruang hampa. Oleh karena itu, dalam perencanaan tata ruang harus dapat memadukan secara
sesuai semua aspek itu dalam suatu pola perencanaan yang utuh. 3 Masih rendahnya pemahaman
masyarakat akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara
berkesinambungan, lemahnya penegakan hukum terkait pelanggaranpenataan ruang yang
berakibat pada masih terjadinya pelanggaran penataan ruang, dan msih tingginya tingkat
pencemaran lingkungan hidup akibat tidak dipatuhinya peraturan dibidang sumber daya alam
dan lingkungan hidup.4

Dari uraian atau penjelasan diatas bahwa dapat diambil permasalahan mengenai, apa
implementasi hukum dalam pembangunan atau penataan ruang, serta apa peran atau kegunaan
ruang terbuka hijau dalam penataan ruang tersebut. Dengan dirumuskannya masalah tersebut
dapat disimpulkan dari tujuannya yaitu untuk menjelaskan peran hukum dalam pembangunan
atau penataan ruang, serta untuk menjelaskan apa kegunaan atau manfaat dari ruang terbuka
hijau. Sehingga dengan diselesaikannya masalah tersebut dapat memberikan manfaat dan
kegunaan kepada semua khalayak akan pentingnya konsep penataan ruang dan ruang terbuka
hijau bagi kelangungan kehidupan manusia sesuai pembangunan berkelanjutan.

3
Ibid. hal.152.
4
http://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/9567/1781/.(diakses 26 februari 2015).

Anda mungkin juga menyukai