Disusun Oleh :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MIPA
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,
tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun
pasien, dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena
oleh udara, transportasi dan distribusinya tidak sulit sehingga mudah sampai
kepada pemakai. Secara ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya,
memberikan dosis yang tepat dari segi kimianya, bentuknya kompak dan
mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan penambahan bahan
yang tepat dan menimbulkan efek yang diinginkan (Lachman, 1986). Tablet
hanya memberikan efek yang diinginkan jika memiliki mutu yang baik.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tablet
diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi. (USP 26, Hal 2406).
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet berbentuk
kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan
karena zat aktifnya berwarna, tetapi ada tablet yang sengaja diberikan warna
Etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet / zat aktif yang
B. Komponen Tablet
Komponen / formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif, bahan pengisi,
agar mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat
hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati dan selulosa yang
povidon sambung-silang.
lubrikan yang berlebih harus dihindari. PEG dan garam Lauril sulfat
3. Ajuvans
Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk, tidak dapat
langsung dicampur dan kemudian dicetak menjadi tablet, karena akan ambyar
yang melekat satu dengan lain. Cara mengubah serbuk menjadi granul ini
dapat mengalir teratur dalam jumlah yang sama ke dalam mesin pencetak
tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibanding
bentuk serbuk jika diukur dalam volume yang sama. Makin banyak
3. Pada saat dicetak, tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah
granulasi kering (mesin rol atau mesin slag) dan kempa langsung. Tujuan
granulasi basah dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan
1. Granulasi Basah
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak
cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di antara partikel dan
bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau
lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan
tergantung pada alat penghancur yang digunakan dan ukuran tablet yang
akan dibuat.
Cara granulasi basah menghasilkan tablet yang lebih baik dan dapat
2. Granulasi Kering
zat aktif dan eksipient dengan mengempa campuran bahan kering menjadi
massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel
yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang
cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang
terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap
mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikempakan dengan
slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
awal. Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat
diulang.
memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling
yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan
bantuan teknik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu
penggiling.
Metode ini digunakan jika kandungan zat aktif dalam tablet tinggi,
zat aktif susah mengalir dan zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab.
Keuntungan, tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses
yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat
digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif
tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat
berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung
dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung
dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk
dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan
tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa
tablet.
Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui sifat fisik serbuk
flowrate tester. Uji sudut kemiringan yang ditunjukan jika suatu zat
berupa serbuk mengalir bebas dari corong keatas suatu dasar membentuk
sudut kemiringan semakin kecil, maka sifat aliran serbuk semakin baik
25o – 30o.
4. Pengujian Kompresibilitas
pengetapan (dalam %), semakin baik sifat alirnya. Granul dengan indeks
pengetapan kurang dari 20%, maka akan mempunyai sifat alir yang makin
baik pula (Fessihi dan Kanfer, 1986). Pengujian ini dilakukan dengan
Bentuk dan garis tengah ditentukan oleh punch dan die yang
cekung punch semakin cembung tablet yang dihasilkan. Dibagi dua atau
empat bagian sehingga mudah dipotong potong secara tepat untuk klien.
Termasuk dalam hal ini, diameter tablet, tebal tablet, kekerasan tablet,
tablet dan kelarutan tablet. Faktor faktor ini harus diperiksa dan
diproduksi satu batch tablet seperti juga dilakukan dari suatu batch
volume dan berat bahan yang diisikan tapi juga tergantung pada garis
tengah cetakan dan tekanan pada bahan yang diisikan waktu ditekan
(kompressi).
3. Keseragaman Ukuran
selama produksi dan diantara produksi untuk formula yang sama, harus
ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh ukuran cetakan dan bahan yang
4. Kekerasan Tablet
bobot tablet dan waktu hancur tablet. Umumnya semakin besar tekanan
untuk tahan pecah waktu dikemas, dikirim dan waktu ditangani secara
normal, tapi juga tablet ini akan cukup lunak untuk melarut atau hancur
dinyatakan bahwa tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau
berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas di antara periode
pelepasan tersebut. Tetapkan jenis sediaan yang akan diuji dari etiket serta
dari pengamatan dan gunakan prosedur yang tepat untuk 6 unit sediaan
sediaan yang tertinggal pada tabung alat uji merupakan masa lunak yang
tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut atau
6. Keregasan Tablet
menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam
diputar dengan kecepatan 50 putaran per menit dan waktu yang digunakan
adalah 4 menit, Jadi total ada 200 putaran. Umumnya tablet yang
bobotnya lebih dari 650 mg per tablet dibutuhkan sekitar 10 tablet untuk
memenuhi syarat tidak lebih atau sama dengan 1%. (Lieberman, 1990)
kadar zat aktif yang terkandung di dalam suatu sediaan sesuai dengan
yang tertera pada etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada
maka obat tersebut tidak akan memberikan efek terapi dan juga tidak
8. Disolusi Tablet
objektif dalam menentukan sifat disolusi suatu obat yang berada dalam
sediaan padat. Karena absorpsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh
disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang
memuaskan.
F. Uraian KIDSMOL®
1. Komposisi
Tiap tablet mengandung parasetamol 120 mg
2. Farmakologi
KIDSMOL® mengandung parasetamol yang bekerja sebagai
analgesik, bekerja dengan meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan
sebagai antipiretik, diduga bekerja langsung pada pusat penghantar panas
di hipotalamus.
3. Indikasi
KIDSMOL® diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada
keadaan sakit kepala, sakit gigi, menurunkan demam yang menyertai
influenza dan demam setelah imunisasi.
4. Kontraindikasi
a. Hipersensitivitas terhadap Parasetamol
b. Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat.
5. Efek Samping
a. Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan
hati.
b. Reaksi hipersensivitas.
6. Interaksi Obat
Pada dosis tinggi dapat memperkuat efek anti koagulansia tapi
pada dosis tidak interaktif, masa paruh kloramfenikol dapat sangat
diperpanjang, kombinasi dengan obat AIDS zidovudin meningkat resiko
neutropenia.
7. Peringatan & Perhatian
a. Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal
b. Bila setelah 2 hari demam tidak turun atau setelah 5 hari nyeri tidak
hilang, segera hubungi unit pelayanan kesehatan.
c. Penggunaan obat ini pada penderita yang mengkonsumsi alkohol, dapat
meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati.
8. Dosis
Tablet:
1-2 tahun : 1 tablet, 3-4 kali sehari.
2-6 tahun : 1-2 tablet, 3-4 kali sehari.
6-9 tahun : 2-3 tablet, 3-4 kali sehari.
9-12 tahun : 3-4 tablet, 3-4 kali sehari.
Atau menurut petunjuk dokter.
G. Monografi Bahan
2. Zat Tambahan
a. Amylum Manihot
b. Amylum Maydis
c. Magnesium Stearat
d. Talk
f. Laktosa
Pemakaian Bahan
Fungsi Bahan Nama Bahan Per Per
Lazim %
Tablet Batch
Penghancur
5% 12,5 mg 6,25 g
Dalam
Pati jagung 5 – 15 %
Penghancur
5% 12,5 mg 6,25 g
Luar
Pemanis Glukosa ≤ 85 % 8% 20 mg 10 g
D. Penandaan
1. No Batch 1210001
2. No Reg : DBL1200100110A1
3. Kemasan Sekunder : Terlampir
4. Brosur : Terlampir
5. Etiket : Terlampir
BAB V
METODE KERJA PENGUJIAN SERBUK DAN GRANUL
A. Alat – Alat yang digunakan
1. Timbangan Analitik
2. Cawan petri
3. Sendok tanduk
4. Wadah
5. Waterbath
6. Lemari Pengering / oven
7. Desikator
B. Alat Pengujian Mutu Serbuk dan Granul
1. Sieving analizer
2. Flow rate tester
3. Gelas ukur
4. Oven
5. Botol timbang
6. Kertas millimeter block
7. Penggaris
C. Prosedur Kerja Pengujian Mutu Serbuk
1. Pemeriksaan Distribusi Ukuran Partikel (Terlampir)
2. Pemeriksaan Kompresibilitas (Terlampir)
3. Pemeriksaan Sifat Aliran/Sudut Henti (Terlampir)
4. Pemeriksaan Kadar Air (Terlampir)
D. Prosedur Kerja Pengujian Mutu Granul
1. Pemeriksaan Distribusi Ukuran Partikel (Terlampir)
2. Pemeriksaan Kompresibilitas (Terlampir)
3. Pemeriksaan Sifat Aliran/Sudut Henti (Terlampir)
4. Pemeriksaan Kadar Air (Terlampir)
BAB VI
HASIL PENGUJIAN MUTU SERBUK DAN GRANUL
A. Hasil Pengujian Mutu Serbuk
1. Pemeriksaan Distribusi Ukuran Partikel
Berdasarkan hasil praktikum dengan menggunakan sieving analizer, diperoleh data
sebagai berikut
Tabel 3. Data Distribusi Ukuran Partikel
Jumlah serbuk
Mesh Gram %
12 0,1 0,1
14 0,25 0,26
16 0,26 0,27
18 4,44 4,75
20 1,61 1,72
Wadah 86,65 92,86
20 18 16 14 12
Gambar 9. Grafik Distribusi Ukuran Partikel Serbuk
2. Pemeriksaan Kompresibilitas
Berdasarkan hasil praktikum dengan menggunakan gelas ukur diperoleh data
sebagai berikut
- Berat Serbuk = 50 gram
- Volume Awal = 130 ml
- Volume Akhir = 72 ml
x 100 % 0,049%
x 100 %
x 100 % 0,049%
=0
Dari data tersebut, diperoleh persentase fines adalah 23,0968% sehingga dapat
disimpulkan bahwa fines parasetamol telah memenuhi persyaratan yaitu ≤ 30%.
Dari data di atas, kita juga dapat membuat grafik Distribusi ukuran partikel
sebagai berikut.
20 18 16 14 12
30
DUP
yang diperole h
20
10
0
0 20 18 16 14 12
2. Pemeriksaan Kompresibilitas
Berdasarkan hasil praktikum dengan menggunakan gelas ukur diperoleh data
sebagai berikut
- Berat Granul = 36,34 gram
- Volume Awal = 100 ml
- Volume Akhir = 84 ml
Dari data Rasio Housner dan Kompresibilitas granul, diperoleh
persentase kompresibilitas granul parasetamol adalah 15,99%. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kompresibilitas granul parasetamol sesuai dengan
kompresibilitas yang dipersyaratkan yaitu 12 – 16%.
x 100 %
x 100 % 3,00%
- Perhitungan % kadar uap
x 100 %
x 100 % 3,09%
Kekerasan
Tablet
( kg/cm3)
Penyelesaian :
Bobot
Tablet Tiap-tiap Beda (%) Kesimpulan :
Beda (g)
Tablet (g)
1 0,48 0,01 2,04 Semua tablet
2 0,49 0,00 0,00 memenuhi
3 0,48 0,01 2,04 keseragaman
4 0,48 0,01 2,04 bobot karena
5 0,49 0,00 0,00 Tidak satupun
6 0,51 0,02 4,08 tablet yang
7 0,50 0,01 2,04 menyimpang
8 0,50 0,01 2,04 dari dari
9 0,51 0,02 4,08 kolom A
10 0,51 0,02 4,08 maupun kolom
11 0,51 0,02 4,08 B
12 0,50 0,01 2,04
13 0,48 0,01 2,04
14 0,49 0,00 0,00
15 0,50 0,01 2,04
16 0,48 0,01 2,04
17 0,50 0,01 2,04
18 0,49 0,00 0,00
19 0,49 0,00 0,00
20 0,50 0,01 2,04
Rata-
0,49 0,01 1,94
rata
≤ 25 15 30
26 – 150 10 20
151 – 300 7,5 15
Lebih dari 300 5 10
Kekerasan
Tablet Kesimpulan
( kg/cm3)
1 2,5
2 3,2
3 2,3
4 3,2
5 2,2
6 3,2
7 2,3
8 2,1
9 3,8
10 3
11 3,2
12 3,5 Semua tablet tidak memenuhi
13 2,6 syarat nilai kekerasan tablet yang
14 3,5 baik karena memiliki kekerasan < 4
15 2,5 kg/cm3.
16 2,3
17 2,5
18 2,8
19 3
20 2,1
Rata-rata 2,79
Ket. : tablet yang baik memiliki kekerasan antara 4 – 8 kg/cm3
G. Uji Keregasan/Keausan
I. Uji Disolusi
PEMBAHASA
Pada praktikum teknologi sediaan solid ini, memiliki tujuan utama agar
mahasiswa dapat memformulasikan tablet dengan zat aktif yang telah ditentukan
oleh pembimbing laboratorium. Zat aktif yang diberikan adalah Parasetamol,
dengan sifat-sifatnya seperti tahan terhadap panas, tahan terhadap air tetapi tidak
memiliki sifat aliran yang baik. Dengan melihat karakteristik dari Parasetamol ini
dapat dibuat dengan metode pembuatan tablet yakni granulasi basah. Granulasi
basah dapat dilakukan jika zat aktif tahan terhadap pemanasan dan air. Dengan
granulasi basah, tablet yang dihasilkan akan lebih kuat karena penambahan zat
pengikat dalam bentuk pasta pati, pengikat bentuk ini memiliki daya kohesi yang
kuat untuk menyatukan serbuk-serbuk tablet dan membentuk ikatan granul-
granul sehingga terbentuk tablet yang memiliki kekompakan yang tinggi. Dengan
kekompakan tablet yang tinggi menjadikan tablet tidak mudah pecah, rapuh,
ataupun retak.
Pengujian terakhir adalah pengujian sifat alir granul. Sifat alir ini
berpengaruh pada aliran granul pada hopper yang dapat menyebabkan adanya
perbedaan pada keseragaman kandungan zat aktif dan perbedaan pada bobot tablet
yang dihasilkan. Sifat alir ini juga dipengaruhi oleh banyaknya granul atau fines
yang ada dan dihitung berdasarkan sudut henti. Dari hasil pengujian ini, diperoleh
sudut henti granul sebesar 24,810 dan sesuai persyaratan yaitu 25 – 30 0. Dengan
demikian, granul parasetamol tersebut mudah mengalir.
Setelah granul yang diuji, maka tahap selanjutnya adalah tahap lubrikasi.
Komponen yang digunakan dalam lubrikasi ini adalah pelincir. Pelincir ini
ditambahkan untuk mengatasi hal-hal yang biasa terjadi pada proses pencetakan
seperti aliran yang kurang baik yang dapat berpengaruh pada keseragaman bobot
tablet, massa cetak dapat menempel pada dinding punch maupun die ini akan
berpengaruh pada penampilan tablet dalam hal bentuk dan akan timbul masalah
pada tablet yaitu sticking dan picking, atau terjadi gesekan sisi tablet dengan
dinding ruang cetak tablet.
Pada uji kekerasan tablet diperoleh kekerasan tablet 2,79 kg/cm3. Hal ini
menunjukkan bahwa tablet tidak memenuhi persyaratan kekerasan tablet karena
kekerasan tablet yang baik antara 4 – 8 kg/cm 3 . Kekerasan tablet akan sangat
berpengaruh terhadap waktu hancur dan disolusi dari tablet. Jika tablet terlalu
keras maka waktu hancur dan disolusinya meningkat, sehingga pelepasan zat aktif
tidak segera dan dikhawatirkan jika pelepasannya terlalu lama dapat menyebabkan
konsentrasi untuk mencapai efek terapi tidak tercapai.
Pengujian lainnya yaitu laju disolusi dari tablet namun pengujian ini tidak
dilakukan. Laju disolusi ini menggambarkan waktu yang dibutuhkan tablet untuk
melarut dan melepaskan komponen zat aktif yang selanjutnya diabsorpsi oleh
tubuh untuk selanjutnya didistribusikan untuk mencapai efektor.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada pengkajian praformulasi, kita dapat mengetahui secara jelas sifat dan
karakteristik Parasetamol sebagai bahan aktif dan beberapa bahan tambahan
yang digunakan sehingga dapat menghasilkan tablet yang kompak dan bagus
baik secara fisik maupun kimia.
2. Metode pembuatan tablet Parasetamol ini dapat dilakukan dengan cara
granulasi basah karena berdasarkan kajian praformulasi, Parasetamol memiliki
sifat tahan terhadap air dan pemanasan.
3. Komponen-komponen tablet berdasarkan hasil pengkajian praformulasi
a. Zat aktif (Parasetamol)
b. Pengisi (Laktosum)
c. Pengikat (Pasta pati 10%)
d. Penghancur (Amylum Maydis)
e. Glidan dan Antiadherent (Talk)
f. Lubrikan (Magnesium Stearat)
g. Pewarna (Sunset Yellow)
h. Pemanis (Glukosa)
i. Pengaroma (Flavouring Jeruk)
4. Hasil Pengujian Mutu Ganul
a. Ukuran fines berdasarkan pengujian distribusi ukuran partikel adalah
23,0968% dan memenuhi persyaratan.
b. Kompresibilitas granul sebesar 15,99% dan telah memenuhi persyaratan.
c. Susut pengeringan diperoleh sebesar 3,00% sedangkan kadar uapnya
sebesar 3,09%, juga telah memenuhi persyaratan.
d. Sudut henti yang diperoleh sebesar 24,810 yang berarti bahwa granul
tersebut mudah mengalir dan juga memenuhi persyaratan.
5. Hasil Pengujian Mutu Tablet
a. Keseragaman Bobot tablet adalah 0,49 gr
b. Keseragaman Ukuran memenuhi persyaratan yang ditentukan.
c. Keregasan (friabilitas) 3,34 % (Ideal 0,8%) tidak memenuhi persyaratan
yang ditentukan.
d. Waktu hancur 08 menit 19 detik (syarat FI untuk tablet tidak lebih dari 15
menit ) sehingga memenuhi persyaratan.
e. Kekerasan tablet adalah 2,79 kg/cm3 ( ideal 4 – 8 kg/cm3 ) tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan.
f. Kadar rata-rata tablet parasetamol sebesar 100,36% dan memenuhi
persyaratan.
B. Saran
Diharapkan kedepannya praktikan dapat memilih dan menentukan metode
yang dilakukan sesuai dengan sifat-sifat dari zat aktif yang akan dibuat menjadi
tablet, serta pemilihan bahan-bahan tambahan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Mohammad. 1990. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 1998. ISO Indonesia. Volume 32. Jakarta : PT.
Anem Kosong Anem.
Jumain & Stevani H., 2011. Penuntun Praktikum Teknologi Farmasi. Jurusan
Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar : Makassar
Kasim, Fauzi. 2011. Penuntun Praktikum Sediaan Solid. Fakultas MIPA Jurusan
Farmasi Institut Sains Teknologi Nasional : Jakarta