Anda di halaman 1dari 9

FORMAT PENGKAJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PRODI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA KARAWANG

I. Data Umum
A. Nama Keluarga (KK) : Tn. H
B. Alamat dan Telfon : Cikarang, Bekasi
C. Komposisi Keluarga
No. Nama Hubungan dengan KK TTL/Umur Pendidikan
1. Sulastri Istri 46th SLTA
2. Hesti PW Anak 21th SMK
3. Hana Halida Anak 14th SMP

Genogram (minimal 3 generasi)

Keterangan Genogram
Kakek
Nenek
Bapak
Ibu
Saya

D. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. H termasuk tipe keluarga inti (nuclear family). Keluarga Tn. H terdiri
dari Tn. H sebagai kepala keluarga, Ny. S sebagai istri, Nn. H dan An. H sebagai
anak.
E. Suku
Tn. H dari suku jawa dan Ny. S dari suku jawa. Bahasa yang digunakan dalam
keseharian adalah bahasa jawa dan indonesia. Dalam keluarga Tn. H tidak ada
pantangan atau kebiasaan yang mengikat, terutama kaitannya dengan kesehatan.
F. Agama
Keluarga Tn. H beragama islam, taat dalam menjalankan ibadah. Keluarga Tn. H
menganggap bahwa agama adalah keyakinan akan adanya tuhan dan manusia
sebagai hambanya harus mengabdi dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya. Keyakinan yang dianut dalam keluarga Tn. H tidak ada yang
bertentangan dalam kesehatan.
G. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. H bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan di atas 5jt perbulan yang
diterima. Dari pendapatan tersebut keluarga Tn. H menggunakannya untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
H. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Aktivitas rekreasi yang biasa dilakukan keluarga Tn. H adalah hanya menonton tv
dirumah bersama keluarga.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
I. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Saat ini keluarga Tn. H berada pada tahap keluarga, dimana masih ada anak Tn. H
yang belum menikah yaitu Nn. H dan An. H.
J. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tahapan perkembangan yang belum terpenuhi adalah membantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru di masyarakat.
K. Riwayat Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. H saat ini dalam keadaan sehat, hanya Nn. H yang menderita
bronkhitis. Nn. H mengeluh sesak dan batuk berdahak.
L. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dari keluarga Tn. H tidak ada yang mengalami penyakit keturunan. Hubungan antara
keluarga dari pihak keluarga Tn. H dan Ny. S baik, tidak ada konflik.
III. Lingkungan
M. Karakteristik Rumah
Keluarga Tn. H di desa sukaraya dengan luas tanah ± 110m 2. Rumah milik sendiri,
bangunan permanen, tembok di semen, lantai keramik, ada 2 kamar tidur, ruang
tamu, dapur, kamar mandi. Kondisi dalam rumah bersih dan teratur. Semua ruang
terdapat jendela yang dibuka kadang-kadang saja. Sumber mata air menggunakan
PDAM. Kondisi air jernih, tidak berbau, tidak berasa. Sampah ditampung di tempat
sampah di depan rumah, yang akan dibakar jika sudah kering.
N. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Tn. H tinggal berdekatan dengan
tetangga nya. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Kebanyakan tetangga bermata
pencarian sebagai pedagang.
O. Mobilitas Geografis Keluarga
Tn. H bersama keluarga menempati rumahnya sudah 15tahun. Letak rumah tepat
didekat jalan raya kampung, alat transfortasi umum yang ada yaitu angkutan umum
dan ojek sedangkan untuk mobilitas, keluarga menggunakan sepeda motor. Jarak
rumah ke puskesmas ± 4 km.
P. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Tn. H biasa berkumpul sore hari, sepulang kerja. Di lingkungan rumah ada
kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, pertemuan RT dan kebersihan lingkungan.
Keamanan lingkungan terjaga, hubungan antara tetangga baik.
Q. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Tn. H memiliki fasilitas jaminan kesehatan yang dapat digunakan untuk
pengobatan dan perawatan di fasilitas kesehatan yang ada.
IV. Struktur Keluarga
R. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. H yaitu komunikasi terbuka, jika
ada masalah akan dirembuk bersama. Jika pagi tidak ada yang dirumah karena ada
kesibukan tersendiri, jika sore hari setelah keluarga berkumpul semua anggota
keluarga juga biasa bercengkramah di ruang tamu.
S. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn. H sebagai kepala keluarga berperan sebagai pengambil keputusan, meskipun
tetap lewat musyawarah keluarga.
T. Struktur Peran
Tn. H berperan sebagai kepala keluarga masih aktif bekerja mencari nafkah untuk
menghidupi keluarganya. Ny. S berperan sebagai istri, Nn. H sebagai anak sulung
dan An. H sebagai anak bungsu yang masih tinggal dengan kedua orang tuanya.
U. Nilai dan Norma Budaya
Dalam keluarga Tn. H menekankan beretika sopan dan santun dalam bergaul dengan
orang lain, saling menghormati dan menghargai, serta berani karena benar.
V. Fungsi Keluarga
A. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. H termasuk keluarga yang harmonis, interaksi dalam keluarga terjalin
baik. Antar anggota keluarga saling memperhatikan, menghormati, dan menyayangi,
sehingga tidak ada istilah pilih kasih.
B. Fungsi Sosialisasi
Dalam keluarga Tn. H biasa ditanamkan kedisiplinan. Hubungan dengan tetangga
baik, Tn. H juga anggota keluarga yang lain selalu berusaha melakukan sosialisasi
dengan lingkungan jika ada waktu senggang.
C. Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga Tn.H megetahui kalau Nn. H menderita bronkhitis. Keluarga hanya tahu
makanan yang harus di hindari oleh Nn. H yaitu makanan yang memicu
terbentuknya lendir harus dihindari sepenuhnya. Nn. H jarang mengontrolkan
kesehatannya dengan alasan malas. Nn. H juga tidak rutin minum obat.
VI. Stress dan Koping Keluarga
A. Stressor Jangka Pendek
Bagi keluarga Tn. H saat ini yang masih menjadi pikiran adalah anaknya, Nn. H
yang belum menyelesaikan pendidikannya dalam usia 21 tahun.
B. Stressor Jangka Panjang
Tn. H dan Ny. S menginginkan anaknya agar cepat menyelesaikan pendidikan.
C. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Masalah
Terkadang Tn. H dan Ny. S sedih jiksa memikirkan Nn. H yang belum
menyelesaikan pendidikan.
D. Strategi Koping yang Digunakan
Ke 2 orang tuanya hanya bisa berharap Nn. H agar cepat menyelesaikan
pendidikannya.
E. Strategi Adaptasi Disfungsional
Di keluarga Tn. H tidak ada yang bersifat kekerasan didalam membina rumah
tangganya.
VII. Harapan Keluarga
Tn. H berharap didalam keluarganya dalam keadaan sehat.
VIII. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran composmentis
b. Kepala dan leher
Kepala : berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata
Mata : tidak ada anemi, ikterus tidak ada
Telinga : tidak ada serumen
Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung
Mulut : bersih, tidak terdapat karies gigi
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada kaku kuduk
c. Dada
Pergerakan dada simetris, ronchi (+), retraksi otot bantu nafas ringan
d. Abdomen
Tidak ada nyeri tekan, hepar dan limpa tidak teraba, bising usus 5x/menit,
e. Ekstremitas
Tidak ada kelainan dalam segi bentuk, uji kekuatan otot ada 5 untuk masing-masing
ekstremitas. Klien mampu menggerakan ekstremitas sesuai dengan arah gerak sendi.
IX. Analisis Data
Data Etiologi Masalah
Ds : Asap roko, polusi udara, Bersihan jalan nafas tidak
- pasien mengatakan sering infeksi virus efektif
batuk dan sulit
Asap/virus influenza
mengeluarkan sputum.
mengiritasi jalan nafas
- pasien mengatakan sesak
Hipersekresi lendir +
nafas
inflamasi
Do:
Fungsi silia menurun
- keadaan umum baik
- batuk (+) Produksi sekret meningkat
- sputum (+)
Mukus kental
- dipsnea (+)
Batuk berdaha
- suara nafas tambahan
ronkhi Bersihan jalan nafas tidak
efektif

X. Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
XI. Perencanaan Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Definisi: Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk
mempertahankan jalan napas tetap paten.
Penyebab
Fisiologis Situasional
1. Spasme jalan napas 1. Merokok Aktif
2. Hipersekresi jalan napas 2. Merokok Pasif
3. Disfungsi neuromuskuler 3. Terpajan Polutan
4. Benda asing dalam jalan napas
5. Adanya jalan napas buatan
6. Sekresi yang tertahan
7. Hiperplasia dinding jalan napas
8. Proses infeksi
9. Respon alergi
10. Efek agen farmakologis

Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor

Subjektif Objektif Subjektif Objektif


(Tidak tersedia) 1. Batuk tidak 1. Dispnea 1. Gelisah
efektif
2. Tidak mampu 2. Sulit bicara 2. Sianosis
batuk
3. Sputum berlebih 3. Ortopnea 3. Bunyi napas
menurun
4. Mengi, wheezing 4. Frekuensi napas
dan/atau ronkhi berubah
kering
5. Mekonium di 5. Pola napas
jalan napas (pada berubah
neonatus)

Intervensi SIKI
Intervesi Utama
Latihan Batuk Efektif
Rasional : Melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk
membersihkan laring, trakea dan bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan napas

√ Tindakan

Observasi

 Identifikasi kemampuan batuk

 Monitor adanya retensi sputum

 Monitor input dan output cairan


Terapeutik

 Atur posisi semi-fowler atau fowler

 Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien

 Buang sekret pada tempat sputum


Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif

 Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan)
selama 8 detik
 Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu

Manajemen Jalan Napas


Rasional : Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas

√ Tindakan

Observasi

 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

 Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi


kering)
 Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (Jawa-thrust,
jika curiga trauma servikal)
 Posisikan semi-fowler atau fowler

 Berikan minum hangat

 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal

 Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill


Edukasi

 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi

 Anjurkan teknik batuk efektif


Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu

Pemanatuan Respirasi
Rasional : Mengumpulkan dan menganalisis data untuk memastikan kepatenan jalan napas
dan keefektifan pertukaran gas.

√ Tindakan

Observasi

 Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas

 Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul,


Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
 Monitor kemampuan batuk efektif

 Monitor adanya produksi sputum

 Monitor adanya sumbatan jalan napas

 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

 Auskultasi bunyi napas

 Monitor saturasi oksigen

 Monitor nilai AGD


 Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik

 Atur interval pemantuan respirasi sesuai kondiri pasien

 Dokumentasikan hasil pemantauan


Edukasi

 Jelaskan tujuan dari prosedur pemantauan

 Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

Intervensi SIKI

Intervensi Pendukung

√ Tindakan

 Fisioterapi Dada

 Pemberian Obat Inhalasi

 Pemberian Obat Interpleura

 Pemberian Obat Intradermal

 Pemberian Obat Nasal

 Pencegahan Aspirasi

 Pengaturan Posisi

 Penghisapan Jalan Napas

 Stabilisasi Jalan Napas

 Terapi Oksigen

Anda mungkin juga menyukai