Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sumber daya alam (SDA) merupakan segala hal yang terdapat dari alam
dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Salah satu bentuk
SDA adalah gas alam. Selain terdapat dalam perut bumi, terdapat beberapa persen
gas-gas lainnya di udara yaitu 78,08% Nitrogen, 20,95% Oksigen, 0,93% Argon,
0,030% CO2, 0,001% H2, 0,0018% Ne, 0,0005% He, 0,0001% Kr, 0,00001% Xe
(Niijima. et.al, 1991, hlm. 1-2). Gas-gas tersebut dapat dieksploitasi atau
dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan manusia. Berbagai bentuk
pemanfaatan dari sejumlah gas alam di atas, salah satu contohnya adalah gas
karbon dioksida yang dibentuk menjadi Dry ice atau es kering. Dry ice digunakan
sebagai bahan pendingin pada proses pengawetan untuk mempertahankan
kesegaran buah-buahan, sayuran, dan produk lainnya. Teknologi pengawetan
makanan pada saat ini berkembang sangat pesat. Terdapat delapan jenis teknologi
pengawetan makanan (Afrianti. L.H, 2008, hlm. 27-217) diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Pengawetan dengan Bahan Tambah Makanan
2. Pengawetan dengan Iradiasi
3. Pengawetan dengan Fermentasi Makanan
4. Pengawetan dengan Pengeringan dan Dehidrasi
5. Pengawetan dengan Suhu Tinggi (High Temperature)
6. Pengawetan dengan Suhu Rendah (Low Temperature)
7. Pengawetan dengan Pembekuan
Karbon dioksida merupakan senyawa yang tersusun atas dua unsur yaitu
Karbon (C) dan Oksigen (O) dengan kandungan 0,030% diatmosfer, senyawa ini
sering disebut juga dengan zat asam arang atau gas rumah kaca. Karbon dioksida
adalah bahan baku pada proses pembuatan Dry ice atau es kering. Dry ice atau es
kering merupakan bentuk padat karbon dioksida yang terbentuk pada kondisi
temperatur < -56,4oC dan tekanan < 5,11 atm (titik tripel poin karbon dioksida).
Sebelum menjadi 100% liquid karbon dioksida, senyawa ini mengalami beberapa

1
2

proses pada Air Separator Plant (ASP). Proses produksi pada ASP yaitu proses
purification (pemurnian) dari unsur-unsur yang tidak diinginkan, setelah itu
karbon dioksida akan mengalami proses liquification (pencairan) sehingga setelah
melewati proses ini karbon dioksida akan berada pada fasa cair. Kondisi cair
karbon dioksida biasanya dijaga pada tekanan 14 -16 bar (203-232 psi) dan
temperatur -26 s/d -28oC. Dry ice sering digunakan sebagai pendingin bahan
makanan, minuman, buah-buahan ataupun bentuk penggunaan lainya, dengan
temperatur Dry ice mencapai di bawah -78,5oC. Selain digunakan sebagai bahan
pendingin pada proses pengawetan makanan, es kering juga sering digunakan
sebagai media pembersih pada proses cleaning mesin melalui proses blasting
yang mampu membersihkan mesin dari kerak dan kotoran lainya. Harga es kering
dipasaran berkisar antara 8.000,- s/d 12.000,- per kilogram untuk Dry ice balok
dan 10.000,- s/d 15.000 untuk Dry ice pellet.
Proses pembuatan Dry ice dipengaruhi oleh dua hal yaitu tekanan dan
temperatur. Pada saat produksi Dry ice, idealnya terdapat dua sistem yang
beroperasi yaitu snow making system dan sistem recovery gas karbon dioksida
sisa produksi. Snow making system merupakan sistem yang terdiri dari beberapa
komponen, dan pada sistem ini terjadi proses pemadatan dari karbon dioksida.
Karbon dioksida yang berada pada kondisi cair bertekanan 14 -16 bar (203-232
psi) di dalam storage, akan mengalir secara alamiah menuju alat ekspansi. Pada
tahapan selanjutnya di dalam alat ekspansi, liquid karbon dioksida akan
mengalami pressure drop sampai pada tekanan 0,5 bar (7,25 psi). Pada tekanan
tersebut liquide karbon dioksida akan mengalami dua perubahan fasa. Sebagian
akan berubah fasa ke wujud gas dan sebagian lainya mengalami kristalisasi
membentuk salju atau bentuk padat dari karbon dioksida. Salju atau wujud padat
karbon dioksida ini kemudian akan mengalami pemadatan oleh sistem hydrolic
membentuk produk-produk yaitu Dry ice pellet, dan Dry ice balok. Pada bagian
lain terjadi pula proses recovery gas karbon dioksida sisa produksi. Pada bagian
ini karbon dioksida dalam fasa gas akan mengalami pencairan atau liquifying
kembali oleh sistem refrigerasi yang bekerja di dalamnya. Gas karbon dioksida
akan mengalami kompresi pada bagian kompresor CO2, kemudian mengalami
pengembunan pada bagian kondensor utama sistem recovery atau merupakan
3

evaporator bagi sistem refrigerasi. Industri Dry ice merupakan salah satu bidang
pada bagian produksi di PT. Aneka Gas Industri Dry ice diproduksi menjadi tiga
jenis produk yaitu balok besar Dry ice, balok pipih Dry ice, dan pelet Dry ice. PT.
Aneka Gas Industri memiliki dua mesin pembuatan es kering, alat yang pertama
adalah mesin Dry ice dengan merk Union yang mana mesin ini hanya mampu
memproduksi Dry ice balok besar, dan alat yang kedua dengan merk ASCO yang
dapat memproduksi balok dan pelet Dry ice. Keduanya mampu memproduksi es
kering dengan kapasitas yang berbeda. Pada proses produksi, keduanya
menggunakan sistem refrigerasi dalam proses recovery untuk mendinginkan
kembali gas karbon dioksida yang menguap dalam proses produksi.
Secara prinsip kerja, keduanya kurang lebih sama baik pada proses
produksi ataupun proses recovery. Namun pada saat ini, hanya mesin merk Union
yang mampu melakukan recovery gas karbon dioksida sisa produksinya. Pada
mesin Asco, sistem recovery gas sisa produksi menggunakan sistem yang
berbeda, yaitu dengan menggunakan sistem recovery dari mesin Wittmann
hasselberg. Terdapat masalah sehingga sistem recovery pada mesin ini tidak dapat
beroperasi. Hal ini disebabkan tekanan gas karbon dioksida sisa produksi di dalam
balloon atau penampung hanya terbaca hanya 0,1-0,25 mbar. Tekanan tersebut
tidak sesuai dengan pressure suction compressor yang membutuhkan 0,5 bar atau
500 mbar. Akibatnya mesin recovery gas karbon dioksida sampai saat ini masih
tidak beroperasi. Sehingga gas karbon dioksida pada mesin produksi langsung
dibuang ke lingkungan. Hal ini menjadi masalah bagi perusahaan karena
menimbulkan cukup besar kerugian bahan baku akibat proses produksi dan
mengakibatkan mesin recovery tidak mampu beroperasi. Seharusnya mampu
melakukan recovery gas karbon dioksida untuk kembali dicairkan dan diproduksi.
Setelah permasalahan tersebut diperlukan alat tambah untuk mampu mengatasi
masalah terkait tekanan di atas yaitu dengan melakukan instalasi alat tambah
berupa blower dengan model CB131C yang beroperasi untuk menaikan tekanan
CO2 sisa produksi pada tekanan 0,5 – 1 bar.
Fenomena ini merupakan masalah yang terjadi pada sistem recovery gas
karbon dioksida, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh solusi
guna menyelesaikannya. Berdasakan masalah di atas penulis mencoba melakukan
4

penelitian pada porses recovery gas karbon dioksida, yang penulis tuangkan dalam
Tugas Akhir dengan judul “Analisis Pendinginan Pada Proses Recovery Gas
CO2 Sisa Produksi Dry ice Di PT. Aneka Gas Industri”, dengan mengambil
data langsung di bagian produksi Dry ice PT. Aneka Gas Industri.

B. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang terindentifikasi berdasarkan latar belakang masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Sistem recovery yang tidak dapat beroperasi untuk me-recovery gas karbon
dioksida sisa produksi.
2. Jumlah bahan baku karbon dioksida yang terbuang pada saat proses produksi
Dry ice pellet.
3. Beban pendingin yang harus ditangani oleh sistem refrigerasi pada proses
recovery gas karbon dioksida sisa produksi.

C. Batasan Masalah
Pembahasan pada penelitian ini dibatasi pada:
1. Analisis jumlah bahan baku dan kerugian yang terbuang pada saat produksi.
2. Analisis pemasangan Blower Cb131C.
3. Analisa beban pendingin dari produk.
4. Analisis thermodinamika.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini yaitu mengenai: “Bagaimana analisa
beban pendinginan gas karbon dioksida sisa produksi Dry ice pellet, besar jumlah
bahan baku yang dapat dijaga oleh proses recovery gas karbon dioksida dan
masalah yang mengakibatkan sistem recovery tidak beroperasi?”.

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Dioperasikan kembali sistem recovery pada plan produksi Dry ice pellet.
5

2. Diperoleh total jumlah bahan baku yang dapat dijaga oleh sistem recovery gas
karbon dioksida.
3. Diperoleh total beban pendinginan gas karbon dioksida sisa produksi Dry ice
pellet pada proses recovery.

F. Manfaat Analisis
Adapun manfaat dari penelitian ini, diantaranya:
1. Melalui penelitian ini, baik bagi peneliti ataupun perusahaan dapat mengetahui
masalah dan solusi yang harus dilakukan, sehingga proses produksi pada plan
Dry ice pellet dapat bekerja secara maksimal.
2. Menyelesaikan masalah yang terjadi pada proses recovery gas karbon dioksida
dalam proses pendinginan atau pengembunan untuk mengembalikan gas
karbon dioksida ke fasa cair atau liquid.
3. Menekan jumlah kerugian pada saat produksi dengan beroperasinya sistem
recovery.
4. Bagi penulis, menambah wawasan keilmuan di bidang refrigerasi dan tata
udara dan mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari.
5. Bagi pembaca, dapat memberikan pengetahuan wawasan baru di bidang ilmu
refrigerasi dan tata udara.

G. Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah:
1. Observasi, yaitu melakukan peninjauan, pengamatan dan mencari data-data
langsung, sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian.
2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab kepada karyawan bagian produksi
dan bagian maintenance and service PT. Aneka Gas Industri.
3. Studi literatur, yaitu mempelajari referensi guna mendukung proses penelitian
yang dilakukan.
4. Studi dokumentasi, yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
6

H. Sistematika Penulisan
Pada penulisan ini, penulis menyusun dalam lima bab dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI, Bagian kajian teori atau landasan teoretis dalam
skripsi memberikan konteks yang jelas terhadap topik atau
permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Bagian ini memiliki
peran yang sangat penting. Melalui kajian pustaka ditunjukkan the state
of the art dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah
penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti. Pada prinsipnya landasan
teoretis ini berisikan hal-hal yaitu konsep, teori, dalil, hukum, model,
dan rumus utama serta turunannya dalam bidang yang dikaji; penelitian
terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur,
subjek, dan temuannya; dan posisi teoretis peneliti yang berkenaan
dengan masalah yang diteliti.
BAB III: PERHITUNGAN DAN ANALISIS, Bab ini berisi perhitungan-
perhitungan beban pendingin yang ditangani oleh sistem refigerasi pada
proses recovery gas karbon dioksida. Pemasangan blower CB131C dan
Analisa Termodinamika.
BAB V: SIMPULAN DAN SARAN, Bab ini berisi simpulan, dan saran yang
menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis
temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat
dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua alternatif cara
penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan
cara uraian padat.
DAFTAR PUSTAKA: Berisi tentang daftar buku dan literature yang berkaitan
dengan penelitian.
7

LAMPIRAN: Berisi kelengkapan-kelengkapan penelitian dan gambar-gambar


serta kelengkapan lainya sebagai bukti pendukung dari penelitian

Anda mungkin juga menyukai