Anda di halaman 1dari 3

Nama : Brenda Titania

NIM : 195040207111002
Kelas :A

Tugas Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan

Reklamasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki atau menata kegunaan
lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan
berdaya guna sesuai peruntukannya sehingga diharapkan dapat menghasilkan nilai tambah bagi
bagi lingkungan dan menciptakan keadaan yang berkelanjutan (Munir et al., 2017). Aspek yanng
berpengaruh dengan reklamasi adalah pemerintah, pengusaha pertambangan, dan masyarakat.
Masyarakat lebih sering menjadi korban pembangunan ketimbang penikmat pembangunan.
Sehingga, aspek ini perlu diberdayakan lebih intensif. Hal ini agar masyarakat tidak saja
dijadikan objek yang tekena dampak namun diposisikan sejajar dengan kelompok terlibat lainnya
dalam memformulasikan kebijakan lingkungan. Kondisi dan peran dari masyarakat disuatu
wilayah sangat berkepentingan dengan kualitas lingkungan yang semakin baik dan sehat. Melalui
pendekatan kondisi partisipasi masyarakat dalam perencanaan reklamasi lahan bekas tambang
diharapkan mampu menciptakan dan meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan. Fungsi partisipasi masyarakat adalah sebuah instrumen komunikasi dua arah antara
pemrakarsa dengan masyarakat dalam menentukan formulasi kebijakan pengelolaan lingkungan
di wilayah tersebut (Iswahyudi et al., 2013). Partisipasi masyarakat dalam hal ini menjadi alat
guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat.
Adapun berbagai bentuk partisipasi masyarakat berdasarkan karakteristiknya yang telah
dijelaskan dalam Asnuddin (2010), yakni sebagai berikut:
1. Partisipasi pasif (manipulatif). Lingkup kegiatan dari partisipasi pasif atau yang biasa disebut
manipulatif adalah partisipasi masyarakat di suatu wilayah dengan cara diberitahu tentang
suatu kondisi yang sedang atau telah terjadi. Menurut Ferathin (2014), partisipasi ini dianggap
sebagai bentuk partisipasi yang paling lemah. Hal ini dikarenakan pemberitahuan atau
pengumuman secara sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek tanpa memperhatikan
tanggapan masyarakat. Selain itu, dalam partisipasi pasif ini informasi yang dipertukarkan
terbatas pada kalangan profesional di luar kelompok sasaran. Dalam hal ini, informasi dari
sepihak hanya berasal dari pelaksana proyek dengan mengabaikan tanggapan masyarakat
yang dianggap sebagai sasaran program. Berdasarkan partisipasi pasif ini, dalam
penyampaian usulan partisipasi masyarakat belum mampu menilai suatu kondisi program
yang ada di wilayahnya karena tidak adanya sarana untuk mengajukan usulan sehingga
program tidak berjalan maksimal.
2. Partisipasi dengan cara memberikan informasi (informatif). Dijelaskan bahwa lingkup
kegiatan dari partisipasi informatif ini adalah partisipasi dari masyarakat di suatu wilayah
dengan menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diberikan, dimana
pertanyaan ini dapat berupa kusioner atau sejenisnya. Namun partisipasi ini juga memiliki
kelemahan, dimana masyarakat hanya berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian untuk perencanaan program tetapi tidak mempunyai hak atau kesempatan untuk
bisa ikut terlibat dan mempengaruhi proses penelitian. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
bahwa disimpulakan bahwa akurasi hasil penelitian tersebut tidak akan dibahas bersama-sama
dengan masyarakat.
3. Partisipasi melalui konsultasi. Karakteristik dari bentuk partisipasi ini adalah adanya
partisipasi masyarakat di suatu wilayah dengan cara melakukan konsultasi, sedangkan orang
luar hanya mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri yang
selanjutnya akan dilakukan penjabaran atau menganalisa permasalahan dan pemecahannya
dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat. Namun dalam partisipasi ini tidak
adanya peluang untuk melakukan atau membuat keputusan bersama. Para profesional tidak
berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk
ditindaklanjuti.
4. Partisipasi interaktif. Berdasarkan lingkup kegiatan dari bentuk partisipasi interaktif,
masyarakat berpartisipasi dalam hal menganalisis secara bersama yang mengarah pada
perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan
yang telah ada. Partisipasi ini cenderung melibatkan metode interdisipliner dengan mencari
dan memperoleh berbagai informasi yang berasal dari keragaman perspektif atau pendapat
atau pesan maupun idea yang disampaikannya kepada orang tersebut. Dalam proses belajar,
partisipasi ini bersifat terstruktur dan sistematik. Elemen kelompok masyarakat memiliki
peran penting untuk dapat mengontrol atas segala keputusan-keputusan mereka, sehingga
mereka mempunyai andil dalam keseluruhuan penyelenggaraan kegiatan.
5. Mandiri (Self mobilization). Bentuk dari partisipasi ini adalah masyarakat berpartisipasi
dengan mengambil inisiatif sendiri secara bebas (tanpa adanya tekanan atau pengaruh dari
pihak luar) yang bertujuan guna mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang melekat pada
diri mereka (dijunjung). Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain
untuk mendapatkan bantuan teknis dan sumberdaya yang diperlukan. Selain itu, masyarakat
dalam partisipasi ini memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada dan atau
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Asnuddin, A. 2010. Pendekatan Partisipatif dalam Pembangunan Proyek Infrastruktur Perdesaan
di Indonesia. Smartek, 8(3) : 1–9.
Ferathin, F. V. 2014. Partisipasi Masyarakat dalam Program Bank Ramah Lingkungan
Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda. EJournal Ilmu
Pemerintahan, 2(2) : 1–12.
Iswahyudi, M., Wahyu, W., Shiddiq, M., dan Erhaka, M. E. Masyarakat Lokal dan Program
Reklamasi Lahan Bekas Tambang di Desa Banjar Sari Kecamatan
Angsana. EnviroScienteae, 9(3): 177–185.
Munir, M., dan Setyowati, R. D. N. 2017. Kajian Reklamasi Lahan Pasca Tambang di Jambi,
Bangka, dan Kalimantan Selatan. KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan, 1(1):
11–16.

Anda mungkin juga menyukai