Anda di halaman 1dari 11

1

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK, MIKROSKOPIK DAN SKRINING


FITOKIMIA DAUN TIN (FICUS CARICA L.) VARIETAS
BROWN TURKEY DAN GREEN YORDAN

EXAMINATION MACROSCOPIC, MICROSCOPIC AND


PHYTOCHEMICALS SCREENING OF TIN
(Ficus carica L.) LEAF VARIETIES BROWN
TURKEY AND GREEN YORDAN

Arinal Hidayah, Lailiiyatus Syafah


Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

ABSTRAK
Tin memiliki beraneka varietas yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan pada bentuk daun,
warna dan rasa buah. Masyarakat Indonesia memanfaatkan daun tin sebagai obat herbal yang
diolah seperti teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui farmakognosi daun, identifikasi
fitokimia serbuk dan ekstrak etanol 96% daun tin varietas Brown Turkey dan Green Yordan yang
meliputi morfologi, anatomi, histokimia dan skrining fitokimia. Penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif. Hasil pemeriksan morfologi daun menunjukkan adanya perbedaan morfologi diantara
kedua varietas yaitu pada bentuk, ujung dan tepi daun. Namun, adanya perbedaan morfologi
tersebut tidak mempengaruhi struktur anatomi diantaranya epidermis, mesofil dan jaringan
pembuluh. Hasil pemeriksaan histokimia terhadap alkaloid, flavonoid dan tanin, varietas Brown
Turkey menunjukkan hasil positif terhadap 3 senyawa tersebut, sedangkan pada Green Yordan
menunjukkan hasil negatif pada uji tanin. Hasil skrining fitokimia terhadap tujuh senyawa
metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin, saponin, steroid, dan kumarin, pada
serbuk menunjukkan hasil yang sama pada kedua varietas yaitu positif pada ketujuh senyawa uji,
sedangkan ekstrak etanol 96% adanya hasil negatif pada flavonoid dan saponin.

Kata Kunci : Daun Tin, Ekstrak Etanol 96% Daun Tin, Farmakognosi, dan Skrining Fitokimia.

ABSTRACT
Tin have many variety that can be see by leaf shape, color and fruit taste differential. Indonesia
used tin leaf as herbal medicine that make like tea. This examination have purpose to know about
leaf pharmakognosy and phytochemical screening of pollen, ethanol extract 96% tin leaf of Brown
Turkey and Green Yordan varieties that include morphology, anatomy, histochemical, and
phytochemical screening. This examination include descriptif examination. The result of
morphology examination leaf shown some morphology difference on that two variety as on shape,
tip and dull leaf. However having morphology difference did not influence anatomy structure such
as epidermis, mesophyl and vessel tissue. The result of examination histochamestry to alkaloids,
flavon and tannin, brown turkey variety shown result to tree compound it, while on the green
yordan shown negative result on the tannin. Phytochemical screening result to seven compound
secondary metabolites known as alkaloids, flavonoids, glycosides, tannin, saponins, steroid and
cumarin, in the pollen show the result that same on that two variety as positive on that seven test
compound, while ethanol extract 96% indicate negative result on flavonoids and saponins.

Keywords: Tin leaf, ethanol extract 96% tin leaf, Pharmakognosy, and Phytochemicals Screening.
2

PENDAHULUAN teh. Menurut Tiono (2016), tanaman


tin dapat mengatasi gangguan
Tin memiliki keberagaman
pencernaan, gangguan pernafasan,
varietas dengan ditandai adanya
penyakit pirai, ganguuan hati,
warna dan rasa buah serta bentuk
menurunkan kolesterol, gangguan
daun yang berbeda-beda, dimana
limfa, menurunkan tekanan darah,
masing-masing varietas memiliki
peradangan, antipiretik, antidiabetes
tingkat keadaptifan yang berbeda
dan juga sebagaia antikanker.
pula. Adapun varietas tin yang
Adapun varietas yang sering
adaptif untuk tumbuh diiklim
digunakan dalam pembuatan teh
Indonesia diantaranya yaitu Green
adalah varietas Green Yordan (GY)
Yordania, Purple Yordania,
dan Brown Turkey (BT). Hal ini
Conadria USA, Brown Turkey,
didasarkan atas beberapa alasan yaitu
Khurtmani Palestine, Negronne
GY adalah varietas yang pertama
France.
kali masuk ke Indonesia,
Adanya perbedaan varietas
produktifitas daunnya yang lebih
tersebut maka, akan mempengaruhi
cepat dibandingkan dengan varietas
perbedaan secara fisik atau morfologi
lainnya, dan berdasarkan testimoni
dan anatomi, salah satunya yaitu
masyarakat bahwa GY memiliki rasa
pada daunnya. Perbedaan morfologi
yang lebih enak dibanding lainnya.
tersebut meliputi bentuk, tulang, tepi,
Namun saat ini, GY hampir tidak
daging, warna, dan permukaan daun
dibudidayakan karena nilai jual yang
serta perbedaan anatomi seperti
rendah dan akirnya hanya digunakan
epidermis, mesofil, sistem jaringan
sebagai penopang dalam metode
pembuluh dan sebagainya. Oleh
penyambungan bersama varietas
karena itu, dalam penelitian akan
lainnya. Pembudidaya tin sekarang
dilakukan analisis identifikasi secara
banyak yang membudidayakan BT
morfologi dan anatomi pada daun tin.
karena buahnya yang lebih besar dan
Tin di Indonesia
dapat tumbuh subur di iklm tropis.
dimanfaatkan sebagai tanaman
Adanya perbedaan varietas, maka
herbal. Bagian tanaman yang sering
kemungkinan terdapat perbedaan
digunakan yaitu daunnya, dimana
metabolit sekunder yang terkandung
dauunnya ini dibuat seperti seduhan
3

didalamnya. Oleh karena itu, dalam besi (III) klorida, iodida, aquadest
penelitian akan dilakukan skrining (teknis), etanol 96% (teknis), dan
fitokimia untuk mengetahui larutan iodium LP.
golongan senyawa metabolit
Tahap Penelitian
sekunder dengan dilakukan uji
Adapun tahap penelitian
tabung.
sebagai berikut.

METODE PENELITIAN 1. Determinasi tanaman tin

Penelitian pemeriksaan dilaksanakan di LIPI Purwodadi,

farmakognosi daun dan skrining Jawa Timur.

fitokimia serbuk, ekstrak etanol 96% 2. Pemeriksaan morfologi, anatomi,

daun tin (Ficus carica L.) termasuk histokimia, pengumpulan bahan

jenis penelitian deskriptif. simplisia daun tin


3. Pembuatan serbuk simplisia,
Alat dan Bahan
kemudian dilakukan ekstraksi
Alat. Preparat glass dan
menggunakan metode maserasi
penutupnya, pinset, silet, pipet tetes,
dengan perbandingan 1:10 (b/v)
mikroskop digital (Olympus), bejana
selama 72 jam dan remaserasi 1:5
maserasi, batang pengaduk, rotary
(b/v) selama 3x24 jam selanjutnya
vacum evaporator (Hahn Shin), oven
dipekatkan menggunakan
(WTC Binder), timbangan analitik
evaporator dan waterbath.
(prescisa), alumunium foil, peralatan
4. Skrining fitokimia serbuk dan
gelas (Pyrex), cawan porselen,
ekstrak etanol 96% secara
blender (Philips), corong buchner,
kualitatif menggunakan uji reaksi
dan penangas air.
warna dan pengendapan metode
Bahan. Daun tin, FAA tabung.
(Formaldehide Acetic Acid), safranin
1%, aquadest, Bouchardat LP, HASIL PENELITIAN
Dragendorff LP, natrium hidroksida Penelitian telah dilaksanakan
5%, besi (III) clorida, raksa (II) pada bulan Februari sampai dengan
klorida (p.a), asam nitrat (p.a), Juni 2017. Hasil dari determinasi
kalium iodida (p.a), kloroform (p.a), menunjukkan bahwa sampel yang
asam sulfat pekat, asam klorida 2N, digunakan dalam penelitian ini
4

adalah benar (Ficus carica L.) yaitu yang dapat dilihat pada gambar 1 dan
dengan genus Ficus dan spesies hasil disajikan dalam tabel 1.
Ficus carica L. Daun yang lengkap memiliki
Pemeriksaan morfologi helai bagian-bagian diantaranya upih daun
daun tin varietas Brown Turkey dan atau pelepah daun, tangkai daun dan
Green Yordan meliputi ujung, tepi, helai daun.
bentuk, tulang dan pangkal daun,

Gambar 1. Helai Daun Tin Varietas Brown Turkey dan Green Yordan
Keterangan : 1. Ujung daun 4. Tulang daun
a. Helai daun tin varietas Brown Turkey 2. Tepi daun 5. Pangkal daun
b. Helai daun tin varietas Green Yordan 3. Bentuk dau
Tanaman yang mempunyai Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Morfologi
Daun Tin Varietas Brown
daun yang lengkap tidak begitu Turkey dan Green Yordan

banyak jumlah jenisnya. Umumnya, Sifat / bagian Brown Turkey Green Yordan
helai daun
tanaman mempunyai daun yang Bentuk Bulat / bundar Jantung
kehilangan satu atau dua bagian dari Ujung daun Tumpul Runcing
Pangkal daun Berlekuk Berlekuk
tiga bagian tersebut diatas Tulang daun Menjari Menjari
Tepi daun Toreh Toreh berbagi
(Tjitrosoepomo, 1985). Daun yang
bercangap
demikian disebut daun tidak lengkap
Hasil pemeriksaan anatomi
salah satunya yaitu daun tin, dimana
daun tin varietas brown turkey dan
hanya terdiri atas tangkai dan helai
green yordan dalam pemberian nama
daun atau disebut daun bertangkai.
jaringan akan dipadukan dengan
Adapun perbedaan morfologi helai
kontrol. Adapun gambar kontrol
daun tin varietas BT dan GY dapat
disajikan pada gambar 2.
dilihat pada tabel 1.
5

Gambar 2. Kontrol Anatomi Jaringan Daun Ficus carica L. (x 100): co- collenchyma, le-
lower epidermis, ms- mesophyll, t- trichomes, ue- upper epidermis, vb-
vascular bundles. (Bercu, 2014).

Adapun hasil pemeriksaan anatomi daun tin Yordan dapat dilihat pada gambar
varietas Brown Turkey dan Green 3.

Gambar 3. Anatomi Sayatan Melintang Daun Tin Varietas Brown Turkey dan
Green Yordan (a, x100 dan b, x100)
Keterangan :
a. Daun tin varietas Brown Turkey
b. Daun tin varietas Green Yordan

Pengamatan histokimia dalam trikoma. Adapun preparat kontrol


penelitian difokuskan pada trikoma. ditunjukkan pada gambar 4. dan hasil
Hal ini dikarenakan senyawa pemeriksaan histokimia pada daun
metabolit sekunder merupakan zat tin varietas BT dan GY dapat dilihat
sekresi tumbuhan yang disimpan pada tabel 2.
pada jaringan salah satunya yaitu

Tabel 2. Hasil Uji Histokimia pada Daun Tin Varietas BT dan GY


6

Uji senyawa Reagen Teori Hasil


BT GY
Alkaloid Wagner Coklat/jingga-merah + +
Tanin FeCl3 1% Hijau / hitam + -
Flavon Natrium Hidroksida (5%) LP Kuning + +

Gambar 4. Kontrol Histokimia, Sayatan Melintang Daun Tin Varietas Brown


Turkey dan Green Yordan (a, x100 dan b, x100)
Keterangan :
a. Sayatan melintang Daun tin varietas Brown Turkey
b. Sayatan melintang Daun tin varetas Green Yordan

Gambar 5. Histokimia Tanin, Sayatan Melintang Daun Tin Varietas Brown Turkey
dan Green Yordan (a, x 100 dan b, x 100)
Keterangan :
a. Trikoma pada daun tin varietas Brown Turkey (positif mengandung tanin)
b. Trikoma pada daun tin varietas Green Yordan (negatif mengandung tanin)

Brown Turkey Green Yordan


Gambar 6. Histokimia Flavon, Sayatan Melintang Daun Tin Varietas Brown
Turkey dan Green Yordan (a, x 100 dan b, x 100)
7

Gambar 7. Histokimia Alkaloid, Sayatan Melintang Daun Tin Varietas Brown


Turkey dan Green Yordan (a, x 100 dan b, x 100)
Keterangan :
a. Trikoma pada daun tin varietas Brown Turkey (positif mengandung alkaloid)
b. Trikoma pada daun tin varietas Green Yordan (positif mengandung alkaloid)

Tabel 3. Gambaran Hasil Analisis Senyawa Metabolit Sekunder


No. Senyawa Pereaksi Sampel
Serbuk Ekstrak
BT GY BT GY
1. Alkaloid Dragendorff, Wagner, Mayer + + + +
2. Flavonoid Serbuk Mg+HCl pekat + + - -
3. Tanin FeCl 1% + + + +
4. Glikosida Libermann-Burchar + + + +
5. Steroid / Triterpenoid N-Heksan + Asam Asetat Anhidrat + + + + +
Asam Sulfat
Kloroform + Asam Asetat Anhidrat +
Asam Sulfat
6. Saponin Dikocok vertkal + HCl 2N + + - -
7. Kumarin Ammonia 10% + + + +
daun yang digunakan sebagai sampel
tidak daun yang masih sangat muda
PEMBAHASAN
karena daun muda masih dapat
Penelitian yang termasuk berkembang dan berubah bentuk.
dalam jenis penelitian deskriptif ini Hasil pengamatan preparat
dilakukan untuk mengetahui hasil melintang kedua varietas daun tin
pemeriksaan farmakognosi daun dan tidak menunjukkan adanya
skrining fitokimia serbuk, ekstrak perbedaan struktur anatomi pada
etanol 96% daun tin varietas Brown kedua varietas. Pada penampang
Turkey dan Green Yordan. Dalam lintang lamina daun terlihat tiga
penelitian ini, tidak diketahui umur jaringan penyusun, yaitu epidermis,
daun namun, pengambilan daun mesofil dan berkas pengangkut.
dipilih dengan pertimbangan bahwa
8

Epidermis sebagai jaringan terluar dapat dijumpai derivat epidermis


pada permukaan adaksial dan berupa stomata dan trikoma. Namun,
abaksial, yang masing-masing terdiri pada penelitian ini stomata belum
dari selapis sel yang tersusun rapat. dapat ditemukan karena beberapa
Epidermis yang merupakan lapisan faktor, salah satunya yaitu daun yang
terluar dari daun, tersusun atas sel-sel tipis dan metode pengirisan daun
yang berbentuk kubus dan tersusun yang kurang tepat dalam arti jika
rapat dan bagian permukaan luarnya irisan terlalu tebal maka stomata
dilapisi oleh kutikula. Selain itu, tidak terlihat dan jika irisan tipis
epidermis juga ada yang mengalami maka mudah patah atau hancur.
modifikasi membentuk trikoma. Trikoma pada daun tin ini
Jaringan palisade hanya terdapat merupakan trikoma non glanduler
pada bagian atas saja (adaksial), yang masing-masing tersusun atas
jaringan spons di bagian bawah satu sel atau lebih yang berbentuk
(abaksial). Mesofil terletak di atara memanjang.
kedua lapis epidemis, terdiferensiasi Trikoma berkelenjar
menjadi jaringan spon parenkim dan mempunyai hubungan dengan
palisade. Palisade berbatasan sekresi berbagai bahan misalnya
langsung dengan epidermis adaksial, larutan garam, larutan gula (nektar)
sel-selnya berbentuk memanjang dan polisakarida serta senyawa
dengan arah vertikal, tersusun sangat metabolit sekunder yang digunakan
rapat. Dilihat dari susunan mesofil tumbuhan untuk melindungi diri dari
yang demikian ini, maka daun tin serangan dari luar. Selain itu,
termasuk tipe dorsiventral. Berkas trikoma juga dapat melindungi
pengangkut dijumpai pada tulang mesofil dari kehilangan panas,
daun, terdiri atas xilem di bagian sebagai pelindung terhadap serangan
adaksial dan floem di sebelah penyakit sehingga berfungsi sebagai
abaksial, dengan kambium terletak senjata, dan sebagai alat sekresi atau
diantaranya. Berkas pengangkut yang kelenjar (Kartasapoetra, 1988 dalam
demikian ini termasuk tipe kolateral Aini, 2014).
terbuka. Pada epidermis adaksial Serbuk simplisia daun tin
maupun abaksial pada umumnya varietas Brown Turkey dan Green
9

Yordan dilakukan dengan mengolah GY masing-masing sebesar 11,67%


daun basah sebanyak 1 kg kemudian dan 11,65%. Hal ini menunjukkan
dikeringkan dengan cara dijemur di bahwa kadar abu dari kedua varietas
bawah sinari matahari langsung. memenuhi syarat, karena secara
Pengeringan bertujuan agar simplisia umum dinyatakan bahwa persentase
tidak mudah rusak sehingga dapat kadar abu pada serbuk dalah tidak
disimpan dalam waktu yang lebih lebih dari 14,0 % (DepKes RI, 2010).
lama (Depkes RI, 1985). Simplisia Screening fitokimia pada
kering kemudian dibuat serbuk serbuk dan ekstrak etanol daun tin
menggunakan blender dan diayak menunjukkan hasil yang berbeda.
dengan tujuan untuk memperoleh Hal tersebut dikarenakan dalam
serbuk yang lebih halus dan proses ekstraksi terdapat keterlibatan
homogen serta dapat faktor pelarut dimana pelarut ini
memaksimalkan proses maserasi. memiliki prinsip like dissolve like,
Ukuran serbuk simplisia jika senyawa yang non polar akan larut
semakin kecil maka akan dalam pelarut non polar sedangkan
memperluas permukaan simplisia senyawa polar akan larut pada
dan menghomogenkan ukuran pelarut polar (Siedel, 2008).
partikel serbuk sehingga proses Alkaloid dapat tertarik pada
ekstraksi lebih efektif dan efisien pelarut etanol karena senyawa
(Depkes RI, 2000). alkaloid bersifat polar. Reaksi positif
Berdasarkan hasil pada tabel yang terjadi pada uji alkaloid adalah
3, kadar air serbuk daun tin pada endapan yang terbentuk.
kedua varietas dapat dikatakan tidak Tanin termasuk dalam
memenuhi syarat karena pada golongan fenolik yang mengandung
umumnya serbuk simplisia yang baik kerangka cincin aromatik yang
memiliki kadar air < 10%. Hal ini mengandung gugus hidroksil (-OH)
kemungkinan sortasi basah yang (Mustikasari dan Ariyani, 2008).
kurang bersih yaitu masih adanya Perubahan warna terjadi ketika
tangkai daun yang tidak diambil atau penambahan FeCl3 yang bereaksi
dibuang. Kadar abu yang terdapat dengan salah satu gugus hidroksil
pada serbuk daun tin varietas BT dan pada senyawa tanin, penambahan
10

FeCl3 pada ekstrak uji menghasilkan Kumarin ditemukan hampir di setiap


warna hijau kehitaman yang bagian tumbuh-tumbuhan mulai dari
menunjukkan mengandung senyawa akar, batang, daun sampai bunga dan
tanin (Dewi dkk., 2013). juga buah (Robinson, 1995).
Terpenoid keberadaannya
didasarkan pada kemampuan
KESIMPULAN
senyawa untuk membentuk warna
Hasil pemeriksaan
dengan H2SO4 pekat dalam pelarut
faramkognosi menunjukkan bahwa
asam asetatanhidrat. Hasil positif
Hasil pemeriksan morfologi helai
terpenoid ditandai dengan
daun pada varietas Brown Turkey
terbentuknya warna
dan Green Yordan menunjukkan
kecoklatan/violet. Perubahan warna
adanya perbedaan yaitu pada bentuk,
ini disebabkan karena terjadinya
ujung dan tepi daun. Namun, hal
reaksi oksidasi pada golongan
tersebut tidak mempengaruhi struktur
terpenoid atau steroid melalui
anatominya.
pembentukkan ikatan rangkap
Hasil pemeriksaan histokimia
terkonjugasi (Dewi dkk., 2013;
menunjukkan perbedaan kandungan
Tomahayu, 2014).
senyawa yaitu tanin. Hasil skrining
Saponin pada umumnya
fitokimia pada serbuk dan ekstrak
berada dalam bentuk glikosida
etanol 96% menunjukkan hasil yang
sehingga umumnya bersifat polar dan
berbeda. Adapun saran untuk
merupakan senyawa aktif permukaan
penelitian selanjutnya yaitu dapat
yang dapat menimbulkan busa jika
dilakukannya pemisahan lebih lanjut
dikocok dalam air. Busa pada uji
tehadap komponen senyawa yang
terjadi karena saponin memiliki
terkandung di dalam daun tin
gugus polar dan non polar yang akan
varietas BT dan GY.
membentuk misel. Misel terbentuk
menyebabkan gugus polar akan UCAPAN TERIMAKASIH
menghadap ke luar dan gugus Ucapan terimakasih
nonpolar menghadap ke dalam dan dipersembahkan untuk semua pihak
keadaan inilah yang tampak seperti yang telah membantu dalam
busa (Padmasari dkk., 2013).
11

praktikum dan atau penyusunan Harborne. 1996. Metode Fitokimia


Penuntun Cara Modern
naskah.
Menganalisis Tumbuhan.
Terbitan Kedua. Terjemahan
K. Padmawinata dan I.
DAFTAR RUJUKAN Soediro. ITB. Bandung.

Aini, Nurul. 2014. Struktur Anatomi Harborn, J.B. 2006. Phytochemical


Daun Lengkeng methods. Terjemahan oleh
(DIMOCARPUS LONGAN Kosasih Padmawinata dan
LOUR.) Kultivar Lokal, Itoh, Iwang Soediro. Bandung:
Pingpong dan Diamond Penerbit ITB.
River. Berkala Sainstek Vol Mustikasari, K & Ariyani, D. 2008.
II (1): 31-35 Studi Potensi Binjai
(Mangifera caesia) dan
Bercu, R., dan D. R. Popoviciu,
Kasturi (Mangifera casturi)
2014. Anatomical study of F
icus carica L. leaf. Sebagai Antidiabetes Melalui
International Journal of Skrining Fitokimia pada Akar
Natural and Agricultural dan Batang. Jurnal Sains dan
Sciences Vol. 19 (1): 33 - 36 Terapan Kimia 2 (2): 64-73.

Depkes RI, 1985. Cara Pembuatan


Simplisia. Direktorat
Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta.
DepKes RI, 2000. Parameter
Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat. Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan. Jakarta.
DepKes RI, 2010. Farmakope
Herbal Indonesia. Jilid I.
Direktorat Jenderal Pengawas
Obat dan Makanan.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
Dewi, I.D.A.D.Y., Astuti, K.W.1,
Warditiani, N.K. 2013.
Skrining Fitokimia Ekstrak
Etanol 95% Kulit Buah
Manggis (Garcinia
mangostana L.). Skripsi.
Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Udayana. Bali.

Anda mungkin juga menyukai