Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DI

KAWASAN TERPADU MANDALAPURA


PLANNING OF WASTE WATER TREATMENT PLANNING (IPAL) IN
INTEGRATED AREA MANDALAPURA
Adlian Fathan Deseya1, Andi Ghaitsa Deapati2, Dwi Yoga Sri Hasibuan3, Raihan Arkan4
Rabu- Kelompok 3
1,2,3,4)Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB
Dramaga, Bogor, 16680
ghaitsa_19@apps.ipb.ac.id

TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan limbah domestik
Air buangan rumah tangga atau domestic waste water dihasilkan oleh aktivitas
manusia yang berupa ekskreta (tinja dan urin) atau black water dan buangan air kamar mandi,
serta air bekas cucian atau grey water. Pengolahan air buangan domestik tersebut dapat
dilakukan secara setempat atau terpisah (on-site) dan terpusat atau komunal (off-site)
(Perdana, 2008). Sistem pengolahan secara langsung atau on-site system dalam pengolahan
air limbah domestik berfungsi sebagai sistem pengolahan secara mandiri, dimana
ketersediaan lahan dan fasilitas telah dimiliki oleh masing-masing penghasil/sumber limbah.
Pengolahan on-site pada umumnya hanya mengolah limbah padat/kotoran manusia,
sedangkan limbah cair dari kamar mandi, dapur cuci, dan lain-lain langsung dibuang ke
badan air penerima menuju saluran drainase atau sungai (Prameswari 2014). Beberapa
contoh pengolahan secara on-site berupa penggunaan tangki septik (septic tank) (Withers et
al. 2011)dan wetland (Tanner et al. 2012). Penggunaan septic tank masih banyak digunakan
karena kemudahan dalam pengoperasiannya, memiliki kemampuan penyisihan bakteri yang
baik, kapasitas pengolahan tinggi tanpa perlu memiliki keterampilan operasional khusus dan
kebutuhan energi tinggi (Platzer et al. 2007) serta biaya yang dikeluarkan lebih rendah
ketimbang metode komunal.
Sistem pengolahan secara terpusat atau off-site system dalam pengolahan air limbah
domestik berfungsi sebagai sistem pengolahan yang terpusat pada satu sistem pengolahan
terpadu.Pemilihan sistem ini didasarkan pada upaya pengolahan limbah cair secara
menyeluruh pada suatu kawasan yang cukup besar penduduknya. Sarana dan prasarana air
limbah terpusat terdiri dari sistem perpipaan air limbah (sewage) dan sistem pengolahan
(IPAL) dimana pemilihan desain perpipaan dan sistem pengolahan sangat bergantung pada
ketersediaan lahan dan kondisi di lapangan (Prameswari 2014). Sistem perpipaan dapat
dibedakan menjadi perpipaan (sewage) yang dilengkapi IPAL, shallow sewer, dan small bore
sewer untuk mengalirkan air limbah dengan kapasitas dan luasan daerah pelayanan yang
terbatas (Hardjosuprapto 2000).

Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk adalah metode perkiraan jumlah penduduk dengan memperhatikan
karakteristik penduduk berupa umur dan jenis kelamin.Proyeksi (projection) adalah perkiraan
penduduk berdasarkan sensus (biasanya sensus terakhir). Disini perkiraan penduduk tidak
hanya beberapa tahun sesudah sensus tetapi mungkin sampai beberapa puluh tahun sesudah
sensus. Proyeksi penduduk menurut Multilingual Demographic Dictionary adalah :
Perhitungan (kalkulasi) yang menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi dimasa
yang akan dating (Munifah L 2006).
Menentukan proyeksi penduduk dapat menggunakan 3 persamaan yaitu, metode geometri,
metode aritmatika dan eksponensial. Masing-masing metode tersebut memiliki cara atau
persamaan yang berbeda. Metode geometri diperlukan data Pn (jumlah penduduk pada tahun
n), Po (jumlah penduduk pada tahun n), r (angka pertumbuhan penduduk), dan t (selisih
antara tahun dasar dengan tahun n). Begitupun metode aritmatika menggunakan data yang
sama namun memiliki persamaan yang berbeda dengan geometri. Proyeksi penduduk dengan
metode aritmatika mengasumsikan bahwa jumlah penduduk pada masa yang akan datang
akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap tahun. Hasil proyeksi akan berbentuk suatu
garis lurus.. Metode Eksponensial menggambarkan pertambahan penduduk yang terjadi
secara sedikit-sedikit sepanjang tahun, berbeda dengan metode geometri yang
mengasumsikan bahwa pertambahan penduduk hanya terjadi pada satu saat selama kurun
waktu tertentu (Adioetomo dan Samosir 2010).

METODOLOGI
Praktikum ini membahas mengenai salah satu tahapan dalam perencanaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) yaitu perencanaan jaringan sistem penyaluran air limbah.
Praktikum telah dilaksanakan pada Selasa, 16 Februari 2021 dengan sistem WFH (Work
From Home) yang berarti semua kegiatan praktikum dilakukan dari rumah. Perencanaan
IPAL berlokasi di kawasan imajiner yaitu Kawasan Terpadu Mandalapura. Peta Kawasan
Terpadu Mandalapura dapat dilihat pada Gambar 1. Data yang digunakan pada praktikum ini
adalah luas area blok pelayanan, data jumlah penduduk tahun 2011-2020, hasil data proyeksi
penduduk tahun 2020, 2035 dan 2050, total kebutuhan air bersih non-domestik tahun 2020,
2035 dan 2050, serta total kebutuhan air bersih domestik tahun 2020, 2035 dan 2050.
Tahapan pelaksanaan praktikum disajikan dalam diagram alir.
Gambar 1 Peta Kawasan Terpadu Mandalapura

Mulai

Data luas area blok pelayanan disiapkan

Selesai

Gambar 2 Diagram alir tahapan praktikum


Mulai

Data jumlah penduduk disiapkan

Data hasil proyeksi penduduk disiapkan

Data total kebutuhan air bersih non-domestik disiapkan

Data total kebutuhan air bersih domestik disiapkan

Lokasi IPAL ditentukan

Jalur pipa dibuat sistem branched

Arah pelayanan dibuat

Dibuat garis panah menuju segmen pipa

Selesai

Gambar 2 Diagram alir tahapan praktikum (lanjutan)

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menentukan proyeksi penduduk yaitu
aritmatika, geometri, dan incremental increase. Metode aritmatika menggunakan Persamaan
1, metode geometri menggunakan persamaan 2, dan metode incremental increase
menggunakan persamaan 3. Persamaan-persamaan tersebut dijabarkan sebagai berikut.
Pn = Po + (n d)………………………………………………………………………
……... (1)
Pn = Po (1+r)n…………………………………………………………………....….......... (2)
Pn = Po (n X) +[n(n + 1)Y2] ………………………………………………………....…... (3)

PEMBAHASAN
Proyeksi Penduduk
Proyeksi jumlah penduduk menjadi salah satu hal yang diperlukan untuk menghitung
prediksi kebutuhan air di masa akan datang. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
data sekunder berupa data jumlah penduduk yang ada pada masa sekarang dan masa lampau.
Berikut ini merupakan data jumlah penduduk Kota Mandalapura periode 2011-2020.
Tabel 1 Data Jumlah Penduduk Tahun 2011-2020
Tahun Jumlah
2011 33805
2012 33615
2013 34186
2014 34836
2015 35567
2016 36385
2017 37258
2018 38190
2019 39183
2020 40280
Data jumlah penduduk di atas digunakan untuk menghitung prediksi jumlah Kota
Mandalapura selama 15 tahun ke depan (tahap pertama perencanaan) dan 30 tahun ke depan
(tahap kedua perencanaan). Nilai proyeksi penduduk pada analisis kali ini digunakan
menggunakan metode aritmatika karena metode ini merupakan metode dengan standar
deviasi terkecil. Standar deviasi digunakan untuk menghomogenkan data, maka dari itu nilai
standar deviasi dipilih nilai yang paling kecil. Hal ini dikarenakan metode aritmatika
memiliki nilai standar deviasi terkecil Zulkarnaen (2014), yakni proyeksi yang baik adalah
proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dan kenyataan (standar
deviasi) sekecil mungkin. Hasil proyeksi penduduk pada tahun 2035 dan tahun 2050
menggunakan Metode Aritmatika dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2 Hasil Perhitungan Proyeksi Penduduk
Jumlah Penduduk
Metode Satuan
2035 2050
Aritmatika 48839,28485 58235,71288 Jiwa

Analisis Kebutuhan Air


Kebutuhan air dari suatu kota terbagi atas kebutuhan air non-domestik dan kebutuhan air
domestik. Kebutuhan air non-domestik dari Kota Mandalapura diperhitungkan pada lokasi
perkantoran, perhotelan, kawasan industri, pasar masjid, rumah sakit, sekolah, dan pertokoan
dengan total 21 lokasi. Pengolahan nilai kebutuhan air non-domestik menggunakan data pada
kriteria perencanaan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Tahun
1996 dan data sekunder prasarana umum Kota Mandalapura 2020. Didapatkan hasil
kebutuhan air non-domestik Kota Mandalapura pada tahun 2035 dan 2050 berturut-turut
sebesar 1.122,8 m3/hari dan 1.338,8 m3/hari.
Kebutuhan air domestik dari Kota Mandalapura merupakan kebutuhan air pada kawasan
tempat tinggal. Kebutuhan air domestik diperhitungan untuk perumahan dengan total 30
wilayah dan total luas wilayah 88,8 Ha. Pengolahan nilai kebutuhan air domestik
menggunakan data tabel kriteria perencanaan air bersih dan jumlah penduduk yang di
proyeksikan. Berdasarkan jumlah penduduknya, Kota Mandalapura termasuk ke dalam
kategori kota kecil sehingga diperoleh nilai persen Sambungan Rumah (SR) dan Hidran
Umum (HU) berturut-turut 70% dan 30% serta persen pelayanan sebesar 90%. Sedangkan
untuk nilai konsumsi unit SR dan konsumsi unit HU diperoleh berturut-turut sebesar 120
L/jiwa/hari dan 40 L/jiwa/hari. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh nilai kebutuhan air
domestik Kota Mandalapura pada tahun 2035 dan 2050 berturut-turut adalah 48,839 L/detik
dan 58,235 L/detik.

Perencanaan Saluran IPAL


Beberapa data yang diperlukan untuk perencanaan skema saluran IPAL berupa peta lokasi
IPAL, peta kontur wilayah, data kepadatan penduduk. Peta digunakan untuk perencanaan
skema saluran IPAL pada kota terpadu Mandalapura digunakan metode branching (cabang)
yang menghubungkan pada tiap wilayah pelayanan melalui pipa distribusi yang dipasang
melewati trase jalan masing-masing wilayah sehingga mudah dalam instalasi serta
perawatannya (Iswana 2020) dan dengan memanfaatkan gaya gravitasi, yakni mengarahkan
aliran air limbah dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Sistem pengaliran
menggunakan sistem shallow sewer yaitu sistem pengaliran dari alat saniter langsung menuju
pipa (Noerbambang dan Takeo 2005). Berdasarkan pemanfaatan gaya gravitasi tersebut,
maka lokasi IPAL berada di badan sungai yang terletak pada elevasi terendah wilayah
pelayanan IPAL. Total manhole yang digunakan berjumlah 35 titik sebagai pintu/lubang
kontrol saluran IPAL yang direncanakan dengan jarak antar node 150-200 m, jika ada
belokan, pertigaan atau perempatan juga dibangun node (Sugiharto 1987). Berikut ini
merupakan gambar peta aliran air limbah dari Kota Mandalapura yang telah dirancang.

Gambar 2 Peta Aliran Air Limbah Kota Mandalapura


DAFTAR NOTASI
d = rasio kenaikan rata-rata penduduk
n = tahun ke 1, 2, 3, …
Pn = proyeksi penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada awal tahun perhitungan
r = rasio pertambahan penduduk rata-rata
X = rasio pertambahan penduduk dari data pertumbuhan
Y = rasio jumlah penduduk dari data awal

DAFTAR PUSTAKA
Adieotomo S dan Samosir OB. 2010. Dasar-Dasar Demografi edisi 2. Jakarta(ID):
Salemba Empat.
Hardjosuprapto M M. 2000. Penyaluran Air Buangan (PAB). Bandung(ID): Institut
Teknologi Bandung.
Hartati, Indrawati, Sitepu R, Tamba N. 2006. Metode Geometri, Metode Aritmatika Dan
Metode Eksponensial Untuk Memproyeksikan Penduduk Provinsi Sumatera Selatan.
Prosiding Seminar Nasional Sains Matematika Informatika dan Aplikasinya IV. 4(4) : 8-
10.
Iswana DE. 2020. Perencanaan Jaringan Distribusi Air Baku Di Embung Sukodono
Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik . Malang(ID): University Muhammadiyah
Malang.
Jayanudin J dan Fakhrurozi M. 2016. Pemodelan resiko kontaminasi sumur rakyat oleh
sumur resapan limbah septic tank. Teknika: Jurnal Sains dan Teknologi. 12(1): 1-15.
Mubin F, Binilang A dan Halim F. 2016. Perencanaan sistem pengolahan air limbah domestik
di Kelurahan Istiqlal Kota Manado. Jurnal Sipil Statik. 4(3): 211-223.
Noerbambang SM dan Takeo M. 2005. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing.
Jakarta(ID) : PT. Pradnya Paramita.
Perdana G. 2008. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah. Bandung(ID): Yrama Widya.
Platzer C, Hoffmann H and Cardia W. 2007. O wetland como componente de ecosan—
experieˆ ncias com o uso e dimensionamento no clima subtropical. Fortaleza(BR): CD-
ROM.
Prameswari RA. 2014. Perencanaan Pelayanan Air Limbah Komunal Desa Krasak
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu. [Skripsi]. Surabaya(ID): Institut Teknologi
Sepuluh November.
Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta(ID) : UI Press.
Tanner CC, Sukias JP, Headley TR, Yates CR and Stott R. 2012). Constructed wetlands and
denitrifying bioreactors for on-site and decentralised wastewater treatment: comparison of
five alternative configurations. Ecological Engineering. 42: 112-123.
Withers PJA, Jarvie HP and Stoate C. 2011. Quantifying the impact of septic tank systems on
eutrophication risk in rural headwaters. Environment International. 37(3): 644-653.
Zulkarnaen D. 2014. Proyeksi populasi penduduk Kota Bandung menggunakan model
pertumbuhan populasi Verhulst dengan memvariasikan interal pengambilan sampel.
ISTEK. 8(1):128–141.

Anda mungkin juga menyukai