Anda di halaman 1dari 10

Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

Tersedia online di www.che.itb.ac.id


09
Makalah Pendek Kerja Praktek
Dikelola oleh Program Studi Teknik Kimia – Institut Teknologi Bandung 2016
Kode naskah: KP.13012105

Evaluasi Kinerja Primary Reformer Pabrik Ammonia


Aditya (13012105)*
Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Telp 022-2500989

Abstrak

Steam reforming bersifat endotermik berkebutuhan panas besar dari keseluruhan tahap-tahap
pembuatan ammonia. Pemenuhan kebutuhan panas reaksi melalui panas reaksi eksotermik hasil
pembakaran gas alam dengan udara. Perubahan komposisi gas alam sebagai aliran proses maupun
aliran utilitas berdampak pada proses utama berikut penyediaan utilitas reaks i steam reforming.
Neraca massa dan energi dengan reaksi proses utama dan utilitas primary reformer 101-B dihitung
dibantu software simulasi proses ASPEN HYSYS untuk mengevaluasi performa peralatan proses.
Analisis perubahan umpan proses beserta utilitas dilakukan untuk operasional serta troubleshooting
proses bila diperlukan. Gas alam bahan bakar terhadap aliran proses basis rancangan, analisis
harian, dan performance test 18,76%; 13,81%; dan 11,91%. Kebutuhan panas reaksi steam
reforming kondisi aktual terhadap desain awal analisis harian dan performance test 54,75% dan
49.46%. Udara pembakaran furnace kondisi aktual analisis harian dan performance test 54,87%
dan 49,48%. S emakin tinggi rasio S:C umpan membuat konversi steam reforming semakin baik
dengan konsumsi panas semakin besar.

Kata kunci: steam reforming, pembakaran, fuel, panas reaksi, udara, s:c ratio

1. Pendahuluan
Reaksi steam reforming dilangsungkan untuk memproduksi hidrogen (H2) pabrik ammonia Kujang 1A (K1A)
sebagai reaktan reaksi produksi ammonia. Steam reforming yang bersifat endotermik menjadi satu-satunya
proses reaksi kimia berkebutuhan panas dari keseluruhan tahap-tahap pembuatan ammonia yang terbilang
bernilai cukup besar. Pemenuhan kebutuhan panas reaksi tersebut dilakukan melalui panas reaksi eksotermik
hasil pembakaran gas alam dengan udara. Peralatan reaktor primary reformer 101-B (beraliran proses 9 baris
tubes, @42 tubes), dilengkapi tungku furnace bertipe box (200 arch burners 10 baris vertikal) guna mendukung
pemenuhan besarnya kebutuhan panas reaksi primary steam reforming. Aliran umpan gas alam dibagi menjadi
aliran proses umpan reaktor primary reformer dan aliran bahan bakar ( furnace fuel). Jumlah kandungan
pengotor gas alam dari bumi meningkat seiring berjalannya waktu eksploitasi sumur gas berlanjut. Perubahan
komposisi gas alam yang digunakan sebagai aliran proses maupun aliran utilitas berdampak pada proses utama
berikut penyediaan utilitas reaksi steam reforming. Tinjauan komposisi gas alam aktual operasi dibandingkan
dengan komposisi gas alam ketika rancangan awal pabrik sebagai evaluasi performa primary reformer 101-B.

* laksaditya@hotmail.com

Pembimbing: Prof. Yazid Bindar sebagai dosen pembimbing dari Teknik Kimia ITB
Ginanjar Siwi, S.T. sebagai pembimbing lapangan dari PT. Pupuk Kujang

KP.13012105/1
Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

Data operasional proses untuk mengevaluasi performa primary reformer 101-B dikumpulkan pada tanggal 25
Juni 2015. Laju alir umpan gas alam aktual untuk primary reformer beserta tekanan dan temperatur operasi
aktual primary reformer didapat dari control room. Komposisi umpan gas alam aktual primary reformer ,
komposisi produk syn-gas aktual primary reformer , dan komposisi gas alam untuk bahan bakar furnace
diperoleh dari laboratorium. Laju alir umpan gas alam rancangan awal untuk primary reformer , tekanan dan
temperatur operasi rancangan awal primary reformer , komposisi umpan gas alam rancangan awal primary
reformer , komposisi produk syn-gas rancangan awal primary reformer , serta emperatur fuel gas dan flue gas
furnace didapatkan dari process engineering. Neraca massa dan energi dengan reaksi proses utama dan utilitas
primary reformer 101-B dihitung untuk mengevaluasi performa peralatan proses. Perhitungan dibantu
penggunaan software simulasi proses ASPEN HYSYS dengan pemahaman dasar keilmuan proses. Analisis
perubahan umpan proses beserta utilitas dilakukan untuk meninjau keberjalanan operasional serta
troubleshooting proses bila diperlukan.

2. Teori

2.1. Steam Reforming


Reaksi steam reforming mengubah gas alam bebas pengotor dengan steam bertekanan menjadi gas sintesis
(syngas, CO dan H2) mengacu Persamaan 2.1-2.2. Keseluruhan reaksi bersifat sangat endotermis (Twigg,
1989). Fraksi hidrokarbon ringan selain metana mengikuti persamaan reaksi sesuai Persamaan 2.3.
CH4 + H2O ↔ CO + 3 H2 ∆H = +206 kJ/mol (2.1)
CO + H2O ↔ CO2 + H2 ∆H = -41 kJ/mol (2.2)
CnH2n+2 + n H2O → n CO + (2n+1) H2 (2.3)

Laju alir umpan steam terhadap carbon (S:C) dibuat berlebih pada pabrik ammonia K1A dengan harga 3,5:1
agar dapat memberikan excess steam. Excess steam memastikan reaksi berlangsung ke arah produk syn-gas
dan mencegah deposit karbon pada permukaan katalis NiO reformer dari kandungan karbon senyawa reaktan.
Karbon mengisolasi perpindahan panas furnace ke tube reaktor primary reformer 101-B. Akumulasi lapisan
karbon berujung kerusakan tube aliran proses pada primary reformer akibat local overhating (hotspot). Reaksi
samping penyebab deposit lapisan karbon ditulis pada Persamaan 2.4-2.5.
CH4 ↔ C + 2 H2 (2.4)
2 CO ↔ C + CO2 (2.5)

2.2. Furnace
Furnace diperuntukkan sebagai peralatan pembangkitan panas dalam jumlah besar. Panas dipindahkan dari
hasil pembakaran fuel menuju aliran-aliran proses. Zona bakar furnace terbagi atas zona radiant, convective,
dan economizer agar seluruh panas dapat digunakan tanpa terbuang, termasuk panas sisa pembakaran. Neraca
energi menjadi penentu perpindahan panas furnace. Skema sederhana furnace ditampilkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Skema sederhana furnace (ASPEN, 2003)

KP.13012105/2
Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

2.2. Peng-Robinson
Peng-Robinson (PR) merupakan model persamaan keadaan ( equation of state ) termodinamik ideal untuk
perhitungan VLE (Vapor-Liquid Equilibrium) serta menghitung kepadatan cair untuk sistem hidrokarbon.
Perhitungan massa dan energi pada reaksi steam reforming beserta pembakaran dalam primary reformer 101-B
didasarkan pada persamaan keadaan PR. Persamaan keadaan PR ditulis pada Persamaan 2.6.
(2.6)
dengan

Fluid package PR mengandung data-data parameter binary pasangan hidrokarbon-hidrokarbon sebaik pasangan
hidrokarbon-non hidrokarbon. Dalam kasus minyak, gas, atau aplikasi petrokimia, PR merupakan paket property
yang paling banyak direkomendasikan untuk rentang suhu operasi > -271°C atau -456°F dan rentang tekanan
operasi < 100.000 kPa atau 15.000 psia.

3. Metode Simulasi

3.1. Neraca Massa dan Energi


Neraca massa dihitung terpisah antara reaksi steam reforming feed gas dan reaksi pembakaran fuel gas. Reaksi
steam reforming dihitung terlebih dahulu sesuai temperatur dan tekanan operasi. Perhitungan reaksi steam
reforming menghasilkan kebutuhan panas reaksi. Panas reaksi steam reforming dihubungkan secara neraca
energi agar dapat dipasok reaksi pembakaran. Perhitungan reaksi pembakaran menghasilkan komsumsi gas
alam sebagai bahan bakar ( trial and error method) mengacu temperatur flue gas. Efisiensi reaksi pembakaran
diasumsikan mencapai 98% agar didapatkan nilai excess air . Reaksi pembakaran ditulis Persamaan 3.1-3.2.
CxHy + n O2 → x CO2 + y/2 H2O (3.1)
2 H2 + O2 → 2 H2O (3.2)

3.2. Evaluasi Primary Reformer 101-B


Hasil perhitungan berupa kebutuhan panas reaksi steam reforming, konsumsi gas alam sebagai bahan
bakar, dan pasokan excess air ditinjau sebagai bahan evaluasi primary reformer 101-B. Rasio laju alir gas alam
sebagai bahan bakar terhadap gas alam sebagai umpan proses dihitung. Performa primary reformer 101-B
kondisi aktual operasi aktual dibandingkan dengan rancangan awal desain pabrik untuk meninj au pengaruh
perubahan komposisi gas seiring berjalannya waktu. Perhitungan evaluasi primary reformer 101-B dilakukan
baik pada sisi reaktor steam reforming maupun furnace. Neraca massa dan energi dengan reaksi menjadi dasar
perhitungan mengikuti persamaan keadaan Peng-Robinson. Software simulasi proses ASPEN HYSYS
dipergunakan berpemahaman dasar perhitungan proses untuk membantu kelangsungan perhitungan. Proses
pemurnian gas alam dan pembuatan gas sintesis sesuai PFD ditampilkan pada Gambar 3.1.

Gambar 4.1 PFD pemurnian gas alam dan pembuatan gas sintesis (Proses, 1976)

KP.13012105/3
Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

4. Hasil dan Pembahasan


Simulasi rangkaian proses pemurnian gas alam dan proses pembuatan gas sintesis dilakukan pada software
ASPEN HYSYS. Kondisi aliran intrinsik berupa tekanan, temperatur, dan fraksi uap. Kondisi aliran eskternal
adalah laju alir. Kondisi operasi setiap peralatan proses turut diperhatikan. Perilaku aliran proses dioperasikan
peralatan proses menjadi fokus utama. Pemurnian gas sintesis diasumsikan hanya proses pencampuran umpan
gas dengan aliran gas recycle NH3 syn-loop karena kecilnya jumlah pengotor ( trace). Simulasi proses penulis
ditampilkan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Simulasi proses pemurnian gas alam dan pembuatan gas sintesis

4.1. Reaksi Steam Rerforming


Reaksi steam reforming diasumsikan berlangsung secara 2 tahap; konversi hidrokarbon ringan selain metana
secara sempurna menjadi syn-gas dilanjutkan reaksi kesetimbangan metana menjadi syn-gas. Reaksi
disimulasikan ASPEN HYSYS untuk mendapatkan kebutuhan panas r eaksi menggunakan conversion dan
equilibrium reactor secara berurutan. Reaksi steam reforming hidrokarbon selain metana disimulasikan reaktor
converter P-1REF. Reaksi steam reforming metana disimulasikan reaktor equilibrium 1-REF. Kebutuhan panas
reaksi dihitung dari tekanan dan temperatur operasi serta interaksi komponen dalam aliran. Reaksi steam
reforming ditulis pada Persamaan 4.1-4.9. Simulasi reaksi steam reforming 2 tahap ditampilkan Gambar 4.3.
C2H6 + 2 H2O → 2 CO + 5 H2 ∆H = +350 kJ/mol (4.1)
C3H8 + 3 H2O → 3 CO + 7 H2 ∆H = +500 kJ/mol (4.2)
C4H10 + 4 H2O → 4 CO + 9 H2 ∆H = +650 kJ/mol (4.3)
C4H10 (iso) + 4 H2O → 4 CO + 9 H2 ∆H = +660 kJ/mol (4.4)
C5H12 + 5 H2O → 5 CO + 11 H2 ∆H = +800 kJ/mol (4.5)
C5H12 (iso) + 5 H2O → 5 CO + 11 H2 ∆H = +810 kJ/mol (4.6)
C6H14 + 6 H2O → 6 CO + 13 H2 ∆H = +950 kJ/mol (4.7)
CH4 + H2O ↔ CO + 3 H2 ∆H = +206 kJ/mol (4.8)
CO + H2O ↔ CO2 + H2 ∆H = -41 kJ/mol (4.9)

KP.13012105/4
Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

Gambar 4.3 Simulasi reaksi steam reforming 2 tahap (conversion-equilibrium reactor )

Kebutuhan panas reaksi disesuaikan dengan spesifikasi produk berupa komposisi temperatur outlet primary
reformer melalui fitur adjust (metode iteratif trial and error ). Temperatur berpengaruh pada panas reaksi secara
termodinamika. Hasil Perhitungan simulasi proses reaksi steam reforming disajikan Tabel 4.1. Penentuan panas
reaksi yang dibangkitkan furnace untuk melangsungkan reaksi steam reforming ditampilkan Gambar 4.4.

Tabel 4.1 Hasil perhitungan reaksi steam reforming


Galat Galat
Variabel stream x stream vapc vap c ref vapo ref
x vapo
Vapour 1,000 0% 1,000 1,000 1,000 0%
Temperature
488,000 2,87% 542,265 542,265 773,632 -0,56%
[C]
Pressure [kPa] 3922,661 0% 3922,661 3922,661 3922,661 0%
Molar Flow
4925,617 - 5580,855 5580,855 6176,549 -
[kgmole/h]
Mass Flow
91951,968 - 91952,234 91952,234 91952,502 -
[kg/h]
Std Ideal Liq Vol
125,417 - 143,143 143,143 168,671 -
Flow [m3/h]
Molar Enthalpy
-183882,767 - -160539,078 -160539,078 -125281,622 -
[kJ/kgmole]
Molar Entropy
202,749 - 181,676 181,676 183,369 -
[kJ/kgmole-C]
Heat Flow - - - -
- -
[kJ/h] 905736091,461 895945267,614 895945267,614 773808116,091
Methane 0,142711 -0,68% 0,125956 0,125956 0,065590 1,86%
Ethane 0,007751 -0,04% 0,000000 0,000000 0,000000 0%
Propane 0,007774 -0,07% 0,000000 0,000000 0,000000 0%
i-Butane 0,001468 -0,01% 0,000000 0,000000 0,000000 0%
n-Butane 0,001898 -0,01% 0,000000 0,000000 0,000000 0%
i-Pentane 0,000747 0,01% 0,000000 0,000000 0,000000 0%
n-Pentane 0,000559 0,00% 0,000000 0,000000 0,000000 0%
n-Hexane 0,001282 0,05% 0,000000 0,000000 0,000000 0%
CO 0,000000 0% 0,058704 0,058704 0,042031 -0,28%
CO2 0,016465 0,14% 0,014532 0,014532 0,072359 -1,49%
H2O 0,807163 - 0,653691 0,653691 0,483199 -
Hydrogen 0,007890 -0,32% 0,143329 0,143329 0,333398 -0,02%
Nitrogen 0,004252 0,92% 0,003752 0,003752 0,003391 -0,08%
Argon 0,000040 0,01% 0,000035 0,000035 0,000032 0,01%
Air 0,000000 0% 0,000000 0,000000 0,000000 0%
Oxygen 0,000000 0% 0,000000 0,000000 0,000000 0%
Ammonia 0,000000 0% 0,000000 0,000000 0,000000 0%

KP.13012105/5
Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

Gambar 4.4 Panas reaksi yang perlu dibangkitan furnace untuk melangsungkan reaksi steam reforming

4.2. Reaksi Pembakaran


Furnace primary reformer 101-B membakar gas alam dari KO drum 116-F untuk menyediakan energi reaksi
primary steam reforming. Purge gas sisa keseluruhan produksi ammonia yang masih mengandung ammonia
turut dicampur sebagai bahan bakar campuran. Peralatan gibbs reactor dipilih pada simulasi ASPEN HYSYS
sebagai tempat reaksi pembakaran berdasarkan energi bebas gibbs (kesetimbangan termodinamika). Reaksi
pembakaran fuel ditulis Persamaan 4.10-4.18. Simulasi pembakaran ditampilkan Gambar 4.5.
CH4 + 2 O2 ↔ CO2 + 2 H2O ∆H = -800 kJ/mol (4.10)
C2H6 + 3,5 O2 ↔ 2 CO2 + 3 H2O ∆H = -1400 kJ/mol (4.11)
C3H8 + 5 O2 ↔ 3 CO2 + 4 H2O ∆H = -2000 kJ/mol (4.12)
C4H10 + 6,5 O2 ↔ 4 CO2 + 5 H2O ∆H = -2700 kJ/mol (4.13)
C4H10 (iso) + 6,5 O2 ↔ 4 CO2 + 5 H2O ∆H = -2600 kJ/mol (4.14)
C5H12 + 8 O2 ↔ 5 CO2 + 6 H2O ∆H = -3300 kJ/mol (4.15)
C5H12 (iso) + 8 O2 ↔ 5 CO2 + 6 H2O ∆H = -3300 kJ/mol (4.16)
C6H14 + 9,5 O2 ↔ 6 CO2 + 7 H2O ∆H = -3900 kJ/mol (4.17)
2 H2 + O2 ↔ H2O ∆H = -480 kJ/mol (4.18)

Gambar 4.5 Simulasi reaksi pembakaran menggunakan gibss reactor

Gas alam sebagai bahan bakar dibakar udara berlebih. Laju alir gas alam disesuaikan kebutuhan panas reaksi
yang dibangkitkan reaksi pembakaran untuk reaksi steam reforming dengan metode iteratif trial and error .
Tebakan laju alir gas alam menentukan komposisi campuran bahan bakar yang menjadi dasar perhitungan
kebutuhan oksigen stoikiometrik. Oksigen dilebihkan agar mampu membakar bahan bakar hingga e fisiensi
98%. Laju alir udara dari lingkungan dihitung dari komposisi oksigen dalam udara 21%. Pembakaran furnace
dispesifikasi berdasarkan temperatur flue gas. Hasil Perhitungan simulasi proses reaksi pembakaran furnace
disajikan pada Tabel 4.2-4.3.

Tabel 4.2 Hasil perhitungan reaksi pembakaran furnace


Bahan Bakar Laju Alir (kmol/jam) Kebutuhan O2 (kmol/jam)
C1 121,3988 242,7976
C2 4,5453 15,9087
C3 4,5592 22,7961
iC4 0,8610 5,5965
nC4 1,1131 7,2351
iC5 0,4380 3,5038
nC5 0,3279 2,6236
C6 0,7520 7,1443
H2 75,3324 37,6662

KP.13012105/6
Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

Tabel 4.3 Hasil perhitungan reaksi pembakaran furnace (lanjutan)


Total O2 stoikiometrik 345,2718 kmol/jam
O2 excess 10% 352,3182 kmol/jam
Kebutuhan udara 1677,7058 kmol/jam
Pembangkitan Panas -1,32E+08 kJ/jam

4.3. Performa Primary Reformer


Kandungan metana gas alam saat aktual 25 Juni 2015 menurun dibandingkan ketika sumur gas awal
dieksploitasi (desain awal pabrik). Kompensasi dilakukan pabrik ammonia K1A berupa penyesuaian operasi
proses agar pabrik tetap dapat memenuhi spesifikasi mutu produk. Penurunan jumlah metana menyebabkan
penurunan konsumsi panas reaksi steam reforming, kebutuhan fuel, laju udara berlebih, hingga berujung
penurunan jumlah produk. Hasil perhitungan besaran-besaran primary reformer direkapitulasi pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil perhitungan primary reformer 101-B


Primary Reformer Konsumsi Panas Kebutuhan Fuel Laju Udara
101-B (kJ/jam) (kmol/jam) (kmol/jam)
Basis Rancangan 266580475,1 251,8111 3390,993
Analisis Harian 145949037,7 124,4853 1860,566
Performance Test 131860777,6 106,819 1677,706

Rasio gas alam untuk aliran bahan bakar terhadap aliran proses dituliskan pada Persamaan 4.19. Proporsi
kebutuhan panas reaksi steam reforming kondisi aktual terhadap desain awal proses dituliskan pada Persamaan
4.20. Perbandingan aliran udara aktual dengan desain awal proses dituliskan pada Persamaan 4.21.

(4.19)

(4.20)

(4.21)

4.4. Studi Kasus Rasio Steam : Carbon Umpan


Rasio Stem : Carbon (S:C) dijaga untuk memberikan excess steam sehingga reaksi berlangsung ke arah produk
gas sintesis dan mencegah deposit karbon pada permukaan katalis NiO reformer. Lapisan karbon mengurangi
luas permukaan aktif katalis reaksi primary reformer . Deposit karbon mengurangi efisiensi perpindahan panas.
Panas tidak tersalurkan ke reaktor merusak tube aliran proses primary reformer akibat local overhating
(hotspot). Reaksi samping penyebab deposit lapisan karbon ditulis pada Persamaan 4.22-4.30 (Hawkins, 2013).
CH4 ↔ C + 2 H2 ∆H = +75 kJ/mol (4.22)
C2H6 ↔ 2 C + 3 H2 ∆H = +85 kJ/mol (4.23)
C3H8 ↔ 3 C + 4 H2 ∆H = +100 kJ/mol (4.24)
C4H10 ↔ 4 C + 5 H2 ∆H = +130 kJ/mol (4.25)
C4H10 (iso) ↔ 4 C + 5 H2 ∆H = +130 kJ/mol (4.26)
C5H12 ↔ 5 C + 6 H2 ∆H = +150 kJ/mol (4.27)
C5H12 (iso) ↔ 5 C + 6 H2 ∆H = +150 kJ/mol (4.28)
C6H12 ↔ 6 C + 7 H2 ∆H = +170 kJ/mol (4.29)
2 CO ↔ C + CO2 ∆H = -86 kJ/mol (4.30)

Reaksi 4.22-4.29 disebut reaksi carbon cracking. Reaksi 4.30 disebut reaksi Boudouard carbon formation.
Deposit karbon meningkatkankonsumsi panas reaksi yang dibarengi pengurangan konversi syn-gas. Proses
industri realistik melangsungkan reaksi steam reforming dan deposit karbon secara bersamaan mengikuti reaksi
overall pada Persamaan 4.31-4.39. Peralatan gibbs reactor dipilih pada simulasi ASPEN HYSYS sebagai tempat
melangsungkan reaksi steam reforming bersamaan deposit karbon berdasarkan energi bebas gibbs
(kesetimbangan termodinamika). Simulasi proses reaksi steam reforming dibuat semakin realistik sebagaimana
ditampilkan pada Gambar 4.6.

KP.13012105/7
Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

2 CH4 + H2O ↔ CO + 5 H2 + C ∆H = +280 kJ/mol (4.31)


2 C2H6 + 2 H2O ↔ 2 CO + 8 H2 + 2 C ∆H = +220 kJ/mol (4.32)
2 C3H8 + 3 H2O ↔ 3 CO + 11 H2 + 3 C ∆H = +300 kJ/mol (4.33)
2 C4H10 + 4 H2O ↔ 4 CO + 14 H2 + 4 C ∆H = +390 kJ/mol (4.34)
2 C4H10 (iso) + 4 H2O ↔ 4 CO + 14 H2 + 4 C ∆H = +400 kJ/mol (4.35)
2 C5H12 + 5 H2O ↔ 5 CO + 17 H2 + 5 C ∆H = +470 kJ/mol (4.36)
2 C5H12 (iso) + 5 H2O ↔ 5 CO + 17 H2 + 5 C ∆H = +480 kJ/mol (4.37)
2 C6H14 + 6 H2O ↔ 6 CO + 20 H2 + 6 C ∆H = +560 kJ/mol (4.38)
3 CO + H2O ↔ 2 CO2 + H2 + C ∆H = -210 kJ/mol (4.39)

Gambar 4.6 Simulasi reaksi steam reforming dan deposit karbon menggunakan gibss reactor

Reaksi-reaksi penyebab lapisan deposit terjadi ketika kandungan karbon dari hidrokarbon ringan tidak bereaksi
menjadi syn-gas (CO dan H2). Tidak berjalannya reaksi steam reforming disebabkan karena kurangnya reaktan
steam. Kekurangan steam membuat panas dari furnace justru melangsungkan reaksi deposit karbon. Steam to
carbon ratio (S to C) pada aliran umpan menjadi faktor penentu konversi dan panas reaksi steam reformer
dalam reaktor primary reformer 101-B. Laju alir umpan steam divariasikan agar mendapatkan komposisi aliran
gas umpan dengan nilai S to C beragam. Simulasi dilakukan untuk melihat pengaruh S to C terhadap konversi
steam reforming dengan beberapa kuantifikasi seperti fraksi mol C total yang tersisa pada produk dan
kebutuhan panas reaksi reaktor primary reformer secara keseluruhan. Hasil simulasi disajikan pada Tabel 4.4.
Plot studi kasus ditampilkan pada Gambar 4.7-4.10.

Tabel 4.4 Pengaruh rasio S:C umpan terhadap reaksi overall primary reformer 101-B
Variabel Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3 Kasus 4 Kasus 5
S :C 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000
Fraksi C 0,3084 0,1983 0,1339 0,0921 0,0635
Q (kj/jam) 5,695E7 6,590 E7 8,477 E7 1,085E8 1,342 E8
Fraksi CO 9,90E-02 6,18E-02 4,97E-02 4,46E-02 4,19E-02
Fraksi H2 0,334543 0,333772 0,333387 0,333979 0,333462
Fraksi CH4 0,308419 0,198215 0,133829 9,20E-02 6,35E-02
Fraksi H2O 0,185942 0,324456 0,402508 0,45127 0,485579
Fraksi CO2 6,31E-02 7,54E-02 7,57E-02 7,41E-02 7,22E-02
T syn-gas (⁰C) 784,321 760,2678 758,6837 765,1663 774,6653

Gambar 4.7 Pengaruh rasio S:C umpan terhadap deposit karbon dan konsumsi fuel

KP.13012105/8
Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

Gambar 4.8 Pengaruh rasio S:C umpan terhadap komposisi produk syn-gas

Gambar 4.9 Pengaruh rasio S:C umpan terhadap sisa reaktan steam reforming

Gambar 4.10 Pengaruh rasio S:C umpan terhadap temperatur dan produk samping syn-gas

KP.13012105/9
Makalah Pendek Kerja Praktek – Program Studi Teknik Kimia ITB (09/2016)

Trend memperlihatkan bahwa semakin tinggi rasio S:C umpan membuat konversi reaksi steam reforming
semakin baik (fraksi C total pada produk menurun). Semakin tinggi rasio S:C umpan membuat konsumsi panas
reaksi untuk melangsungkan reaksi steam reforming semakin besar. Keberadaan steam pada umpan
menggeser reaksi ke arah pembentukan produk syn-gas (CO dan H2). Steam menghindarkan pembentukan
deposit karbon yang akan meningkatkan konsumsi reaksi keseluruhan. Reaksi carbon cracking dan Boudouard
carbon formation merupakan reaksi-reaksi samping yang endotermik turut mengonsumsi panas dari furnace.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan
Evaluasi performa primary refomer 101-B memperoleh beberapa kesimpulan. Rasio gas alam untuk bahan
bakar terhadap gas alam untuk aliran proses pada basis rancangan, analisis harian, dan performance test
secara berturut-turut 18,76%; 13,81%; dan 11,91%. Proporsi kebutuhan panas untuk melangsungkan reaksi
steam reforming kondisi aktual terhadap desain awal pada analisis harian dan performance test senilai 54,75%
dan 49.46%. Aliran udara reaksi pembakaran furnace kondisi aktual pada analisis harian dan performance test
sebanyak 54,87% dan 49,48%. S emakin tinggi rasio S:C umpan membuat konversi reaksi steam reforming
semakin baik. Semakin tinggi rasio S:C umpan membuat konsumsi panas reaksi steam reforming semakin
besar. Simulasi proses dapat digunakan sebagai alat bantu penentuan konsumsi panas, kebutuhan fuel, dan
laju alir udara serta analisis fenomena proses steam reforming pabrik ammonia Kujang 1A di kemudian hari.

5.2. Saran
Kondisi laju aktual gas alam sebagai bahan bakar sebaiknya diukur. Data operasi proses didokumentasi secara
lengkap. Evaluasi lebih lanjut efisiensi perpindahan panas dapat dilakukan pada primary reformer 101-B dengan
data aktual bahan bakar. Perpindahan panas berpotensi terganggung local overheating (hotspot) furnace.
Perhitungan mendetail pada tungku pembakaran furnace dapat ditelaah lebih lanjut untuk memberikan
rekomendasi perbaikan performa.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Yazid Bindar, Ginanjar Siwi, S.T., PT. Pupuk Kujang, dan
Program Studi Teknik Kimia ITB sehingga kerja praktek dapat dilakukan penulis secara berguna.

Simbol

∆H : entalpi reaksi [kJ/mol]

Daftar Pustaka

ASPEN. 2003. ASPEN HYSYS Fired Heater User Guide .


Departemen Pengawasan Proses. 1976. Process Flow Diagram-General Engineering. PT. Pupuk Kujang:
Cikampek.
Geankoplis, C.J. 2003. Transport Processes and Separation Process Principles: Includes Unit Operations .
Prentice Hall.
Hawkins, G.B. 2013. Steam Reforming Carbon Formation. GBH Enterprises Ltd. Diakses dari
www.gbhenterprises.com 08 September 2016, pukul 01.50 WIB.
Laboratorium. 2015. Laporan Analisis Harian dan Performance Test. PT. Pupuk Kujang: Cikampek.
Perry, H. R. dan Green, D. W. 1984. Perry’s Chemical Engineering’s Handbook. 5th ed. McGraw-Hill Book Co.
Smith, J.M., Van Ness, H.C., dan Abbott, M.M. 2005. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics . 7th
ed. McGraw-Hill.
Twigg, M.V. 1989. Catalyst Handbook.

KP.13012105/10

Anda mungkin juga menyukai