Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mumtazatul Kamilah

NIM : 11190340000137

UAS SEJARAH QURAN 3

Tentunya para sahabat tidak menghafal keseluruhan ayat al-Quran secara


langsung, tetapi sesuai dengan ayat yang turun kepada Nabi, dalam kitab tafsir
wal mufassirun para sahabat tidak akan beranjak dari 10 ayat hafalan yang lain
jika belum memahami, mentadabbutri, 10 ayat yang sedang mereka hafal. Dari
penjelsan ini, apakah ayat al-quran terkadang turun langsung keseluruhan satu
surat, atau hanya satu ayat yang berhubungan dengan peristiwa masyarakat, atau
bisa jadi hanya 5 ayat, atau sejumlahnya, tentu harus merujuk kepada asbabun
nuzul ayat, sedangkan ini saya belum jumpai, namun seperti yang kita ketahui
secara umum surat al-fatihah satu surat lengkap yang pertama turun.1

Sebagaimana ayat yang diturunkan jibril kepada Nabi Muhammad, maka


saat itulah Rasulullah menyampaikan ayat beserta maknanya berdasarkan
petunjuk allah atau disampaikan melalui Jibril As. Secara kultur masyarakat arab
memiliki hafalan yang kuat, sehingga setiap kali ayat al-quran turun, maka para
sahabt dengan segera untuk menghafal bahkan menulisnya secara pribadi. 2 tidak
dipahami seberapa banyak ayat turun perwaktunya, yang jelas sahabat bukanlah
menghafal keseluruhan dari al quran namun keseluruhan dari apa yang diterima
nabi dari mlaikat Jibil As. Kemudian rasul memangil sekretaris priadi beliau
untuk menuliskannya, bisa saja menggunakan pelepah kurma, tulang dan lainnya.3

Nabi Muhammad SAW setelah menerima wahyu langsung menyampaikan


wahyu tersebut kepada para sahabat agar mereka menghafalnya sesuai dengan hafalan
Nabi, tidak kurang dan tidak lebih, yang disampaikan kepada laki-laki dan perempuan. 4

1
Al-Qatthan, Syaikh Manna. 2005. Pengatar Studi Ilmu Al-Quran. Diterjemahkan oleh: H. Anunur
Rafiq El-Mazni Jakarta Timur. Pustaka Al-Kautsar.
2
Cahaya Khaeroni. Jurnal HISTORIA Volume 5, Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713
3
Al-‘azami. 2005. Sejarah teks al-Quran. Gema Insani. Jakarta
4
Said Agil Husin Al Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi kesalehan hakiki. (Jakarta:
Ciputat,2002),hal.16-17
Karena Al-Quran juga diturukan secara berangsur- angsur, maka dari itu
sahabat tentu menghafal dari apa yang dihafalkan oleh nabi muhammad.
diriwayatkan oleh ibn Abbas rasul ketika Nabi menerima wahyu, ketika belum
selesai jibril menyampaikannya, rasul telah menggerakan kedua bibirnya, maka
turunlah qs. Al-qiyamah ayat 16-19. Hal ini membuktikan keummian nabi namun,
bukan bearti nabi tidak dapat membaca dan menulis.

Pada saat keseluruhan ayat al-quran telah sampai kepada nabi dan para
sahabat telah mnghafalnya, mengajarkan kepada kerabat, istri dan anak mereka
agar dapat menghafal ayat al-quran keseluruhan.

Lalu setelah itu barulah hafalan-hafalan ini semakin kuat dengan


banyaknya huffadz sepeninggal nabi muhammad, ketika perang yamamah banyak
dari huffadz ini yang gugur akhirnya muncullah inovasi untuk mengumpulkan
mushaf al-quran.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qatthan, Syaikh Manna. 2005. Pengatar Studi Ilmu Al-Quran.


Diterjemahkan oleh: H. Anunur Rafiq El-Mazni Jakarta Timur. Pustaka Al-
Kautsar.
Said Agil Husin Al Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi kesalehan
hakiki. (Jakarta: Ciputat,2002),hal.16-17

Al-‘azami. 2005. Sejarah teks al-Quran. Gema Insani. Jakarta

Cahaya Khaeroni. SEJARAH AL-485·$1 (Uraian Analitis, Kronologis,


dan Naratif tentang Sejarah Kodifikasi Al-Quran. Jurnal HISTORIA Volume 5,
Nomor 2, Tahun 2017, ISSN 2337-4713

Anda mungkin juga menyukai