Anda di halaman 1dari 42

Tugas Mandiri I (Critical Book Review)

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

MINDSET KURIKULUM 2013

(Prof. Dr. Oemar Hamalik, 2015)

(Dr. Ahmad Yani, M.Si, 2014 )

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan Dalam


Mengikuti Pelajaran Kurikulum dan Pembelajaran

Lecturer By,
NAME : JAHRO HASIBUAN
CLASS : C 3 DEPARMENT ENGLISH MORNING
NPM : 1702050106

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmad dan KaruniaNya
dan memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan Critical
Book riview yang berjudul “ MINSET Kurikulum Pembelajaran 2013 Dan
Kurikulum dan Pembelajaran “. Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampuh mata kuliah kurikulum dan pembelajaran yang
memberikan banyak saran sehingga dapat menyelesaikan tugas mandiri I.
Sebagai insan yang dhaif peresensi tidaklah luput dari kekhilafan. Harapannya
atas kritikan dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dalam resensi
yang dibuat. Semoga resensi buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin ya
rabbal alamin.

Medan, November 2018

Author
JAHRO HASIBUAN

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ________________________________________________ i


Daftar Isi _____________________________________________________ ii
BAB I PENDAHULUAN _______________________________________ 1
a. Manfaat Critical Book Review _______________________________ 1
b. Tujuan Penulisan Crtical Book Review _________________________ 1
c. Identitas Buku Yang Direview __________________________________ 1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
BUKU WAJIB (KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN)
BAB I
Dasar Pengembangan Kurikulum __________________________________ 2
A. Pengertian Kurikulum _____________________________________ 2
B. Landasan Pengembangan Kurikulum _________________________ 2
C. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum ______________ 4
D. Prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum _____________________ 6
BAB II
Proses Pendidikan ______________________________________________ 7
A. Pengertian Pendidikan _____________________________________ 7
B. Tujuan Pendidikan _______________________________________ 7
C. Peserta didik ____________________________________________ 7
D. Tenaga Kependidikan _____________________________________ 7
E.Pendekatan Baru dalam Pengajaran____________________________ 7
BAB III
Hakikat Belajar ________________________________________________ 8
A. Pengertian Belajar ________________________________________ 8
B. Teori Belajar ____________________________________________ 8
C. Ciri-Ciri Belajar _________________________________________ 8
D. Unsur-Unsur Dinamis dalam Proses Belajar____________________ 8
BAB IV
Hakikat Pembelajaran ___________________________________________ 9
A.Pengertian Pembelajaran ____________________________________ 9

ii
B. Teori-Teori Pembelajaran ___________________________________ 9
C. Ciri-Ciri Pembelajaran ______________________________________ 9
D. Unsur-Unsur Pembelajaran _____________________________________ 9
BAB V
Tujuan Belajar dan Pembelajaran __________________________________ 10
A.Tujuan Belajar ____________________________________________ 10
B. Tujuan Pembelajaran _______________________________________ 10
C. Klasifikasi Tujuan Pendidikan ________________________________ 10
D. Taksonomi Tujuan Pendidikan __________________________________ 10
BAB VI
Dasar Pembelajaran _____________________________________________ 11
A.Asas Pembelajaran _________________________________________ 11
B. Aktivitas Belajar/Keterlibatan Langsung _______________________ 11
C. Perbedaan Individual _______________________________________ 11
D. Pengulangan dan Latihan __________________________________ 12
E. Lingkungan __________________________________________________ 12
BAB VII1
Motivasi Belajar _______________________________________________ 12
A.Pengertian dan Pentingnya Motivasi ___________________________ 12
B. Jenis dan Sifat Motivasi _____________________________________ 12
C. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar ______________________________ 13
D. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar _______________________ 13
BAB VIII
Pendekatan Dalam Pembelajaran __________________________________ 13
A. Perkembangan Konsep Pembelajaran _________________________ 13
B. Model Pembelajaran Berdasarkan Teori-teori Belajar ____________ 14
C. Strategi Pembelajaran _____________________________________ 14
BAB IX
Pendekatan CBSA dalam Pembelajaran _____________________________ 14
A. Konsep CBSA dalam Pembelajaran __________________________ 14
B. Pendekatan Keterampilan Proses sebagai Bagian

iii
dari CBSA ______________________________________________ 15
BAB X
Evaluasi Belajar dan Pembelajaran _________________________________ 16
A. Pengertian, Kedudukan, dan Syarat-syarat Umum
Evaluasi ________________________________________________ 16
B. Evaluasi Hasil Belajar _____________________________________ 16
C. Evaluasi Pembelajaran _______________________________________ 16
BUKU PEMBANDING (MINSET KURIKULUM 2013)
BAB I
Posisi Kurikulum Dalam Sistem Pendidikan _________________________ 17
A. Pengertian dan Komponen Kurikulum ________________________ 17
B. Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum _______________ 17
C. Peran dan Fungsi Kurikulum _______________________________ 17
D. Kurikulum dan Proses Pembelajaran _________________________ 18
BAB II
Langkah Pengembangan Kurikulum ________________________________ 18
A. Desain Pengembangan kurikulum ____________________________ 18
B. Kurikulum Berbasis Kompetensi ____________________________ 18
C. Langkah Pengembangan Kurikulum _________________________ 19
D. Evaluasi Kurikulum ______________________________________ 19
BAB III
Sarat dengan Pendidikan Karakter _________________________________ 19
A. Kompetensi yang Berjenjang _______________________________ 19
B. Pendidikan Karakter yang Terintegrasi ________________________ 19
C. Mengakomodasi Semua Aliran Filsafat _______________________ 20
D. Mengembangkan Kemampuan Menalar,
Mengkomunikasikan, dan Mencipta ___________________________ 20
BAB IV
Isi dan Struktur Kurikulum 2013 __________________________________ 20
A. Mengacu Pada Taksonomi SOLO dan Mengembangkan
Kreativitas _____________________________________________ 20

iv
B. Proporsi Kompetensi untuk Tiap Jenjang ______________________ 20
C. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 _________________ 21
D. Kurikulum 2013 Menambah Jumlah Jam Pelajaran ______________ 22
BAB V
Dikemas dalam Tematik dan Diajarkan
Melalui Pendekatan Saintifik _____________________________________ 22
A. Organisasi Konten Kompetensi Dasar
dan Mata Pelajaran “Penghela” ______________________________ 22
B. Dari Tematik “Biasa” ke Tematik Terpadu ____________________ 22
C. Lima Langkah Pendekatan Saintifik __________________________ 23
D. Pembelajaran Pemadu pada Model Pembelajaran
Saintifik________________________________________________ 23
E.Hanya Ada “Satu” Buku Siswa _______________________________ 24
BAB VI
Penilaian Otentik dan Ketuntasan Belajar____________________________ 24
A. Penilain Otentik _________________________________________ 24
B. Penilaian Acuan Kritea (PAK) dan KKM ______________________ 25
C. Ragam Instrumen Penilaian dan Rumusan Indikator
Penilaian _______________________________________________ 25
BAB VII
Pengembangan dan Evaluasi Kurikulum ____________________________ 25
A. Pengembangan KTSP Agar Lebih Bermakna ___________________ 25
B. Terbuka untuk Menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS)________ 25
C. Layanan Bimbingan dan Konseling Lebih Banyak
Dibutuhkan _____________________________________________ 26
D. Mengembangkan Kurikulum Muatan Lokal ____________________ 26
E. Manajemen Evaluasi Kurikulum _______________________________ 26
BAB VIII
Supporting System Kurikulum 2013________________________________ 26
A. Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Promosi
Keunggulan Sekolah ______________________________________ 26

v
B. Memilih Buku Teks yang Bermutu ___________________________ 27
C. Manajemen Media dan Sumber Belajar di Sekolah ______________ 27
BAB IX
Three in one untuk Kurikulum ____________________________________ 27
A. Kebijakan Kurikulum Harus Relevan dengan RKAS _____________ 27
B. Peningkatan Kompetensi Guru secara Berkelanjutan _____________ 27
C. Kepemimpinan di Sekolah _________________________________ 27
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku _____________________________________ 28
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku_______________________________ 32
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan _____________________________________________ 34
B. Rekomendasi Untuk Buku ____________________________________ 34
DAFTAR PUSTAKA ___________________________________________ 35

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Manfaat Critical Book Review
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penelitian pendidikan
2) Untuk menambah pengetahuan tentang statistik guna memudahkan
penyelesaian tesis
3) Membantu mahasiswa untuk berpikir kritis dan menalar dalam
menganilisis buku
B. Tujuan Penulisan Critical Book Review
1) Mengulas isi sebuah buku
2) Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
3) Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang
diberikan oleh setiap bab dari buku pertama dan kedua
4) Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua
C. Identitas buku yang diriview ( buku wajib dan buku pembanding )
a. Buku Wajib
1. Judul : Kurikulum dan Pembelajaran
2. Edisi/Cetakan : Cetakan 15
3. Pengarang : Dr. Oemar Hamalik
4. Penerbit : PT Bumu Aksara
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tahun terbit : 2015
7. ISBN : 979-526-232-7
b. Buku Pembanding
1. Judul : MINDSET KURIKULUM 2013
2. Edisi/Cetakan : Cetakan I
3. Pengarang : Dr. Ahmad Yani, M.Si
4. Penerbit : ALFABETA,CV.
5. Kota terbit : Bandung
6. Tahun terbit : 2014
7. ISBN : 978-602-289-031-

1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

 Ringkasan Isi Buku Ke I


 BAB I
Dasar Pengembangan Kurikulum
A. Pengertian Kurikulum
Beberapa pengertian “kurikulum”, yakni : (a). Kurikulum adalah pendidikan
yang harus ditempuh oleh siswa dalam jangka waktu tertentu untuk memperoleh
ijazah; (b). Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh oleh siswa
untuk memperoleh pengetahuan; (c). Kurikulum adalah suatu program pendidikan
Yang disediakan untuk membelajarkan siswa; (d). Kurikulum merupakan
serangkaian pengalaman belajar; (e). Dalam Undang-undang No . 2 tahun 1989
dikemukakan, bahwa’’Kurikulum’’adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kesenian, sesuai denagn jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan (Bab IX, Ps.37). Sejalan dengan ketentuan tersebut, perlu
ditambahkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945. Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut,
pengembangan kurikulum agar berlandaskan factor-faktor sebagai berikut :
1) Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar
untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi
landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
2) Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
3) Perkembangan peserta didik, yang menunjukkan pada karakteristik
perkembangan peserta didik.

2
a. Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat.
Berdasarkan cita-cita tersebut terdapat landasan, mau dibawa kemana pendidikan
anak. Filsafat pendidikan menggambarkan manusia yang ideal yang diharapkan
oleh masyarakat. Dengan kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan
hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan
pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran, serta perangkat pengalaman belajar
yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengaruhi oleh dua hal yang pokok,
yakni : (1). Cita-cita masyarakat, dan (2). Kebutuhan peserta didik yang hidup di
masyarakat.
b. Keadaan Lingkungan
Dalam arti yang luas, lingkungan merupakan suatu sistem yang disebut
ekosistem, yang meliputi keseluruhan factor lingkungan, yang tertuju pada
peningkatan mutu kehidupan di atas bumi ini. Factor-faktor dalam ekosistem itu,
meliputi :
1) Lingkungan manusiawi/interpersonal;
2) Lingkungan social budaya;
3) Lingkungan biologis, yang meliputi flora dan fauna;
4) Lingkungan geografis, seperti bumi, air, dan sebagainya
Pemannfaatan lingkungan adalah memanfaatkan sumber daya tersebut untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan. Pemeliharaan dan pelestarian lingkungan
berarti menjamin dan menjaga agar lingkungan dengan sumber-sumbernya itu
tetap terbina sehingga terus berfungsi sebagaimana adanya, tidak rusak atau
terganggu, melainkan tetap utuh dan harmonis dalam hubungannya dengan
kehidupan manusia. Peningkatan dan pengembangan mencakup juga perbaikan
dan rehabilitas.

c. Kebutuhan Pembangunan
Tujuan pembangunan adalah untuk menumbuhkan sikap dan tekad
kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin

3
yang lebih selaras, adil dan merata. Keberhasilan pembangunan ditandai oleh
terciptanya suatu masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera.
d. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pembangunan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka mempercepat terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa.
Dukungan iptek terhadap pembangunan dimaksudkan untuk memacu
pembangunan menuju terwujudnya masyarakat yang mandiri, maju dan sejahtera.
Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dilaksanakan oleh berbagai pihak yakni :
1. Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan iptek untuk
menunjang pembangunan dalam segala bidang.
2. Masyrakat, yang memanfaatkan iptek itu untuk pengembangan masyarakat
dan mengembangkannya secara swadaya.
3. Akademisi terutama dilingkungan perguruan tinggi, mengembangkan
iptek untuk disumbangkan kepada pembangunan.
4. Pengusaha, untuk kepentingan meningkatkan produktivitas.
C. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
a. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum tiap satu pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian
tujuan pendidikan nasional, sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang no. 2
tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam skala yang lebih luas,
kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan
sumberdaya manusia yang berkualitas. Kurikulum menyediakan kesempatan yang
luas bagi peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran
untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional khususnya dan sumber daya
manusia yang berkualitas umumnya. Tujuan ini dikategorikan sebagai tujuan
umum kurikulum.
b. Materi Kurikulum
Materi kurikulum mengandung aspek-aspek tertentu sesuai dengan tujuan
kurikulum, yang meliputi :

4
1) Teori, ialah seperangkat konstruk atau konsep, definisi dan pre-posisi yang
saling berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala
dengan menspesifikasi hubungan-hubungan antara variable dengan
maksud menjelaskan.
2) Konsep, adalah definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
3) Generalisasi, adalah kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis.
4) Prinsip, adalah ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5) Prosedur, adalah suatu langkah-langkah yang berurutan dalam pelajaran
yang harus dilakukan oleh siswa.
6) Fakta, adalah sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap
penting dan kejadian.
7) Istilah, adalah kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang
diperkenalkan dalam materi
8) Contoh atau ilustrasi, ialah suatu hal atau tindakan yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian/pendapat.
9) Definisi, adalah penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal.
10) Preposisi, adalah suatu pernyataan atau theorem, atau pendapat yang tak
perlu diberi argumentasi.
c. Metode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran
dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu metode mengandung pengertian
terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu.
d. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri dari beberapa bentuk yaitu :
1) Mata Pelajaran Terpisah-pisah
2) Mata Ajaran-Mata Ajaran Berkorelasi
3) Bidang Studi

5
4) Program yang Berpusat pada Anak
5) Core Program
6) Eclectic Program
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Dengan evaluasi dapat
diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan
keberhasilan belajar siswa.
D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Prinsip Berorientasi pada Tujuan : pengembangan kurikulum diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertiitik tolak dari tujuan pendidikan
nasional. Tujuan pendidikan merupakan penjabaran dan upaya untuk
mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu.
2) Prinsip Relevansi (kesesuaian) : meliputi tujuan, isi dan sistem
penyampaiannya harus sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat.
3) Prinsip Efisiensi dan Efektivitas : pengembangan kurikulum harus
mempertimbangkan segi efisien dalam pendayagunaan dana, waktu,
tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang
optimal.
4) Prinsip Fleksibilitas (keluesaan) : kurikulum yang luwes mudah
disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan
keadaan ekosostem dam kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.
5) Prinsip Berkesinambungan : bagian-bagian, aspek-aspek, materi dan bahan
kajian disusun secara berurutan.
6) Prinsip keseimbangan: penyusunan kurikulum supaya memperhatikan
keseimbangan secara proporsional dan fungsional antara berbagai program
antara semua mata ajaran, dan antara aspek perilaku yang ingin
disampaikan.

6
 BAB II
Proses Pendidikan
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melaui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang (UUR. I. No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal I ).
B. Tujuan Pendidikan
Seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah
diselenggarakannya kegiatan pendidikan.
 Tingkat-tingkat tujuan pendidikan
a. Tujuan pendidikan Nasional
b. Tujuan Institusional
c. Tujuan Kurikulum
d. Tujuan pembelajaran (intruksional)
C. Peserta Didik
Merupakan suatu komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang
selanjutnya di proses dalam proses pendidkan, sehingga menjadi manusia yang
berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
D. Tenaga Kependidikan
Suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yang
bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar,melatih,meneliti,mengembangkan,
mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam pendidikan.
E. Pendekatan Baru dalam Pengajaran
a. Prinsip-prinsip Belajar Mengajar
b. Aspek-aspek Perkembangan peserta didik
c. Menghormati individu peserta didik
d. Perkembangan pribadi
e. Metode dan teknik mengajar
f. Konsep masalah disiplin
g. Pengukuran dan evaluasi
h. Penggunaan alat-alat audio visual

7
 BAB III
Hakikat Belajar
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
(learning is defined as the modification or strengthening of behavior through
experience). Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.
B. Teori Belajar
Belajar berbeda dari kematangan, perubahan fisik dan mental, yang mana
perubahan disebabkan oleh belajar disebabkan oleh belajar yang bersifat menetap
secara relative.
C. Ciri-ciri Belajar ( menurut psikologi )
Menurut psikologi Klasik, belajar adalah suatu proses pengembangan dan
latihan jiwa. Menurut psikologi daya belajar adalah melatih daya-daya agar dapat
berfungsi dengan baik. Menurut psikologi behavioristik, belajar adalah
membentuk hubungan stimulus respons dengan latihan-latihan. Menurut psikologi
kognitif fakta, belajar adalah proses-proses pusat otak atas terstruktur kognitif
fakta dalam bentuk pemahaman dan pemecahan masalah. Menurut psikologi
gestalt, belajar adalah akibat interaksi antara individu dengan lingkungan
berdasarkan keseluruhan dan pemahaman.
D. Unsur-unsur Pembelajaran
1. Motivasi yakni dorongan untuk berbuat.
2. Bahan belajar yakni materi yang dipelajari.
3. Alat bantu belajar yakni alat yang digunakan untuk membantu siswa
melakukan kegiatan belajar.
4. Suasana belajar yakni keadaan lingkungan fisik dan psikologis yang
menunjang belajar.
5. Kondisi subjek belajar ialah keadaan jasmani dan mental untuk
melakukan kegitan belajar.

8
 BAB IV
Hakikat Pembelajaran
Pendidikan menitikberatkan pada pembentukan dan pengembangan
kepribadian. Latihan menitikberatkan pada pembentukan keterampilan, sedangkan
pengajaran merupakan proses pengajaran yang terarah pada tujuan yang di
rencanakan. Teknologi pendidikan menitikberatkan pada aplikasi kreatif ilmu
pengetahuan dalam bidang pendidikan.
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur, yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. Teori-teori Pembelajaran
Berdasarkan teori belajar, ada 5 pengertian pengajaran.
1. pengajaran ialah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta
didik/siswa sekolah.
2. Pengajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda
melalui lembaga pendidikan sekolah.
3. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk
menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik.
4. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik.
5. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari.
C. Ciri-ciri pembelajaran
Suatu sistem pembelajaran memiliki tiga ciri utama, ialah memiliki rencana
khusus,kesalingtergantungan antar unsur-unsurnya dan tujuan yang hendak
dicapai.
D. Unsur-unsur Pembelajaran
Unsur minimal dalam sistem pembelajaran adalah siswa, tujuan, dan produser
sedangkan fungsi guru dapat dialihkan kepada media pengganti. Unsur dinamis
pembelajaran pada diri guru terdiri dari motivasi membelajarkan siswa dan

9
kondisi guru siap membelajarkan siswa. Unsur pembelajaran konkruen dengan
unsur belajar meliputi : motivasi belajar, sumber bahan belajar, alat bantu belajar,
suasana belajar, dan subjek yang belajar.
 BAB V
Tujuan Belajar Dan Pembelajaran
A. Tujuan belajar
Tujuan belajar dan pembelajaran merupakan bagian integral dari sistem
pembelajaran, merupakan suatu deskripsi tingkah laku yang diharapkan tercapai
oleh siswa, dan oleh karenanya perlu dipelajari oleh setiap guru. Tujuan belajar
terdiri dari komponen-komponen tingkah laku terminal, kondisi-kondisi tes, dan
ukuran perilaku.
B. Tujuan pembelajaran
Tujuan penting untuk menilai hasil pembelajaran, membimbing siswa belajar,
merancang sistem pembelajaran, bahkan dapat digunakan sebagai instrumen
pengukuran. Tujuan pembelajaran hendaknya memenuhi kriteria kondisi untuk
belajar, rumusan, tingkah laku, dan ukuran minimal tingkah laku yang di
inginkan.
C. Klasifikasi tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan dan pengajaran diklasifikasi menjadi :
a. Pendekatan langsung/jangka panjang yang digunakan dalam rangka
menyusun kurikulum.
b. Jenis perilaku, pendekatan ini berguna dalam rangka penyusunan tujuan
kurikulum.
c. Pendekatan sumber, yang berguna untuk memilih dan merumuskan
tujuan suatu bidang pengajaran.
D. Taksonomi tujuan pendidikan
Taksonomi tujuan pendidikan meliputi :
a. Matra kognitif yang meliputi aspek-aspek pengetahuan,pemahaman,
penerapan , analisis, sintesis dan evaluasi
b. Matra efektif yang meliputi aspek-aspek penerimaan, sambutan,
menilai, organisasi, dan karakterisasi.

10
c. Matra psikomotorik yang meliputi aspek-aspek persepsi, kesiapan,
respons terbimbing, mekanisme, respons yang unik.
 BAB VI
Dasar Pembelajaran
A. Asas-asas Belajar
Asas-asas belajar yang dinilai cukup dominan mendasari pembelajaran ialah :
1) Tujuan belajar yang didasari oleh siswa
2) Motivasi belajar yang bersumber dari kebutuhan, dorongan dan
kesadaran siswa
3) Informasi balikan terhadap hasil belajar siswa
4) Transfer belajar ke dalam situasi senyatanya. Tiap asas tersebut
menyarankan upaya yang perlu dilakukan oleh guru
B. Aktivitas Belajar/Keterlibatan Langsung
Asas aktivitas menunjuk pada kegiatan belajar dimana siswa terlibat langsung
atau berpartisipasi aktif, yang sering disebutsebagai belajar dengan bekerja. Di
dalam kegiatan belajar terkandung berbagai kegiatan, seperti : visual, lisan,
mendengarkan, menulis, menggambar, metrik, dan emosional. Kegiatan dalam
pembelajaran bermmanfaat bagi siswa memperoleh pengalaman langsung,
mengembangkan pribadi, memupuk kerjasama, mengembangkan minat dan
kemampuan sendiri, memupuk disiplin belajar, dan suasana belajar menjadi
hidup/dinamis. Upaya pendayagunaan asas aktivitas pembelajaran ialah melalui
dalam kelas, pembelajaran sekolah masyarakat, pembelajaran dengan pendekatan
CBSA, dan pembelajaran terpadu.
C. Perbedaan Individual
Individu merupakan satu kesatuan yang berbeda satu dengan yang lainnya,
baik secara vertical maupun secara horizontal, yang disebabkan oleh factor
keturunan atau pengaruh lingkungan. Keperbedaan itu meliputi aspek-aspek
kecerdasan, bakat, jasmani, pengaruh keluarga, dan prestasi belajar. Upaya
pembelajaran untuk melayani perbedaan individual itu dalam bentuk menyediakan
program khusus bagi anak yang tergolong cerdas, pengajaran individual,

11
penyelenggaraaan kelas khusus, pelajaran pilihan, deferensiasi tugas, sistem
tutorial.
D. Pengulangan dan Latihan
Latihan adalah suatu tindakan /perbuatan pengulangan yang bertujuan untuk
lebih memantapkan hasil belajar. Manfaatnya memberikan pengalaman
pendidikan, memantapkan penguasaan aspek-aspek tingkah laku,
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, bermakna bagi kehidupan sehari-hari
meningkatkan efektifan pembelajaran mendorong motivasi belajar. Upaya
pendayagunaan latihan dalam pembelajaran dalam bentuk ulangan, latihan
otomatisasi, review, praktik, dan kombinasi review dan praktik.
E. lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu disekitar yang bermakna/memberikan
pengaruh terhadap individu, baik positif atau negative. Lingkungan meliputi
lingkungan social, kultural dan alam dengan aspeknya. Upaya pendayagunaan
linkungan dalam proses pembelajaran dilaksanakan dengan membawa lingkungan
ke dalam kelas, atau ke dalam masyarakat, pelaksanaannya menggunakan metode
tertentu, sepeti karya wisata, nara sumber, berkemah, kerja pengalaman, survey,
dan proyek.
 BAB VII
Motivasi Belajar
A. Pengertian dan Pentingnya Motivasi
Motivasi suatu perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai oleh
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi memiliki
komponen dalam dan komponen luar. Ada kaitan yang erat antara motivasi dan
kebutuhan, dan drive, dengan tujuan, dan insentif.
B. Jenis dan Sifat Motivasi
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah laku.
Motivasi mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan,demokratis
pendidikan, membina kreativitas dan imajinitas guru, pembinaan disiplin kelas,
dan menentukan efektivitas pembelajaran.

12
Penentuan jenis motivasi berdasarkan pendekatan kebutuhan manusia yang
sifatnya bertingkat-tingkat, pendekatan fungsional yang berdasarkan konsep-
konsep penggerak, harapan insentif, pendekatan deskriptif yang menunjuk pada
kejadian yang dapat diamati. Motivasi memiliki dua sifat, yakni motivasi intrinsic
dan motivasi ekstrinsik.
C. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Prinsip-prinsip untuk mendorong motivasi belajar dalam bentuk pemberian
pijian, kepuasan kebutuhan psikologis, intrinsic, penguatan, terdiri dari penjalaran,
pemahaman atas tujuan, tugas yang dibebankan oleh diri sendiri, minat khusus
siswa, penyesuaian dengan kondisi siswa, menghindari adanya kecemasan, tingkat
kesulitan tugas, kadar emosi, pengaruh kelompok, kreativitas siswa.
D. Upaya meningkatkan motivasi belajar belajar terdiri dari :
1) Penggerakan dengan cara prinsip kebebasan, metode discovery,
motivasi kompetensi, belajar discovery, brainstorming, suasana yang
berpusat pada siswa, pengajaran program.
2) Pemberian harapan, dengan cara merumuskan TIK, tujuan yang
langsung, intermediate, dan jangka panjang.
3) Pemberian insentif, dengan cara umpan balik hasil tes, pemberian
hadiah, komentar, kerjasama.
4) Pengaturan tingkah laku siswa, dengan cara restitusi dan the triple
effect.
 BAB VIII
Pendekatan Dalam Pembelajaran
A. Perkembangan Konsep Pembelajaran
Konsep Pengajaran/pembelajaran terus berkembang, mulai dari :
1) Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar
2) Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar, sampai pada
3) Pengajaran sebagai suatu sistem
Pendekatan sistem pembelajaran sesuai dengan psikologi belajar sistematik,
yang meliputi aspek-aspek filosofis dan proses, dengan ciri-ciri sebagai proses
pembelajaran dan menggunakan metode untuk merancang sistem.

13
B. Model Pembelajaran Berdasarkan Teori-teori Belajar
Berdasarkan teori belajar ada 4 model pembelajaran :
1) Model interaksi social
2) model proses informasi
3) Model personal
4) Model modifikasi tingkah laku.
C. Stratesi Pembelajaran
Berdasarkan teori-teori belajar diungkapkan paling tidak ada empat bentuk
strategi pembelajaran, yakni :
1. Belajar penerimaan atau proses informasi dengan strategi ekspositif
2. Belajar penemuan, atau proses pengalaman dengan strategi inquiry
discovery
3. Belajar penguasaan berdasarkan pendekatan kelompok dengan strategi
belajar tuntas
4. Pembelajaran terpadu berdasarkan pendekatan integrasi dengan
strategi pengajaran unit
 BAB IX
Pendekatan CBSA Dalam Pembelajaran
A. konsep CBSA pembelajaran dalam pembelajaran
Cara belajar siswa aktif adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
menitikberatkan pada keaktifan siswa. Setiap kegiatan melibatkan intelektual
emosional siswa dalam proses pembelajaran melalui akomodasi kognitif untuk
mengembangkan pengetahuan, tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka
membentuk keterampilan, penghayatan, serta internalisasi nilai-nilai dalam
pembentukan sikap.
Rasional penerapan CBSA dalam sistem pembelajaran adalah pandangan
mengenai siswa sebagao objek pembelajaran, titik berat proses pembelajaran
pada ke aktifan siswa dan guru, dan kadar CBSA terletak pada banyak keaktifan
dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dilihat dari segi masukan,
proses, dan produk.

14
Kebaikan CBSA dinilai dari prakarsa siswa mmengemukakan urun pendapat,
keterlibatan mental dalam kegiatan belajar mengajar, peran guru sebagai
fasilitator, belajar dengan pengalaman langsung. Kelemahan CBSA terletak pada
menurunnya kadar CBSA itu sendiripada siswa, kemampuan guru melaksanakan
CBSA masih kurang dan kurangnya literature/bacaan.
Penyelenggaraan CBSA berdasarkan rambu-rambu, yakni
a) Derajat partisipasi dan responsive siswa yang tinggi
b) Keterlibatan siswa dalam pelaksanaan/pembuatan tugas
c) Kesadaran guru mengenai tujuan yang hendak dicapai
d) Penggunaan metode mengajar secara bervariasi
e) Perlunya bimbingan da pengajaran remedial waktu tertentu sesuai
dengan kebutuhan
f) Pengaturan dan pembinaan lingkungan kelas/sekolah
Pemanfaatan CBSA dalam pembelajaran dalam bentuk pemanfaatan wakru
luang, pembelajaran individual belajar kelompok, bertanya jawab, umpan balik,
pendayagunaan lingkungan masyarakat, pengajaran unit, pameran dan
mempelajari buku sumber.
B. Pendekatan Keterampilan Proses Sebagai Bagian dari Cara Belajar Siswa
yang Aktif
Penggunaan pendekatan keterampilan proses berdasarkan pertimbangan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dan guru , proses untuk
mengembangkan kemampuan dasar, dan belajaruntuk memperoleh hasil belajar
dengan baik. Pendekatan keterampilan proses ialah bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk
mengembangkan yang lebih tinggipada diri siswa dalam rangka menemukan fakta
dan konsep serta menumbuhkembangkan sikap dan nilai.
Dengan pendekatan keterampilan proses hendak dikembangkan kemampuan
mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan,
merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan. Penerapan keterampilan
proses dalam pembelajaran antara lain dalam bentuk pemecahan masalah atau
metode inquiry discovery.

15
 BAB X
Evaluasi Belajar Dan Pembelajaran
A. Pengertian, Kedudukan, Dan Syarat Umum Evaluasi
Penilaian berbeda dari pengukuran yang sifatnya kuantitatif, sedangkan
evaluasi menafsirkan hasil pengukuran berdasarkan norma tertentu, penilaian
merupakan upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa mencapai tujuan
pendidikan. Penilaian harus memenuhi syarat validitas, reliabilitas, objektivitas,
efisiensi dan praktis.
B. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi merupakan upaya untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil
belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar berfungsi
diagnostic, untuk seleksi, untuk kenaikan kelas, dan untuk penempatan. Sasaran
evaluasi hasil belajar adalah perkembangan ranah kognitif dan ranah
psikomotorik. Tahap selanjutnya adalah pengolahan hasil tes, penafsiran dan
penyusunan laporan hasil evaluasi.
C. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran diarahkan kepada komponen input, komponen proses
dan komponen output pembelajaran. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk
pengembangan program, perencanangan dan pengembangan kurikulum, serta
untuk akreditas program dan kelembagaan. Prosedur evaluasi pembelajaran
menggunakan metode kuesioner, studi kasus, observasi, anekdotal record, dan
wawancara yang masin-masing dilengkapi dengan instrumen penilaian tertentu.

16
 Ringkasan Isi Buku Ke II
 BAB I
Posisi Kurikulum dalam Sistem Pendidikan
Kurikulum merupakan “chip” yang berisi berbagai keinginan dan harapan
dari suatu komunitas masyarakat tertentu untuk memperbaiki keadaan dirinya,
saat ini dan dimasa yang akan datang. Dalam sisitem pendidikan, kurikulum
seringkali dijadikan pusat dari semua sistem penggerak komponen pendidikan
lainnya. Agar peserta didik sukses menguasai berbagai pengalaman belajar
tersebut, dibuthkan berbagai sumber belajar, guru, sarana, dan prasana, anggaran,
kebijakan dan system pengelolaan yang baik. dengan demikian kurikulum berada
di pusat aktivitas pendidikan.
A. Pengertian dan Komponen Kurikulum
Menurut Wina Sanjaya (2008) bahwa kurikulum adalah sebuah dokumen
perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan
pengalaman belajar yang harusdilakukan oleh siswa, strategi dan cara yang dapat
dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam
bentuk nyata.
Abdullah Idi (2007) menyebutkan enam komponen kurikulum yaitu :
1. Tujuan
2. Isi dan struktur program
3. Media atau sarana dan prasarana
4. Strategi pembelajaran
5. Proses pembelajaran
6. Evaluasi atau penilain
B. Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kajian landasan kurikulum memiliki empat dimensi yaitu landasan filosofis,
psikologis, sosiologis, dan organisator.
C. Peran dan Fungsi Kurikulum
a) Bagi peserta didik, kurikulum berfungsi sebagai bahan pengalaman
belajar atau sebagai konten untuk dipelajari.

17
b) Bagi pendidik berfungsi sebagai pedoman kerja dalam mengorganisasi
pengalam belajardan pedoman untuk mengadakan evaluasi
c) Bagi kepala sekolah berfunsi sebagai pedoman dalam melakukan
supervisi, pedoman evaluasi atas kemajuan pembelajaran dan dijadikan
bahan kajian unruk pengembangan kurikulumdi masa yang akan datang.
d) Bagi orang tua berfungsi sebagai sebagai alat komunikasi orang tua
dengan sekolah tentang pendidikan putrinya.
e) Bagi sekolah yang berada diatasnya berfungsi sebagai pemeliharaan
kesinambungan proses pembelajaran dan dijadikan indikator untuk
meningkatakan mutu pendidikan agar pesrta didik dapat meneruskan ke
perguruan tinggi.
f) Bagi masyarakat pemakai lulusan kurikulum berfungsi sebagai bagian
dari bukti akuntabilitas sekolah kepada pengguna lulusan.
D. Kurikulum dan Proses Pembelajaran
Kurikulum tidak bermakna bila apapun jika tidak dilaksanakan proses
pembelajarannya dan sebaliknya tidak akan dikatakan sebagai proses
pembelajaran yang terencana tanpa ada kurikulumnya.
 BAB II
Langkah Pengembangan Kurikulum
Untuk mengembangkan kurikulum dibutuhkan tiga langkah yang harus dilalui
yaitu mengkontruksi kurikulum, mengembangkan kurikulum dan implementasi
kurikulum.
A. Desain Pengembangan kurikulum
Desain adalah rancangan, pola, atau model (Wina Sanjaya, 2008). Desain
kurikulum artinya rancangan, pola, atau model kurikulum yang dipilih oleh
sekolah atau sebuah negara dalam system pendidikan yang dibangunnya.
B. Kurikulum Berbasis Komputer (KBK)
KBK sangat cocok diterapkan disekolah menengah kejuruan (SMK) dan
pendidikan diploma karena pendidikan kejuruan melatih kecakapan praktis,
keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan penyelesaian tugas pekerjaan
atau kompetensi-kompetensi kerja.

18
C. Langkah pengembangn Kurikulum
Ada lima langkah Pengembangan Kurikulum dari Taba ( Wina Sanjaya,
2008 ) yaitu :
1) Menghasilkan unit-unit percobaan dilalui dengan diagnosis kebutuhan,
memformulasikan tujuan
2) Eksperimen untuk menentukan validasi
3) Merevisi dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data
yang dari uji coba
4) Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum
5) Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah diuji
D. Evaluasi Kurikulum
Merupakan pengumpulan data yang hasilnya digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan kualitas dari pelaksanaan kurikulum.
 BAB III
Sarat dengan Pendidikan Karakter
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sangat dengan pendidikan karakter.
Minset ini yang disadari sejak awal sebelum memahami teknis pelaksanaan
kurikulum 2013. Jika tidak ada landasan pemikiran ini, maka kita akan merasa
terbebani oleh banyaknya “pekerjaan” yang harus dikerjakan.
A. Kompetensi yang Berjenjang
Yang artinya kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar
(SD)/ Madrasah Ibtidaiyah akan dilanjutkan dan dikembangkan pada jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan terus dikembangkan ketika peserta didik
menempuh pendidikan ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah
Aliyah.
B. Pendidikan Karakter yang Terintegrasi
Mindset kedua dari kurikulum 2013 adalah besarnya muatan pendidikan
karakter dalam kompetensi inti. Pengintegrasian total pendidikan karakter tanpa
mengubah “aliran” kurikulum yang dianut sebelumnya yaitu kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) yaitu sejak tahun 2004. Pada tahun 2006, KBK

19
didesentralisasikan ke sekolah yang dikenal dengan kurikulum tingkat satuan
pendidikan KTSP).
C. Mengakomodasi Semua Aliran Filsafat
Pengembangan kurikulum 2013 tidak hanya didasarkan pada satu paham
filsafat tertentu saja, tetapi didasarkan pada banyak aliran filsafat yaitu
essensialisme, perenialisme, rekonstruksi social, progrevisme, dan humanisme.
D. Mengembangkan Kemampuan Menular, Mengkomunikasikan, dan
Mencipta.
Mindset ketiga dari kurikulum 2013 adalah mengembangkan keterampilan
menalar, mengkomunikasikan, dan mencipta. Artinya, kurikulum 2013 akan
dianggap berhasil jika para lulusannya memiliki kemampuan menalar atau
menganalisis, mengkomunikasikan dan mencipta.
 BAB IV
Isi dan Struktur Kurikulum 2013
Mindset kurikulum 2013 yang terkait dengan Standar Isi adalah mengurangi
jumlah mata pelajaran tetapi menambah jumlah jam pelajaran untuk setiap mata
pelajaran.
A. Mengacu pada Taksonomi SOLO dan Mengembangkan Kreativitas
Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes) dikembangkan
oleh Biggs &Collis (1982) sebagai alat evaluasi untuk mengukur kualitas respons
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.
B. Proporsi Kompetensi untuk Tiap Jenjang
Informasi tentang rambu-rambu ketercapaian kompetensi dari ranah sikap
spiritual, sikap social, pengetahuan,dan keterampilan dalam kurikulum 2013
masih sangat terbatas.
1. Ranah Sikap Spiritual
2. Ranah Sikap Sosial
3. Ranah Pengetahuan
4. Ranah Keterampilan

20
C. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
Pembahasan tentang kerangka dasar kurikulum yang tercantum dalam
permendikbud nomor 67, 68, dan 69 tahun 2013 ternyata mengkaji tentang
landasan filosofis, teoritis, dan yuridis. Dengan demikian, penulis menganggap
bahwa kerangka dasar adlah asumsi-asumsi pengembangan kurikulum 2013.pada
landasan filosofisnya, Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa
Indonesia yang beragam dan diarahkan untuk membangun kehidupan yang lebih
baik.
1. Struktur Kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum 2013 relatif lebih ramping tetapi menambah jam pelajaran.
Semuka dikelas I, II, III masing-masing 26, 27, dan 28 jam pembelajaran (JPL)
dan dikelas IV-VI adalah 32 JPL. Pada kurikulum 2013 ditambah dengan
menjadi 30-36 JPL.
DI jenjang SD/MI, terdapat dua kelompok mata pelajaran yaitu kelompok A
dan B, kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat, sedangkan kelompok B kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi oleh konten muatan lokal dari pemerintah daerah. Seperti
mata pelajaran seni budayadan prakarya dapat memasukkan materi bahasa daerah
yang setiap daerah pasti berbeda-beda sesuai buku bangsanya masing-masing.
2. Struktur Kurikulum SMP/MTs
Mata pelajaran di SMP/MTs dibagi dua yaitu ada kelompok A dan kelompok
B. konten materi kelompok A dikembangkan oleh pusat dan konten kelompok B
dikembaangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah. Seperti halnya di SD/MI, mata pelajaran
seni budaya dapat diisi dengan muatan lokal bahasa daerah.
3. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah
(MA)
Struktur Kurikulum SMA/MA terdiri atas mata pelajaran wajib dan
peminatan. Mata pelajaran wajib dibagi dua yaitu Kelompok A dan Kelompok B.
Kelompok (A) ditujuan untuk membina sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai warga negara (pendidikan umum) sedangkan kelompok wajib (B)

21
pendidikan umum yang mengakomudasi aspirasi daerah dan konten materinya
dapat disisipkan dengan muatan lokal.
4. Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK)
Struktur kurikulum 2013 untuk SMK/MAK sebenarnya mirip dengan struktur
untuk SMA/MA. Perbedaannya hanya pada nama mata pelajaran di kelompok
peminatan (kelompok C) dan adanya pola SMA/SMK empat tahun ditawarkan
untuk meningkatkan keterampilan peserta didik pada bidang keahlian tertentu
sehingga yang bersangkutan siap terjun ke dunia kerja.
D. Kurikulum 2013 Menambah Jumlah Jam Pelajaran
Kurikulum 2013 memiliki misi untuk meningkatkan kinerja pendidikan.
Rancangannya adalah dengan menambah jam pelajaran karena untuk
meningktkan kompetensi tidak cukup waktu jika hanya menyediakan waktu
seperti pada kurikulum sebelumya.
 BAB V
Dikemas dalam Tematik dan Diajarkan melalui saintifik.
Mindset kurikulum 2013 yang sangat penting lainnya adalah tentang
standar proses. Dalam kurikulum 2013, konten materi dikemas dalam bentuk
tematik (untuk SD/MI) dan diajarkan melakukan saintifik. Kemasan materi
pembelajaran berbasis pada tahapan EEK yaitu eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
A. Organisasi Konten Kompetensi Dasar dan Mata Pelajaran “Penghela”
Mata pelajaran ditingkat SMA /MA, organisassi kontennya sudah berdasarkan
pada disiplin ilmu terpisah ( discrete discipinilary approach). Pendidikan ilmu –
ilmu tersebut merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta dididk untuk
melanjutkan pendidikanya ke perguruan tinggi sehingga dalam struktur kurikulum
2013 dibuat peminatan MIA, IIS, dan IBB.
B. Dari Tematik “ Biasa” ke Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang tidak menggunakan “nama-
nama disiplin ilmu” sebagai nama mata pelajaran tetapi menggunakan tema-tema
tertentu. Dalam mindset kurikulum 2013, tema yang mengaitkan beberapa pokok

22
bahasan dalam satu mata pelajaran disebut tematik (saja) sedangkan tema yang
mengikat beberapa pokok bahasan dari sejumlah mata pelajaran yang berbeda
disebut “Tematik Terpadu”.
C. Lima Langkah Pendekatan Saintifik
Adapun langkah-langkah pembelajaran keterampilan proses sains dalam
kurikulum 2013ada lima langkah sebagai hasil reduksi dari proses penelitian
ilmiah yaitu:
1) Mengamati yaitu kegiatan peserta didik diperoleh untuk memperoleh
dunia nyata melalui berbagai aplat indera penglihatan, pembau, pendengar,
pengecap dan peraba.
2) Menanya yaitu kegiatan peserta didik untuk menyatakan secara eksplisit
dan rasional apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan
suatu obyek, peristiwa, suatu proses tertentu.
3) Mengeksperimen. Kegiatan berupa mengumpulkan data melalui kegiatan
observasi, wawancara atau uji coba di laboratorium.
4) Mengasosiasi yaitu kegiatan peserta didik untuk mengkeritisi, menilai,
membandingkan, interpretasi data, atau mengajukan pendapatnya
berdasarkan data hasil penelitian.
5) Mengomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik untuk menyampaikan
hasil temuannya di hadapan orang lain. Kegiatan mengomunikasikan dapat
dilakukan secara lisan maupun tulisan yang dapat dibantu oleh perangkat
teknologi informasi dan komunikasi, artinya, peserta didik dapat
menyampaikan dalam forum diskusi kelas atau diunggah di internet.
D. Pembelajaran Pemadu pada Model Pembelajaran saintifik
Ada dua model pembelajaran pemadu dalam pendekatan saintifik.
1) Discovery/Inquiry Learning
Johnson dalam supriyono (2011) menyebutkan bahwa discovery learning
terdapat pengalaman yang disebut ahaa experience atau menemukan sesuatu dari
proses penyelidikan yang dilakukan peserta didik. Sedangkan Inquiry Learning
tidak selalu sampai pada proses temuan namun berakhir pada penyingkapan suatu

23
dinamika atau masalah yang dihadapi. Proses akhir dalam inquiry terletak pada
kepuasan dalam melakukan kegiatan meneliti.
2) Problem Based Learning
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang dapat dikolaborasikan
dengan pembelajaran saintifik. Problem based learning memiliki gen yang sama
dengan pembelajaran saintifik. Sebagaimana prinsipmpembelajaran saintifik,
peranan guru adalah sebagai fasilitator dan mentor dan tidak memposisikan
sebagai sumber solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi.
3) Project based learning
Tujuan utama pembelajaran berbasis proyek adalah membiasakan peserta
didik untuk kreatif menghasilkan produk tertentu dan dari proses yang dilaluinya
mereka dapat menemukan berbagai pengetahuan.
E. Hanya ada “Satu” Buku Siswa
Peserta didik di daerah ( tingkat Kabupaten ) akan memperoleh buku siswa
yang sesuai dengan potensi dan budaya daerahnya masing-masing, banyak guru
akan termotivasi untuk kreatif dalam menciptakan langkah-langkah pembelajaran
yang dituangkan dalam menyusun buku siswa dan buku guru. Buku guru dan
buku siswa yang ada sekarang hanya “menghilangkan” makna kegiatan pemetaan
tematik karena dalam buku sudah disediakan.
Oleh karena itu, jika guru diminta untuk membuat pemetaan tematik
integratif maka konten buku siswa dan buku guru mau tidak mau harus
disesuaikan dengan peta tematik yang telah dibuat guru. Buku yang dibuat
diedarkan secara terbatas yaitu hanya digunakan di daerahnya masing-masing.
Tujuan utamanya agar Kurikulum 2013 tidak terlalu sentralistis.
 BAB VI
Penilaian Otentik dan Ketuntasan Belajar
A. Penilaian Otentik
Merupakan penilaian yang nyata dan dibuktikan dengan kinerja dan atau hasil-
hasil yang telah dibuat oleh peserta didik. Untuk memperoleh hasil penilaian
otentik dibutuhkan proses pengumpulan data selengkap mungkin sehingga
memberikan gambaran perkembangan dan hasil belajar peserta didik. Fungsinya

24
tidak untuk menghakimi peserta didik tetapi memberi informasi perkembangan
dari waktu ke waktu sehingga sejak dini peserta didik dapat dibina untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
B. Penilaian Acuan Kriteria (PAK) dan KKM
Penetapan standar kelulusan pada sisten PAK di sekolah (Kriteria Ketuntasan
Minimum). Untuk menentukan KKM mempertimbangkan tiga hal penting yaitu
tingkat kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Kemampuan peserta
untuk kelas awal ditetapkan berdasarkan tes awal sehingga sedangkan untuk kelas
II(sekolah dasar) dan seterusnya adalah menggunakan nilai raport.
C. Ragam Instrumen Penilain dan Rumusan Indikator Penilaian
Berikut ditampilkan ketentuan pokok tentang teknik dan instrumen yang
berbeda untuk mengukur aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan
permendikbud nomor 66 tahun 2013 dan jenis instrumen penilaian yang harus
digunakan oleh guru.
 BAB VII
Pengembangan dan Evaluasi Kurikulum
A. Pengembangan KTSP Agar Lebih Bermakna
Pengembangan KTSP agar lebih bermakna jika dibaca akan terasa lebih
provokatif. Dalam pengembangan KTSP tidak hanya dilakukan oleh pihak kepala
sekolah dan tim wakil kepala sekolah bidang kurikulum, tetapi semua komponen
disekolah juga ikut terlibat. Bahkan komite sekolah wajib dilibatkan dalam
mengembangkan KTSP.
B. Terbuka Untuk Menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS)
Penerapan SKS merupakan pilihan bagi sekolah yang menerapkannya. Jika
sekolah mau memilih system SKS, maka dapat mencantumkan dalam KTSP yaitu
pada bagian pengaturan beban belajar. Selain Sistem SKS, sekolah dapat memilih
system paket. Penerapan SKS cukup kontroversial. Sisi keuntungannya mungkin
sekolah dapat melayani peserta didik jika ingin cepat lulus dan dapatkan
mengembangkan potensinya lebih baik. Selain itu, peserta didik didorong untuk
lebih mandiri dan lebih dewasa karena terlatih untuk mengambil keputusan.

25
C. Layanan Bimbingan dan Konseling Lebih Banyak Dibutuhkan
Kurikulum 2013 menuntut Layanan Bimbingan Konseling lebih banyak
mengambil peranan, terutama di SMA/MA pada saat peminatan dan sekolah yang
menerapkan system SKS.pada system penerimaan peserta didik baru, untuk
menentukan jalur peminatan, padahal mereka baru masuk dan belum ada waktu
untuk mengenal lebih banyak tentang bakat dan minatnya. Bisa jadi, awalnya anak
memilih rumpun peminatan matematika dan sains, namun belakangan lebih suka
pada rumpun ilmu social atau bahasa. Untuk mengatasi itu, dibutuhkan peran guru
bimbingan dan konseling (BK) atau Konselor.
D. Mengembangkan Kurikulum Muatan Lokal
Tata cara mengembangkan muatan lokal diatur dalam lampiran II
permendikbud nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi Kurikulum. Dalam
peraturan itu ditegaskan bahwa muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
E. Manajemen Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum bertujuan untuk tiga hal yaitu perbaikan program,
pertanggungjawaban kepada berbagai pihak, dan penentuan tindak lanjut hasil
pengembangan (Ibrahim dan masitoh, tt). Adapun aspek yang di evaluasi antara
lain, pengembangan ide dasar untuk kurikulum, pengembangan program silabus,
satuan acara perkuliahan, pengalaman belajar, dan hasil.
 BAB VIII
Supporting System Kurikulum 2013
A. Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Promosi Keunggulan Sekolah
Kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam belajar
kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan
dibawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan ke pribadian,
bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau diluar minat yang
dikembangkan oleh kurikulum.

26
B. Memilih Buku Teks yang Bermutu
Kriteria penilaian memilih buku yang terbaik berdasarkan instrument
penilaian buku yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
pada maa pelajaran. Contoh pelajaran geografi SMA/MA dengan tabel kriteria
buku yang baik, mudah-mudahan guru dapat memilih buku yang terbaik bagi
siswanya.
C. Manajemen Media dan Sumber Belajar di Sekolah
Setiap mata pelajaran memiliki kebutuhan media dan sumber belajar pada
setiap materi pokok dan memiliki kebutuhan untuk setiap tahap kegiatan
pembelajaran yaitu media dan sumber belajar untuk kegiatan mengamati,
menanya, mengeksplorasi dan menyajikan. Sekolah perlu melakukan identifikasi,
menyediakan, dan manajemen pengelolaan media dan sumber belajar.
 BAB IX
Three in One untuk Kurikulum 2013
A. Kebijakan Kurikulum Harus Relevan dengan RKAS
Program-program dalam RKAS akan dilaksanakan untuk satu tahun anggran.
Dengan demikian RKS dibuat pada awal tahun untuk empat tahun mendatang,
sedangkan KRKAS dibuat pada tahun pertama, tahun kedua, ketiga, dan tahun ke
empat. Baik dalam RKS semua sumber Dana sudah dapat diprediksi sebelumnya.
B. Peningkatan Kompetensi Guru Secara Berkelanjutan
Pembinaan atau peningkatan kompetensi guru kelas dan guru bidang studi
secara berkelanjutan. Telah banyak program untuk membina kompetensi guru
yaitu melaui pembinaan profesi dan karier. pembinaan profesi guru meliputi
pembinaan kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan Sosial.
C. Kepemimpinan di Sekolah
Pemimpin disuatu sekolah, ia memiliki kewenangan untuk mendelegasikan
tugas-tugas pada orang-orang yang tepat, menentukan batas waktu dan tempat
kegiatan, dan mampu menetapkan anggaran biaya untuk melaksanakan sebuah
kegiatan. Dengan besarnya kemampuan dan kewenangannya, kepala sekolah,
sangat menentukan dalam melakukan manajemen kurikulum.

27
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku
 A.I Pembahasan tentang definisi Kurikulum
Buku Wajib
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar. Dikemukakan oleh Undang-Undang No. 2 Tahun
1989.
Buku pembanding
sedangkan menurut murray print (1993) kurikulum adalah semua
kesempatan belajar yang direncanakan untuk peserta didik di sekolah dan institusi
pendidikan lainnya.
Berdasarkan kedua pendapat diatas kurikulum adalah sebagai langkah
kegiatan perancangan kegiatan interaksi peserta didik dengan belajarnya yaitu
interaksi dengan dirinya sendiri sebagai guru, dengan sumber belajar dan
serangkaian pengalaman belajar lainnya. Rancangannya tersebut selalu disusun
dalam dokumen tertulis dan dilaksanakan serta dikendalikan oleh guru.
 A.II pembahasan tentang komponen-komponen kurikulum
Buku Wajib
a) Tujuan kurikulum yang bersumber pada tujuan pendidikan nasional
b) Materi
c) Metode atau cara yang digunakan
d) Organisasi kurikulum
e) Evaluasi kurikulum
Buku Pembanding
a) Tujuan
b) Isi dan struktur program
c) Media atau sarana dan prasarana
d) Strategi pembelajaran
e) Proses pembelajaran

28
f) Evaluasi atau penilaian
Berdasarkan kedua pendapat buku diatas adalah pembahasannya hampir
sama atau saling berkaitan dengan antara satu dengan yang lainnya. komponen-
komponen kurikulum tersebut, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama
menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran.
 A.III Pembahasan tentang Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum
Buku Wajib
1. Prinsip Berorientasi pada Tujuan
2. Prinsip Relevansi (kesesuaian)
3. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas
4. Prinsip Fleksibilatas (keluwesan)
5. Prinsip Berkesinambungan
6. Prinsip Keseimbangan
7. Prinsip keterpaduan
8. Prinsip Mutu
Buku Pembanding
1. Prinsip relevansi
2. Prinsip fleksebilitas
3. Prinsip kontinuitas
4. Prinsip efisiensi
5. Prinsip efektivitas
Berdasarkan kedua pendapat buku diatas adalah sebagian pembahasannya
sama dan prinsip kurikulum sebagai aturan yang menjiwai pengembangan
kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan agar kurikulum yang didesain atau
dihasilkan sesuai dengan permintaan semua pihak yakni anak didik, orangtua,
masyarakat dan bangsa.
 A. IV Pembahasan Tentang Landasan pengembangan kurikulum
Buku Wajib
a) Filsafat pendidikan yang mengandung nila-nilai dan cita-cita
masyarakat tentang manusia yang ideal

29
b) Lingkungan merupakan suatu ekosistem yang meliputi lingkungan
manusiawi,sosio kultural, biologis, dan geografis
c) Kebutuhan pembangunan tersirat pembangunan nasional yakni
mengembangkan sumber daya manusia
d) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berada dalam
keseimbangan yang dinamis dan efektif
Buku Pembanding
a) Landasan filosofis yakni pentingnya yang didapatkan dari hasil
berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dan
mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum rencana,
maupun dalam bentuk pelaksanaan disekolah
b) Landasan Psikologis yakni penerapan landasan psikologi dalam
pengembangan kurikulum, tiada lain agar upaya pendidikan yang
dilakukan dapat menyesuaikan dari segi materi atau bahan yang
harus disampaikan, penyesuaian dari proses penyampaian atau
pembelajarannya
c) Landasan Sosiologis yakni menyangkut kekuatan-kekuatan social
di masyarakat. Kekuatan itu berkembang dan selalu berubah-ubah
sesuai dengan perkembangan zaman
d) Landasan organisator yakni model kurikulum yang akan
dikembangakan dengan memprihatikan kajian social, budaya,
politik
Berdasarkan kedua pendapat buku diatas adalah kurikulum baik pada
tahap kurikulum sebagai ide, rencana, pengalaman maupun kurikulum sebagai
hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan landasan yang
kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai
dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan.
 A.V Pembahasan Tentang Evaluasi Pembelajaran
Buku Wajib
Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar.
Secara sistematik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen

30
Sistem Pembelajaran, yang mencakup komponen input yakni perilaku awal siswa,
komponen instrumental yakni kemampuan professional guru/tenaga kependidikan
komponen kurikulum, komponen administrative (alat,waktu, dana) dan komponen
proses ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran, komponen output hasil
pembalajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran.
Buku Pembanding
Evaluasi pembelajaran media yang tak terpisahkan dari kegiatan mengajar,
karena melalui seorang guru akan mendapat informasi tentang pencapaian hasil
belajar. Secara garis besar evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam
perluasan yaitu pencapaian akademik, dan penyesuaian personal social.
Berdasarkan kedua pendapat buku diatas adalah evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.dengan melakukan
evaluasi dalam pendidikan mengenai sejauh mana keberhasilan para pendidik dan
peserta didik dalam proses belajar mengajar.
 A. VI Pembahasan tentang defenisi evaluasi
Buku Wajib
Evaluasi adalah menafsirkan hasil pengukuran berdasarkan norma tertentu,
penilaian merupakan upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa mencapai tujuan
pendidikan.Penilaian harus memenuhi syarat-syarat validitas, reliabelitas,
objektivitas, efisiensi, dan praktis.
Buku Pembanding
Evaluasi adalah suatu pengamatan terhadap siswa dengan memperhatikan
tingkah lakunya. Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah
penting dalam dunia pendidikan. Kegiatan tersebut merupakan suatu tolak ukur
yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan tercapai.
Berdasarkan kedua pendapat buku diatas adalah evaluasi (penilaian) dapat
diartikan sebagai penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai
rancangan, implementasi, dan efektivitas suatu dokumen kurikulum

31
B. Kelebihan dan Kekurangan Buku
 Buku Wajib
 Kelebihan
1. Dari segi desain buku ini cukup menarik tetapi warnanya kurang
cerah dan cara penyajiannya juga baik
2. Dari segi spesifikasi sudah bagus untuk pemaparan seperti
mengedit, memformat dan lain-lain
3. Dari segi isi buku,bahasa cukup bisa dimengerti penjelasannya
4. Tampilan cover bagus
5. Buku ini menjelaskan tentang kurikulum dan pembelajaran
6. Memberikan pemahaman manfaat aktivitas dalam pembelajaran
7. Menjelaskan tingkah laku seseorang adalah berkat pengaruh
lingkungan
8. Menjelaskan unsur dinamis pembelajaran pada diri guru
 Kekurangan
1. Dari desain sebenarnya sudah menarik tetapi screnshoot tidak jelas
2. Tidak membuat daftar gambar
3. Kualitas buku yang digunakan kurang bagus sehingga mudah
robek
4. Tata letak penulisan yang tidak menarik
 Buku Pembanding
 Kelebihan
1. Dari desain buku ini menarik dan cara penyajiannya juga baik
disertai gambar-gambar mudah
2. Dari segi spesifikasi sudah bagus untuk pemaparan seperti
mengedit, memformat dan lain-lain
3. Dari segi isi buku,bahasa cukup bisa dimengerti penjelasannya
4. Membuat daftar gambar
5. Tampilan cover bagus
6. Kertas yang digunakan lebih tebal jadi tipis kemungkinan untuk
sobek

32
 Kekurangan
1. Dari desain sebenarnya sudah menarik tetapi ada beberapa
screnshoot tidak jelas
2. Pembahasan masih ada menggunakan bahasa-bahasa yang sulit
dipahami

33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah bagian penting dalam pendidikan dimana kualitas suatu
negara ditentukan oleh kualitas pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar. kurikulum juga adalah suatu program pendidikan yang
disediakan untuk membelajarkan siswa dan serangkaian pengalaman belajar.
Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus, kurikulum perlu
diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan
pendidikan.
Kurikulum selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan
zaman. Adapun proses pengembangan kurikulum adalah kegiatan menghasilkan
kurikulum baru melalui langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan
penyempurnaan kurikulum atas dasar penilaian yang dilakukan selama kegiatan
pelaksanaan kurikulum dan hal tersebut bisa dikatakan bahwa terjadinya
perubahan-perubahan kurikulum mempunyai tujuan untuk perbaiakan.Namun di
dalamnya juga butuh kerjasama dalam penerapan kurikulum.
B. Rekomendasi untuk perbaikan buku
Buku Wajib
1. Ada baiknya untuk cover diubah, dan padukan warna yang cerah agar
siswa tertarik tidak hanya judul tetapi juga segi penampilan di luarnya
2. Menurut saya buku ini masih harus diperbaiki. Salah satunya
penjelasan materi harus dijelaskan dan bisa dimengerti
3. Tulusannya jelas dan juga punya kalimat yang baik, hanya saja ada
beberapa kesalahan dalam pengetikan
Buku Pembanding
1. Dari cover, desain buku dan segi bahasa sudah cukup bagus tetapi
mengenai isinya yang sudah saya baca pengertian dan penjelasan
masih ada yang tidak dimengerti
2. Menggunakan bahasa yang singkat, padat dan jelas

34
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ahmad Yani, M. (2014). Mindset Kurikulum 2013. Bandung: ALVABETA,
CV.

Hamalik, P. D. (2015). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.

35

Anda mungkin juga menyukai