Logistik Ramadan
dalam Kondisi Masih
Pandemi Covid-19
Seperti Ramadan tahun lalu, Ramadan kali ini Nielsen mencatat terjadi peningkatan permintaan
masih dalam kondisi pandemi. Di hampir semua daerah kebutuhan untuk produk-produk tersebut berkisar antara
menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). 8% sampai dengan 26% dibandingkan pada kondisi se-
Perilaku konsumen khususnya konsumen sektor rumah belum pandemi. Selain produk-produk bahan makanan
tangga berubah pada saat pandemi Covid-19. Aktivitas di segar, selama masa pandemi terjadi peningkatan per-
luar rumah dibatasi. Sebagian besar kegiatan dilakukan se- mintaan produk-produk kesehatan, komputer dan laptop,
cara online. Akibatnya, perilaku konsumen pun ikut produk kebersihan, peralatan dapur, dan alat olah raga.
berubah. Untuk produk alat olah raga seperti sepeda bahkan per-
mintaannya meningkat sampai 50% (Nielsen.com, 2021).
Umumnya, perubahan perilaku konsumen tidak
hanya sebatas pada barang yang dibeli saja tetapi juga Perubahan konsumen dalam cara berbelanja se-
pada bagaimana konsumen mencari dan memesan barang lama masa pandemi antara lain melakukan pembelanjaan
tersebut. Perubahan ini diprediksi akan membentuk peri- serba online, layanan bebas kontak, pembayaran secara
laku dan kebiasaan baru bahkan setelah pandemi berakhir. cashless, dan menginginkan proses dan pengiriman barang
yang cepat dan efisien. Model bisnis layanan order fulfill-
Perubahan penting perilaku konsumen yang men-
ment dan last-mile delivery untuk mendukung kebutuhan
dorong peningkatan permintaan layanan logistik dan per-
konsumen dengan perubahan perilaku mereka dalam
baikan operasional manajemen logistik. Kebutuhan layanan
berbelanja.
logistik, khususnya layanan order fulfillment dan last mile
delivery untuk mendukung layanan jasa pesan antar Order fulfillment merupakan salah satu aktivitas
barang. Selama masa pandemi Covid-19, permintaan ke- penting dalam e-dagang. Secara sederhana, order fulfill-
butuhan bahan makanan seperti daging, daging unggas, ment didefinisikan sebagai proses penerimaan order dari
telur, permintaan daging, daging unggas, telur, sayur, dan pelanggan sampai pengiriman produk ke alamat yang di-
buah meningkat. inginkan pelanggan. Dalam transaksi e-dagang, order ful-
! Memeriksa ketersediaan stok dan memberikan noti- ! Make-to-order (MTO). Produk baru dibuat bila
fikasi ke pelanggan; benar-benar ada pemesanan dari pelanggan.
! Menentukan apakah inventory sebaiknya harus diisi ! Assemble-to-order (ATO). Produk dibuat
kembali atau apakah diperlukan produksi tambahan berdasarkan modular, yang dirakit dari berba-
untuk mengganti pengurangan stok karena pe- gai komponen yang tersedia.
menuhan order; ! Make-to-stock (MTS). Produk-produk yang
! Menentukan lokasi warehouse dimana order tersebut standar dan kategori mass-production umum-
akan dipenuhi; nya diproduksi untuk mengisi stok dalam in-
ventory.
! Menginformasikan proses pemenuhan order ke ware-
house atau fulfillment center; ! Digital copy (DC). Copy produk dilakukan den-
gan cara mengunduh produk-produk dalam
! Pengambilan order di lokasi penyimpanan dan
bentuk digital dan inventory dihasilkan dari dig-
pengepakan (pick & pack);
ital master.
! Pengiriman barang ke pelanggan;
warehousing dan pengiriman, apakah model bisnis B2C atau ment memerlukan integrasi supply chain. Order fulfill-
B2B, dan model operasi setiap perusahaan. Namun demikian, ment memerlukan integrasi aliran keuangan (payment),
umumnya model operasi fulfillment memiliki bentuk sebagai informasi, material, dan komponen, yang memerlukan
berikut (Turban, et al, 2020): koordinasi antardepartemen dalam perusahaan dan an-
tarperusahaan yang terlibat dalam supply chain.
LOGISTIK RAMADAN DALAM KONDISI MASIH PANDEMI COVID-19
Ketiga,
ini penting untuk memastikan ketersediaan barang pokok Pelaku Usaha yang terli-
secara tepat jenis barang dan kuantitas, dengan kualitas bat dalam pasokan dan
yang baik, bersih, sehat, nyaman, dan aman dikonsumsi
distribusi barang pokok mulai dari sektor usaha
masyarakat, pada waktu yang tepat, harga yang ter-
hulu seperti pertanian, industri barang pokok, dan
jangkau dan stabil, secara merata tersedia di semua
peternakan, perlu menjaga ketersediaan pasokan
pasar dan jaringan ritel yang mudah diperoleh
barang pokok dengan kuantitas yang mencukupi
masyarakat. Dalam ilmu supply chain dan logistik ini dike-
dan kualitas yang baik, seperti kebersihan, kea-
nal sasaran 7 tepat.
manan barang, kenyamanan, dan kehalalan pro-
Sasaran ini yang mesti dipenuhi para pelaku duk, dengan biaya distribusi yang efisien untuk
usaha, mulai dari sektor usaha hilir/produsen sampai ke menjaga harga barang pokok tetap terjangkau
hulu termasuk jaringan distribusinya, mulai dari pasar tra- dan stabil. Perilaku moral hazard seperti menim-
disional, pasar modern, dan warung/tokok pengecer. bun barang pokok untuk tujuan spekulasi menda-
patkan keuntungan setinggi-tingginya (rent
Beberapa langkah dan tindakan yang dapat di- seeking behavior) harus dihindari.
lakukan baik sektor usaha maupun pemerintah untuk
memastikan barang kebutuhan pokok tersedia merata
dengan harga terjangkau dan stabil, sebagai berikut: Girimekar, Bandung, 30 Maret 2021