Anda di halaman 1dari 6

LOGISTIK & RANTAI PASOK EBITDA

EBI T DA
Salah satu ukuran profitabilitas yang paling banyak digunakan
adalah EBITDA. EBITDA merupakan akronim dari earnings, before inter-
est, tax, depreciation, and amortization.

EBITDA mulai banyak diterapkan pada tahun 1980-an terutama


di perusahaan-perusahaan yang banyak menggunakan aset tetap dalam
jumlah besar, seperti perusahaan penyedia jasa transportasi barang, pe-
rusahaan pergudangan, serta perusahaan manufaktur yang padat
teknologi dan modal. Perusahaan-perusahaan ini membebankan biaya
depresiasi yang sangat besar. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang
memiliki aset tak berwujud (intangible assets), seperti merek dagang,
brand, dan patent. Umumnya, perusahaan ini membebankan biaya
Zaroni amortisasi yang cukup besar.

Head of Consulting Division


Supply Chain Indonesia
Penghitungan EBITDA Penghitungan EBITDA menggunakan data dari Laporan
Laba Rugi. Contoh penghitungan EBITDA dan EBITDA margin sebagai
Dalam menghitung EBITDA, kita
berikut:
mengurangkan pendapatan dengan beban
pokok pendapatan, dan biaya-biaya usaha
seperti biaya pemasaran dan biaya admin- Pendapatan Rp660.000
istrasi dan umum, tidak termasuk biaya
depresiasi dan biaya amortisasi. Dikurangi: Beban pokok pendapatan Rp470.000

EBITDA tidak memperhitungkan Laba bruto Rp190.000


biaya bunga dan pajak penghasilan badan
Dikurangi: Beban usaha* Rp120.000
(income tax), dengan pertimbangan
bahwa biaya bunga merupakan biaya atas * tidak termasuk beban depresiasi, amortisasi, bunga & pajak

penggunaan modal dari pinjaman (cost of


EBITDA Rp70.000
debt). Keputusan penggunaan modal dari
pinjaman atau modal sendiri merupakan EBITDA margin (EBITDA/Pendapatan x 100%) 10,6%
kebijakan keuangan korporat, bukan kepu-
tusan operasional bisnis. Sehingga, ketika
menghitung EBITDA, kita tidak mema- Umumnya, EBITDA dihitung setiap bulan, triwulan, dan tahu-
sukkan beban bunga. nan dengan menggunakan data akuntansi yang diambil dari Laporan
Laba Rugi. Kita perlu menghitung EBITDA secara harian untuk kepentin-
gan pengendalian dan perbaikan profitabilitas operasional perusahaan.
Biasanya, perusahaan membentuk tim EBITDA. Tim EBITDA ini sering
dikenal dengan nama Tim Operation Control Center (OCC) yang
melakukan monitoring pencapaian EBITDA secara harian dan mem-
berikan laporan pencapaian EBITDA tersebut ke Direksi.
EBITDA

Seperti halnya ukuran kinerja keuangan lain- Contoh PT Pos Logistik Indonesia, sebagai perusa-
nya. Setiap ukuran kinerja keuangan akan memberikan haan penyedia jasa logistik pergudangan dan distrubusi pro-
informasi penting bila kita dapat membandingkannya duk-produk PT Pertamina Lubricant (PTPL) untuk Sales
dengan kinerja keuangan perusahaan lain dan kinerja Regional (SR) PTPL 5 (Jawa Timur), 6 (Kalimantan), dan 7 (Su-
keuangan periode sebelumnya. lawesi, Maluku, dan Papua). Saat ini share belanja jasa logistik
PTPL ke Poslog misalnya baru 15%. Poslog ingin
Karenanya, kita perlu membandingkan
meningkatkan revenue share dari PTPL menjadi 35%. Untuk
EBITDA perusahaan dengan EBITDA perusahaan lain
itu, Poslog mengembangkan layanan atau fitur baru, misalnya
— bisa perusahaan pesaing atau perusahaan dalam
pelabelan dan pengepakan, pengantaran produk-produk PTPL
sektor industri yang sama. Dari perbandingan EBITDA
dari distributor ke bengkel, toko-toko ritel, dan pengantaran
ini, kita bisa memperoleh informasi posisi daya saing
langsung ke pemesan menggunakan aplikasi order manage-
dan profitabilitas perusahaan dengan perusahaan lain.
ment secara on-line. Selain itu, Poslog memperluas pelayanan
Pembandingan EBITDA perusahaan antarpe- untuk SR PTPL di Sumatera, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
riode akan memberikan informasi perbaikan opera- Tengah, dan Jogjakarta.
sional dan bisnis perusahaan yang tercermin dari
Pengembangan layanan baru dan perluasan wilayah
pencapaian EBITDA setiap tahunnya.
pelayanan yang diberikan Poslog ke PTPL akan meningkatkan
penjualan dari pelanggan existing. Selain itu, peningkatan pen-
Meningkatkan EBITDA jualan dapat dilakukan melalui akuisisi pelanggan baru. Dalam
contoh ini, Poslog meningkatkan penjualan melalui akuisisi PT
Untuk dapat meningkatkan EBITDA margin,
Kacang Dua Kelinci untuk pengelolaan pergudangan dan dis-
penting memahami apa faktor-faktor yang memen-
tribusi produk-produk PT Kacang Dua Kelinci ke seluruh In-
garuhi EBITDA margin. Peningkatan EBITDA margin di-
donesia. Penjualan Poslog meningkat dari penambahan
tentukan oleh satu atau kombinasi berikut ini:
pelanggan baru.

! Peningkatan volume penjualan; Peningkatan penjualan memerlukan peningkatan


kapasitas sumber daya atau pengoptimalan kapasitas. Pada
! Peningkatan harga jual per unit; contoh PT Pos Logistik Indonesia sebagai penyedia jasa lo-
gistik transportasi dan distribusi barang PT Kacang Dua Ke-
! Penurunan beban pokok per unit; linci dengan mengoptimalkan kapasitas gudang dan truk.
Peningkatan load factor truk dan ruang gudang yang optimal
! Penurunan beban penjualan/pemasaran; akan meningkatkan penjualan tanpa harus menambah kapa-
sitas gudang dan truk dalam jumlah banyak.
! Penurunan beban umum dan administrasi. Pada perusahaan transportasi barang, peningkatan
load factor dan round trip akan menaikkan penjualan. Contoh
Peningkatan volume penjualan akan berikut memberikan pemahaman yang baik bagaimana
meningkatkan pendapatan (revenue) perusahaan. meningkatkan EBITDA melalui peningkatan load factor dan
Umumnya, perusahaan meningkatkan volume pen- round trip.
jualan dengan meningkatkan share kontribusi dari
Unit Bisnis Poslog-SMBR memberikan layanan dis-
pelanggan existing atau penjualan dari akuisisi
tribusi semen Baturaja untuk wilayah pemasaran SMBR
pelanggan baru.
Timur. Poslog mengoperasikan 137 truk untuk melayani dis-
tribusi semen Baturaja. Kinerja pendapatan harian Unit Bisnis
Peningkatan penjualan dari pelanggan exist-
Poslog-SMBR ini dipengaruhi oleh tingkat round trip truk dari
ing dilakukan dengan memperluas pelayanan, baik
pabrik SMBR ke distributor sampai kembali lagi ke pabrik
melalui pengembangan produk atau layanan maupun
SMBR untuk loading semen. Memperpendek waktu round trip
pengembangan wilayah pelayanan untuk pelanggan
truk akan meningkatkan jumlah semen yang diangkut dari gu-
existing.

46 70 / VI / APRIL 2020
dang pabrik Semen Baturaja ke distributor. Selain itu, Biaya langsung merupakan biaya yang
meningkatkan factor load, terutama saat backhaul, juga
dapat ditelusuri secara langsung atas pemakaian
akan meningkatkan volume barang yang diangkut. Sistem
informasi teknologi dan komunikasi berperan penting dalam setiap sumber daya untuk setiap layanan logistik.
mendorong efisiensi proses dan biaya, serta peningkatan
volume penjualan. Dalam jasa transportasi, biaya langsung berupa
Selain peningkatan EBITDA dari pelanggan exist- biaya pemakaian fuel, pelumas, ban, biaya tenaga kerja
ing, peningkatan EBITDA diperoleh dari peningkatan penda- driver, biaya sewa truk dan biaya depresiasi truk (tergan-
patan dari akuisisi pelanggan baru. Untuk mendapatkan tung bagaimana truk diperoleh), dan biaya pemeliharaan
pelanggan baru, perlu upaya pemasaran sampai terjadi truk. Disebut biaya langsung, karena biaya-biaya tersebut
proses closing penjualan. Penting untuk diperhatikan, dalam secara langsung dapat ditelusuri dan dibebankan ke se-
akuisisi pelanggan baru, perusahaan harus dapat mem- tiap produk atau layanan.
berikan solusi bagi pelanggan. Perusahaan harus dapat Biaya-biaya operasional langsung gudang
memberikan solusi, sehingga menjadi keputusan mengapa adalah biaya ruang, biaya operator gudang, biaya listrik,
calon pelanggan memilih produk atau layanan perusahaan. biaya bahan bakar, ban, pelumas, baterai, kemasan, palet,
Perusahaan harus secara jelas menyampaikan value propo- stretch wrap, dan lain-lain.
sition kepada pelanggan. Value proposition ini sebagai difer-
ensiasi, keunikan, atau keunggulan produk atau layanan
perusahaan dengan pesaing. Value proposition akan men- Sementara biaya tidak langsung meru-
jadi positioning perusahaan di benak pelanggan.
pakan biaya yang tidak dapat ditelusuri secara lang-
Selain peningkatan EBITDA dari peningkatan vol- sung atas pemakaian sumber daya untuk
ume penjualan, perusahaan dapat meningkatkan EBITDA
dari pengurangan biaya (cost reduction).
melaksanakan layanan jasa logistik. Contoh biaya
tidak langsung untuk jasa transportasi adalah biaya
Strategi peningkatan EBITDA dari pengurangan
biaya memerlukan pemahaman yang baik mengenai struk- gaji supervisor, biaya sewa atau depresiasi gedung
tur biaya (cost structure), perilaku biaya, proses bisnis, ak- pool truk.
tivitas, dan eliminasi pemborosan.

EBITDA merupakan selisih antara pendapatan Biaya-biaya tidak langsung gudang adalah
dikurangi biaya operasional, tidak termasuk biaya bunga, biaya gaji supervisor dan administrator, biaya overhead
pajak, biaya depresiasi, dan biaya amortisasi. Karenanya, (manajemen, keuangan, sumber daya manusia, ICT, dan
pengurangan biaya operasional akan berdampak langsung administrasi), dan biaya lain-lain.
terhadap peningkatan EBITDA.
Pembebanan biaya langsung ke obyek biaya di-
Untuk melakukan pengurangan biaya, perlu pema- lakukan dengan cost tracing. Sementara pembebanan
haman yang baik mengenai perilaku biaya. Secara umum, biaya tidak langsung ke obyek biaya dilakukan melalui
biaya diklasifikasikan berdasarkan dua pengelompokkan cost allocating. Cost tracing didasarkan pada permintaan
biaya, yaitu klasifikasi biaya berdasarkan obyek biaya dan pemakaian sumber daya tertentu yang dibebankan se-
klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya. cara langsung ke obyek biaya.
Obyek biaya merupakan pembebanan biaya ke Sementara cost allocating, pembebanan biaya
obyek. Obyek biaya bisa berupa product cost, department dilakukan dengan menggunakan dasar pembebanan ter-
cost, fleet cost, warehouse cost, customer cost, dan lain- tentu yang rasional sebagaimana pendekatan yang biasa
lain. Klasifikasi biaya berdasarkan obyek biaya menghasilkan digunakan dalam akuntansi biaya tradisional. Pada activ-
dua jenis biaya, yaitu: biaya langsung (direct cost) dan biaya ity-based costing, pembebanan biaya tidak langsung
tidak langsung (indirect cost). menggunakan dasar pemakaian sumber daya di setiap
aktivitas.
MARKET REVIEW EBITDA

Metode Pembebanan Biaya

Cost of Resources
Resource Drivers

Direct Driver Allocation


Tracing Tracing

Physical Convenience
Activity
Assumed
Observation Drivers
Linkage

Cost Objects

Pengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya menghasilkan pembedaan jenis biaya


variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Perilaku biaya berhubungan dengan
perubahan biaya terhadap volume pendapatan atau aktivitas.

Biaya variabel merupakan Sementara biaya tetap, merupakan biaya yang tidak berubah
biaya yang secara total berubah atas perubahan volume pendapatan dalam jangka waktu atau range ter-
sesuai dengan perubahan volume tentu. Contoh biaya tetap untuk jasa transportasi adalah biaya sewa truk,
pendapatan. biaya gaji tetap sopir, dan biaya gaji supervisor. Biaya tetap untuk gudang
adalah biaya gaji tetap operator gudang, biaya gaji supervisor, biaya per-
Contoh biaya variabel untuk
alatan, dan lain-lain. Biaya tetap secara total tetap, namun secara unit
jasa transportasi adalah biaya pe-
cost berubah, tergantung pada volume pendapatan. Semakin tinggi vol-
makaian fuel, biaya uang harian sopir,
ume pendapatan, maka biaya tetap per unit akan menurun.
biaya tol, yang berubah sesuai den-
gan jarak tempuh truk atau trip. Biaya Pemahaman perilaku biaya penting dalam strategi pengurangan
variabel secara total berubah, namun biaya. Untuk biaya-biaya variabel, strategi pengurangan biaya dilakukan
secara unit cost tetap. Contoh biaya untuk menghasilkan proses operasional transportasi dan pergudangan
variabel gudang, biaya lembur, bonus, yang lean melalui:
biaya bahan bakar, biaya ban,
pelumas, baterai, biaya kemasan, ! rekayasa proses bisnis;
palet, dan lain-lain. Berapa pun vol-
ume pendapatan, biaya variabel per ! mengeliminasi aktivitas yang tidak memberikan
unit akan tetap. nilai tambah.

48 70 / VI / APRIL 2020
Sementara strategi pengurangan biaya tetap uang dari pengirim atau penerima
dilakukan dengan cara mengoptimalkan sumber daya barang dengan pengeluaran-pen-
dengan meningkatkan load factor, mempercepat round geluaran kas untuk pembayaran
trip, mengoptimalkan pemanfaatan area gudang dan biaya operasional tersebut meru-
MHE (material handling equipment). pakan uang setoran sopir ke pen-
gelola atau pemilik truk. Tentu saja
Sejatinya, EBITDA ingin mengukur kinerja prof- setoran tersebut belum memperhi-
itabilitas dari perspektif operasional bisnis. Dalam tungkan biaya depresiasi truk, biaya
bahasa sederhana, EBITDA lebih mudah kita pa- bunga leasing, dan pajak penghasi-
hami sebagai “setoran”. Bila kita mengelola bisnis lan. Setoran sopir yang diterima
angkutan barang menggunakan truk, EBITDA pemilik itulah EBITDA!
merupakan “setoran” harian yang kita terima dari
Peningkatan EBITDA perlu
sopir.
menjadi perhatian serius bagi para

Sopir menjalankan truk dan mengangkut pemimpin perusahaan dan meli-

barang. Kita berikan uang BBM, uang harian sopir, uang batkan semua tim dalam setiap lini

tol, parkir, uang untuk pembayaran tenaga muat dan organisasi perusahaan untuk menca-

bongkar barang, dan biaya operasional lainnya. Bila sopir painya. EBITDA yang bagus dan

kita percaya menagihkan biaya jasa angkutan barang ke meningkat merupakan indikator ke-

pengirim atau penerima, maka selisih antara penerimaan berhasilan dalam mengelola bisnis
secara gemilang.

Referensi
! Alan Rushton, et al., The Handbook of Logistics and Distribution Management: Understanding the Supply
Chain, 5th edition, The Chartered Institute of Logistics and Transport (UK), Kogan Page, 2014

! Datar, M. Srikant, RajanHorngren, Madhav V., Horngren’s Cost Accounting: A Managerial Emphasis, Sixteenth
Edition, Pearson, 2018

! Harrison, Alan & van Hoek, Remko, Logistics Management and Strategy: Competing through the Supply Chain,
FT Prentice Hall, 3rd Edition, 2008

! Krajewski et al., Operations Management. Process and Supply Chain, 11th Edition, 2016

! Marr, Bernard, Key Performance Indicators: The 75 measures every manager needs to know, Financial Times,
Pearson, 2019

! MTB, Materi Pelatihan dan Workshop EBITDA di Pos Logistik, Januari 2020

! Waters, Donald (Editor), Global Logistics: New Directions in Supply Chain Management, The Chartered Insti-
tute of Logistics and Transport (UK), Kogan Page, 6th Edition, 2010

Anda mungkin juga menyukai