Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTEK FISIOLOGI

“STATUS FAALI DOMBA DAN MANUSIA”

Disusun Oleh :

Achamd Wisri Ibrahim 24032118015

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
UNIVERSITAS GARUT
2018-2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya saya dari pihak
penyusun dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Mikrobiologi Peternakan dengan membahas
“Status Faali Domba dan Manusia” dalam bentuk laporan. laporan ini disusun guna memenuhi
tugas sebagai bahan pertimbangan nilai.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak lupa pula saya mengucapkan  banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu khususnya dari rekan-rekan sekelompok saya
sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan  baik, walaupun ada beberapa hambatan yang
saya alami dalam penyusunan laporan ini. Namun, berkat motivasi yang disertai kerja keras dan
bantuan dari  berbagai pihak akhirnya dapat teratasi.
Semoga laporan ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan  bagi pembaca.
Dan apabila dalam pembuatan laporan ini terdapat kekurangan kiranya pembaca dapat
memakluminya. Akhir kata dengan kerendahan hati, kritik dan saran sangat saya harapkan demi
penyempurnaan laporan ini. Sekian dan terima kasih.

Garut, 04 Juli 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Ilmu Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata kerja dari berbagai sistem dan
peran dari fungsi tubuh keseluruhannya. Ilmu fisiologi ternak secara khusus mempelajari
fisiologi dari beberapa ternak, yaitu sapi, ayam, kambing, domba, kelinci, dan jenis burung
melalui percobaan status faali, thermoregulasi, saccus pneumaticus, sel darah merah, sistem
digesti, pembekuan darah, kadar haemoglobin dalam darah, tekanan darah, dan waktu
pendarahan pada manusia.
Percobaan status faali bertujuan untuk mengetahui data-data fisiologi yaitu temperatur
rektal, pulsus, dan frekuensi respirasi pada sapi, kambing, domba, kelinci, dan ayam. Percobaan
tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan ternak. Hal tersebut dapat
menguntungkan karena semakin dini diketahui kelainan pada seekor ternak maka
penanggulangannya akan semakin mudah untuk diatasi.
Selain melalui status faali, berdasarkan jumlah sel darah merah ternak, dapat diketahui
kondisi kesehatannya dengan melihat/ mengamati dan mengukur jumlah sel darah merah dan
membandingkannya dengan kisaran normal dari jenis ternak tertentu. Praktikum ini juga
mempelajari dan mengetahui fungsi-fungsi dari suatu organ tubuh ternak yang penting untuk
diketahui. Misalnya adalah sistem digesti yaitu mempelajari organ-organ tubuh ternak yang
membantu proses digesti dan kelenjar pencernaan ruminansia dan non ruminansia yang berfungsi
dalam sistem pencernaaannya.
Demikianlah sekilas tentang acara praktikum Dasar Fisiologi Ternak, setiap acara akan
dijelaskan dan diulas pada bab berikutnya.

2. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini untuk melaporkan hasil dari status faali terhadap
manusia dan domba,baik sebelum aktivitas dan sesudah aktivitas.
BAB 2
STATUS FAALI PADA DOMBA

1. Prosedur Kerja
 Keluarkan domba secara hati-hati dari kandang, ikat domba di pohon usahakan jarak
antara domba yang lainnya cukup jauh agar menghindari stress yang dikhawaturkan
mengganggu praktikum dan hasil praktikum.
 Siapkan alat-alat praktikum yaitu stestoscop, termometer klinis, dan vaselin (sebagai
lubricant).
 Praktikum tahap pertama mengukur suhu tubuh domba pada saat diam, siapkan
termometer klinis yang sudah dikalibrasi lumuri ujung termometer dengan vaselin.
Handling domba dengan cara dijepit dengan kaki agar tenang. Masukkan termomter
klinis ke dalam rektal. Lalu amati suhu dan catat.
 Masih dalam keadaan handling, siapkan stetoscop untuk pengukuran detak jantung.
Letakkan stetoscop diantara dada lalu dengarkan detak jantung dan hitung per-menit.
Catat.
 Setelah menghitung detak jantjng, arahkan stetoscop ke bagian paha bagian dalam
untuk mengukur detak denyut nadi domba, domba masih dalam keadaan handling.
Cermati detak nadi lalu catat per-menit.
 Tahap terkahir dari pengamatan fisiologis domba dalam fase diam adalah mengukur
tingkat pernafasan dengan cara letakkan tangan didepan hidung domba dan cermati
buangan pernafasan yang dilakukan oleh domba, lalu hitung dan catat. Perlu
diperhatikan bahwa untuk memperjelas pengamatan tangan sebaiknnya dibasahi
dengan air supaya memperjelas uap air dan gas yang dikeluarkan domba.
 Praktikum tahap kedua adalah mengukur status faali domba (suhu, denyut jantung,
denyut nadi, dan pernafasan) dalam keadaan domba setelah melakukan aktifitas. Cara
pengamatan tidak jauh berbeda dengan tahap pertama (dalam keadaan diam). Setelah
dilakukan pengamatan catat dan bandingkan.
2. Hasil Pengamatan

No Kondisi Pengamatan
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Suhu Keterangan
Pernafasan Denyut Denyut Tubuh
(x/menit) Nadi Jantung (oC)
(x/menit) (x/menit)
1 Tenang 1’ Pertama 43 98 92 39
1’ Kedua 37 100 96 39
1’ Ketiga 45 103 98 39
Rata-rata 42 100 95 39
2 Kerja 1’ Pertama 100 118 140 41
Fisik 1’ Kedua 95 110 130 40
1’ Ketiga 95 103 115 40
Rata-rata 95 110 128 40
Tabel 1.1 Data Pengamatan Status Faali Domba Margawati

3. Pembahasan
Terdapat perbedaan yang cukup signifikat terhadap kondisi tenang dan kondisi dimana
setelah melakukan aktivitas, untuk pernafasan dalam kondisi tenang dengan rata-rata
42x/menit sedangkan dalam kondisi setelah beraktifitas 95x/menit. Denyut nadi pun sama
dalam keadaan tenang 100x/menit dan setelah kerja fisik 110x/menit. Denyut jantung dalam
keadaan tenang mendapatkan 95x/menit dan setelah kerja fisik 128x/menit, dan suhu tubuh
pada kondisi tenang 39 oC dan konidi kerja fisik 40 oC.
Pada pengamtan ini dilakukan aktifitas yang berlebih pada domba (berlari) sekitar 5
menit yang mengakibatkan pemasukan oksigen pada domba maksimal yang disebut dengan
kapasitas vital paru-paru yang merupakan total dari inspiratory reserve volume (IRV) dan
expiratory reserve volume (ERV). Pernafasan pada domba diatur oleh kimiawi, dan
rangsangan saraf motoris dan saraf otonom. Organ respiratori atau pernafasan terdiri dari
rongga hidung, pharink, larink trachea, broncus, brohiol primer, sekunder, tersier, dan
alveoli. Pertukaran udara pernafasan harus melalui saluran ini. Pada rongga hidung yang
terdapat lendir dan rambut-rambut berperan dalam menangkap benda asing dan menyaring
udara.

BAB 3
STATUS FAALI PADA MANUSIA
1. Prosedur Kerja
a) Langkah I

 Baringkan objek di meja selama 15 menit.

 Ukur suhu tubuh dalam keadaan tenang dengan menggunakan termometer klinis
masukkan ke dalam mulut atau diapit di ketiak selama 1 menit sebanyak 3 kali.
 Ukur frekuensi pernafasan dengan mengamati gerakan perut pada waktu inspirasi dan
ekspirasi. Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit sebanyak 3 kali.
 Hitung frekuensi denyut jantung menggunakan stetoscope tempatkan di daerah inter
costal 4-5 dada sebelah kiri selama 1 menit sebanyak 3 kali.
 Hitung frekuensi nadi pada arteri yang terletak di pergelangan tangan objek dengan
menggunakan jari selama 1 menit ulangi sebanyak 3 kali.
 Catat data pada tabel yang sudah tersedia.
b) Langkah II
 Lakukan aktifitas fisik pada objek ( lari di tempat selama 10 menit), kemudia
baringkan terlentang lalu ukur suhu tubuh menggunakan termometer di tempatkan di
mulut atau di ketiak.
 Bersamaan dengan itu ukur pula pernasan, detak jantung, dan denyut nadi selama 1
menit dengan frekuensi 3 kali. Lalu data tersebut dirata kan. Kemudian objek
diistirahatkan selama 5 menit kemudia ulangi kembali pengukuran di atas. Catat hasil
pengamatan pada tabel yang tersedia.

Catatan : Objek praktikum pria.

2. Data Pengamatan

No Kondisi Pengamatan
Frekuensi Frekuensi Frekuensi Suhu Keterangan
Pernafasan Denyut Denyut Tubuh
(x/menit) Nadi Jantung (oC)
(x/menit) (x/menit)
1 Tenang 1’ Pertama 24 57 70 32
1’ Kedua 22 69 72 32
1’ Ketiga 23 57 71 32
Rata-rata 23 61 71 32
2 Kerja 1’ Pertama 28 91 113 32
Fisik 1’ Kedua 26 91 104 32
1’ Ketiga 22 86 95 31
Rata-rata 26 104 104 32

3. Pembahasan
Terdapat perbedaan yang cukup signifikat terhadap kondisi tenang dan kondisi dimana
setelah melakukan aktivitas, untuk pernafasan dalam kondisi tenang dengan rata-rata
23x/menit sedangkan dalam kondisi setelah beraktifitas 26x/menit. Denyut nadi pun sama
dalam keadaan tenang 61x/menit dan setelah kerja fisik 104x/menit. Denyut jantung dalam
keadaan tenang mendapatkan 71x/menit dan setelah kerja fisik 104x/menit, dan suhu tubuh
pada kondisi tenang 32 oC dan konidi kerja fisik 32 oC.

Pengamatan faali pada praktikum ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu dalam
keadaan normal dan keadaan setelah melakukan aktifitas. Berdasarkan data pengamatan pada
saat melakukan aktifitas menunjukkan nilai yang meningkat dari pada keadaan normal ini
disebabkan dilakukannya aktifitas berlebih (lari) sekitar 5 menit yang dapat meningkatkan
suhu tubuh, detak jantung dan pernafasan. Bukan hanya itu pengaruh dari lingkungan,
rangsangan tertentu ikut berperan dalam pernafasan. Saat melakukan aktifitas tubuh
melakukan metabolisme untuk memenuhi energi bukan hanya itu cairan tubuh yang terdiri
dari cairan internal dan eksternal ikut berperan dalam menyeimbangkan suhu tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

 https://docplayer.info/35018505-Laporan-praktikum-fisiologi-ternak-status-faali-domba-
manusia-hilmi-alarshi-andika-hendi-p-bayu-sulistyo.html
 https://www.academia.edu/33825600/MAKALAH_FISIOLOGI_TERNAK_STATUS_F
AALI
 https://www.scribd.com/document/330232754/Fister-Faali-Dombaaa-1

Anda mungkin juga menyukai