Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN STUDY

KASUS PADA GEDUNG BARU FIA UNIBRAW

Wisnumurti, Indra Cahya dan Ashar Anas


Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Jl. Mayjen Haryono 147 Malang

ABSTRAK

Analisis Pushover merupakan sebuah sarana untuk memberikan solusi yang


berdasarkan Performance Based Seismic Design yang pada intinya adalah mencari
kapasitas struktur. Prosedur analisis Pushover dengan memberikan beban statis dalam arah
lateral yang ditingkatkan secara bertahap (increment) hingga mencapai target perubahan
bentuk (displacement) tertentu.
Penulisan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dari struktur dari besarnya
daktilitas dan tingkat kinerja pada struktur 3 dimensi dengan bentuk tidak beraturan
(asimetris) yang di pecah-pecah menjadi struktur 2 dimensi yang lebih sederhana. Analisis
dinamik memberikan banyak mode-mode natural dari perilaku struktur. Untuk
mendapatkan gaya yang diberikan pada analisis pushover dilakukan analisis modal.
Masing-masing gaya dari analisis modal dilakukan respon kombinasi dengan CQC
(Complete Quadratic Combination) atau SRSS ( Square Root of the Sum of Square).
Hasil analisis pushover didapatkan besarnya deformasi lateral pada portal A dan G
sebesar 11.9 cm dan 10.3 cm. Besarnya drift ratio untuk portal A dan G adalah 0.3 %,
maka tingkat pelayanan struktur berdasar ACMC 2001 tergolong pada kondisi batas layan
(serviceability limit state) sedangkan menurut ATC 40 bangunan pada kondisi operasional
(immediate occupancy).

Kata Kunci : analisis pushover, kapasitas struktur, analisis dinamik

PENDAHULUAN memiliki fasilitas untuk analisis ini.


Kondisi geografis Indonesia yang Pendekatan analisis gempa dinamik non-
terletak diantara dua jalur gempa yaitu linear ini dapat dilakukan dengan analisis
sirkum pasifik dan mediterania, pushover (ATC 40, 1997). Pada dasarnya
menjadikan wilayah Indonesia sangat analisis pushover ini cukup sederhana,
rawan terhadap gempa. Pada bangunan- yaitu suatu beban statik tertentu diberikan
bangunan bertingkat tinggi beban gempa secara incremental dalam arah lateral
lebih dominan dibanding dengan beban pada pusat massa tiap lantai dari suatu
grafitasi yang bekerja padanya. bangunan hingga tercapai keruntuhan
Ketidakteraturan bentuk dari suatu pada elemen struktur atau batasan
bangunan menghasilkan suatu analisa displacement-nya terlampaui.
yang lebih rumit dibandingkan dengan Perencana harus dapat
bentuk bangunan simetris yang dapat mengetahui perilaku struktur pada saat
dianalisis secara 2 dimensi. terjadinya gempa. Suatu struktur
Analisis gempa pada struktur bangunan dengan daktilitas tertentu
tidak beraturan (asimetris) dapat ketika terkena beban gempa dengan
dilakukan dengan analisis dinamik non- periode ulang tertentu harus mempunyai
linear riwayat waktu, tetapi dalam ketahanan gempa sesuai dengan
pengerjaanya analisis ini sangat rumit perencanaan, sehingga dapat diketahui
dan tidak banyak progam komputer yang tingkat kerusakannya (damage index)

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 11


pada saat terkena gempa dengan periode gedung baru fakultas ilmu administrasi
tersebut. Tetapi, untuk mendapatkan nilai (FIA) Universitas Brawijaya Malang
damage index pada periode tertentu akibat pembebanan gempa dinamik,
berdasarkan ratio daktilitas diperlukan dengan analisis struktur 3 dimensi.
suatu analisis yang rumit dan progam Digunakan analisa pushover sebagai
komputer masih sangat sedikit untuk alternative perhitungan pembebanan
analisis hal ini. Tingkatan damage index gempa dinamik. Program komputer yang
dapat diganti dengan tingkat kinerja akan dipakai untuk analisis struktur
struktur dengan mencari besarnya menggunakan SAP 2000. Analisis ini
deformasi lateral (drift) pada atap. diharapkan dapat menggambarkan
Dalam kajian ini dicoba untuk perilaku dan tingkat kinerja (performa)
menganalisis perilaku struktur dari dari struktur gedung tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Struktur Metode kekakuan mempunyai
Perilaku dari struktur tidak tingkat analisis yang lebih baik
beraturan (asimetris) yang diberikan dibandingkan dengan metode gaya (force
suatu gaya gempa akan menghasilkan method). Pada metode gaya (force
suatu perpindahan yang nilainya berbeda- method) besaran yang tak diketahui
beda pada tiap lantainya. Perpindahan adalah gaya kelebihan (redundant) yang
yang terjadi untuk analisis 3 dimensi dipilih secara sembarang, sedangkan
akan memberikan perpindahan tranlasi dalam metode kekakuan (stiffness
pada arah sumbu-x dan sumbu-y, serta method) yang tak diketahui adalah
rotasi yang secara langsung terjadi akibat perpindahan titik kumpul struktur.
gaya gempa hanya pada salah satu arah Metode elemen hingga (finite
saja. Pada bangunan beraturan (simetris) elemen method) merupakan metode yang
ketika diberikan suatu beban gempa membagi-bagi suatu kontinum menjadi
maka perpindahan yang terjadi hanya beberapa bagian kecil yang berhingga
berupa translasi pada arah gempa yang (bukan kecil tak berhingga) dan
ditinjau. Rotasi yang terjadi pada struktur dihubungkan bersama-sama disejumlah
tidak beraturan akibat adanya perbedaan titik simpul. Proses pembagian suatu
letak titik pusat massa dan pusat kontinum menjadi elemen-elemen hingga
kekakuan. Besarnya nilai eksentrisitas disebut proses diskritisasi (pembagian).
mempengaruhi besarnya momen torsi Dengan menggunakan metode elemen
yang terjadi pada lantai tersebut. hingga kita mengubah suatu masalah
Pada penulisan ini analisis yang memiliki jumlah derajat kebebasan
struktur menggunakan program bantuan tidak berhingga menjadi suatu masalah
komputer yaitu SAP 2000. Analisis yang dengan jumlah derajat kebebasan
digunakan dalam program ini ialah tertentu, sehingga dalam pemecahanya
metode elemen hingga (finite elemen akan lebih sederhana.
method) yang merupakan perluasan dari
metode perpindahan (displacement Waktu Getar Alami Struktur
method) atau yang lebih dikenal dengan Suatu osilator yang diberikan
metode kekakuan (stiffness method). suatu gaya / digetarkan akan bergerak
Sebelum masuk kedalam pembahasan sesuai dengan gaya yang diberikan,
metode elemen hingga (finite elemen semakin besar gaya yang diberikan maka
method) akan diberikan penjelasan waktu yang dibutuhkan untuk kembali
mengenai metode kekakuan (stiffness kekeadaan diam semakin lama. Akan
method). tetapi, periode waktu yang diperlukan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 12


untuk kembali ke posisi awal adalah tetap penulisan ini analisis dilakukan dengan
(konstan). Perubahan amplitudo sampai anggapan terjadi pergerakan pada satu
mencapai keadaan diam merupakan arah sumbu saja, sehingga besarnya nilai
pengaruh dari gaya gesekan (friction) rotasi tidak dimunculkan. Meskipun, nilai
atau gaya redam (damping). rotasi tidak dapat diberikan nilai ini bisa
Struktur atau benda yang diperoleh dari perhitungan perpindahan
mengalami kondisi getaran bebas (free yang terjadi pada portal ujung-ujung
vibration) strukturnya sama sekali tidak yang kemudian dicari besar dari sudut
dipengaruhi oleh gaya luar (gaya atau selisih nilainya.
gerak penyokong) dan gerakanya hanya
dipengaruhi oleh kondisi awal. Pola Strength Based Design
gerak dari struktur yang bergetar bebas Konsep ini diterjemahkan dalam
akan mempunyai nilai amplitudo yang suatu metode desain kapasitas, dimana
konstan pada frekuensi naturalnya. pengendalian pola keruntuhan struktur
Kondisi struktur yang mampu bergetar dilakukan melalui pemanfaatan sifat
bebas sampai saat ini masih sulit daktail dari struktur secara maksimal.
didapatkan. Pendekatan ini mengandalkan kekuatan,
kekakuan dan daktilitas struktur. Metode
Waktu Getar Rayleigh desain kapasitas mengontrol pola
Penyelesaian dari persamaan keruntuhan struktur daktail dengan
differensial dari sistem yang bergetar merencanakan lokasi dan tipe sendi
bebas menggunakan prinsip kerja virtual plastis yang boleh terjadi pada struktur,
telah dijelaskan diatas. Metode lain dapat sehingga tidak membahayakan
digunakan untuk memecahkan komponen struktur lain yang dianggap
keseimbangan dinamis dari sistem yang lebih penting.
bergetar bebas dengan menggunakan Analisis struktur pada metode
prinsip kekekalan energi (principle of Strength Based Design bekerja pada
conservation of energy). Prinsip daerah elastis dari elemen struktur yang
kekekalan energi ialah bila tak ada gaya biasa dikenal dengan analisis linear. Pada
luar yang bekerja pada sistem dan tak ada analisis struktur linear tidak dapat
kehilangan energi akibat redaman maka menampilkan fenomena-fenomena
energi total dari sistem harus tetap penting yang mengontrol daya guna suatu
konstan selama gerakan. struktur terhadap kejadian gempa kuat
Pada perencanaan suatu struktur yang mengakibatkan struktur tidak
nilai dari metode rayleigh merupakan bersifat elastik lagi. Perilaku non-linear
batasan dari kenyamanan struktur dengan ini yang menyebabkan penyebaran energi
pembebanan gempa. Berdasarkan SNI- dari gerakan gempa, karena pada titik
1726-2002 waktu getar alami dari tersebut sudah mencapai kapasitasnya
struktur boleh menyimpang lebih dari atau telah muncul sendi plastis yang
20% (keatas atau kebawah) bila kemudian akan hancur (collapse)
digunakan analisis matematis lain.
Performance Based Design
Analisis Respon Modal Metodologi yang didasarkan pada
Analisis respon modal performance based design ini merupakan
difungsikan untuk menentukan besarnya kriteria desain dan evaluasi yang
respon struktur terhadap beban gempa diekspresikan sebagai obyektivitas dari
yang diberikan. Dari analisis ini akan daya guna struktur. Hal tersebut dapat
didapatkan beasrnya gaya horisontal menetapkan berbagai tingkatan kinerja
yang terjadi pada struktur dari berbagai struktur (multiple performance objective
mode yang terjadi pada struktur. Pada level), dimana tingkatan kinerja
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 13
(performance) dari struktur bangunan mencapai mekanisme diambang
merupakan pilihan yang dapat keruntuhan. Prosedur analisisnya akan
direncanakan pada tahap awal dengan menjelaskan bagaimana
berbagai kondisi batas. Kondisi batas ini mengidentifikasikan bagian-bagian dari
bersifat fleksibel, karena merupakan bangunan yang akan mengalami
kesepakatan dari pihak pemilik bangunan kegagalan terlebih dahulu. Seiring
(owner) dan perencana. Tujuan utama dengan penambahan beban akan ada
dari performance based design ialah elemen-elemen yang lain mengalami
mencitakan bangunan tahan gempa yang leleh dan mengalami deformasi inelastic.
daya gunanya dapat diperkirakan. Hasil akhir dari analisis ini berupa
Performance based design nilai-nilai gaya-gaya geser dasar (base
mempunyai dua elemen utama dalam shear) untuk mengahasilkan perpindahan
perencanaannya yaitu kapasitas struktur dari struktur tersebut. Nilai-nilai tersebut
(capacity) dan beban (demand). Beban akan digambarkan dalam bentuk kurva
(demand) merupakan representasi dari kapasitas yang merupakan gambaran
gerakan tanah akibat gempa bumi, perilaku struktur dalam bentuk
dimana yang akan digambarkan sebagai perpindahan lateral terhadap beban
kurva respon spektrum. Kapasitas (demand) yang diberikan. Selain itu,
struktur adalah kemampuan dari struktur analisis pushover dapat menampilkan
untuk menanggulangi gaya gempa tanpa secara visual elemen-elemen struktur
mengalami kerusakan. Salah satu analisis yang mengalami kegagalan, sehingga
yang dapat menggambarkan kapasitas dapat dilakukan pencegahan dengan
struktur secara keseluruhan adalah melakukan pendetailan khusus pada
analisis pushover. Dari analisis pushover elemen struktur tersebut.
didapatkan suatu performance point yang Pada analisis pushover ini mode
merupakan perpotongan antara kurva yang akan digunakan ialah mode
demand dan kurva capacity. Performance pertama. Analisis yang menggunakan
point merupakan estimasi dimana mode-mode yang lebih tinggi
kapasitas struktur mampu menahan menghasilkan analisis yang lebih akurat
beban (demand) yang diberikan. Dari dalam menggambarkan perilaku struktur,
titik kinerja (performance point) ini dapat tetapi untuk mendapatkanya dibutuhkan
diketahui tingkat kerusakan struktur variable dan data yang rumit, selain itu
berdasarkan perpindahan lateralnya masih sangat sedikit analisis yang bisa
(drift). digunakan untuk mendapatkan nilai
ragam yang lebih tinggi. Walaupun
Analisis Pushover demikian, analisis static pushover masih
Analisis statik non linear dapat digunakan untuk analisis gedung
pushover (ATC 40, 1997) merupakan tidak beraturan yang mempunyai ragam
salah satu komponen Performance based yang tidak terlalu tinggi , berdasarkan
design yang menjadi sarana dalam analisis Benjamin Lumantara, Iksan
mencari kapasitas dari suatu struktur. Gunawan dan Eka Wijaya (2004).
Dasar analisis dilakukan dengan Prosedur analisis kinerja
peningkatan beban statik tertentu dalam bangunan dengan menggunakan statik
arah lateral yang nilainya ditingkatkan non-linear ditampilkan pada gambar
berangsur-angsur (incremental) secara berikut.
proporsional pada struktur hingga
mencapai target displacement atau

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 14


Gambar 1. Prosedur analisis kinerja (ATC 40, 1997)

Persyaratan Gempa Rencana Menurut dengan menggunakan gaerakan gempa


SNI 1726-2002 masukan dengan percepatan puncak
Percepatan respon maximum untuk batuan dasar. Apabila tidak
Menurut SNI 1726-2002 dilakukan analisis perambatan
(departemen permukiman dan prasarana gelombang, maka percepatan puncak
wilayah) pengaruh gempa rencana muka tanah untuk masing-masing
dimuka tanah ditentukan dari hasil wilayah gempa dan jenis tanah ditetapkan
analisis rambatan gelombang gempa dari seperti pada tabel 1.
kedalaman batuan dasar ke muka tanah
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 15
Tabel 1 Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muka tanah untuk
masing-masing Wilayah Gempa Indonesia.
Percepatan Percepatan puncak muka tanah Ao (‘g’)
puncak batuan
Wilayah
dasar
Gempa Tanah Tanah Tanah Lunak Tanah
(‘g’)
Keras Sedang Khusus
1 0,03 0,04 0,05 0,08 Diperlukan
evaluasi
2 0,10 0,12 0,15 0,20 khusus di
3 0,15 0,18 0,23 0,30 setiap lokasi
4 0,20 0,24 0,28 0,34
5 0,25 0,28 0,32 0,36
6 0,30 0,33 0,36 0,38
Sumber : SNI 1726, 2002, 19

Spektrum Respon Gempa Rencana antara waktu getar alami gempa (T) dan
Spektrum respon gempa spektrum percepatan Sa(T) sebagai
merupakan suatu penggambaran gerakan fungsi waktu getar alami.
dari tanah yang dibuat dalam sebuah Penggambaran respon spektrum
grafik hubungan. Pada spektrum respon pada masing-masing wilayah gempa dan
gempa rencana digunakan SNI 1726- jenis-jenis tanah ditampilkan pada
2002 yang menggambarkan hubungan gambar 2.
Wilayah Gempa 1 0.50 Wilayah Gempa 2
0.50
C= (Tanah lunak)
T
0.23
0.38 C= (T anah sedang)
T
0.20
C= (Tanah lunak) 0.15
T 0.30 C= (Tanah keras)
T
0.08
C C= (T anah sedang) C
T
0.20 0.20
0.05
C= (Tanah keras) 0.15
0.13 T
0.10 0.12
0.08
0.05
0.04

0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0
T T

Wilayah Gempa 3 0.85 Wilayah Gempa 4


0.75 0.85
0.75 C= (T anah lunak)
C= (T anah lunak) 0.70 T
T
0.42
0.33 0.60 C= (T anah sedang)
C= (T anah sedang) T
0.55 T
0.30
C= (Tanah keras)
0.23 T
0.45 C= (Tanah keras)
T
C C
0.34
0.30 0.28
0.23
0.24
0.18

0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0 0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0
T T

0.90
Wilayah Gempa 5 0.95
Wilayah Gempa 6
0.90
0.83 0.90
C= (Tanah lun ak) 0.83 0.95
T C= (Tanah lun ak)
T
0.70 0.50 0.54
C= (Tanah sedang) C= (Tanah sedang)
T T
0.42
0.35 C= (Tanah keras)
C C= (Tanah keras) C T
T

0.36 0.38
0.32 0.36
0.33
0.28

0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0


0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0
T T

Gambar 2. Spektrum respon


JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 16
METODOLOGI
Input data struktur Tiap-tiap bagian (joint,
Model struktur merupakan element, constraint) model struktur
struktur 3 dimensi sesuai dengan memiliki koordinat lokalnya sendiri
spesifikasi yang dipakai pada struktur untuk mendefinisikan properties,
tersebut. Struktur menggunakan beban dan respon untuk bagianya.
perletakan jepit dengan properties balok Sumbu dari sistem koordiant lokal
dan kolom seperti dalam lampiran 1. dinyatakan dengan sumbu 1, 2 dan 3.
Idealisasi elemen struktur : Dalam analisis ini sumbu lokal joint,
1. Sistem koordinat global dan sistem equal constraint dan NL link searah
koordinat lokal dengan sumbu global X, Y dan Z.
Sistem koordinat global adalah Sumbu lokal untuk elemen, sumbu 1
sebuah koordinat sistem 3 dimensi, arahnya aksial, sumbu 2 arahnya
memenuhi aturan tangan kanan dan keatas (Z) kecuali jika elemen itu
rectangular. Tiga sumbunya vertikal (kolom) maka sumbu 2
dinyatakan dalam X, Y dan Z yang searah –X. Bidang lokal 1-2 adalah
saling tegak lurus dan memenuhi vertikal. Sumbu 3 arahnya horisontal.
aturan tangan kanan. SAP 2000 selalu Hal ini dapat dilihat pada gambar 3.
mengasumsikan Z sebagai sumbu dan 4.
vertikal dengan Z ke arah atas,
sedangkan bidang X-Y adalah
horisontal.

Gambar 3. Posisi sumbu lokal dari balok struktur

Gambar 4. Posisi sumbu lokal dari kolom struktur

2. Elemen balok pada portal 3. Elemen kolom pada portal


diasumsikan tidak terjadi leleh karena diasumsikan terjadi interaksi aksial
aksial. Leleh pada balok hanya terjadi dan momen pada kolom. Batasan
karena momen terhadap sumbu lokal kondisi plastis kolom didasarkan
3. Batasan kondisi plastis diberikan kurva P-M.
berdasarkan besar momen leleh pada 4. Struktur yang dianalisis diasumsikan
balok. mempunyai pelat lantai yang kaku
(rigid floor), karena itu bangunan
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 17
akan bergerak bersamaan saat dikenai keseluruhan. Dalam SAP 2000
gempa. Batasan ini dalam program keadaan perpotongan balok-kolom ini
SAP 2000 diberikan melalui data dapat dimodelkan dengan
blok constraint dengan tipe equal. memberikan 2 end offset untuk tiap
Equal constraint dapat diberikan elemen menggunakan parameter ioff
pada 6 dof (degree of freedom) dari dan joff yang terkait dengan ujung i
masing-masing joint. Dalam analisis dan j dari elemen portal ( CSI, 1988,
ini semua joint pada lantai yang sama hal 162-164). Nilai end offset yang
diberi constraint dalam arah sumbu dimasukkan sebagai input dalam SAP
global X . 2000 adalah merupakan letak muka
5. Elemen-elemen portal dimodelkan kolom dan muka balok. Nilai end
sebagai garis-garis yang berhubungan offset untuk ioff dan joff adalah 0,225
pada poin-poin (joint). Dalam m untuk elemen balok yang terletak
kenyataan elemen struktur seperti antara kolom berdimensi 450x450
balok dan kolom memiliki dimensi mm2. Untuk elemen kolom nilai end
yang saling berpotongan dan offset diberikan sebesar 0.4 m yang
pengaruhnya terkadang cukup berarti merupakan setengah dari tinggi balok
terhadap kekakuan struktur secara dengan dimensi 400x800 mm2.

Gambar 5. End offset dari elemen portal


Input analisis pushover semua elemen balok secara lengkap
Dalam SAP 2000 input untuk dapat dilihat pada lampiran 1.
analisis pushover dilakukan 3. Tipe hinge properties untuk kolom
menggunakan metode B. Adapun bawah adalah PMM yang artinya
idealisasi struktur untuk analisa pushover sendi plastis terjadi karena interaksi
pada SAP 2000 adalah sebagai berikut : gaya aksial dan momen. Kekuatan
1. Tipe hinge properties yang dipakai kolom di-input-kan dalam bentuk
untuk balok adalah momen M3, yang kurva P-M yang terdapat pada
berarti sendi plastis terjadi hanya lampiran 1.
karena momen searah sumbu lokal 3. 4. Beban untuk analisis statik pushover
2. Pada analisis pushover dari SAP 2000 adalah berupa beban joint dalam arah
untuk memasukkan nilai batas lateral yang diberikan di pusat massa
momen leleh balok ada 2 pilihan masing-masing lantai, oleh karena itu
yaitu nilai batas momen leleh positif pada static pushover dipilih push to
dan momen leleh negatif. Nilai-nilai load level defined by patern.
momen leleh positif dan negatif untuk

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 18


5. Efek non linier dari geometri struktur 7. Panjang sendi palstis pada analisis
pada analisis pushover diberikan pushover hanya dapat dinyatakan
melalui efek P-∆. sebagai panjang relatif 0 dan 1, yang
6. Metode perhitungan yang dipilih berarti sendi plastis terletak di joint-
untuk dilakukan jika terjadi sendi joint pertemuan balok dan kolom.
plastis adalah apply local
redistribution.

PEMBAHASAN
A. Berat Total
Tabel 2. Berat tiap-tiap lantai
LANTAI BERAT
(kg)
4 308061.7
3 916977.4
2 920240.8
1 646690.3
TOTAL 2791970.2

Kekakuan Antar Lantai (K) ditentukan sebesar momen inersia utuh


Berdasarkan SNI-1726-2002 dikalikan dengan prosentase efektifitas
pasal 5.5 hal 26 “momen inersia yaitu untuk kolom = 75%.
penampang unsur struktur dapat
Tabel 3. Kekakuan antar lantai
Kolom Kekakuan
2
(kg/cm )
K4 569881.8
K3 2300479
K2 2629416.1
K1 1746410.1

Tabel 4. Ratio amplitudo (normalisasi)


Ratio amplitudo Mode 1 Mode 2 Mode 3 Mode 4
a1 1 1 1 1
a2 1.5726 1.1633 0.4967 -0.7825
a3 1.9928 0.4023 -1.0217 0.2941
a4 2.4951 -3.988 0.6525 -0.0676
3.988
2.4951 0.6525 0.0676

1.0217
1.9928 0.4023 0.2941

1.5726 1.1633 0.4967 0.7825

1 1 1 1

mode 1 mode 2 mode 3 mode 4


Gambar 5. Grafik normalisasi modal

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 19


Modal Respon Statik

f 1(kg) u1(cm) f 2(kg) u2(cm) f3(kg) u3(cm) f4(kg) u4(cm)


361252.463 3.15 0.169 22616.86 0.015 1415.296 0.00046
106288.35

858830.578 2.51 31909.48 0.017 105404.15 0.024 18328.06 0.002

680150.322 1.98 92598.57 0.049 51424.65 0.012 48938.289 0.0053

303935.549 1.26 55938.06 0.042 72756.54 0.023 43950.04 0.0068

Vb1= 2204168.92 kg Vb2= 74177.76 kg Vb3= 41391.897 kg Vb4= 411924.52 kg

Mb1= 27679780.47 kg.m Mb2= 326474.99 kg.m Mb3= 186339.9784 kg.m Mb4= 9387.575 kg.m

mode 1 mode 2 mode 3 mode 4

Gambar 6. Penggambaran respon statik tiap mode

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 20


Eksentrisitas Tiap Lantai roof drift ( D ) 0.054
a. Eksentrisitas lantai 1 = = = 0.003
H 18
Titik pusat massa (Xm) = 16.66 m Persentase drift = 0.3 %
Titik pusat kekakuan (Xk) = 17.38 m Inelastic drift ratio
Eksentrisitas lantai 1 = 0.72 m δ sec ond yield −δ first yield 0 .047 − 0.015
b. Eksentrisitas lantai 2 = =
H 18
Titik pusat massa (Xm) = 16.68 m
= 0.00178
Titik pusat kekakuan (Xk) = 17.36 m
Berdasarkan nilai drift diatas maka
Eksentrisitas lantai 2 = 0.68 m
tingkat kinerja struktur adalah sebagai
c. Eksentrisitas lantai 3
berikut :
Titik pusat massa (Xm) = 17.48 m
1. ATC 40, 1997 (tabel 2.1) termasuk
Titik pusat kekakuan (Xk) = 17.16 m
dalam kondisi pelayanan operasional
Eksentrisitas lantai 3 = 0.32 m
(immediate occupancy).
d. Eksentrisitas lantai 4
2. ACMC 2001 (gambar 2.3) termasuk
Titik pusat massa (Xm) = 17.5 m
dalam kondisi batas layan
Titik pusat kekakuan (Xk) = 17.5 m
(serviceability limit), dimana
Eksentrisitas lantai 4 = 0 m
kerusakan terjadi pada elemen
nonstruktural saja.
Perhitungan nilai koefisien Ca dan Cv
Perhitungan ini merupakan input Besarnya daktilitas struktur (µ)
untuk analisis pushover. Pada SNI-1726- ∆u 0.119
= = = 7.93
2002 penggambaran respon spektra ∆ y − pertama 0.015
hanya memberikan parameter spektrum
percepatan (Ca) dengan periode (T). Daktilitas dan kinerja struktur portal G
Sebenarnya penggambaran dari spektrum Roof drift ratio
respon merupakan suatu grafik logaritma roof drift ( D ) 0.054
yang mempunyai parameter-parameter = = = 0.003
H 18
yaitu : spektrum kecepatan (Cv), Persentase drift = 0.3 %
spektrum percepatan (Ca), spektrum Inelastic drift ratio
perpindahan (Cd) dan frekuensi (F). δ sec ond yield −δ first yield 0 .043 − 0 .014
Besarnya nilai-nilai yang mempengaruhi = =
H 18
dari penggambaran spektrum respon
= 0.00161
tergantung berdasarkan wilayah
Berdasarkan nilai drift diatas maka
gempanya.
tingkat kinerja struktur adalah sebagai
CaxT
Cv = berikut :
2π 1. ATC 40, 1997 (tabel 2.1) termasuk
Dengan : dalam kondisi pelayanan operasional
Cv = spektrum kecepatan (immediate occupancy).
Ca = spektrum percepatan 0.85 g 2. ACMC 2001 (gambar 2.3) termasuk
T = Periode gerak natural = 0.329 dt dalam kondisi batas layan
0.85 x9.81x0.329 (serviceability limit), dimana
Cv = = 0.44 m/dt
2π kerusakan terjadi pada elemen
nonstruktural saja.
Daktilitas dan kinerja struktur portal A Besarnya daktilitas struktur (µ)
Roof drift ratio ∆u 0..103
= = = 7.36
∆ y − pertama 0.014

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 21


KESIMPULAN
Hasil dari perhitungan dan 3. Besarnya daktilitas struktur (µ) =
analisis pushover dengan menggunakan 7.93
SAP 2000 non linear didapatkan : B. Portal G
A. Portal A 1. Besar deformasi lateral terbesar
1. Besar deformasi lateral terbesar yang terjadi sebesar 0.103 m =
yang terjadi sebesar 0.119 m = 10.3 cm
11.9 cm 2. Prosentase drift rata-rata yang
2. Prosentase drift rata-rata yang diperoleh sebesar 0.3 % maka
diperoleh sebesar 0.3 % maka tingkat pelayanan struktur
tingkat pelayanan struktur berdasarkan:
berdasarkan:  ACMC 2001 = Bangunan
 ACMC 2001 = berada pada kondisi batas
Bangunan berada pada layan (serviceability limit
kondisi batas layan state).
(serviceability limit  ATC 40 = Bangunan
state) berada pada kondisi batas
 ATC 40 = Bangunan layan operasional
berada pada kondisi batas (immediate occupancy).
layan operasional 3. Besarnya daktilitas struktur (µ) =
(immediate occupancy). 7.36

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum RI. 2002. Chopra, Anil.K,1995 Dynamics of


Tata Cara Pehitungan Struktur Structures Theory and
Beton untuk Bangunan Gedung Application to Earthquake
SK SNI 03-2847-2002, Bandung Engineering, University of
: Yayasan LPMB. California, New Jersey.
Uniform Building Code (UBC), 1997 Schueller, Wolfgang, 2001, Struktur
volume 2, Structural Bangunan bertingkat Tinggi,
Engineering Design Provisions, Penerbit Refika Aditama,
International Conference of Bandung.
Building Officials, April 1997. R. Park dan T. Paulay, 1975, Reinforced
Technology Council Redwood City, CA . Concrete Structure, New
1997 . ATC 40 Seismic Zealand.
Evaluation and Retrofit of Istimawan Dipohusodo, 1999, Struktur
Concrete Buildings, Redwood Beton Bertulang Berdasarkan
City. SK SNI-T-15-1991-03, Jakarta :
International Committe on Concrete Departemen Pekerjaan Umum
Model Code for Asia. 2001. RI, PT. Gramedia Pustaka
Asian Concrete Model Utama.
Code(ACMC 2001), Japan : Haryanto .Y.W, 2001, Analisis dan
Japan Concrete Institute. Perancangan Struktur Frame
Mario Paz, 1985, edisi kedua :Dinamika Menggunakan SAP 2000 Versi
Struktur Teori dan Perhitungan, 7.42, Penerbit Andi, Yogyakarta
Penerbit Erlangga, Jakarta.
JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 2, No. 1 – 2008 ISSN 1978 – 5658 22

Anda mungkin juga menyukai