Anda di halaman 1dari 14

3

Setelah pendirian yayasan rampung, selanjutnya pada

bulan Maret 1976, para pengurus Yayasan secara intensif

melakukan loby mencari dukungan dari berbagai pihak

termasuk Pemda Tk.I Sulawesi Selatan, melalui Bapak

Gubernur "HAndi Oddang", ketua DPRD Tk.l, kepala

Kanwil Depkes Sulawesi Selatan serta Walikota Ujung

Pandang "Bapak H.M.Daeng Patompo (Alm).

Dana yang terhimpun dari infaq, zakat, shadakah dan

sumbangan sampai bulan April 1976, Yayasan melakukan

pembelian lokasi di wilayah Panakukang, tempat RS Islam

Faisal sekarang. Ditengah kesibukan pencarian dana dalam

rangka pembebasan lokasi dengan modal dari para

Muzakki/dermawan/donator.

Yayasan Rumah Sakit Islam ketika itu diketuai oleh

H.Fadeli Luaran (Alm), mencoba memanfaatkan kehadiran

Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia SYEKH BAKR ABBAAS

KHOMAIS dalam rangka kunjungannya di Ujung Pandang

pada tanggal 15 Februari 1978 dengan mengajukan

proposal pembangunan RS Islam Ujung Pandang yang

ditujukan kepada Raja Saudi Arabia "Al-Malik Faisal bin

Abdul Aziz al-suud".

Sekitar satu bulan berikutnya, pengurus yayasan

mendapat surat dari Kedutaan

KSA yang
isinya

menyampaikan bahwa permohonan telah disetujui oleh

Yang Mulia Raja, sehingga yayasan diminta menyampaikan

nomor Rekening Bank ke kedutaan untuk pengiriman

bantuan dana tahap pertama.

Bantuan dana tahap pertama dari Raja Faisal melalui

Yayasan Badan Wakaf Al-Malik Faisal pada bulan April

tahun 1978 tersebut, oleh Pengurus Yayasan RS Islam

Ujung Pandang dimanfaatkan untuk pembangunan 4

(empat) Unit Gedung Rumah Sakit dan menyelesaikan

pembebasan tanah lokasi RS Islam Faisal yang luasnya

mencapai 44.632 M2.

Melalui SK Pengurus Yayasan RS Islam Ujung

Pandang No.039/YARSIN/1978, pada tanggal 1 Mei 1978,

dilakukan Peletakan batu pertama Pembangunan RS Islam

Ujung Pandang oleh Duta Besar Saudia Arabia Syekh Bakr

Abbas Khomais.

Sekitar

dua tahun pelaksanaan

pembangunan

berhasil dirampungkan, RS Islam Faisal diresmikan

penggunaannya pada tanggal 24 September 1980

M/bertepatan dengan tanggal 15 Dzulqaidah 1400 H oleh

Menteri Kesehatan Rl, Dr.Suwarjo Surjaningrat. Tanggal 24


September inilah yang ditetapkan sebagai hari ulang

tahun "Milad" RS Islam Faisal Makassar.

3.2 Mitra RS Islam Faisal

a. PLN Wilayah Sulselbar

b. PDAM Kota Makassar

c. PT. TELKOM, Tbk

d. PT. Semen Tonasa

e. PT. Semen Bosowa

f. BPJS Kesehatan

g. BPJS Ketenagakerjaan

h. Jasa Raharja

i. Bank BRI

j PT. TASPEN

k. Asuransi Inhealth

I. Asuransi BRIngin Life

m. Asuransi Manulife Indonesia

n. Asuransi Intensive Medicare Indonesia (l'M CARE)

3.3Poliklinik Spesialis di RS Islam Faisal

a. Poliklinik Penyakit Dalam (Interna)

b. Poliklinik Penyakit Paru

c. Poliklinik Penyakit Jantung

d. Poliklinik Bedah Umum

e. Poliklinik Bedah Digestif

f.Poliklinik Bedah Onkologi


g. Poliklinik Bedah Tulang

h. Poliklinik Bedah Plastik

i. Poliklinik Bedah Saraf

j. Poliklinik Penyakit Anak

k. Poliklinik Penyakit Saraf ( Neurologi )

L Poliklinik Obstetri (Kandungan)

m. Poliklinik Penyakit Kulit dan kelamin

n. Poliklinik THT

o. Poliklinik Mata

p. Poliklinik Perjanjian

q. Poliklinik Gigi dan Mulut

3.4 Pengelolaan Perbekalan Farmasi

Pengelolaan Perbekalan Farmasi adalah suatu proses

yang merupakan siklus kegiatan, yang dimulai dari

perencanaan,

pengadaan/produksi,

penerimaan,

penyimpanan,

pendistribusian,

pemeliharaan,

penghapusan,

administrasi dan pelaporan terhadap

perbekalan farmasi yang diperlukan bagi pelayanan.

1. Perencanaan Perbekalan Farmasi


Perencanaan Perbekalan Famasi merupakan

proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan

harga perbekalan farmasi dalam rangka pengadaan.

a. Tujuan

Untuk mendapatkan jenis dan jumlah perbekalan

farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran,

serta menghindari kekosongan perbekalan farmasi.

b. Pedoman perencanaan

1) DOEN-Formularium Ketentuan yang berlaku

2) Data dari penggunaan obat tahun sebelumnya

3) Anggaran yang tersedia (alokasi dana)

4) Penetapan prioritas (demand >> budget)

5) Siklus penyakit

6) Stok

barang

yang

ada

dan

rencana

pengembangan.

2. Pengadaan perbekalan farmasi

Pengadaan

merupakan

kegiatan
untuk

merealisasi kebutuhan yang telah ditetapkan/ disetujui

dalam

perencanaan

pelaksanaan

dengan

melaksanakan pelelangan atau tender. Tender tersebut

dilaksanakan satu kali dalam satu tahun.

Semua pengadaan barang diselenggarakan oleh

panitia

pengadaan

barang/jasa.

Khusus

untuk

pengadaan perbekalan

farmasi

selalu

melibatkan

seorang Apoteker (Instalasi farmasi) menjadi salah

seorang anggota sebagai penanggungjawab teknis

dalam kepanitiaan tersebut.

3. Penerimaan Perbekalan Farmasi

Merupakan kegiatan untuk menerima pembekalan

farmasi sesuai dengan pesanan yang tercantum dalam

dokumen pengadaan dan mendistribusikan


sesuai

dengan permintaan pemakai barang.

Tujuan

a. Menyelenggarakan pengurusan barang agar setiap

penerimaan pembekalan farmasi dapat dilayani

secara cepat dan tepat dengan biaya yang efisien.

b. Menyelenggarakan penyimpanan dan penyaluran

secara aman dan benar dalam tertib administrasi yang

memadai.

4. Penyimpanan Pembekalan Farmasi

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan

usaha untuk melakukan pengurusan penyelenggaraan

dan pengaturan persediaan pembekalan farmasi di

dalam ruang penyimpanan (gudang farmasi)

Pedoman penyimpanan

a. Menjamin agar mutu tetap baik

b. Memudahkan dalam pencarian

C. Mempermudah pengawasan persediaan/stok dan

barang kadaluarsa

d. Menjamin keamanan obat dari pencurian dan

kebakaran

e. Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam

penyimpanan:

a. Suhu dan lokasi

1. Penyimpanan normal bersuhu 25°C (Tablet,

Kapsul, Injeksi, Cairan)

2. Penyimpanan dingin disimpan dalam lemari

pendingin (2-8°C)

3. Narkotika disimpan dalam lemari Narotika yang

mempunyai standard sesuai ketentuan

4. Barang mudah terbakar disimpan terpisah dari

yang lain dan tersedia alat pemadam kebakaran

b. Bentuk/jenis barang yang disimpan

1. Obat-obat disimpan terpisah dari bahan beracun

2. Bahan mudah terbakar disimpan terpisah dari yang

lain, sebaiknya disimpan pada gudang tahan api

3. Obat luar dipisah dari obat dalam

C. Pengaturan ruangan

d. Sistem Penyimpanan

1. Berdasarkan volume

2. Berdasarkan frekuensi penggunaan

3. Sistem FIFO/ FEFO

4. System Abjad

5. Pengamanan dan keselamatan

Pembuatan atau pengemasan kembali


sediaan farmasi merupakan salah satu merealisasi

kebutuhan perbekalan

farmasi

yang

sukar

didapatkan dipasaran, meliputi:

a.

Obat yang tidak stabil dalam penyimpanan

b. Obat yang dikehendaki dalam bentuk tertentu

atau dengan formulasi dan konsentrasi khusus.

5. Distribusi Perbekalan Farmasi

Merupakan keggiatan permintaan kebutuhan obat

dan alat kesehatan habis pakai baik untuk menunjang

pelayanan medis maupun untuk pelayanan individu

dalam proses terapi.

a. Distribusi perbekalan farmasi dalam menunjang

pelayanan medis. Pendistribusian perbekalan farmasi

dalam menunjang pelayanan medis dan pelayanan

penunjang RS. Islam Faisal Makassar menganut

Sistem Sentralisasi, dimana seluruh kebutuhan

ruangan, poliklinik, dan unit pelayanan lainnya,

didistribusikan langsung dari pusat pelayanan farmasi.

b. Distribusi perbekalan farmasi untuk Pasien Rawat

Jalan Pelayanan pendistribusian perbekalan farmasi

untuk semua jenis pasien rawat jalan (Umum, BPJs


dan Askes) di RS. Islam Faisal Makassar memakai

system pemesanan obat secara individual (resep)

melalui apotek instalasi Farmasi RS. Islam Faisal

Makassar.

C. Distribusi Perbekalan farmasi untuk pasien Rawat

Inap, Pasien Okdan Kamar Bersalin. Pelayanan

pendistribusian perbekalan farmasi untuk pasien rawat

inap terdiri dari 2 jenis yaitu resep individual dan ODD

(One Day Dosis).pelayanan ODD hanya diperuntukan

bagi pasien ASKES. Pelayanan ODD dilakukan

dengan cara menyiapkan obat dalam unit dosis untuk

penggunaan untuk satu hari. Proses ini dilaksanakan

seluruhnya di Instalasi Farmasi tanpa adanya bantuan

depo/satelit diperawatan. Dalam pelaksanaan ODD ini

masih bekerja sama dengan perawat yang ada di

ruang perawatan.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

orgaisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi

menyediakan pelayanan paripurna (komprehensi),

penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan


penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit

juga merupakan pusat pelatihan bagi

tenaga

kesehatan dan pusat penelitian medik.

Rumah Sakit RS Islam Faisal terdapat apotek

yang digunakan sebagai sarana kefarmasian untuk

melaksanakan

pelayanan

obat

mulai

dari

penerimaan resep, penyiapan dan peracikan obat,

penulisan etiket, sampai dengan penyerahan obat

kepada pasien baik BPJS maupun Umum.

Rumah Sakit Islam Faisal telah melakukan

perencanaan,

pengadaan,

penerimaan,

penyimpanan,

penyaluran,

pencatatan/pelaporan,

dan pemusnahan. Masing-masing kegiatan ini

dilakukan oleh personalia yang bertanggung jawab

terhadap

tugas
tersebut.

Dalam

melakukan

pelayanan kefarmasiaan, setiap personil berusaha

menjalankan tugasnya dngan kerjasama yang baik.

Instalasi

Farmasi

Rumah

Sakit

(IFRS)

merupakan departemen yang

dipimpin

oleh

Apoteker,

yang

bertanggung

jawab

untuk

pengadaan, penyimpanan, pendistribusian obat,

meningkatkan penggunaanya di rumah sakit, serta

memberikan informasi dan menjamin kualitas

pelayanan kefarmasian di rumah sakit.

Pengelolaan perbekalan farmasi atau sitem

manajemen perbekalan farmasi merupakan suatu


siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan

sampai evaluasi yang saling terkait antara satu

dengan

yang

lain

Kegiatannya

mencakup

perencanaan,

pengadaan,

penerimaan,

penyimpanan,

pendistribusian,

pengendalian,

pencatatan

dan pelaporan,

pemusnahan atau

penghapusan, monitoring dan evaluasi.

Perencanaan yang dilakukan mengacu pada

jumlah pemakaian tahun sebelumnya. Perencanaan

yang

dilakukan

oleh

bagian

perencanaan

pemesanan dan di acc oleh kepala instalasi untuk


dibuatkan surat pesanan (SP). Untuk sistem

pengadaannya yaitu membuat SP atau Surat

Perintah Kerja (SPK) terhadap barang farmasi yang

dibutuhkan. Setelah barang datang dilakukan

pengecekan apakah sudah sesuai atau belum, jika

sesuai maka disimpan didala gudang dan ditulis

kartu stok. Tujuan dari penyimpanan ini untuk

menghindari kekosongan barang dan perbekalan

farmasi lebih stabil.

Di Apotek RS Islam Faisal sistem penyimpanan

obat yaitu dengan memperhatikan sistem FIFO (First

In First Out), FEFO (First Expired First Out) yang

bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan

obat, berdasarkan abjad, memisahkan obat generik,

obat paten, obat psikotropika, obat narkotik, bentuk

sediaan dan alat kesehatan, serta obat yang

suhunya khusus disimpan dilemari pendingin dengan

suhu tertentu.

Proses pelayanan resep di apotek RS Islam

Faisal yaitu resep masuk yang kemudian diterima

oleh apoteker dan dilakukan skrining resep dimana

skrining resep meliputi skrining administratif, skrining

farmasetik, dan skrining klinis. Skrining administratif

Anda mungkin juga menyukai