Aktual JUR Deal
Aktual JUR Deal
DISUSUN OLEH:
JURNIATI, A.Md.Gz
NIP. 19881009 202012 2 010
Menyetujui,
Coach, Mentor,
JURNIATI, A.Md.Gz
NIP. 19881009 202012 2 010
Menyetujui,
Coach, Mentor,
PRAKATA
ii
Penulis memenjatkan segala puja dan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS dengan judul “Upaya Pencegahan Dan Penurunan Kasus Ibu Hamil
Kurang Energi Kronis ( KEK ) dan Anemia di Desa Bagik Payung Wilayah
kerja Puskesmas Suralaga”.
iii
Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh tentang
implementasi nilai-nilai “ANEKA” dengan prinsip Manajemen Aparatur Sipil
Negara (ASN), Pelayanan Publik dan Whole of Government dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.
Penulis
JURNIATI, A.Md.Gz
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. i
iv
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
PRAKATA.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................ 3
C. Ruang Lingkup Aktualisasi ............................................................ 4
BAB II. PENETAPAN ISU
A. Identifikasi Isu ............................................................................... 5
B. Pemilihan Isu dan Analisis Isu....................................................... 5
C. Dampak Isu.................................................................................... 7
D. Pemecahan Isu.............................................................................. 8
BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi ..................................................................... 9
1. Nama Organisasi, Peta Wilayah, Visi, Misi, dan Motto......... 9
2. Struktur Organisasi .............................................................. 12
1. Akuntabilitas ......................................................................... 15
2. Nasionalisme ........................................................................ 18
v
5. Anti Korupsi .......................................................................... 25
C. Rancangan Kegiatan .................................................................... 28
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai
negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan
publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas dan mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI.
Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3) dan
ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi
Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan
terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu
tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan untuk membangun moral, kejujuran,
semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme
serta kompetensi bidang.
Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-
klasikal di tempat pelatihan dan di tempat tugas sehingga
memungkinkan peserta mampu mengaktualisasikan dan membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan manfaatnya. Karakter
PNS profesional dibentuk dari sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-
nilai dasar profesi PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI serta mengusai tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan publik.
Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan mewujudkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di Puskesmas meliputi
pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu
1
upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas yaitu melalui program gizi
masyarakat.
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam
mengukur status gizi masyarakat. Jika asupan gizi untuk ibu hamil dari
makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi
defisiensi zat gizi. Kehamilan menyebabkan meningkatnya
metabolisme energi. Karena itu, kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi
tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
pertambahan besarnya organ kandungan, serta perubahan komposisi
dan metabolisme tubuh ibu. Termasuk kekurangan zat besi yang
dialami ibu hamil, sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang
diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna. Ibu hamil dikatakan mengalami anemia apabila memiliki
kadar hemoglobin (Hb) < 11 g/dl (Rahmaniar dkk, 2011).
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara
energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak
tercukupi. Ibu hamil yang menderita KEK (LILA kurang dari 23,5 cm)
mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau
resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) 5 kali
lebih besar dibandingkan ibu hamil yang tidak KEK (Hidayanti,2004)
Berdasarkan data Riskesdas 2018, di Indonesia masih terdapat
masalah tingginya angka anemia ibu hamil 48,9%; Kurang Energi
Kronik (KEK) pada Ibu Hamil 17,3%, Sedangkan menurut data
laporan gizi tahun 2020 Puskesmas Suralaga, sebanyak 64 dan 29
ibu hamil dari 648 mengalami KEK dan Anemia. Apabila ibu
mengalami risiko KEK selama hamil akan menimbulkan masalah, baik
pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan
resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal,dan terkena penyakit
infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat
2
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan
dengan operasi cenderung meningkat. KEK ibu hamil dapat
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan), lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bila BBLR bayi mempunyai
resiko kematian, gizi kurang, serta gangguan pertumbuhan.
Adanya permasalahan tersebut, perlu upaya untuk mencegah
dan menurunkan kasus ibu hamil KEK dan Anemia sehingga kasus
tersebut bisa ditekan dan tidak bertambah banyak serta intervensi
yang dilakukan bisa mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat ibu
hamil KEK dan Anemia di Puskesmas Suralaga.
B. Tujuan
Pelaksanaan aktualisasi nilai – nilai dasar ASN bertujuan untuk
membentuk ASN yang professional dan berkarakter kuat yaitu ASN
yang mampumenerapkan nilai ANEKA ( Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika public, Komitmen mutu dan anti korupsi). Selain itu ASN juga
harus menjunjung tinggi standar etika dalam melayani masyarakat
dan menanamkan rasa cinta tanah air dalam bekerja.
1. Bagi peserta
a. Sebagai prasyarat kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil dengan pola baru
b. Membentuk PNS yang memiliki integritas, profesionalisme,
nertralitas, dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal tersebut dapat dibentuk
dengan menginternalisasikan nilai – nilai ANEKA serrta
mengerti kedudukan dan perannya sebagai PNS dalam NKRI.
3
2. Bagi organisasi atau instansi
a. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan nilai
– nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionaliisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).
b. Untuk menjadikan organisasi dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas.
c. Untuk memudahkan mengambil keputusan dan kebijakan.
3. Bagi masyarakat atau pasien
a. Tercapainya Puskesmas Suralaga sehat secara optimal dan
meningkatkan derajat kesehatan secara umum dan khususnya
upaya kesehatan gizi berbasis masyarakat.
4
BAB II
PENETAPAN ISU
A. Identifikasi Isu
Selama penulis menjalankan tugas sebagai Nutrisionis
Terampil di Puskesmas Suralaga, penulis menemukan beberapa
permasalahan dan isu yang dapat diperbaiki, antara lain :
1. Tingginya prevalensi kasus balita stunting
2. Tingginya prevalensi balita gizi kurang/ Kurus
3. Tingginya prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan
Anemia
4. Rendahnya pencapain N/D di Posyandu
5. Belum diterapkannya sistem 5 meja di posyandu
5
4. di Posyandu
Belum diterapkannya 3 3 4 4 14 V
5. sistem 5 meja di posyandu
KeteKeterangan :
A : Aktual
K : Kekhalayakan
P : Problematika
L : Layak
Berdasarkan hasil dari analisa isu menggunakan metode
APKL (Aktual, Problematika, Kekhalayakan, Layak), terdapat 3 isu
yang memenuhi kriteria, diantaranya yaitu :
1. Tingginya prevalensi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan
Anemia
2. Tingginya prevalensi kasus balita stunting
3. Tingginya prevalensi balita gizi kurang/ kurus
Dari ketiga isu tersebut, akan dilakukan analisa penetapan
prioritas isu menggunakan metode USG. Metode USG merupakan
salah satu cara untuk menentukan urutan prioritas isu dengan
metode skoring. Metode ini memperhatikan urgensi dari isu tersebut
harus segera ditindaklanjuti. Kriteria USG dikategorikan ke dalam
rentang penilaian skala Likert 1-5 dengan ketentuan semakin besar
nilainya, maka semakin strategis isu tersebut harus diselesaikan.
Variable dari metode USG dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Urgency, yaitu seberapa mendasar suatu isu harus dibahas,
dianalisis, atau ditindaklanjuti
2. Seriousness, yaitu seberapa serius suatu isu harus dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan
3. Growth, yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani segera.
Dengan menggunakan metode USG, kita dapat menentukan
prioritas isu dari beberapa isu yang ada.
6
Tabel 2.2 Analisis USG
Indikator
No Isu U S G Jlh Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1 2 3 4 5 6 7
Tingginya prevalensi ibu
1 hamil Kurang Energi 5 5 5 15 I
Kronis (KEK) dan Anemia
Tingginya prevalensi
2 4 4 5 13 II
kasus balita stunting
Tingginya prevalensi
3 kasus balita gizi kurangt/ 4 3 5 12 III
kurus
Keterangan :
Tabel 2.3 Penjelasan USG
Score Urgency Seriousness Growth
5 Sangat Sangat Berpengaruh Sangat
Mendesak Berdampak
4 Mendesak Berpengaruh Berdampak
3 Cukup Cukup Berpengaruh Cukup
Mendesak Berdampak
2 Tidak Mendesak Tidak Berpengaruh Tidak
Berdampak
1 Sangat Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak
Mendesakk Berpengaruh Berdampak
Berdasarkan hasil analisis menggunakan APKL dan USG maka isu
yang diangkat adalah “ Upaya untuk mencegah dan menurunkan
kasus ibu hamil KEK dan Anemia di Desa Bagik Payung Wilayah
Kerja Puskesmas Suralaga ”
C. Dampak Isu
Dampak isu jika tidak dilakukan pemecahan :
1. Dampak bagi pemberi pelayanan (petugas kesehatan)
a. Menurunkan penilaian kinerja petugas
b. Mempengaruhi mutu pelayanan
2. Dampak bagi Ibu Hamil KEK dan Anemia
a. Dampak KEK dan Anemia pada Ibu Hamil
1) Apabila terus menerus akan merasa letih
7
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
4) Penyakit infeksi
5) Kesulitan sewaku melahirkan
6) ASI yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayi
b. Dampak KEK dan Anemia saat kehamilan terhadap janin
yang dikandung
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan
berat badan lahir rendah (BBLR)
3) Perkembangan otak janin terhambat hingga kemungkinan
nantinya kecerdasan anak akan kurang
4) Cacat bawaan
5) Gizi kurang
6) Bayi lahir sebelum waktunya
7) Perdarahan
8) Kematian bayi
D. Pemecahan Isu
Berdasarkan isu atau permasalahan diatas, penulis memberikan
pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Melakukan surveilans ibu hamil KEK dan Anemia
2. Membuat leaflet 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
3. Konseling 1000 HPK pada ibu hamil KEK dan Anemia
4. Pemberian PMT Pemulihan pada Ibu Hamil KEK dan Anemia
5. Melakukan penyuluhan gizi dan distribusi Tablet Tambah Darah
Bersama pada Remaja Putri di SMP/ MTs di Wilayah
Puskesmas Suralaga.
8
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Organisasi
1. Nama Organisasi, Peta Wilayah, Visi, Misi, dan Motto.
a. Nama Organisasi
Menurut kemenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004
Puskesmas merupakan unit Pelayanan teknis Dinas
Kesehatan kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Sebagai unit pelayanan teknis (UPT) Dinas
Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, secara operasional
Puskesmas Suralaga memberikan pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan melalui penyelenggaraan upaya
kesehatan perorangan (UKP) dan Upaya kesehatan
masyarakat (UKM) yang bermutu dan terjangkau.
Puskesmas Suralaga di dirikan pada tanggal 19
Januari 2019 beralamat di Jalan Tumbuh Mulia - Suralaga
Kecamatan Suralaga dan diresmikan pada tanggal 17 Maret
2020 No. 800/347/kes/III/2020.
b. Peta Wilayah
Puskesmas Suralaga terletak di Jalan Tumbuh Mulia-
Suralaga, Desa Suralaga, Kecamatan Suralaga dengan luas
wilayah secara geografis 11,49 Km² dan jumlah penduduk
sebanyak 31.276 Jiwa.
9
Gambar 3.1 Peta Wilayah Puskesmas Suralaga
10
1. Menyelenggarakan Peningkatan dan pemerataan
Pelayanan kesehatan dasar perorangan.
2. Menyelenggarakan Pembinaan dan pengendalian
Kesehatan.
3. Menyelenggarakan Peningkatan Manajemen Pelayanan
Kesehatan,
4. Menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas yang
bermutu.
5. Menyelenggarakan Advokasi dalam mewujudkan
Lingkungan Sehat melalui pembangunan berwawasan
kesehatan.
e. Motto
“KEREN” (Komitmen, Empati, Responsif, Efektip dan
Naratif).
11
2. Struktur Organisasi Puskesmas Suralaga
12
3. Jumlah Penduduk
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk menurut jenis klamin di Wilayah
Puskesmas Suralaga Tahun 2020
13
c. Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan
kesehatan masyarakat Bagian ini membawahi :
pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
pelayanan gizi yang bersifat UKM
pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
pelayanan kesehatan lingkungan
pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
d. Penanggung Jawab UKM Pengembangan
Bagian ini membawahi segala bentuk upaya pengembangan
Puskesmas, seperti :
pelayanan kesehatan gigi masyarakat
pelayanan kesehatan jiwa
pelayanan kesehatan tradisional komplementer
pelayanan kesehatan lansia
pelayanan kesehatan indera
pelayanan kesehatan kerja
pelayanan kesehatan olahraga
pelayanan kesehatan lainnya
e. Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium
Bagian ini membawahi beberapa kegiatan seperti :
pelayanan pemeriksaan umum
pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
pelayanan gizi yang bersifat UKP
pelayanan kesehatan gigi dan mulut
pelayanan persalinan
pelayanan gawat darurat
pelayanan laboratorium
pelayanan kefarmasian
pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang
menyediakan pelayanan rawat inap
14
f. Penanggung Jawab jaringan Pelayanan Puskesmas dan
Jejaraign Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Bagian ini membawahi beberapa fasilitas pelayanan seperti :
Puskesmas Keliling
Puskesmas Pembantu
Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
Bidan Desa
5. Kedudukan penulis dalam organisasi
Dalam organisasi pelayanan di Puskesmas Suralaga penulis
berkedudukan sebagai Nutrisionis terampil.
6. Tugas Pokok dan Fungsi Penulis
Tugas pokok nutrisionis adalah melaksanakan pelayanan di
bidang gizi, makanan, dan dietetik yang meliputi pengamatan,
penyusunan program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi
perorangan, kelompok di masyarakat dan rumah sakit maupun
di institusi kesehatan lainnya.
15
atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun
yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada
sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.
16
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya
kepada otoritas yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas.
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
17
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :
18
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara
dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
19
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
20
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku
serta keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
21
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
4. Komitmen Mutu
22
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen
Mutu:
a. Efektivitas : dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi : dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
c. Inovasi : dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
dan maindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
23
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu : mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab
24
mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan
di masing-masing unit kerja.
7. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “Corruptio” yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi secara harafiah
adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat
disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam
kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara
jangka panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001
didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. menurut
UU No. 31/1999 dan No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
25
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang
lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua
masalah yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga,
kekuatan dan pantang mundur.
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
26
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
27
C. Rancangan Kegiatan
Tabel 3.2 Rancangan Kegiatan
28
Penguatan
Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi
No Kegiatan Nilai
Kegiatan Kegiatan Pelatihan Misi Organisasi
Organisasi
1. Melakukan 1. Berkonsultasi 1. Disetujuinya 1. Akuntabilitas Misi 1. Jujur
surveilans dengan Kepala kegiatan Data hasil surveilans Meningkatkan upaya 2. Akuntabel
ibu hamil Puskesmas 2. Form transparan, tidak ada yang kesehatan inividu,
KEK dan 2. Membuat form surveilans dibuat-buat (transparan) keluarga dan masyarakat
Anemia surveilans tercetak 2. Nasionalisme
(skp) 3. Berkoordinasi 3. Bidan desa Musyawarah mufakat dalam
dengan lintas bersedia pembuatan kesepakatan
program menyiapkan dengan lintas program (bidan
(bidan desa) data – data desa) (sila ke-4 musyawarah)
4. Melakukan yang 3. Etika publik
kegiatan diperlukan Berkonsultasi dengan atasan
surveilans 4. Terkumpul dengan penuh sopan santun
5. Mendokument data – data dan hormat (sopan santun
asikan ibu hamil dan hormat)
kegiatan KEK dan 4. Komitmen Mutu
Anemia Meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas dengan adanya
form surveilans (orientasi
mutu)
5. Anti Korupsi
Data yang didapat dari
surveilans jujur, dari sumber
yang akurat (jujur)
Penguatan
No Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi
Kegiatan Nilai
Kegiatan Kegiatan Pelatihan Misi Organisasi
Organisasi
2. Membuat 1. Menyiapkan 1. Materi 1000 1. Akuntabilitas Misi Penguatan
Leaflet 1000 materi 1000 HPK tersedia Adanya kejelasan materi Meningkatkan upaya nilai :
HPK HPK 2. Layout / dalam leaflet (kejelasan) kesehatan inividu, 1. Jujur
29
30
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi Misi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Organisasi Organisasi
3. Konseling 1. Koordinasi dengan 1. Disetujuinya 1. Etika publik Misi Penguatan nilai :
1000 Hari unit KIA/Imunisasi kesepakatan Melakukan kegiatan Meningkatkan upaya 1. Jujur
Pertama 2. Membuat form apabila ada ibu konseling dengan luwes dan kesehatan inividu, keluarga 2. Empati
Kehidupan konseling gizi hamil empati (luwes dan empati) dan masyarakat 3. Akuntabel
(HPK) pada 3. Mempersiapkan KEK/Anemia 2. Akuntabilitas Meningkatkan sumber
ibu hamil KEK alat dan media untuk dirujuk ke Dalam penyampaian daya manusia
dan Anemia konseling Gizi konseling dengan jelas Menyelenggarakan
4. Melakukan 2. Form konseling tanggung jawab (kejelasan pelayanan kesehatan
kegiatan konseling tercetak dan tangung jawab) dasar yang bermutu,
3. Alat 3. Nasionalisme merata, adil dan terjangkau
(timbangan, Memperlakukan pasien
microtoice, pita tanpa membeda bedakan
LILA) dan agama ( Ketuhanan)
media (leaflet) 4. Komitmen Mutu
konseling telah Meningkatkan mutu
siap pelayanan puskesmas
4. Pasien mampu dengan pelaksanaan
menjelaskan konseling (orientasi mutu)
ulang tentang 5. Anti Korupsi
hasil konseling Bersikap adil pada semua
dan pasien (Keadilan)
dokumentasi
Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Visi Misi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Pelatihan Organisasi Organisasi
4. Pemberian 1. Koordinasi dengan 1. Sasaran yang 1. Akuntabilitas Misi Penguatan nilai :
Makanan bidan desa dalam mendapat PMT Dalam membeli bahan Mendorong kemandirian 1. Jujur
(PMT) mendata sasaran Pemulihan makanan memilih toko yang masyarakat untuk hidup 2. Empati
Pemulihan ibu hamil KEK/ terdata menyediakan bahan sehat 3. Disiplin
pada Ibu hamil Anemia yang akan 2. Disetujuinya makanan komplit, Meningkatkan upaya 4. Akuntabel
KEK/ Anemia mendapat PMT kegiatan mengesampingan kesehatan inividu, keluarga
(skp) Pemulihan 3. Ada anggaran kepentingan pribadi dan masyarakat
2. Melakukan dari bendaraha (netralitas) Meningkatkan sumber
konsultasi dengan Bantuan 2. Nasionalisme daya manusia
pimpinan Operasional Sila ke 4 Menyelenggarakan
31
D. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 3.3 Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
32
BAB IV
HASIL KEGIATAN
33
BAB V
PENUTUP
34
DAFTAR PUSTAKA
35
Yuniarsih, Tjutju, dan Muhammad Taufik. 2015. Komitmen Mutu. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Riskesdas. (2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Sonokidul 2018
36
Lampiran Biodata
a.Identitas Diri
1 NamaLengkap
JURNIATI, A.Md.Gz
Formasi
3 Nutrisionis terampil
Jabatan
4 NIP 198810092020122010
Tempat dan
5 Dasan Lendang, 9 Oktober 1988
TanggalLahir
7 Nomor Hp 087763147322
37
b. Riwayat Pendidikan
38