DI SD NEGERI DANASRI
Disusun oleh:
Gol : III
Angkatan : II
Nomor : 28
Coach :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan dan maritim yang penuh dengan
keragaman suku bangsa dan budaya serta kaya akan sumber daya alam. Dalam
keanekaragaman yang kaya tersebut perlu adanya suatu lembaga pegawai yang
membantu pemerintahan untuk mengelolanya agar semua keragaman tersebut dapat
tetap bersatu menjadi satu kesatuan dengan kekayaan alam yang dapat
menyejahterakan semua elemen dari bangsa Indonesia. Atas dasar inilah akhirnya
dibentuk sebuah lembaga pegawai yang bernama Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
memiliki tugas sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa. Seperti yang tertuang pada UU Nomor 5 tahun 2014
pasal 1, ASN adalah profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kontrak (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan seorang Warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, dan memiliki NIP
secara nasional. PNS memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Indonesia saat ini. Untuk
memainkan peranan tersebut, diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS
yang mampu memenuhi standar kompetensi dan melaksanakan tugas jabatannya
secara efektif dan efisien.
Calon Pegawai Negeri Sipil merupakan salah satu unsur penyelenggara
pemerintah dan pembangunan, sebagai aparatur penyelenggara pemerintah dan
pembangunan perlu dibekali pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan
kepribadian (attitude) di bidang pemerintah agar dapat melaksanakan tugas dengan
baik dan benar (BPSDMD Provinsi Jawa Tengah, 2019). Salah satu cara untuk
mewujudkan dan menyiapkan Sumber Daya Aparatur Pemerintah yang berkualitas
dan profesional adalah melalui Pelatihan Dasar CPNS (BPSDMD Provinsi Jawa
Tengah, 2019). Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dilaksanakan selama 51 hari
kerja atau 508 JP, dengan perincian; 18 hari kerja untuk pembelajaran klasikal (178
JP) dan 30 hari kerja untuk pembelajaran non klasikal atau aktualisasi nilai dasar
profesi (320 JP) (BPSDMD Provinsi Jawa Tengah, 2017) serta evaluasi selama 4 hari
(10 JP). Dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar Kader PNS, setiap peserta
dituntut untuk mampu mengaktualisasikan materi-materi pembelajaran yang telah
dipelajari dalam memulai proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam
pengembangan agenda aktualisasi habituasi.
Keberhasilan penyelenggaraan suatu pemerintahan dan pembangunan juga
sangat ditentukan dengan tingkat pendidikan masyarakatnya. Tingkat pendidikan
dapat dijadikan parameter kualitas sumber daya manusia. Di Indonesia, upaya dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan dengan beragam
cara dan beragam strategi. Hal tersebut tidak lain dilatarbelakangi oleh keinginan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang–Undang No.
20 Tahun 2003, yang berbunyi “Mengembangkan potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggungjawab.” Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas,
2003).
Namun realita pendidikan di era globalisasi saat ini menunjukkan ketidaksiapan
pendidikan Indonesia dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman dan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya pada tingkat pendidikan
Sekolah Dasar (SD). Guru SD sebagai pendidik dan bagian dari ASN harus dapat
menghadapi tuntutan zaman ini dengan menunjukkan profesionalisme dan
komitmennya dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam kedua peran tersebut.
Profesionalisme ASN tercermin dari pengaktualisasian nilai-nilai dasar ASN yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA).
Upaya untuk menciptakan ASN yang profesional tentu mengalami banyak
kendala, kendala datang dari faktor ASN itu sendiri serta kendala yang datang dari
luar. Permasalahan yang terjadi terkait dengan pengembangan sumber daya manusia,
baik guru maupun siswa semakin kompleks, dan membutuhkan alternatif pemecahan
masalah. Guru diharuskan dan diwajibkan memiliki kompetensi akademik yang
mumpuni, selalu berkembang, up-to-date, sesuai dengan kepakaran atau keilmuan
yang dimiliki. Kompetensi akademik pada guru dapat diukur dari melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran di sekolah dasar dewasa ini tidak sesuai yang diharapkan apabila
dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Banyak siswa yang
mempunyai kemampuan menghafal materi yang diterima dengan baik, tetapi mereka
tidak memahami secara mendalam apa yang mereka hafalkan. Sebagian besar siswa
belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang
digunakan atau dimanfaatkan, padahal belajar akan lebih bermakna jika siswa
mengalami sendiri apa yang dipelajari serta dapat mengimplementasikan
pengetahuan yang dipelajarinya daripada hanya mengetahui secara lisan saja.
Seringkali anak tidak fokus dalam proses belajar, pasif di dalam kelas, tidak
mengerjakan PR, dan nilai tidak memenuhi KKM dikarenakan anak tersebut kurang
atau bahkan belum paham akan materi yang sedang ia pelajari. Seiring dengan
adanya kurikulum 2013, siswa dituntut untuk dapat memecahkan soal High Order
Thinking Skill (HOTS) dalam setiap materi yang ia pelajari. Berdasarkan wawancara
dengan kepala sekolah selaku mentor dan juga guru yang pernah mengampu kelas V,
ditemukan kendala masih banyak siswa yang justru menjadi bingung saat dihadapkan
pada jenis soal HOTS karena jenis soal ini membutuhkan beberapa langkah
pemecahan masalah.
Rendahnya pemahaman siswa berdampak pada masih adanya beberapa siswa
yang hasil belajarnya kurang dari KKM. Hasil PAS siswa kelas V SD Negeri Danasri
untuk mata pelajaran Matematika semester I terdapat terdapat 14 siswa dari 28 siswa
yang belum mencapai KKM atau sekitar 50%. Untuk mata pelajaran tematik salah
satunya adalah IPA terdapat 11 siswa yang belum mencapai KKM atau sekitar 39%
pada tema 1, pada tema 2 terdapat 1 siswa yang belum mencapai KKM atau sekitar
3%, pada tema 3 terdapat 10 siswa yang belum mencapai KKM atau sekitar 36%,
pada tema 4 terdapat 17 siswa yang belum mencapai KKM atau sekitar 61%, dan
pada tema 5 terdapat 5 siswa yang belum mencapai KKM atau sekitar 18%. Oleh
karena itu, penulis mengangkat isu rendahnya pemahaman siswa pada soal HOTS
sebagai bahan rancangan aktualisasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis menyusun sebuah rancangan
aktualisasi nilai dasar profesi ASN dengan judul “Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai
Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di SD Negeri Danasri Kowilcam Dindik
Karanglewas Kabupaten Banyumas”. Penyusunan rancangan ini diharapkan dapat
mendorong peran ASN untuk meningkatkan profesionalismenya sehingga dapat
memberikan manfaat dan dapat membawa perubahan yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan isu-isu
sebagai berikut:
Berdasarkan metode APKL, dari tabel di atas diperoleh 2 (dua) isu utama yang
terpilih, yaitu:
Antusias dan semangat belajar siswa masih naik turun
Pemahaman siswa pada soal HOTS yang masih kurang
Kedua isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan menggunakan metode USG
dengan menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat USG atau tidak sangat
USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness: seberapa serius suatu isu harus dibahas yang dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan. Growth didefisinikan seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Berdasarkan penilaian USG pada tabel 1.2 di atas, maka diperoleh 1 isu utama
(core issue) yang akan dijadikan acuan pembuatan rencana kegiatan aktualisasi yaitu
“Rendahnya pemahaman siswa kelas V pada soal HOTS di SD Negeri Danasri”
sehingga diperoleh rumusan masalah rancangan aktualisasi ini adalah:
“Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa kelas V pada soal HOTS di SD
Negeri Danasri?”
C. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan aktualisasi ini adalah:
1. Mampu mengaktualisasikan kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam upaya
meningkatkan pemahaman siswa pada soal HOTS sesuai dengan pelaksanaan
tugas jabatannya;
2. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada muatan mata pelajaran
matematika dan IPA;
3. Mampu mengintegrasikan nilai akuntabilitas pada rancangan kegiatan yang
dipilih dan pada pelaksanaan tugas jabatannya;
4. Mampu mengintegrasikan nilai nasionalisme pada rancangan kegiatan yang
dipilih dan pada pelaksanaan tugas jabatannya;
5. Mampu menjunjung tinggi standar etika publik pada rancangan kegiatan yang
dipilih dan pada pelaksanaan tugas jabatannya;
6. Mampu berinovasi untuk meningkatkan pelaksanaan tugas jabatannya; dan
7. Mampu mengintegrasikan nilai anti korupsi pada rancangan kegiatan yang
dipilih dan pada pelaksanaan tugas jabatannya.
D. Manfaat
1. Bagi Diri Sendiri
3. Bagi Institusi
Aktualisasi, habituasi dan penanaman nilai-nilai ANEKA diharapkan dapat
membentuk seorang ASN yang dapat memberikan kontribusi nyata pada
peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan di institusi Sekolah Dasar, dan
menjadi bagian dalam proses pencapaian visi misi institusi Sekolah Dasar tersebut
dengan ide dan hasil karya yang kreatif dan inovatif.
BAB II
LANDASAN TEORI
Unit Perpustakaan
Operator Sekolah
WURYANINGSIH,S. Perp
MUDAKIR, S.Pd
Guru Kelas I Guru Kelas II Guru Kelas III Guru Kelas IV Guru Kelas V Guru Kelas VI
TUKIYANTI, S. Pd FATIKHATUL F., S.Pd.SD ULUL A., S. Pd YULI PURWATI, S.Pd MUDAKIR, S.Pd SURYANTI, S.Pd
Penjaga Sekolah
MASYARAKAT
4. Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana dan Sumber Daya Lain
Sumber Daya Manusia yang dimaksud adalah jumlah tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada di SD Negeri Danasri.
C. Role Model
Faktor-faktor yang berperan dalam menentukan kualitas mengidentifikasi isu adalah
kepekaan peserta terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan kerja, konsistensi dan keakraban
terhadap motif bekerja lebih baik, dan kemampuan peserta menunjukannya ditempat kerja.
Untuk menjaga keberlangsungan proses habituasi, sangat disarankan peserta menemukan role
model yang akan dijadikan figure atau contoh teladan atau model mirroring.
Role model yaitu sosok tokoh yang dijadikan panutan karena keteladanannya. Role
model dalam rancangan aktualisasi ini yaitu Guru PAI dikarenakan yang bersangkutan
merupakan pegawai satu instansi yang kesehariannya dapat diamati secara langsung dan
digemari oleh anak-anak di sekolah tersebut.
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
1. Membuat Rancangan
Pelaksanaan
Pembelajaran
2. Pembacaan Asmaul
Husna
3. Melaksanakan kegiatan
“make a match”
4. Penggunaan papan benar
dan salah
5. Membuat kalender pintar
6. Melaksanakan Uji Cakap
Mandiri
7. Melaksanakan liga
engklek
8. Pembuatan dan
penggunaan media
pembelajaran matematika
block dienes
9. Sayang lagu Indonesia
10 Bimbingan an Konseling