Anda di halaman 1dari 15

LAPOR

AN
PENGE
MBAN

NAMA GURU : Siska Laili, S.Pd


NIP : 19800511 20701 2 003

SMA NEGERI 7 PRABUMULIH


2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Diklat
Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran
di SMAN 1 PRABUMULIH

Penembangan Diri_Siska Laili


DISAHKAN OLEH

Prabumulih, April 2020


Kepala Sekolah
SMA Negeri 7 Prabumulih

Muhammad Aliyenah, S.Pd, M.Si


NIP. 19730523 200003 1 001

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur utama sumber daya manusia aparatur Negara
mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan penyelenggraan
pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS mampu memainkan peran tersebut adalah PNS
yang mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilaku yang penuh dengan
kesetiaan dan ketaan kepada Negara. Bermoral dan bermental baik, professional, sadar akan
tanggung jawabnya sebagai pelayan public serta mampu menjadi perekat persatuan bangsa.
Penembangan Diri_Siska Laili
Dalam konteks pembangunan sektor pendidikan, Guru merupakan pemegang peranan
yang signifikan. Guru mrupakan jantungya pendidikan. Tanpa denyut dan peran aktif guru,
program inovasi pendidikan secanggih apa pun tetap tidak akan berarti apa-apa. Sebagus apa pun
dan semodern apa pun kurikulum pendidikan dirancang, jika tanpa guru yang berkualitas, yang
memiliki kompetensi dan profesonal, tidak akan membuahkan hasil maksimal. Artinya,
pendidikan yang baik dan berkualitas tetap akan tergantung pada kondisi mutu guru.

2. TUJUAN

Tujuan pengembangan diri antara lain :


1. Dengan adanya diklat Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran di SMAN 1
PRABUMULIh tersebut, diharapkan dapat guru berinovasi dalam model penilaian yang
diterapkan pada kegiatan pembelajaran.
2. Mengimplementasikan materi yang selama ini didapatkan, Membentuk pola pikir yang
membangun bagi peserta DIKLAT; Melatih peserta untuk berkreasi, berinovasi dalam
melakukan penilaian pada proses pembelajaran
3. Serta mendapatkan angka kredit sebagai untuk kenaikan pangkat.

PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DIRI


REKAPITULASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

1. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Dikat) Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran


di SMAN 1 Prabumulih yang diselenggarakan oleh KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN,
PPPPTK Bisnis dan Pariwisata.

Penembangan Diri_Siska Laili


2. Jenis Kegiatan
 Pendidikan dan Pelatihan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran di SMAN 1
Prabumulih.

3. Tujuan Pengmbangan Diri


1. Dengan adanya program Diklat Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran di
SMAN 1 Prabumulih tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam
proses penilaian pembelajaran dikelas yang berorientasi HOTS, pegembangan desain dan
penyusunan Rencana Pelakasanaan Pembelajaran, praktik mengajar dan laporan Best
Practive.
2. Meningkatkan mutu guru, siswa dan sekolah

4. Nama Fasilitator

Pada kegiatan ini adalah yang bekerja sama dengan KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDRAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN,
PPPPTK Bisnis dan Pariwisata yang di fasilitasi Dinas Pendidikan Kota Prabumulih melalui
MGMP Bahasa Indonesia Kota Prabumulih.

5. Tempat Kegiatan

Pada Kegitan ini di SMAN 1 Prabumulih, Kota Prabumulih Sumatera Selatan.

6. Institusi Penyelenggara

Pada Kegiatan :

1. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT ENRAL


GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2. PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN (PPPTK) BISNIS DAN PARIWISATA
3. Dinas Pendidikan Kota Prabumulih
4. MGMP Bahasa Indonesia Kota Prabumulih

Penembangan Diri_Siska Laili


MATERI
A. Struktur Program
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN DI SMAN 1 PRABUMULIH

NO MATERI JP
A. MATERI UMUM
1 Kebijakan Program PKB Melalui PKP Berbasis Zonasi 1
2 Integrasi PPK dan GLN dalam Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking 1
Skills (HOTS)
B. MATERI POKOK
3. Konsep dan Pendalaman Materi Pembelajaran Berorientasi HOTS 8
a. Teks Kritik Sastra dan Esai
b. Teks Novel
4. Pengembangan Desain dan Penyususunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 36
Berorientasi HOTS
a. Pengembangan Pembelajaran Berorientasi HOTS
b. Penilaian Berorientasi HOTS
c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
5. Praktik Mengajar 20
6. Laporan Best Practice 10
C. MATERI PENUNJANG
7. Pengenalan Kelas Pendampingan Online 4

Penembangan Diri_Siska Laili


8. Tes Akhir 2
JUMLAH 82

B. Deskripsi Materi
1. Materi Umum
Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa siswa-siswa masih
lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skills) seperti menalar, menganalisa, dan
mengevaluasi. Oleh karena itu siswa harus dibiasakan dengan
soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi kepada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills) agar terbiasa dengan kemampuan berpikir kritisnya.
Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang
bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah
menyelenggarakan Program Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP).
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan
mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKB melalui PKP
harus mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau
dikenal dengan istilah zonasi.Melalui langkah ini, pengelolaan
kelompok kerja guru, yang selama ini dilakukan melalui gugus
atau rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan
dan pemberdayaan guru.
Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu
pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status akreditasi
sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai ratarata UN/USBN
sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya. Pihak yang terlibat
dalam Program PKP adalah Direktorat Jenderal Guru dan

Penembangan Diri_Siska Laili


Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), PPPPTK Matematika, Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Guru
Inti, Komunitas Guru, dan Pusat Belajar.
Perbaikan pendidikan dalam pembelajaran saat ini adalah
terpusat dalam mengintegrasikan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat
terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas. Selain PPK pada pembelajaran perlu juga
diintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan
dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan
Collaborative); dan HOTS (Higher Order Thinking Skill.
Gerakan PPK perlu mengintegrasikan, memperdalam,
memperluas, dan sekaligus menyelaraskan berbagai program
dan kegiatan pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan
sampai sekarang. Dalam hubungan ini pengintegrasian dapat
berupa pemaduan kegiatan kelas, luar kelas di sekolah, dan luar
sekolah (masyarakat/komunitas); pemaduan kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; pelibatan secara
serempak warga sekolah, keluarga, dan masyarakat;
perdalaman dan perluasan dapat berupa penambahan dan
pengintensifan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada
pengembangan karakter siswa, penambahan dan penajaman
kegiatan belajar siswa, dan pengaturan ulang waktu belajar
siswa di sekolah atau luar sekolah; kemudian penyelerasan
dapat berupa penyesuaian tugas pokok guru, Manajemen
Berbasis Sekolah, dan fungsi Komite Sekolah dengan kebutuhan
Gerakan PPK.
Pengertian Literasi dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah
adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan
sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang
dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai

Penembangan Diri_Siska Laili


organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik. Literasi lebih dari sekadar membaca
dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak,
visual, digital, dan auditori. Literasi dapat dijabarkan menjadi
Literasi Dasar (Basic Literacy), Literasi Perpustakaan (Library
Literacy), Literasi Media (Media Literacy), Literasi Teknologi
(Technology Literacy), Literasi Visual (Visual Literacy).
Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C
(Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem
Solving, dan Creativity and Innovation). Inilah yang
sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar
transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Sebenarnya kata ini
tidak terlalu baru untuk kita. Di berbagai kesempatan, kita
sudah sering mendengar beberapa pakar menjelaskan
pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan,
khususnya di Abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan
sangat cepat dan dinamis. Penguasaan keterampilan abad 21
sangat penting, 4 C adalah jenis softskill yang pada
implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang
sekadar pengusaan hardskill.
Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif
yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kurikulum
2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai
metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk
memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan
itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan
berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah
konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir
dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan
mengkreasi meruapakan kemampuan berpikir dalam
membangun gagasan/ide-ide.

Penembangan Diri_Siska Laili


2. MATERI POKOK
Pembelajaran berorientasi HOTS merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menguraikan materi, membuat
kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan
dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
HOTS merupakan konsep reformasi pendidikan yang dimulai pada awal abad ke-21.
Tujuannya untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam mengahadapi Revolusi
Industri 4.0. Pada era ini, sumber daya manusia tidak hanya menjadi pekerja yang
mengikuti perintah saja, tetapi memiliki keterampilan abad ke -21, yaitu manusia yang
memiliki kemampuan berkolaborasi (collaboration), berpikir kritis dan mampu
menyelesaikan masalah (critical thinking and problem solving) dan kreatif, serta
mampu berinovasi (creativity and innovation) atau yang kita kenal dengan 4C.
Aspek ketermapilan berpikir tingkat tinggi dibagi kedalam tiga baian yaitu, (1)
sebagai Transfer Knowledge, dimana ketermapilan berpikir sesuai dengan ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor, yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan
mengajar; (2) sebagai Problem Solving,dimana Keterampilan yang memiliki keinginan
kuat untuk dapat memecahkan masalah muncul pada kehidupan sehari-hari siswa; (3)
sebagai Critical and Creative Thinking, dimana Keterampilan disini dikerahkan dalam
memecahkan persamalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis,
menginvestigasi, dan menyimpulkan.
Dengan HOTS peserta didik akan dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas,
berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mampu menkonstruksi
penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas.
Proses HOTS terjadi ketika seseorang mengaitkan informasi baru dengan informasi
yang sudah tersimpan di dalam ingatannya dan mengaitkannya atau menata ulang serta
mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan atau menemukan
suatu penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan.
Tujuan utama dari pembelajaran HOTS adalah bagaimana meningkatkan kemampuan
berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan
kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi,
berpikir kreatif dalam memecahkan suatu masalah menggunakan pengetahuan yang
dimiliki serta membuat keputusan dalam situasi --situasi yang kompleks.
Ketermapilan berpikir dalam HOTS memiliki tiga ranah yaitu, ranah kognitif, afektif,
dan psikomotor. Ranah kognitif meliputi kemampuan peserta didik dalam mengulang
atau menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses
pembelajaran yang telah didapatnya. Menurut Bloom ranah kognitif merupakan segala
aktivitas pembelajaran menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai
tertinggi.

Penembangan Diri_Siska Laili


LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN DESAIN PEMBELAJARAN BERORIENTASI HOTS DAN CONTOH
RPP BERORIENTASI HOTS
Guru sebaiknya menyajikan pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik untuk berpikir
kritis, logis, dan sistematis sesuai dengan karakteristik Bahasa Indonesia, serta memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills atau HOTS).
Anderson mengategorikan tingkat berpikir seperti dalam tabel Berikut.
Tabel Deskripsi Kemampuan Kognitif

KATEGORI DESKRIPSI

Mengingat Menyajikan fakta dari ingatan (mengenai fakta


(Remember) penting/recognizing; memanggil/recalling/retrieving)

Memaknai materi yang dipelajari dengan kata kata/kalimat


sendiri (interpretasi/interpreting, memberi contoh/illustrating,
mengkalsifikasi/classifying/categorizing,
Memahami meringkas/summarizing/abstracting,
(Understand) menyimpulkan/concluding/ektrapolating/interpolating,
predicting,
membandingkan/comparing/contrasting/mapping/mat
ching, menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect)

Melaksanakan (executing), menggunakan prosedur


Menerapkan
(implementing) untuk suatu situasi baru (melakukan,
(Apply)
menerapkan)

Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian


bagian penting
(differentiating/discriminating/focusing/selecting),
Menganalisis menentukan keterkaitan antar komponen
(Analyze) (organizing/finding
coherence/integrating/outlining/structuring),
menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis
(attributing/deconstructing)

Mengevaluasi Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan

Penembangan Diri_Siska Laili


uraian/fakta
(checking/coordinating/detecting/monitoring/testing),
(Evaluate)
menilai metode mana yang paling sesuai untuk
menyelesaikan masalah (critiquing/judging)

Mengembangkan hipotesis (generating), merencanakan


Mencipta
penelitian (planning/designing), mengembangkan
(Create)
produk baru (producing/constructing)

Berdasarkan tingkat berpikir yang tercantum dalam tabel tersebut, ada kemampuan berpikir
yang lebih tinggi (higher order thinking skills = HOTS) yang harus dikuasai oleh
peserta didik yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Oleh
sebab itu, dalam pembelajaran Anda dianjurkan untuk mendorong peserta didik memiliki
kemampuan tersebut dengan menyajikan pembelajaran yang variatif serta pemberian materi
yang “tidak biasa” .

Langkah-langkah menyusun desain pembelajaran berorientasi HOTS antara lain sebagai


berikut.
A. Perencanaan pembelajaran

1. Analisis SKL-KI-KD-IPK
a. Kata kerja operasional pendukung analisis SKL-KI-KD-IPK
b. Dikembangkan sesuai KD, KD menjadi target minimal.
c. Jika ada KD yang telah dipelajari KD sebelumnya…maka bisa langsung di KD
bersangkutan, dapat dimasukkan pada kegiatan awal saja pembelajaran.
2. Menentukan keterampilan proses kognitif/berpikir dan dimensi pengetahuan (Anderson
and Krathwhols 2001)
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Integrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan Literasi
c. Penentuan model pembelajaran (D/I, PJBL, PBL, dan sebagainya sesuai karakter mata
pelajaran).
3. Pelaksanaan pembelajaran
a. Desain kegiatan awal pembelajaran
b. Desain kegiatan inti pembelajaran
c. Desain kegiatan penutup pembelajaran
4. Penilaian dan Evaluasi Pembelajaran
a. Pengembangan kisi-kisi penilaian
1. Menuntun guru mengembangkan kisi-kisi
2. Mengembangkan indikator penilaian sesuai SKL-KI-KD-IPK
3. Matrik perkembangan materi dengan model pembelajaran
b. Pengembangan penilaian
c. Evaluasi pembelajaran
Contoh kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik memiliki
keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) mata pelajaran bahasa Indonesia
Contoh kegiatan pembelajaran KD 3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks
eksplanasi. dan KD 4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan
memerhatikan struktur dan kebahasaan agar peserta didik memiliki keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS)
a. Peserta didik mengumpulkan informasi melalui telaah model 1 teks dengan cara
menelaah dalam bentuk tertulis dan 1 teks eksplanasi melalui tayangan video
peristiwa eksplanasi.
b. Peserta didik melakukan telaah isi teks eksplanasi berdasarkan komponen-
komponen
strukturnya (identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, ulasan)

Penembangan Diri_Siska Laili


c. Peserta didik melakukan pengelompokan struktur teks eksplanasi tersebut atas
komponen-komponen strukturnya (identifikasi fenomena, rangkaian peristiwa, ulasan)
d. Peserta didik menganalisis kebahasaan teks eksplanasi untuk menemukan kata
bermakna denotatif, konjungsi kronologis/kausalitas, kata teknis, kata sifat, dan kata
keterangan waktu dalam teks eksplanasi.
f. Peserta didik menentukan topik teks eksplanasi dengan peta pikiran (mindmap) atau
jaring laba-laba (spider-web).
g. Peserta didik menyusun kerangka teks eksplanasi.
h. Peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik yang telah dipilih.
i. Peserta didik menyusun teks eksplanasi berdasarkan kerangka yang telah disusun
dengan memerhatikan struktur teks, isi, dan kebahasaan.

3. Materi Penunjang
Pengenalan Kelas Pendampingan Online
Kegiatan Pengenalan Kelas Pendampingan. Bimbingan Teknis
Narasumber/IN/GI
TujuanMenjelaskan pendampingan online dan melakukan
aktivitas pembelajaran berupa latihan pendampingan online
pada sesi latihan
Bahan Buku Pegangan Instruktur Kab./Kota
Buku Manual Pendampingan OnlineBahan
PresentasiLaptopAkses InternetAlamat website pendampingan
online
Pengantar dan pembagian kelompok
SkenarioPengantar dan pembagian kelompokSiklus I (130’)
Siklus II (130’) Penguatan (40’)
Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok (@ 4 orang)

Penembangan Diri_Siska Laili


Peserta secara berpasangan dalam kelompoknya berbagi peran
sebagai guru sasaran dan fasilitator pendampingan
online;Fasilitator membagikan username dan password guru
sasaran dan guru inti;
Siklus I (130’) Peserta yang berperan sebagai guru sasaran
melakukan aktivitas pada sesi latihan;Peserta yang berperan
sebagai guru inti pendampingan online memonitor dan
memfasilitasi peserta dalam kegiatan pembelajaran, forum,
message, pemberian umpan balik tagihan yang diunggah
peserta, refleksi, dan evaluasi sesi.
Siklus II (130’) Peserta yang menjadi guru sasaran bertukar
peran menjadi fasilitator pendampingan online memonitor dan
atau memfasilitasi peserta dalam kegiatan pembelajaran,
forum, message, pemberian umpan balik tagihan yang diunggah
peserta, refleksi, dan evaluasi sesi;Peserta yang menjadi
fasilitator bertukar peran menjadi guru sasaran dan melakukan
aktivitas pada sesi latihan.
Penguataan (40’)
Tes Akhir
4. DampaK
Dampak dari kegiatan ini terhadap peningkatan kompetensi peserta pelatihan selaku
pendidik antara lain sebagai berikut:
a. Secara umum pelatihan penyusunan soal berdampak PKB akan sangat mampu
meningkatkan kompetensi pendidik jika diterima dengan baik dan dilaksanakan. Dampak
PKB itu dirasakan oleh kalangan pendidik besar atau sedikitnya tergantung dari
masing masing individu pendidik . Maka diharapkan kalangan pendidik dapat
merubah cara pandang dan mau menjawab tantangan zaman agar segala upaya
yang dilakukan oleh pemerintah dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan
profesional pendidik sehingga mutu pendidikan menjadi baik.
b. Secara khusus pelatihan penyusunan soal berdampak pada meningkatnya
kompetensi tenaga pendidik dalam mengembangkan perangkat penilaian,
menganalisis soal-soal, dan mengembangkan soal-soal HOTS dan peserta dapat
membagikan pemahaman tersebut kepada pendidik dan tenaga kependidikan di
lingkungan kerja masing-masing (sekolah) anatara lain :

Penembangan Diri_Siska Laili


1. meningkatnya frekuensi, intensitas, dan kebermaknaan saling tukar pikiran dan
pengalaman antara Peserta DIKLAT.
2. meningkatnya profesionalitas guru yang dibuktikan melalui perubahan perilaku,
kreativitas, dan inovasi dalam pengembangan karir;
3. meningkatnya keberdayaan guru dalam pengembangan karir;
4. meningkatnya perolehan angka kredit guru
5. meningkatnya kenaikan pangkat, golongan, ruang, dan jabatan fungsional
6. meningkatnya kinerja guru
7. meningkatnya mutu dan kebermaknaan pembelajaran

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan pelatihan secara umum telah berjalan dengan baik, banyak memberikan
pengetahuan dan keterampilan sehingga di harapkan peserta pelatihan kompetensi dapat
meningkat.
2. Penguasaan pemahaman guru dalam penguatan pendidikan karakter baik kebijakan dan
konsep serta basis-basis PPK itu sendiri telah dikuasai dengan baik oleh peserta

B. Saran

Penembangan Diri_Siska Laili


1. Untuk waktu yang akan datang, dimohon pelaksana kegiatan memberikan informasi
seminggu sebelum pelaksanaan pelatihan di mulai agar guru dapat menyiapkan kebutuhan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pelatihan
2. Agar ditindak lanjuti untuk mengadakan workshop di tingkat kabupaten, sehingga
penyusunan soal-soal HOTS lebih memasyarakat dan segera bisa diimplementasikan
khususnya bagi rekan-rekan guru

Penembangan Diri_Siska Laili

Anda mungkin juga menyukai