JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
B. Jenis kegiatan
C. Manfaat kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan sasaran
B. Bahan/materi kegiatan
C. Metode/ cara melaksanakan kegiatan
D. Alat/instrumen
E. Waktu dan tempat kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
B. Rekomndasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan
dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Problem Based Learning.Model
pembelajaran berbasis masalah( Problem Based Learning ) merupakan pembelajaran
yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu
maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga
bermakna, relevan, dan kontekstual.Problem Based Learning terjadi bila individu
terlibat terutama dalampenggunaan proses pemecahan masalah untuk
mengatasi.Problem Based Learning dilakukan melalui orientasi peserta didik pada
masalah,mengorganisasikan peserta didik untuk belajar,membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok,mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.Setelah melaksanakan
pembelajaran Matematika denganModel Problem Based Learning., penulis
menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswameningkat,lebih bagus dibandingkan
pembelajaran sebelumnya. Ketika ModelProblem based Learning ini diterapkan pada
kelas VI yang larna ternyata proses dan hasilbelalajar siswa sama baiknya. Oleh
karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best
practice berjudul “Operasi Hitung Bilangan Bulat”melalui pendekatan saintifik
dengan model pembelajaran problem based learning mata pelajaran Matematikasiswa
kelas VI SD Negeri 150/X Bukit Tempurung tahun ajaran 2019 / 2020.
B. JENIS KEGIATAN
C. MANFAAT KEGIATAN
1. Bagi siswa
Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Terkontrolnya tingkah laku positif siswa.
Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses
pembelajaran berlangsung.
Meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi guru
Memperluas wawasan.
Meningkatkan profesional kerja.
Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam
3. Bagi Sekolah
Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain.
Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
TUJUAN
1. Untuk meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan,
makapelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan,
atau dikenaldengan istilah zonasi.
2. menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran
denganberorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
SASARAN
Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG)TK, kelompok
kerja guru(KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang
selama ini dilakukan melaluiGugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit
Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untukmengembangkan materidan
melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuanberpikir tingkat
tinggi. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkatii upaya yang kita
lakukan.
Matematika
Metode
1. Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad
2l di dalam proses pembelajaran.
2. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang
meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/
mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran guru dalam
melaksanakan pembelajaran abad 21dan HOTS (Higher Order Thinking
Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu
dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi,
metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD) agar
tujuan pembelajaran tercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan
sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21- kepada peserta
didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3)
Critical Thinking and problem solving, dan {4} Creative and lnnovative.
Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan
Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower
Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS
(Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-4
{mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order
Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5 (mengkreasi).Penerapan
pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi
dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka
mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui
berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan
selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan
kompetensi guru dalam pembelajaran, Pendekatan saintifik, pembelajaran
abad 21 {4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual
sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak
sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan
lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian
otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.
A. Alat/lnstrumen
Alat : Laptop, HP Anroid, Buku guru/Siswa
Instrumen : Lembar Kerja
B. Waktu dan Tempat Kegiatan
Penyelenggaraan Program PKP Berbasis Zonasi menggunakan sekolah
yang dijadikan sebagai tempat pembelajaran dan disebut dengan Pusat Zona.
Pusat zona ini digunakan untuk kegiatan pembelajaran tatap muka (In). Selain
sekolah pusat zona, tempat pembelajaran juga dapat menggunakan sekolah lain di
wilayah zonasi sesuai dengan kesepakatan GI dengan peserta.
Waktu Pelaksanaan
Minggu ke-
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 In-1
2 3 4 5 6 7 In-2
.
a. Waktu pelaksanaan kegiatan IN :
Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar degan
modelproblem based learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik
guru selalumengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri
menghadapi ulangan(penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui
ceramah.Agar siswa yakin bahwa pembelajaran Matematika dengan Problem Based
Learning dapat membuatmereka lebih meguasai materi pembelajaran, guru memberi
penjelasan sekilas tentang apa,bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi(higher order thinking skills HOTS).
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
B. Rekomendasi
1].Akinoglu, O.,& Tandogan, O.R, 2006. The Effect of Problem Based Learning in
Science Education Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept
Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science &Technology Education, 3
(1): 71-81.
[2]. Afandi & Sajidan. 2017. Stimulasi Keterampilan Tingkat Tinggi. UNSPRESS.
[3]. Amir, T.M, 2009. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning:
Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
[4]. Arends, R.I. 2012. Learning to Teach. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
[5]. Ditjen GTK. Direktorat PG Dikdas. 2017. Peningkatan Kompetensi
Pedagogik Melalui PKB Guru Sekolah Dasar
[6]. Joyce, B & Weil, M. 2000. Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon
[7]. King, F.J., Goodson, L., & Rohani. 2006. Higher Order Thinking Skills.
Center for Advancement of Learning and Assessment
[8]. Kuntari Eri Murti. 2013. Pendidikan Abad 21 Dan Implementasinya Pada
Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Untuk Paket Keahlian
Desain Interior
[9]. Lewis, A., & Smith, D. 1993. Defining High Order Thinking. Theory into
Practice, 32 (3): 131-137.
[10]. Maya Bialik & Charles Fadel. 2015. Skills for the 21st Century: What Should
Students Learn? Center for Curriculum Redesign Boston, Massachusetts
[11]. Metiri Group. 2003. enGauge 21st Century Skills: Helping Students Thrive in
the Digital Age
[12]. National Education Sociaty. An Educator’s Guide to the “Four Cs”: Preparing
21st Century Students for a Global Society
[13]. Seng, O.T. 2003. Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power
Learning in 21𝑠𝑡Century. Singapore: Thompson Learning.
[14]. Siska Rahmawati, & Sunardi, & Dian Kurniati. 2017. Pengembangan Indikator
4 C’s Yang Selaras Dengan Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Matematika
SMP/MTs Kelas VI Semester 1
[15]. Siti Zubaidah. 2016. Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan
Melalui Pembelajaran
[16]. N. J. Mourtos, N. DeJong Okamoto & J. Rhee. 2004. Defining, Teaching, and
Assessing Problem Solving Skills. San Jose State University San Jose, California
95192-0087
[17]. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Mengajar. Jakarta; Rineka Cipta.
[18]. Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013, kemendikbud, 2015
[19]. Jan Kusiak, Derrick Brown, 2007, Creative Thinking Technique, Australia
[20]. Jailani, dkk, 2018, Desain Pembelajaran Matematika untuk Melatih HOTS,
Yogyakarta:UNY Press.
LAMPIRAN FOTO / GAMBAR PENDUKUNG
Pertemuan In-1
Pertemuan In-2
Pertemuan In-3
Pertemuan In-4
Pertemuan On-2
Pertemuan On-3