Anda di halaman 1dari 21

“IMBAS”

SEBUAH STRATEGI PROGRAM PENINGKATAN


KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

LAPORAN BEST PRACTICE

Penyusun

RUSTIANI WIDIASIH, M.Pd


NIP. 197711022007012015
GURU SMA BADEGAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2019
ABSTRAK

Rustiani Widiasih, 2019. IMBAS sebuah program peningkatan kompetensi pedagogik guru.

Kompetensi pedadogik yang kurang bagus menyebabkan kompetensi guru dalam memilih
metode dan pendekatan dalam pembelajaran kurang tepat. Pengelolaan kelas juga kurang
tepat karena kurangnya kemampuan untuk memilih teknik dan strategi yang sesuai dengan
keadaan siswa. Selain itu juga menyebabkan tidak tepatnya pemilihan alat dan media
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Demikian juga dengan kemampuan dalam
memilih alat evaluasi yang sesuai.

Rendahnya kompetensi pedagogik guru bukan tanpa sebab. Alasan rendahnya pedagogik guru
adalah: (1) kurangnya inspirasi/ good model dalam KBM, Kebanyakan guru belum
menggunakan alat/ media/ modrl pembelajaran, (3) Pengajaran individual, (4) perencanaan
kurang baik, (5) kurangnya supervisi dan refleksi pada kegiatan pembelajaran secara
kolaborative.

IMBAS adalah modifikasi dan penambahan dari Lesson Study yang telah terbukti
keberhasilnnya. IMBAS adalah kependekan dari Inspirasi, Menstimulasi, Berrdidkusi, Aksi
dan Evaluasi/ Refleksi. Namun ada penambahan yaitu “Inspirasi”. Melalui penerapan IMBAS
diharapkan kompetensi pedagogic guru menjado meningkat.

Kata Kunci: Pedagogik, IMBAS


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses akan berdampak pada hasil dan hasil adalah cerminan dari sebuah proses.
Demikian juga dengan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Tugas utama seorang guru adalah mengajar. Mengajar adalah segala upaya yang
disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Kemampuan mengajar sangat penting dimiliki oleh guru. Guru hendaknya
memiliki delapan keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan membimbing
diskusi, keterampilan mengelola kelas, dan terakhir keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang sangat penting.
Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab seorang guru yang cukup berat
untuk mencerdaskan siswanya. Kompetensi tentang memahami keadaan siswa
berdasaran karakteristiknya, memilih strategi, media dan metode yang sesuai serta
keterampilan mengevaluasi adalah termasuk pada kompetensi pedagogik. Kompetensi
pedagogik adalah salah satu unsur penting dari empat keterampilan yang harus dimiliki
guru profesional selain kompetensi profesional, kepribadian dan sosial.
Namun demikian, tidak semua guru memuliki kompetensi pedagogik yang
baik. Salah satu pengakukan yang dikatakan oleh salah satu guru mitra pada program
Kemitraan kementerian Guruan adalah bahawa mareka tidak tahu caranya mengajar
yang efektif dan inovatif. Akibatnya, pencapaian nilai mata pelajaran Ujian Nasional
di SMA Bireuen cukup rendah. Selain kompetensi yang rendah, motivasi dan minat
siswa dalam belajar.
Kompetensi pedadogik yang kurang bagus menyebabkan kompetensi guru
dalam memilih metode dan pendekatan dalam pembelajaran kurng tepat. Pengelolaan
kelas juga kurang tepat karena kurangnya kemampuan untuk memilih teknik dan
strategi yang sesuai dengan keadaan siswa. Rendahnya kompetensi pedagogi guru
juga menyebabkan tidak tepatnya pemilihan alat dan media pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran demikian juga dengan kemampuan dalam memilih
alat evaluasi yang sesuai.
Penyebab rendahnya kompetensi pedagigik guru bukan tanpa sebab. Alasan
rendahnya pedagogik guru adalah: (1) kurangnya inspirasi/ good model dalam KBM,
(2) Kebanyakan guru belum menggunakan alat/ media/ modrl pembelajaran, (3)
Pengajaran individual, (4) perencanaan kurang baik, (5) kurangnya supervisi dan
refleksi pada kegiatan pembelajaran secara kolaorative.
Dalam mengatasi permasalahan kesenjangan mutu guruan tersebut,
kemendikbud megadakan program kemitraan dengan mengirimkan guru inti ke
sekolah guru mitra supaya terjadi saling menginspirasi. Berhasil dan tidaknya
program kemitraan sangat tergantung kepada guru inti sebagai wakil dari
kemendikbud dalam mengatasi kesenjangan mutu guruan. Perlu strategi tertentu
supaya program kemitraan bisa berjalan dengan hasil maksimal sesuai dengan
keinginan mengingat keterbatasan jam pembelajaran bahasa Inggris umum yang
tersedia, yaitu 2 jam.
Sebagai alternatif dalam Program Kemitraan, penulis menerapkan strategi
IMBAS yang merupakan inspirasi untuk program kemitraan. Strategi ini terinspirasi
dari peningkatan kompetensi guru di Jepang berupa Lesson Study.
IMBAS adalah modifikasi dan penambahan dari Lesson Study yang telah
terbukti keberhasilnnya. IMBAS adalah kependekan dari Inspirasi, Menstimulasi,
Berrdidkusi, Aksi dan Evaluasi/ Refleksi. Namun ada penambahan yaitu “Inspirasi”.
Seorang guru inti ibaratnya adalah sebagai seorang model yang meperagakan
kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini guru inti berlaku sebagai guru model dalam
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di kelas
dengan perencanaan kolaboratif antara guru inti dan guru mitra.
Sebelum mengajar, guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran yang
baik sehingga siap untuk digunakan dalam dalam praktik mengajar di kelas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam pendahuluan di atas, maka permasalahan dalam adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Strategi “IMBAS” sebagai upaya untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik guru pada dalam Program Kemitraan di
kelas SMA Bireuen?
2. Apa kendala Strategi “IMBAS” sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru pada dalam Program Kemitraan di kelas SMA Bireuen?
3. Bagaimana hasil Strategi “IMBAS” dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik guru SMA Bireuen?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan Implementasi Stratrgi “IMBAS” sebagai upaya untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik guru pada dalam Program Kemitraan di
kelas SMA Bireuen.
2. Mengetahui kendala Stratrgi “IMBAS” sebagai upaya untuk meningkatkan
kompetensi pedagogik guru pada dalam Program Kemitraan di kelas SMA
Bireuen.
3. Mengetahui hasil Stratrgi “IMBAS” dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik guru SMA Bireuen.

D. Manfaat
1. Memberikan alternatif model program kemitraan guru inti dan guru mitra
2. Memberikan alternatif solusi bagi guru dalam melakukan program kegiatan
pembelajaran kolaboratif.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Program Peningkatan Kompetensi Guru


Program Guru Pembelajar merupakan proses penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru dalam
melaksanakan tugas profesinya. Peningkatan kemampuan tersebut mencakup kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan kemampuan (abilities), sikap
(attitude), dan keterampilan (skill). Dari kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan
suatu perubahan perilaku guru yang secara nyata perubahan perilaku tersebut
berdampak pada peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
Guru sebagai pembelajar menjadikan Program Peningkatan Kompetensi Guru
Pembelajar sebagai salah satu cara untuk memenuhi standar kompetensi guru sesuai
dengan tuntutan profesi dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar menjadi bagian penting yang harus
selalu dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk menjaga profesionalitas
guru.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) di tahun 2019
menyelenggarakan Program Peningkatan Kompentensi Pembelajaran (PKP).
Pelaksanaan program ini dilakukan melalui zonasi. Zonasi yang dimaksud adalah
dengan memanfaatkan kelompok kerja guru di wilayah misalkan Pusat Kegiatan Guru
(PKG) untuk jenjang TK, Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk jenjang SD,
Musyawarah Guru Bimbingan dan Pembelajaran (MGMP) untuk SMP, SMA, dan
SMK. Mungkin banyak yang bertanya, apa itu PKP? Apa berbedaan dengan PKB, atau
bagaimana pelaksanaan PKP tahun 2019,
Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) merupakan program
yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Pelaksanaan PKP ini
berorientasi pada Higher Other Thingking Skill (HOTS).
Dalam kegiatan PKP guru akan dibekali dengan kemampuan bagaimana
membuat perencanaan pembelajaran (RPP) yang berorientasi HOTS, melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS, dan melaksanakan penilaian yang juga berorientasi
HOTS. Guru-guru yang memiliki kompetensi lebih akan digunakan sebagai
Narasumber/Instruktur/Guru Inti Program PKP Tahun 2019.
B. Kompetensi Pedagogik
Menurut Cece (2019: 15), Seorang guru profesional adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan atau dengan kata lain ia
telah terdidik dan terlatih dengan baik. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
guru yaitu: kompetensi profesional, kepribadian, pedagogik, dan sosial. Salah satu
kompetensi guru adalah kompetensi pedagogik. Pedagogik adalah teori mendidik
yang mempersoalkan apa dan bagaimana mendidik sebaik-baiknya.
Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, dengan indikator antara
lain: (1) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan potensi akademik,
seperti menyalurkan potensi akademik peserta didik sesuai dengan
kemampuannya, mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi akademik
peserta didik; (2) Mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
potensi non-akademik, seperti menyalurkan potensi non-akademik peserta didik
sesuai dengan kemampuannya, mampu mengarahkan dan mengembangkan
potensi non-akademik peserta didik (A, Fatah. 2018:34).

C. Strategi “IMBAS”
Strategi imbas terilhami dari Lesson Study. Lesson study adalah suatu proses
sistematis yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan
pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006).
Proses sistematis yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk
mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi,
Refleksi dan revisi rencana pembelajan secara bersiklus dan terus menerus.
Menurut Walker (2005) Lesson study adalah suatu metode pengembangan
profesional guru. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung didalam lesson study
sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan
pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah melakukan kolaborasi
dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang dilakukan. Secara lebih operasional lesson study adalah suatu
model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegialitas dan mutual learning
untuk membangun komunitas belajar dalam rangka meningkatkan profesionalisme
guru serta meningkatkan kualitas pembelajaran.
Lebih lanjut Sriyati (2005: 25) mendefinisikan bahwa Lesson study
merupakan pembelajaran secara nyata (riil) di dalam kelas dengan siswa, yang
diamati oleh guru-guru lain sebagai observer dan dilakukan kegiatan refleksi
setelah proses pembelajaran selesai. Dalam kegiatan lesson study rencana
pembelajaran dibuat secara bersama-sama dengan guru-guru lain, dan ketika proses
pembelajaran berlangsung, guru-guru tersebut bertindak sebagai observer yang
akan mengamati keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, interaksi siswa
dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan objek pembelajaran. Setelah
proses pembelajaran berlangsung dilakukan refleksi berupa tinjauan ulang terhadap
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan berpijak pada hasil observasi,
sehingga akan didapat hal-hal penting berupa kelemahan-kelemahan yang nantinya
akan menjadi target perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya.

Berikut ini adalah bagan pelaksanaan program Lesson Study:

(Saito, 2005)

Model pembinaan guru tersebut menginspirasi penulis untuk mengebangkannya


menjadi strategi pembinaan guru pada program kemitraan guru Kemendikbud.
Penulis merancang pola strategi “IMBAS” untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru, Berikut ini adalah bagannya:
IMBAS merupakan Kependekan dari Inspirasi, Menstimulasi, Berdiskusi,
Aksi, Supervisi dan refleksi. Adapun perbedaan Lesson study dan IMBAS dapat
dilihat pada bagan berikut:

PERBEDAAN MODEL PEMBINAAN GURU


Lesson Study IMBAS
• 1(satu) guru model, Beberapa • 1 (satu) guru inti sebagai
observer model 1 (satu) guru mitra
• Kegiatan diawali dengan • Kegiatan diawali dengan
Perencanaan Inspirasi
• Kesempatan untuk praktik • Banyak kesempatan untuk
sedikit praktik mengajar
• Dilaksanakan pada MGMP/ • Dilaksanakan pada Program
MGMP sekolah (skala besar dan Kemitraan atau Pembelajaran
melibatkan banyak orang) kolaboratif sehingga tidak
melibatkan banyak orang
• Perlu ruang kelas yang cukup • Tidak perlu ruang kelas
untuk menampung observer khusus
• Hasil akhir berupa best
• Hasil akhir berupa RPP practice
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa IMBAS dan Lesson study sama-sama kegiatan
peningkata guru yang dilaksanakan secara berkolaborasi namun ada tambahan
kegiatan yang berbeda seperti Inspirasi.

Adapaun hasil akhir dari program Lesson study adalah berupa RPP sedangkan pada
IMBAS adalah berupa Best Practice.

Best practice

Berikut ini adalau pejelasan tentang kegiatan yang dilakukan pada tiap-tiap tahapan:
Pada tahap Inspirasi, guru inti menjadi guru model yang mempraktikkan RPP
Inspiratif yang mengintegrasikan Hots, 4 C, Literasi dan PPK. Dari kegiatan itu guru
mitra bisa melihat secara langsung praktik yang pembelakaran yang dilakukan oleh
guru inti yang bisa menumbuhkan inspirasi dalam melakukan Kegiatan Pembelajaran
di kelas. Tahap selanjutnya adalah Menstimulasi, Pada tahap ini guru inti bersama
guru mitra menyusun RPP yang akan digunakan oleh guru mitra dalam priktik
mengajar. Setelah itu, tahap selanjutnya adalah berdiskusi. Guru inti dan guru mitra
melakukan diskusi bersama-sama dalam menentukan metode pembelajaran, media,
alat evaluasi dan lain-lain. Disinilah terjadi proses pembelajaran bersama-sama dalam
menentukan langkah-langkah pembelajaran sehingga tercipta RPP inspiratif.
Langkah selanjutnya adalah Aksi, dimana guru mitra praktik mengajar dan guru inti
menjadi observer yang mencatat kelebihan dan kekurangan selama kegiatan
pembelajaran. Langkah terakhir adalah supervisi dan rafleksi. Disini, guru inti dan
guru mitra melakukan refleksi bersama-sama sehingga bisa memperbaiki kekurangan
dan meninkatkan hal-hal yang sudah baik untuk pelaksanaan pembelajaran
selanjutnya.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Strategi Pemecahan Masalah


Implementasi IMBAS dilaksanakan dengan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Inspirasi
Tahap pertama dalam strategi “IMBAS” adalah INSPIRASI. Kegiatan ini
merupakan kegiatan mengajar di dalam kelas yang dipandu oleh guru model yaitu
guru inti. Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.

Dalam kegiatan pembuka, guru mengucapkan salam, mengecek kehadiran


guru, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memberikan motivasi kepada guru
untuk mempelajari materi terkait. Dalam kegiatan inti, ada beberapa kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Guru melakukan apersepsi dan
memulai kegiatan dengan menayangkan gambar Drone. Setelah bertanya jawab
dengan guru mengenai gambar yang ditayangkan, guru membagikan worksheet yang
di dalamnya terdapat teks bacaan dengan topic Drone. guru membagi guru dalam
kelompok, satu kelompok terdiri dari empat orang guru. Guru akan bekerja dalam
kelompok. Guru melatih mengucapkan kata-kata (Pronunciation Drill) secara
klasikal, dilanjutkan dengan mengajar teks. Dengan panduan guru, guru
mendiskusikan tujuan, struktur, dan unsur kebahasaan dalam teks. Kegiatan
dilanjutkan dengan mempelajari isi teks bacaan. Guru memberikan pertanyaan
tentang isi bacaan untuk memandu guru memahami isi teks. Guru secara aktif
berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan dalam lembar kerja
(worksheet). Kegiatan dalam kelompok tersebut merupakan salah satu bentuk
penerapan strategi active learning. L. Siberman dalam Hamdani (2011:49)
menyatakan bahwa active learning merupakan strategi pembelajaran yang
menyeluruh yang meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik menjadi aktif.
Selanjutnya Hamdani (2011:51) menyatakan bahwa beberapa ciri pembelajaran aktif
adalah adanya pengalaman langsung yang dialami guru, melibatkan interaksi dan
komunikasi, serta adanya tahapan refleksi.
Setelah guru mempelajari teks dalam kelompok, guru melakukan monitoring
dan memberikan bantuan apabila guru mengalami kesulitan. Kegiatan selanjutnya
adalah pembahasan tentang isi bacaan yang dipandu oleh guru. Pembahasan
dilakukan dengan bentuk diskusi kelas. Dalam diskusi ini guru dapat mengetahui
seberapa jauh pemahaman guru tentang isi bacaan.
Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan penutup, berupa refleksi tentang
pelaksanaan pembelajaran serta kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari.
Sebelum pembelajaran ditutup, guru memberikan tugas kepada guru untuk
melakukan Penjahit yang dilakukan di luar kelas. Guru memilih judul bacaan dalam
topic Technology, serta diupayakan tidak ada kelompok yang memilih judul yang
sama. Guru menetapkan waktu kapan guru harus melaporkan isi bacaan di dalam
kelas dalamm bentuk Model. Guru juga menjelaskan tata cara pelaksanaan Model
serta apa saja yang harus dipersiapkan guru untuk melakukan Model.
Setelah itu, guru model meminta siswa untuk melakukan kegiatan mengajar
mandiri yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Siswa bekerja dalam kelompok yang
telah dibentuk sebelumnya. siswa mencari teks jenis Report text dengan tema
Teknologi. siswa mencari teks tentang teknologi terkini dan bermanfaat bagi
manusia. Beberapa topic yang dipilih antara lain tentang Oleo Sponge, 3D Printing,
Drone, Virtual Reality, dan sebagainya.
Setelah mendapatkan teks siswa mempelajari teks bersama kelompoknya.
Siswa menerapkan cara menggali informasi dalam teks yang telah dilakukan dalam
tahap Intensif Reading. Kegiatan mengajar mandiri dalam tahap ini sangat
mendukung terlaksananya pembelajaran aktif. Dengan cara ini, guru menciptakan
suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar guru. Hal ini
merupakan sikap yang seyogyanya dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran
aktif (Hamdani, 2011:51).
Setelah memahami teks, siswa mempersiapkan pelaporan. Guru membagi
tugas dalam kelompok, membagi peran sebagai Host dan Expert. Host akan
memandu jalannya presentasi, sedangkan expert akan memberikan penjelasan
mengenai topic yang dipilih. Disamping berbagi peran, siswa juga mempersiapkan
bahan tayang yang akan mendukung pelaksanaan talkshow.
Demikianlah salah santu contoh pelaksanaan pembelajaran yang diharapkan
menjadi inspirasi bagi guru mitra. Selama kegiatan mengajar itu, guru mitra
diperkenankan untuk mengambil gambar, merekam, atau melihat secara dekat
kegaitan siwa.

2. Tahap Menstimulasi
Pada tahap ini guru inti memberikan stimulus kepada guru tentang penyusunan RPP
yang sesuai dengan silabus dan tujuan pembelajaran. Sehingga berdampak positif
pada peningkatan aktiitas dan hasil belajar siswa.
3. Tahap Berdiskusi

Pada tahap ini guru inti dan guru mitra melakukan diskusi tentang RPP yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran

4. Aksi
Pada tahap Aksi guru mitra melakukan kegiatan pembelajaran berdasarkan
dari RPP yang sudah dibuat bersama-sama.
5. Supervisi dan Refleksi
Kegiatan supervisi dan refleksi merupakan bagian yang sangat penting. Sebuah
pembelajaran yang sudah disusun skenarionya dalam pelaksanannya perlu supervivi
supaya bisa mengontrol agar tidak keluar perencanaan.

Penulis menyadari bahwa tidak ada pembelajaran yang sempurna.


Kekurangan yang terjadi di sana sini atau tidak sesuai dengan skenario merupakan
hal yang harus disadari. Karena sesungguhnya kelas (pembelajaran) merupakan
sesuatu yang dinamis. Oleh karena itu tentu banyak hal menarik dalam kegiatan
belajar yang dapat ditemukan dan dicatat oleh pengamat. Temuan-temuan tersebut
menjadi menjadi bahan diskusi refleksi.

Pada tahap ini guru inti dan guru mitra melakukan refleksi yang dipergunakan
untuk memperbaiki pembelajaran di kelas masing-masing. Bagi guru mitra kegiatan
tindak lanjut yang ddilakukan adalah merevisi rencana pembelajaran berdasarkan
masukan-masukan dari refleksi. Hasil revisi rencana pembelajaran dapat
dipergunakan untuk pembelajaran di kelas paralel yang lain atau untuk pembelajaran
tahun berikutnya.

B. Kendala-Kendala Yang Dihadapi

Dalam penerapan strategi “IMBAS” penulis menemukan beberapa kendala. Beberapa


kendala tersebut berkenaan dengan waktu dan kesibukan baik guru inti maupun guru
mitra. Keterbatasan waktu merupakan kendala yang ditemukan dalam penerapan strategi
“IMBAS”.

C. Hasil
Pelaksanaan IMBAS menjawab permasalahan yang dihadapi oleh guru mitra. Berikut
adalah bagan bagaimana IMBAS bisa menyelesaikan permasalahn guru.

Sebagaimana dibahas di Bab I bahwa guru perlu model guru maka tahap inspirasi bisa
menjawab permasalahan ini. Guru yang belum menggunakan media/model/alat dan
strategi maka ada tahap menstimulasi. Pengajaran individual bisa dilaksanakan dengan
kegiatan berdiskusi. Untuk menerapkan hasil RPP maka dilaksanakan tahap Aksi dan
untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan RPP ada kegiatan supervisi dan refleksi.
Semua hal itu menuntut kompetensi guru. Tahap inspirasi akan mepengaruhi pada
perubahan mind set guru. Untuk kegiatan lain bisa meningkatkan kemampuan guru
dalam merencanakan pembelajaran, menyususun alat penilaian dan mengelola kelas.

Berikut ini adalah hasil best practice karya guru mitra:


No Nama Guru Mitra Judul
1 Jalal Amri Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas XI dalam
Menyampaikan Pendapat Menggunakan Media Gambar di
SMAN 1 Samalanga
2 Nurlina Meningkatkan Speaking Skill Siswa Menggunakn Media
Video Sederhana
Rina Rahmi Pengembangan Video Inspiratif Sebagai Media di SMA
3
Negeri 1 Bireuen

Peningkatan pedagogik yang mengalami kenaikan dari indikator pedagogik


adalah sebagai berikut:
Dari tabel di atas diketahui peningatan yang naik seratus persen adalah pada
kemampuan guru dalam merencanakan, menggunakan media, dan menggunakan
metode. Sedangkan kemapuan guru dalam pengoraganisasian kelas dan dalam
melakukan penilaian naik 66, 667 persen.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
.
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan strategi IMBAS dilakukan dengan urutan Inspirasi, Menstimulasi,
Berdiskusi, Aksi dan Supervisi dan Refleksi.
2. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan waktu dan kesibukan lain baik dari guru
inti maupaun guru mitra
3. Peningkatan pedagogik guru yang mengalami peningkatan setatus persen adalah pada
perencanaan, penggunaan metode pembelajaran, dan penggunaan media pembelajaran.
Sedangkan kemampuan pada pengeloaan kelas dan penulaian mengalami peningkatan
66,67 %.

B. Saran
1. Program IMBAS bisa diterapkan dengan pelibatan guru imbas
2. Perlu pembinaan lebih baik dan professional lagi bagi guru inti supaya memiliki
kemampuan yang layak sebagai guru model
DAFTAR PUSTAKA

A. Fatah Yasin,. 2018. M Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang Press

Cece Wijaya, dkk. 2019. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan Dan Pengajaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Garfield, J. 2006. Exploring the Impact of Lesson study on Developing Effective Statistics
Curriculum, (Online), (www.stat.auckland.ac.nz/-iase/ publications/11/-
Garfield.doc, diakses 19 Juni 2006.
Lewis, C.C. 2002. Lesson study: A Handbook of Teacher-Led Instructional Change.
Philadelphia: Reseach For better School .Inc.
Walker, J.S. 2005. UWEC Math Dept. Journal of Lesson Studies. (Online),
www.uwec.edu/walkerjs/Lesson_Study/Statement_of_Purpose.pdf., diakses 26
Oktober 2006.

Sriyati, S. (2005). “ Reformasi Sekolah Melalui Lesson Study”. Makalah pada Seminar
Nasional Pendidikan IPA II dengan tema Membangun Pendidikan IPA Masa Depan
yang Kompetitif. 22-23 Juli 2005 di FPMIPA UPI Bandung.

Saito, E., Sumar, H., Harun, Ibrohim, Kuboki, I., dan Tachibana, H. 2006. Development of
school based in-service teacher training under the Indonesian Mathematics and
Science Teacher Education Project. Improving Schools, 9(1): 47-59.
LAMPIRAN:

1. RPP
2. Instrumen penilaian
3. Hasil

Anda mungkin juga menyukai