TUJUAN
ISTILAH-ISTILAHPOKOK
PERSPEKTIF
PT. Art Kea Internusa (AKI) adalah suatu Contoh usaha kedua yaitu usaha warung
perusahaan yang menghasilkan aksesori rambut Ikan Bakar Banyuwangi (IBB) yang didirikan
untuk dewasa dan anak-anak. Tini R. Sardadi oleh Didik Ilham Juari di Jakarta. Usaha ini ia
–sang pendiri dan pemilik- memulai usahanya mulai dengan modal awal Rp 2 juta. Dengan
dari suatu industri rumah tangga dengan ketekunan dan ketelitiannya dalam berusaha,
mengha-silkan jepitan rambut dan bando dengan usaha yang ia jalankan tersebut sekarang
modal awal Rp 500.000. Usaha yang ia jalankan ber-omset sekitar Rp 730 juta setahun. Dalam
terus berkembang dan sekarang ia telah memiliki situasi ekonomi yang tidak menentu, Didik tetap
perusahaan yang menampung 500 karyawan di tenang karena ia mempunyai prinsip
kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ia “kehati-hatian yang cukup tinggi dalam hal
mempunyai pedoman dalam produksinya keuangan”. Ini bisa terlihat dari tiga warung
(meng-hasilkan aksesori rambut untuk dewasa yang dimilikinya yang statusnya masih kontrak..
dan anak) yaitu “kalau unik, pasti mereka beli”. Sumber: Majalah SWA 27 Mei 1998
Sumber: Majalah SWA 22 Juli 1998
M
enurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Usaha Kecil, usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala
kecil dan memenuhi kriteria sbb: kekayaan bersih usaha paling banyak Rp
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha atau hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah); merupakan milik warga negara Indonesia; dan berdiri sendiri, bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
berafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau
usaha besar.
Untuk memulai suatu usaha kecil, seorang pengusaha seringkali memerlukan
pertimbangan yang cukup matang. Jika pertimbangan yang ada kurang matang, seringkali
suatu usaha berhenti di tengah jalan. Ada tiga pihak utama yang bisa memberikan
berbagai masukan sebelum seorang pengusaha menjalankan usahanya, yaitu:
1. Pengacara/notaris.
Seorang pengacara/notaris akan memberi masukan tentang bentuk organisasi (badan
hukum) yang bisa digunakan dan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan hukum
seperti kontrak perjanjian, kesepakatan kerja bersama, dll.
2. Akuntan.
Seorang akuntan akan sangat membantu dalam memberi masukan tentang hal-hal
sebagai berikut: segala hal yang berkaitan dengan pajak, modal yang diperlukan untuk
memasuki usaha, metode pengadaan peralatan (beli atau sewa beli/leasing), dan
memproyeksi cash flow (aliran kas).
3. Konsultan asuransi
Pihak ketiga ini mungkin jarang sekali diminta nasihatnya karena sifat usaha kecil di
Indonesia yang mayoritas belum memerlukan jasa seorang konsultan asuransi. Tapi,
dalam perkembangannya nanti, pihak ketiga ini mungkin diperlukan jika pengusaha
menginginkan jaminan atas gedung dan peralatan yang dia gunakan dalam usaha.
Lebih lagi, jika usaha kecil tersebut merupakan usaha perasuransian, maka peran
seorang konsultan asuransi ini akan sangat vital.
Pada dasarnya ada dua sifat usaha yang bisa dijalankan oleh seorang pengusaha
kecil yaitu usaha yang bersifat formal dan usaha yang bersifat informal. Suatu usaha bisa
dikatakan formal jika usaha ini memenuhi segala persyaratan perizinan yang ditentukan
oleh pemerintah, sementara usaha kecil dikatakan bersifat informal jika usaha ini tidak
memenuhi persyaratan perizinan (legalitas) yang diberlakukan oleh pemerintah. Contoh
sederhana untuk usaha informal adalah warung penjual pisang goreng pinggir jalan.
Salah satu keuntungan yang bisa didapat dengan pengurusan perizinan usaha
adalah perusahaan bisa dengan lebih mudah mendapatkan dana dari para kreditur untuk
pengembangan usahanya. Secara prinsip, ada empat macam perizinan yang diperlukan
suatu usaha kecil yaitu: SITU, SIUP, TDP, dan izin khusus dari instansi terkait. Keempat
bentuk perizinan ini akan dijelaskan sebagai berikut:
1. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
Perizinan ini dapat diperoleh dari Pemerintah Daerah tempat usaha kecil tersebut
berada.
2. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
Perizinan ini dapat diperoleh dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
3. TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Perizinan ini dapat diperoleh dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
4. Izin lain yang berkaitan dengan bentuk usaha yang dijalankan.
Perizinan ini misalnya berbentuk izin dari DLLAJR untuk suatu usaha angkutan.
Harus disadari bahwa tidak setiap hal yang dilakukan suatu perusahaan akan
berhasil. Ada beberapa kriteria yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil yaitu:
pengalaman, modal, lokasi, strategi dalam pengadaan peralatan, kondisi demografis
konsumen, strategi dalam manajemen persediaan, kondisi pesaing, kondisi organisasi (jika
pengusaha memulai usaha dengan membeli perusahaan lain), dan administrasi di bidang
keuangan.
1. Pengalaman
Pengalaman seorang pengusaha sangat menentukan keberhasilannya di bidang yang
ia tekuni. Meskipun tanpa pengalaman orang masih bisa belajar dari pengalaman
orang lain, tapi proses ini memakan waktu, lagipula pengalaman tersebut seringkali
bersifat unik untuk tiap orang. Oleh karena itu, pengalaman seorang dalam bidang
keuangan, humas, pemasaran, manajemen, dll sangat berarti bagi perkembangan
perusahaan. Makin banyak pengalaman seorang pengusaha, makin cepat pula ia akan
bisa membuat usahanya maju dan berkembang.
2. Modal
Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah modal. Tanpa modal, tidak mungkin
seorang pengusaha mengembangkan usahanya secara signifikan. Bahkan tanpa modal,
tidak mungkin suatu usaha kecil bisa berdiri. Oleh karena itu, ketersediaan modal
sangat berarti bagi seorang pengusaha.
3. Lokasi
Lokasi usaha sangat berpengaruh pada perkembangan perusahaan. Pemilihan lokasi
yang keliru bisa menyebabkan ketidakefisienan dalam perusahaan itu. Dalam
pemilihan lokasi, ada beberapa pertimbangan yang bisa digunakan antara lain:
kedekatan dengan pasar, kedekatan dengan bahan baku untuk produksi, ketersediaan
tenaga kerja di suatu tempat, dll.
7. Pesaing
Satu hal ini sangat penting karena kondisi pesaing akan mempengaruhi strategi yang
akan digunakan oleh suatu perusahaan. Oleh karena itu, seorang pengusaha perlu terus
melakukan pemantauan atas pesaing yang ada.
8. Kondisi organisasi
Faktor ini berlaku bagi pengusaha yang membeli usaha kecil dari orang lain dan bukan
memulai usaha dari awal. Oleh karena itu, seorang pengusaha yang akan membeli
usaha orang lain perlu benar-benar memperhatikan kondisi usaha yang dibelinya.
Salah satu contoh pertanyaan yang bisa dipakai untuk menilai adalah apakah alat-alat
yang digunakan masih bisa dipergunakan dengan baik?
9. Administrasi keuangan
Kebijakan dalam administrasi keuangan yang tepat dan akurat akan sangat membantu
perusahaan. Untuk inilah suatu perusahaan seringkali memerlukan seorang akuntan
untuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan finansial ini.
C. BUSINESS PLAN
Dengan mengacu pada arti penting (manfaat) dari business plan tersebut di atas,
maka suatu business plan perlu mencakup hal-hal di bawah ini:
1. Pernyataan misi.
Pernyataan misi adalah pernyataan yang menggambarkan alasan mengapa seorang
pengusaha menekuni usaha tertentu dan apa yang akan dilakukan supaya ia lebih
unggul dari pesaing.
2. Rencana pemasaran.
Rencana pemasaran akan mencakup beberapa faktor di bawah ini:
• Pasar sasaran.
• Rencana lokasi usaha.
• Keunikan citra (image) perusahaan.
• Rencana periklanan.
• Susunan ruang (layout) & alat kantor.
3. Rencana pembelian bahan baku/barang dagangan.
4. Rencana bentuk organisasi.
5. Rencana keuangan (dalam bentuk pro forma financial statement).
D. SUMBER MODAL
Ada beberapa sumber modal yang bisa diandalkan oleh pengusaha kecil, yaitu:
tabungan pribadi pengusaha, kredit bank, kredit dari BUMN, departemen sosial, penjualan
saham, dan modal ventura.
• Kredit komersial
Kredit Komersial merupakan kredit yang diberikan oleh bank-bank pada
masyarakat umum (tidak khusus untuk pengusaha kecil). Kredit ini
biasanya mempunyai tingkat bunga lebih tinggi dari kredit-kredit lain di
bawah ini.
• KMKUKM (Kredit Modal Kerja Usaha Kecil dan Menengah)
Kredit ini diberikan pada pengusaha kecil dan menengah dan mempunyai
batas pemberian kredit Rp 3 milyar dengan tingkat bunga lebih rendah
dari dari tingkat bunga umum (kredit komersial).
• KPKU (Kredit Pengembangan Kemitraan Usaha)
Kredit ini diberikan untuk pengusaha kecil dengan batas pemberian
kredit Rp 50 juta dengan tingkat bunga lebih rendah dari dari tingkat
bunga umum (kredit komersial).
4. Departemen sosial
Departemen ini memberi kredit bagi para pengusaha kecil yang masih
sangat lemah. Pengusaha yang masih sangat lemah tersebut biasanya belum layak
untuk mendapatkan kredit dari BUMN ataupun perbankan, padahal mereka sangat
memerlukan modal tersebut. Oleh karena itu mereka bisa minta bantuan dari
Departemen Sosial dengan rekomendasi dari Departemen Koperasi dan Pengusaha
Kecil Menengah.
5. Modal ventura
Modal ventura adalah suatu bentuk pembiayaan oleh perusahaan modal
ventura kepada badan usaha (perusahaan) kecil yang berupa penyertaan modal
untuk jangka waktu sementara. Balas jasa yang didapat oleh perusahaan modal
ventura ini adalah bagi hasil, jika merusahaan yang dibiayai untung, dan berbagi
beban jika rugi.
Sifat investasi modal ventura ini mengandung risiko lebih besar
dibandingkan kredit atau pinjaman biasa, karena penyertaan modal ventura pada
usaha-usaha kecil, umumnya tanpa jaminan, tanpa bunga, dan bersifat penyertaan
sementara. Oleh karena itu, perusahaan modal ventura akan mengawasi terus
menerus kegiatan perusahaan yang dibiayai. Contoh perusahaan modal ventura di
Indonesia antara lain: PT. Astra Mitra Ventura, PT. Sarana Bali Ventura, dan PT.
Sarana Yogya Ventura.
E. KONSULTAN
Jumlah perusahaan yang membeli lisensi Menurut studi Lembaga Pendidikan dan
waralaba dari luar negeri semakin merebak. Pengembangan Manajemen (LPPM) yang
Bidang Usahanya pun bermacam-macam, mulai bekerjasama dengan International Labour
dari restoran, kafe, makanan siap santap (fast Organization (ILO) dengan tajuk A Base Line
food), pertokoan, hotel, parcel, produk tekstil, Study for Franchise Promotion in Indonesia,
pialang properti hingga jasa binatu (laundry). pada 1991 jumlah franchisor asal lokal
Keuntungan franchisee
❖ Franchisee mendapatkan reputasi baik dari franchisor
❖ Program periklanan yang bersifat sangat luas
❖ Franchisee mendapatkan bantuan konsultasi tentang pemilihan lokasi usaha
❖ Franchisee mendapatkan bantuan dalam pengadaan alat usaha
❖ Franchisee mendapatkan model ideal untuk usaha yang akan dijalankan
❖ Franchisee mendapatkan bantuan dalam bentuk pelatihan karyawan dan manajemen
Kerugian franchisee
❖ Sebagian laba diserahkan ke franchisor pada interval waktu tertentu
❖ Segala aktivitas franchisee harus disetujui franchisor (misalnya penentuan lokasi usaha,
meubel yang digunakan, seragam karyawan, menu yang ditawarkan, jam kerja, dll)
❖ Franchisee harus memberi laporan secara periodik pada franchisor
❖ Karyawan dituntut berpenampilan dan berperilaku tertentu sesuai keinginan franchisor
Karakteristik para pengusaha waralaba yang sukses:
❖ Mereka menyukai bidang usaha franchisor
❖ Mereka mempunyai latar belakang, pengalaman, dan pendidikan yang cukup
❖ Mereka bersedia menerima kritik, menerima saran dari franchisor, dan bekerja dengan cara
standar yang sudah ditentukan
❖ Mereka mau bekerja secara tim dengan tim franchisor ataupun para franchisee yang lain
❖ Mereka mempunyai disiplin tinggi
❖ Mereka bekerja dengan lebih pintar (work smarter)
❖ Mereka menghormati dan melaksanakan kontrak dengan baik
Panduan dalam memilih franchisor
❖ Bisnisnya sukses dan sudah teruji keberhasilannya
❖ Mempunyai kekuatan dalam segmen tertentu baik secara regional ataupun secara global
❖ Mengutamakan franchisee sebagai sumber penghasilan franchisor
❖ Mempunyai divisi khusus yang menangani international franchising
❖ Mengutamakan pengembangan sumber daya manusia dan teknologi
Hal-hal yang perlu dilakukan franchisee sebelum memilih franchisor
❖ Melakukan riset pasar
❖ Mengevaluasi manajemen puncak franchisor
❖ Mempelajari kondisi keuangan franchisor
❖ Memperoleh informasi pada franchisee yang sudah lama
❖ Mempelajari kontrak yang akan dilaksanakan
❖ Menanyakan tentang pelatihan yang diperlukan
❖ Mengetahui siapa yang menjadi pesaing
❖ Melakukan negosiasi perjanjian yang akan dibuat terutama dalam hal franchisee fee, royalty
fee, dan marketing fee.