Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN ILMU FIKIH

DAN USHUL FIKIH

Oleh:
1.Muh ismar almujhidin :30400120060
2.Syahrul ande:30400117050
3.Amin rais :30400120047

Jurusan Sosiologi Agama


Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Salam serta shalawat diberikan kepada Nabi

Muhammad SAW atas perjuangannya Umat Islam terbebas dari zaman kebodohan

menuju zaman yang dirahmati oleh Allah SWT.

Penulis makalah ini membahas tentang Perkembangan ilmu fikih dan ushul

dikih Ajaran ini tentunya memiliki sejarah dan ajaran yang bisa dipelajari dan

dipahami oleh masyarakat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi

bantuan maupun dukungan kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini. Penulis

juga menyadari, bahwa masih terdapat Sedikit kesalahan dan kekurangan pada laporan

tersebut.

Oleh karena itu, penulis senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak untuk membenahi makalah ini. Penulis berharap laporan

ini dapat memberi apresiasi kepada pembaca dan utamanya kepada kelompok penulis

sendiri. Selain itu, semoga laporan penelitian ini dapat memberi manfaat kepada pihak-
pihak yang membutuhkan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

GOWA 9 MARET 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................. 2

1.3. Tujuan ……………............................................................................2

BAB II ISI .................................................................................................................3

2.1. Sejaraah perkembaangan ilmu fikih…………………………..….4-6

2.2. Sejarah perkembaangan ushul fikih…………….………………6-12

BAB III PENUTUP………………………………………………………………... 12

3.1. Kesimpulan………………………………………………………….13

3.2. Saran................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 14

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu fikih merupakan ilmu yang meembahas tentang hukum hukum yang

terkandung dalam Al-Qur’an dan Ash-Sunnah. Ilmu ini adalah salah satu ilmu yang

di gunakan oleh para ulama dalam menetapkan suatu hukum. Ilmu fikih tidak hanya

membahas tentang ibadah,sholat, puasa,zakat dll sebagainya. Akan tetapi ilmu fikih

ini membahas semua hal hal yang ada dalam Al-Qur’an dan Al-Hadis itu sendiri.

Begitupun dengan Ushul fikih, yang mana ushul fikih adalah ilmu yang

mempelajari dasar dasar ilmu fikih. Ilmu ini juga merupakan metode seorang ulama

dalam menentukan suatu hukum atau ijtihad.

1.2.Rumusan masalah

1.apa itu ilmu fikih dan ushul fikih?

2.Siapa saja para ulama yang terilbat dalam sejarah ini?

3.bagaimana cara ulama dalam Menetukan suatu hukum?

1.3.Tujuan

Tujuan dari pada mempelajari ilmu fikih dan ushul fikih itu sendiri adalah untuk

mengetahui bagaimana cara / metode yang di lakukan oleh para ulama dalam

menentukan suatu hukum atau ijtihad itu sendiri.

iv
BAB 2.PEMBAHASAN

1.sejarah perkembangan ilmu fikih ini mulai berkembang pada masa kepemimpinan

Rasulallah Saw saat itu sudah berkembang tentang ilmu fiqih.dan ilmu fiqih ini

berkembang juga pada masa kepemimpinan khulafaur rosyidin seperti,abu bakar as-

shidiq, umar bin khattab, usman bin affan, dan ali bin abi tholib. setelah khulafaur

rosyidin dilanjutkan oleh para tabiin dan tabiit serta para ulama ilmu fiqih.karena

hukum ilmu fiqih sangat penting karena ilmu fiqih mengajarkan kita untuk mengetahui

hukum-hukum ajaran ilmu fiqih.

Sebagai sebuah kedisiplinan ilmu yang mandiri dalam sejarah perkembangan ilmu

fiqih,proses pembentukan ilmu fiqih melalui tahapan yang sangat panjang dan

berurutan.tahapan tersebut dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu: periode pertumbuhan,

periode pembinaan, periode kebangkitan ,dan periode kemunduran.ke empat periode

ini sangat berkaitan erat dalam perkembangan sejarah ilmu fiqih di kalangan umat

islam didunia dan sebagai pedoman hukum dan syariat juga tentang pentingnya belajar

ilmu fiqih.

Periode pertumbuhan ini terjadi dan berlangsung pada saat waktu kenabian yang fase

terjadinya hampir lama yaitu dua puluh tiga tahun pada periode pertumbuhan

ini.periode ini dimulai sejak kebangkitan Nabi Muhammad Saw sejak turunnya wahyu

dari Allah SWT yang melalui perantara malaikat jibril yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad Saw dan berakhir pada saat Nabi Muhammad Saw wafat pada tahun 11

H.pada era ini merupakan fase pertumbuhan dan pembentukan ilmu fiqih islam suatu

fase atau masa turunnya syariat islam dalam definisi yang sebenarnya.

v
Sumber hukum islam pada saat ini berpedoman pada Al-Quran dan Al-Hadist.

Pengertian fiqih pada masa itu identik dengan syarat, karena penentuan hukum

terhadap suatu masalah seluruhnya berpulang kepada Rasullallah Saw.kedua Periode

pembinaan ini berlangsung pada masa sahabat nabi atau khulafaurrasyidin.periode ini

dimulai sejak Nabi Muhammad Saw wafat pada tahun 11 H (632 M) dan berakhir pada

masa Bani Ummayah pada masa ke khalifahan Muawiyah bin Abi Sofyan pada masa

saat menjadi khalifah pada tahun 41 H (661 M).

Pada periode pembinaan tersebut dalam konteks yang ada sumbernya,fiqih memiliki

dua unsur terpenting yaitu al-quran dan al-hadist serta ijhtihad sebagai satu sumber

pelengkap bagi sumber-sumber hukum yang ada.Pada periode kebangkitan ini periode

berlangsung pada pemerintahan Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.dalam catatan

sejarah fiqih islam periode ini berjalan dalam jangka waktu yang sangat lama dan

panjang yaitu mulai tahun 41 H/661 M sampai dengan tahun 656 H/1528 M.

Pada Periode kebangkitan ini ilmu fiqih telah mencapai kemajuan yang amat pesat dan

banyak.para ulama sangat tekun dan serius dalam melakukan ijtihad terhadap berbagai
persoalan yang bada saat ini terutama tentang syara’ atau tentang hukum ilmu

fiqih.Periode kemunduran ilmu fiqih ini dimulai pada masa abad pertengahan 7 H.

Sampai munculnya majalah al-Ahkam al-Adhliyyah(Hukum perdata Kerajaan Turki

Utsmani) pada tangal 26 syabaan 1293 M.

https://www.kompasiana.com/ikafais/5f97901165eaa17bdf4e9d62/sejarah-

perkembangan-ilmu-fiqih

vi
2.Pada zaman belum ada ilmu khusus yang mempelajari Ushul Fiqh. Karena pada

masa itu, Rasul sendiri yang memberikan fatwa dan menetapkan hukum secara

langsung dengan mengambil nash dari al Qur’an atau menjelaskan hukum sesuai

sunnahnya. Disamping itu, Beliau juga berijtihad dalam menetapkan hukum-hukum

tertentu, akan tetapi ijtihadnya dilakukan secara naluri, artinya dilakukan tanpa

memerlukan usul dan kaidah yang dijadikan pedoman dalam mengistinbathkan hukum.

(Salam, 1994 : 70)

Masalah seperti dalam Ushul Fiqh sudah ada sejak zaman Rasulullah dan sahabat yaitu

seperti ijtihad, qiyas, nasakh dan takhsis. Contoh ijtihad seperti yang dilakukan oleh

Mu’adz bin Jabbal (Abu Daud, IX, 509). Tentang takhsis seperti ketika Abdullah bin

Mas’ud dalam menetapkan iddah wanita hamil. Dia menetapkan bahwa batas iddah-

nya berakhir ketika is melahirkan. Pendapat tersebut didasarkan pada surat at Thalaq

ayat 4 dan 6. Menurutnya ayat tersebut turun setelah surat al Baqarah ayat 228. Kasus

tersebut terkandung pemahaman ushul, bahwa nash yang datang kemudian dapat me-

nasakh atau men-takhsis yang datang terdahulu. (Abu Zahrah : 11).

Pada masa Tabi’in, cara meng-istinbath hukum semakin berkembang. Diantara mereka

ada yang menempuh metode qiyas disamping berpegang pada fatwa sahabat. Pada

masa ini mulai tampak perbedaan-perbedaan mengenai hukum. Perbedaan itu terlihat

jelas pada masa al ‘Aimmat al Mujtahidin. Seperti Abu Hanifah misalnya menempuh

metode qiyas dan istihsan, sementara Imam Malik berpegang pada amalan orang-orang

Madinah. Menurutnya amalan mereka lebih dapat dipercaya dari pada hadits ahad.

(Abu Zahrah : 12)

vii
Hal itu menunjukkan bahwa pada zaman nabi, sahabat, tabi’in dan sesudahnya

mengalami perkembangan pemikiran. Tapi corak perkembangan belum terbukukan

secara sistematis.

Pembukuan Ushul Fiqh

Seiring meluasnya islam, banyak pula peristiwa-peristiwa baru yang muncul. Para

Ulama yang tersebar ke negri-negri baru telah terpengaruh oleh lingkungan dan pola

berpikir negri-negri yang berbeda-beda. Sehingga setiap ulama melakukan ijtihad

dengan metodenya sendiri yang dianggap benar. Keadaan ini tentu menimbulkan

pendapat antar daerah. Mereka menjadikan sesuatu sebagai hujjah, padahal sebenarnya

tidaklah patut dijadikan hujjah, demikian juga sebaliknya.

Semua itu menjadikan dorongan dan motivasi untuk menyusun batasan dan bahasan

mengenai dalil-dalil syara’ dan syarat-syarat dan metode menggunakan dali-dalil.

Timbullah pemikiran untuk membuat peraturan dalam melakukan ijtihad dan


penetapan hukum. Keseluruhan peraturan itu merupakan kaidah-kaidah yang harus

dipegang oleh para mujtahid dalam mengistinbathkan hukum. Kaidah itulah yang

disebut dengan “Usul al-Fiqh”. Usul Fiqh dikenal dengan sebagai suatu cabang ilmu

yang berdiri sendiri pada abad kedua Hijriyah.

Tiap-tiap mujtahid memiliki kaidah-kaidah istinbath hukum sendiri. Kaidah-kaidah itu

ditulis dan dibukukan oleh murid-muridnya. Dan sebelum dibukukan, didiskusikan

viii
terlebih dahulu. Karena itulah dalam Ilmu Ushul Fiqh juga timbul aliran-aliran. (Salam,

1994 : 72)

Orang yang pertama kali menghimpun kaidah-kaidah yang bercerai berai dalam suatu

himpunan yang berdiri sendiridalam satu kitab secara cermat adalah Imam Abu Yusuf,

teman Abu Hanifah, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu an Nadim dalam kitab al

Fihrasar, akan tetapi apa yang dia tulis tidak pernah sampai pada kita. (Khallaf, 1947 :

9)

Pada penghujung abad kedua dan awal abad ketiga, Imam Muhammad bin Idris al

Syafi’i (150-204 H) tampil berperan dalam meramu dan membukukan Ushul Fiqh.

Seperti disimpulkan Abdul Wahhab Abu Sulaiman, sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan pada masa itu. Perkembangan pesat tersebut dimulai dari masa Harun al

Rasyid (170-193 H) dan dilanjutkan oleh putranya al Ma’mun yang berkembang

semakin pesat (198-218 H). (Effendi, 2005 : 19)

Aliran-aliran Ushul Fiqh

1.Metode Ilmu Ulama kalam

Dinamakan demikian karena pembahasannya selalu mengikuti cara-cara yang

ditempuh oleh Ulama Ahli Kalam dalam membahas Ilmu Kalam. Para Ulama Ahli

Ushul Fiqh yang termasuk dalam aliran ini memakai akal pikiran yang rasional dan

ix
alasan-alasan yang kuat dalam menetapkan kaidah-kaidah dan berdasar pada bukti-

bukti dengan memegangnya sebagai suatu kebenaran sekalipun tidak sesuai furu’ yang

lama berkembang dalam mahdzabnya.

Yang termasuk aliran ini adalah para Ahli Ilmu Ushul Fiqh dari ulama Syafi’iyah dan

Malikiyah. (Salam, 1994 : 73)

Kitab-kitabnya ada ar Risalah disusun oleh Imam asy Syafi’i merupakan kitab Ushul

Fiqh pertama kali, kitab al Mu’tamad oleh Abu al Husain Muhammad ibn Aly al Basri

(aliran Mu’tazilah), kitab al Burhan oleh Abu al Ma’aliy Abdul Malik ibn Abdillah al

Juaini an Naisaburi yang dikenal dengan julukan Imam al Haramain (Ulama

Syafi’iyah), kitab al Mustasyfa oleh Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al

Ghazali (Ulama Syafi’iyah). Dari kitab-kitab tersebut yang sampai ketangan kita

adalah kitab al mustasyfa.

2.Metode Ulama Hanafiyah

Yang menggunakan metode ini adalah Ulama Hanafiyah. Dalam membahas soal-soal

yang berkaitan dengan Ushul Fiqh, mereka memperhatikan dan menyesuaikan dengan

soal-soal furu’, tanpa memandang alasan-alasan dan jalan pikiran yang rasional.furu’

itulah yang menjadi dasar bagi pembentukkan kaidah yang ditetapkan.

Kitab-kitab Ushul Fiqh yang disusun berdasarkan metode Ulama Hanafiyah ada kitab

Ushul Fiqh oleh Abu al Hasan al Karakhi, kitab Ushul Fiqh oleh Abi Bakar ar Razi,

x
Ta’sis an Nazar oleh Abu Zaid ‘Ubaidillah ibn ‘Umar al Qadi ad Dabusiy dll. (Salam,

1994 : 23-25)

3.Aliran yang menggabungkan kedua Aliran di Atas.

Muncul aliran yang menggabungkan dua aliran tersebut dalam penulisan Ushul Fiqh.

Seperti kitab Badi’ al Nizam karya Ahmad bin Ali al Sa’ati (Hanafiyah) yang

menggabungkan dua buku yaitu Ushul al Bazdawi oleh Ali ibn Muhammad al Bazdawi

(Hanafiyah) dengan kitab al Ihkam fi Ushul al Ahkam oleh al Amidi (Syafi’iyah), kitab

Jam’u al Jawami oleh Ibnu as Sibki (Syafi’iyah) dengan kitab al Tahrir oleh al Kamal

ibn al Humam (Hanafiyah). (Effendi, 2005 : 25).

Pengaruh Ilmu Manthiq Aristo dalam Perkembangan Ushul Fiqh

Ilmu Ushul Fiqh mengalami perkembangan pesat setelah pembukuan. Dalam

menyusun ar Risalah, asy Syafi’i menempuh metode deduktif filsafat yaitu menyusun

kaidah-kaidah kulliyah yang dapat diaplikasikan dengan masalah-masalah Juz’iyah.


Dengan demikian, ada yang mengira asy Syafi’i terpengaruh oleh pemikiran filsafat

khususnya metode Mantiq dalam penulisan kitabnya. Alasan mereka bahwa Mantiq

telah dikenal Islam sebelum masa asy Syafi’i dan ia sendiri mengerti bahasa Yunani

dan ternyata metode Qiyasnyamirip dengan metode tamsil Aristo (Ali Sami al Nasyr :

668-669). Namun alasan tersebut kurang kuat karena Asy Syafi’i sabgat membenci

manthiq Aristo. Dengan demikian hal tersebut tidak menjadikan asy Syafi’i

terpengaruh oleh logika Aristo.

xi
Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, metode inilah yang dikembangkan oleh
asy Syafi’i banyak menarik minat ulama-ulama Ushul Fiqh sesudahnya, baik dari
kalangan fuqaha maupun dari kalangan mutakallimin. Ulama yang dianggap menerima
pengaruh manthiq secara sungguh-sungguh ialah al Ghazali karena secara mencolok ia
mengemukakan teori-teori manthiq sebagai muqaddimah kitabnya Mustasyfa.
Didalamnya ia menegaskan barang siapa yang tidak menguasai ilmu manthiq Aristo,
maka ilmunya tidak dapat dipastikan kebenarannya. Atas dasar inilah al Ghazali
menilai manthiq Aristo sebagai salah satu syarat ijtihad dan merupakan fardhu kifayah
bagi umat Islam. Hal ini membawa al Ghazali pada posisi yang bertentangan dengan
para fuqaha Islam ketika itu. (Syafe’i, 2010 : 40-41)

https://www.kompasiana.com/maratuz/sejarah-perkembangan-ushul-
fiqh_55643d25b39373392eee644d

xii
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai sebuah kedisiplinan ilmu yang mandiri dalam sejarah perkembangan


ilmu fiqih,proses pembentukan ilmu fiqih melalui tahapan yang sangat panjang dan
berurutan.tahapan tersebut dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu: periode pertumbuhan,
periode pembinaan, periode kebangkitan ,dan periode kemunduran.ke empat periode
ini sangat berkaitan erat dalam perkembangan sejarah ilmu fiqih di kalangan umat
islam didunia dan sebagai pedoman hukum dan syariat juga tentang pentingnya belajar
ilmu fiqih.

Periode pertumbuhan ini terjadi dan berlangsung pada saat waktu kenabian yang fase
terjadinya hampir lama yaitu dua puluh tiga tahun pada periode pertumbuhan
ini.periode ini dimulai sejak kebangkitan Nabi Muhammad Saw sejak turunnya wahyu
dari Allah SWT yang melalui perantara malaikat jibril yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw dan berakhir pada saat Nabi Muhammad Saw wafat pada tahun 11
H.pada era ini merupakan fase pertumbuhan dan pembentukan ilmu fiqih islam suatu
fase atau masa turunnya syariat islam dalam definisi yang sebenarnya.

xiii
3.2. Saran

Semoga makalah ini dapat mebantu teman teman semua terkhususnya diri pribadi
dalam memahani arti dari ilmu fikih dan ushul fikih itu senditri. Saya berharap teman
teman semua dapat membuat makalah yang lebih sempurna..sehingga dengan makalah
itu menjadi sebuah wadah atau ladang pahala bagi kita semua dalam menuntut ilmu.
Kata nabi saw. Menuntut ilmu adalah hukumnya wajib..sekian terima kasih kurang
lebihnya mohon di maafkan..

DAFTAR PUSTAKA

1.Muh ismar,Amin rais,syahrul ande,9 maret 2021, makalah perkembangan ilmu fikih
dan ushul fikih

2. https://www.kompasiana.com/ikafais/5f97901165eaa17bdf4e9d62/sejarah-
perkembangan-ilmu-fiqih

3. https://www.kompasiana.com/maratuz/sejarah-perkembangan-ushul-
fiqh_55643d25b39373392eee644d

xiv
1

Anda mungkin juga menyukai