Anda di halaman 1dari 2

CARA MENCAIRKAN ASI YANG

TELAH BEKU
Nomor : SOP/UKP/RI/0
Dokumen 014/2020
SOP No Revisi : 00
Tanggal : 10 Maret 2020
Terbit
Halaman : 1/ 2
UPT Puskesmas dr. Retno Warasati
Klabang NIP197605052003122009

1. Pengertian Merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mencairkan


ASI yang telah beku dilemari pendingin dengan cara
pemanasan ASI yang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan
yang dapat menyebabkan ASI rusak atau penurunan kualitas
ASI
2. Tujuan Sebagai acuan dalam Langkah Langkah menyiapkan ASI yang
telah dibekukan untuk diberikan kepada bayi di Puskesmas
KLabang
3. Kebijakan Keputusan kepala Puskesmas Klabang no.
440/110/430.9.3.22/2020 tentang pelaksanaan 10 LMKM di
Puskesmas Klabang
4. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
2. Perbub Kabupaten Bondowoso Nomor 35 tahun 2018
tentang Pedoman Persalinan Aman, Inisiasi Menyusu Dini
dan pemberian Asi Ekslusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15
tahun 2013 tentang Tata cara Penyediaan Fasilitas
Menyusui dan atau Memerah Air Susu ibu
4. Modul Konseling ASI
5. Langkah - 1. Petugas (bidan/perawat/tenaga gizi) terlatih menyiapkan
langkah alat yang dibutuhkan yaitu Wadah yang berisikan air
hangat dan botol susu
2. Petugas (bidan/perawat/tenaga gizi) terlatih mencuci
tangan sesuai SOP cuci tangan, sebelum melakukan
tindakan sesuai prosedur
3. Petugas (bidan/perawat/tenaga gizi) terlatih mengambil ASI
yang disimpan di lemari pendingin dengan tetap mengacu
pada sistem FIFO (First In First Out)
4. Untuk ASI perah yang sudah beku di freezer, maka
sebaiknya ASI tersebut dicairkan terlebih dahulu dalam
lemari pendingin selama 12 jam (hindari mencairkan ASI
beku dalam suhu kamar)
5. Petugas (bidan/perawat/tenaga gizi) terlatih merendam
botol ASI sambil di putar-putar pada wadah yang berisikan
air hangat (panas yang berlebihan akan merubah dan
menghancurkan enzim dan protein).
6. Setelah ASI dirasa hangat, Petugas (bidan/perawat/tenaga
gizi) terlatih segera mengangkat botolnya. Jangan pernah
menggunakan mikrowave untuk mencairkan atau
menghangatkan ASI.
7. Petugas (bidan/perawat/tenaga gizi) terlatih menggunakan
ASI yang dicairkan ASI dalam waktu 24 jam dan tidak
menggunakannya setelah lebih dari 24 jam.
8. Petugas (bidan/perawat/tenaga gizi) terlatih tidak
menggunakan kembali bagian ASI yang tidak habis dibotol
karena mungkin telah terkontaminasi air liur bayi
9. Petugas (bidan/perawat/tenaga gizi) terlatih tidak
membekukan kembali ASI yang telah dicairkan
10.Petugas (bidan/perawat/tenaga gizi) terlatih
mendokumentasikan tindakan mencairkan dan
menghangatkan ASI perah di register yang tersedia

6. Bagan Alir

Keluarkan ASI
Persiapan beku dengan
alat dan Cuci mengacu pada
bahan tangan metode FIFO
7. Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap
2. Ruang Laktasi

8. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal


Historis diubah mulai
perubahan berlaku

Catatan:
Petugas terlatih adalah tenaga kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan konseling
menyusui atau pelatihan dukungan professional menyusui, petugas terlatih ditulis
dengan jelas apakah bidan, perawat atau tenaga gizi (nutrisionist) yang sesuai dengan
tenaga kesehatan yang ditugaskan di puskesmas untuk memberikan pelayanan ini.

Anda mungkin juga menyukai