Anda di halaman 1dari 6

”Dampak Pernikahan di Usia Dini”

Para Pemeran Drama :


1.       Farel sebagai Bapak
2.       Nursidah sebagai Ibu
3.       Heni sebagai Anak (cewek)
4.       Fadil sebagai sang Pacar (cowok)
5.       Ely Sumarni sebagai Bidan

Babak I

(Kisahini menceritakan tentang seorang remaja dibawah umur mau melakukan


pernikahan yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi wanita, sebaiknya jangan
melakukan pernikahan dibawah umur..)

Di sebuah desa, terdapat sebuah keluarga yang sangat harmonis yaitu keluarga
Pak Farel. Pak Farel seorang petani miskin, walaupun miskin ia senang menolong orang.
Rumahnya terletak dipinggir danau. Ia tinggal bersama istridan seorang anak perempuan
yang bernama Heni yang berumur 16 tahun dan bersekolah kelas 2 SMA.

Fajar sudah bermunculan dan heni bersiap-siap berangkat kesekolah


Ibu         : “Nak sebelum berangkat ayo sarapan dahulu”
Anak     : “Baik Bu”…..
Ibu         : Semua peralatan sekolah sudah disiapi, PR nya?,buku-bukunya?
(sambil membuat bekal untuk Bapak karena mau berangkakat kesawah)
Bapak   : ia…dengerin apa kata ibumu….
Anak     : tenang aja pak, bu….sudah Heni siapkan dari semalam
                (Heni bersikap enjoy). (Sambil bersalaman dengan Bapak dan Ibu)
Dan Bapak pun berpamitan kepada Ibu untuk pergi kesawah.
Bapak   :     Bu, Bapak pergi dulu ya !!!
Ibu         :     (Sambil bersalaman ibu menjawab) “iya, hati-hati ya pak !

Babak II

Begitulah setiap pagi,Bapak pergi kesawah, Heni kesekolah dan ibu memasak untuk
suami dan anaknya. Ternyata selama Heni sekolah, ia mempunyai seorang kekasih yang
bernama Fadil, yaitu abang kelasnya. Waktu pulang sekolah Fadil berniat mengajak Heni
bertemu di taman sari,melalui udara ia menghubunginya.
Anak (Heni)    :     (kring….) Halloo…..Hallo……
Fadil                   :   Lagi dimana say?.....
Heni                   :   Lagi dirumah yang…..emangnya ada apa?
Fadil                   :    Abang mau mengajak adek ketaman sari ntar sore…..,gimana?
Heni                   :     Ehm…..gimanaya……
Fadil                   :     Ayo dong…..
Heni                   :     Ok, dech……
                                 (dan mereka bertemu ditaman sari)
Fadil                   :    “Hai…….(sambil menyapa Heni)
Heni                   :     Hai juga……(Heni pun menjawab dengan malu)

Dan keduanya pun masuk ketaman sari dan berkeliling ditaman dengan berjalannya
waktu dan pembicaraan pun berlangsung entah kemana-mana dan terakhirpun Fadil
mengatakan sesuatu kepada Heni dengan hati berdebar-debar rasa takut dan juga
bercampur rasa gerogi untuk mengatakannya.

Fadil :     Eeemmm…..Hen, ada sesuatu yang ingin abang katakana sama Heni.
Heni :     “ya udang ngomong aja, gak da yang larang kok ,he……
Fadil :     Gini Hen, gini!!! ( Fadil pun merasa grogi mengatakan)
Heni :     Ya gini apanya bang???? (Heni pun sudah gak sabar mendengarnya)
Fadil  :     eeemmmm emmm gini dek, ginidek (sambil mengalihkan
pembicaraan). Eh ada kotoran di jelbabmu..
Heni                   :     oh, itu yang mau abang katakana” (dengan rasa kesal rupanya hanya
itu yang mau disampaikan bukan yang lain)
Fadil                  :    Sebenarnya abang mengajak Heni jumpa ada yang mau abang
katakana.
Heni                  :     apa itu bang???
Fadil                  :     (dengan tegas fadil mengatakan)
                                   Abang berniat melamar adek untuk menjadi pendamping hidup
abang
Heni                  :     Apa??? Melamar ??? (dengan kaget)
Fadil                  :     “Iya dek”
Heni                  :     Bukannya ini terlalu cepat abang melamar Heni???
Fadil                  :     “Memang terlalu cepat, tapi inilah yang abang rasakan, abang
memiliki Heni untuk menjadi istri abang.
Heni                   :     (dengan berfikir sejenak) “ya heni bersedia menjadi istri abang (Heni
pun tidak berfikir panjang dan langsung menjawab iya”

Babak III

Pada sore itu keduanya sangat senang seakan-akan taman sari milik mereka berdua.
Mataharipun mau terbenam dan mereka merajak pulang. Malam pun tiba, keduanya
bersepakat untuk membicarakan hal lamaran kepada orang tua Heni. Semua sudah
berkumpul diruang tamu dan Heni pun memperkenalkan Fadil kepada orang tua Heni.

Heni          :     “Pak, bu, ne Fadil pacar Heni sekaligus calon suami Heni”


                         Bapak dan ibu kaget saat mendengar ucapan yang keluar dari bibir Heni
yang mengatakan Fadil ingin melamar Heni
Bapak       :     “apa”??? “melamar” (sambil mengusuk dada) (mungkin mau kena
serangan jantung kali ya??? Hehehe)
Ibu            :     “Iya, apa yang kamu katakana Heni”????
Semua pertanyaan dijawab oleh Fadil untuk melindungi amarah Bapak, Ibunya   
Fadil          :     “Pak, bu saya kemari mempunyai niat baik kepada Heni yaitu ingin
melamar Heni sekaligus menikahinya”
Ibu            :     “Bukan kami tidak setuju, kamu tau sendirikan, Heni itu anak  bapak satu
satunya dan umur kalian juga masih terlalu muda. Bsok ibu akan
mengajak heni ke tempat bidan terlebih dahulu agar dapat diberi
penjelasan dampak pernikahan dini oleh bu bidan.

Babak IV
Anak : Ibu,jadi kan hari ini kita pergi ke klinik?
Ibu : Jadi nak cepat sana ganti pakaian mu
Anak : Ia bu... (Ibu dan anak telah sampai di klinik bidan)
Ibu dan Anak : Selamat pagi bu......
Bidan : Selamat pagi..silahkan masuk buk.. Silahkan duduk buk..
Ada yang bisa saya bantu bu ??
Ibu : Begini bu bidan ,anak perempuan saya ini ingin mengetahui
tentang masalah pernikahan dini .
Bidan : Baiklah buk, sebelum saya menjelaskan saya akan bertanya
dahulu kepada anak ibu....emmmm...nama adik siapa ya? Dan
usianya berapa tahun sekarang?
Anak : Nama saya bu, Heni.Saya sekarang berusia 16 tahun
Bidan : emmmmm....Baiklah saya akan mulai menjelaskannya,
pernikahan dini adalah pernikahan yang di lakukan pada usia
perkawinan yang kurang dari 20 tahun . Remaja yang menikah di
usia muda umunya belum memiliki jiwa dalam arti kemantapan
berfikir dan berbuat, mau menang sendiri atau egois,mudah putus
asa, tidak bertanggung jawab hal ini terjadi karna mereka masih
beradap pada tahap peraliharan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa.
Anak : O...gitu bu, jadi bu ada gak dampaknya ke alat reproduksi jika
menikah di bawah umur..
Bidan : Ada,akibatnya seperti Dari segi fisik, remaja itu belum kuat,
tulang panggulnya masih terlalu kecil sehingga bisa
membahayakan proses persalinan.Anak perempuan berusia 10-14
memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar, selam
kehamilan atau melahirkan, di bandingkan dengan perempuan
berusia 20-25 tahun sementara itu anak perempuan berusia 15-19
tahun memiliki kemungkinan dua kali lebih besar.Kemudian Pada
masa remaja ini alat reproduksi belum matang melakukan
fungsinya. Rahim atau uterus baru siap melakukan fungsinya
setelah umur 20 tahun,karna masa ini fungsi hormonal melewati
masa maksimal. Pada usia 14-18 tahun,perkembangan otot-otot
rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika
terjadi kehamilan rahim dapat rupture atau robek. Pada usia 14-19
tahun sistem hormonal belum stabil, kehamilan menjadi tak stabil
mudah terjadi pendarahan dan terjadilah abortus atau kematian
janin. Usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang
rentang usia reproduktif aktif. Hal ini dapat mengakibatkan resiko
kanker leher rahim.
Anak :jadi bu gimana caranya supaya saya tidak terjerumus dalam
pernikahan dini?
Bidan :bergaul jangan terlalu bebas,kita boleh saja berteman kepada
siapa saja tapi jangan mau diajak ke hal yang tidak baik.Kita
harus pintar menjaga diri kita sendiri.
Anak :Bu..apakah ada dampak psikologis nya??
Bidan :Ada,dampaknya itu terhadap mental yang belum siap untuk
menerima kehamilan yang sudah terjadi.. akan merasa sendiri dan
menyesal.
Anak :oow..begitu bu..Saya jadi takut dengan pernikahan dini itu.
Bidan :Ia nak,kamu harus pintar menjaga diri kamu,karena banyak orang
diluar sana yang tidak menyayangi diri nya.
Ibu :Jadi gimana nak,apakah kamu sudah mengerti tentang pernikahan
dini itu?
Anak :Sudah bu..
Ibu :Baiklah bu kalau begitu saya permisi dulu ya bu.. trimakasih atas
penjelasan tentang pernikahan dini ini bu.
Bidan :ohh ia bu.. sama-sama bu..

BABAK V
Ibu : kamu sudah paham kan nak apa dampak perniakah dini. Itu
sebabnya ibu dan bapak belum mengizinkan kamu untuk
menikah.
Anak : iya bu aku sudah mengerti, nanti akan aku bicarakan kepada Fadil
Ibu : iya nak

Anda mungkin juga menyukai