Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS MENGENAI POSISI

MENYUSUI TERHADAP PENCEGAHAN PUTING


LECET DI PUSKESMAS KECAMATAN
GROGOL PETAMBURAN

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun oleh :
ANGGI LUTFIA EKA PUTRI WARDANI
P3.73.24.2.17.056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
2020
3

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2020 dengan cara memberikan
kuesioner kepada responden yang telah di buat oleh peneliti berdasarkan pertanyaan
dari beberapa penelitian sebelumnya. Kuesioner tersebut diisi oleh Ibu Nifas 6-40 hari
di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan dengan melibatkan 32 Responden Ibu
Nifas 6-40 hari. Setelah pengambilan data dilaksanakan, kemudian data diolah
menjadi sebuah data angka dan hasil data tersebut disajikan dalam bentuk table
distribusi frekuensi. Data dianalisa dalam bentuk narasi atau uraian singkat yang
berisikan penjelasan dari masing-masing tabel data yang di sajikan.

Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Mengenai Pengetahuan dan


Dukungan Keluarga Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tahun 2020

Tabel 4.1

No Pertanyaan Mengenai ASI Benar Salah Total


N % N % N %
Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Pencegahan Putting Lecet
1. Ketika menyusui daerah coklat 24 75 8 25 32 100
kehitaman pada putting (Areola)
masuk semua pada mulut bayi,
dapa mencegah putting lecet.
2. Ketika Menyusui kepala Bayi tidak 29 90,6 3 9,4 32 100
menengadah dan bokong bayi
terhadap pada telapak tangan ibu,
dapat mencegah puting lecet.
3. Ketika menyusui posisi yang 32 100 0 0 32 100
nyaman untuk menyusui posisi
duduk, punggung bersandar dan
kaki tidak di biarkan menggantung.
4. Menompang payudara dengan 27 84,4 5 15,6 32 100

3
4

tangan kiri sedangkan tangan


kanan dan empat jari menahan
bagian bawah areola mamae sampai
bayi dapat menghisap dengan baik.
5. Posisi menyusui yang Benar dapat 21 65,6 11 34,4 32 100
mencegah terjadinya Puting Lecet
yaitu saat bayi menyusui perut bayi
menempel dengan badan ibu
6. Sebelum Menyusui ASI dapat di 21 65,6 11 34,4 32 100
oleskan pada puting susu dan areola
(daerah coklat kehitaman pada
puting ) dapat mencegah puting
susu lecet
7. Menyusui Bayi yang benar harus 31 96,9 1 3,1 32 100
menyusui bergantian diantara
kedua payudara
8. Pada saat Menyusui ibu harus 32 100 0 0 32 100
menatap bayi dengan penuh kasih
sayang.
9. Pada saat Menyusui ibu merasa 32 100 0 0 32 100
rileks, nyaman dan tenang saat
menyusui.
10. Tidak mencuci payudara dengan 19 59,4 13 40,6 32 100
sabun, alkohol atau krim dapat
mencegah terjadinya puting lecet
11. Tidak memaksa menarik puting 23 71,9 9 28,1 32 100
susu saat melepas puting susu dari
isapan bayi, melainkan dengan
memasukkan jari kelingking yang
bersih kemulut bayi.
12. BH yang meyokong payudara atau 22 68,8 10 31,2 32 100
tidak terlalu ketat dapat mencegah
puting lecet.
Rata-rata 26,1 81,5 5,9 18,5 32 100
No Dukungan Keluarga Ya Tidak Total
N % N % N %
1. Apakah keluarga atau suami 32 100 0 0 32 100

4
5

mendukung ibu untuk memberikan


ASI kepada bayinya ?
2. Apakah keluarga atau suami 25 78 7 22 32 100
menemani ibu menyusui bayi pada
saat waktu luang ?
3. Apakah keluarga atau suami 28 87,5 4 12,5 32 100
menanyakan pada ibu masalah
yang di hadapi ibu selama
menyusui ?
4. Apakah keluarga atau suami 27 84,4 5 15,6 32 100
membantu ibu melakukan tugas-
tugas rumah tangga (memasak,
mencuci pakaian ) selama
menyusui ?
5. Apakah keluarga atau suami 29 90,6 3 9,4 32 100
mendengarkan keluhan-keluhan
yang disampaikan ibu selama
menyusui ?
6. Apakah keluarga menjaga perasaan 25 78 7 22 32 100
ibu selama masa meyusui
(mendengarkan musik,menyalakan
TV atau hal yang membuat ibu
nyaman)?
7. Apakah keluarga membantu ibu 26 81,3 6 18,7 32 100
bila memerlukan sesuatu
(mengambil popok bayi,
mengambilakn minuman ibu) pada
saat ibu menyusui bayinya ?
8. Apakah keluarga membimbing ibu 23 71,9 9 28,1 32 100
mengenai posisi menyusui yang
benar ?
9. Apakah keluarga atau suami ibu 20 62,5 12 37,5 32 100
membantu ibu untuk mengatur
posisi menyusui yang nyaman ?
10. Apakah keluarga memberikan 22 68,8 10 31,2 32 100
informasi kepada ibu mengenai

5
6

posisi menyusui yang benar ?


Rata-rata 25,7 80,3 6,3 19,7 32 100

Pada tabel 4.1 Menunjukan bahwa rata-rata ibu nifas yang menjawab pertanyaan
pengetahuan ibu nifas mengenai posisi menyusui terhadap pencegahan putting lecet
yang menjawab benar yaitu 26,1 (81.5%) responden, sedangkan yang menjawab salah
rata-ratanya 5,9 (18,5 %) responden. Pada pertanyaan mengenai pengetahuan yang
menjawab benar semua atau dengan nilai tertinggi bener berada di pertanyaan nomor
3, 8 dan 9 yaitu ketika menyusui posisi yang nyaman untuk menyusui posisi duduk,
punggung bersndar dan kaki tidak dibiarkan menggantung dan ibu nifas paling
banyak atau dengan nilai terrendah yang menjawab benar berada di nomor 10 dengan
pertanyaan yaitu Tidak mencuci payudara dengan sabun, alkohol atau krim dapat
mencegah terjadinya puting lecet.

Pada pertanyaan mengenai Dukungan Keluarga rata-rata ibu nifas yang menjawab
benar 25,7 (80.3 %) responden sedangkan yang menjawab salah 6,3 (19,7 responen).
Sedangakan pada pertanyaan mengenai dukungan keluarga dengan jawaban “Ya”
tertinggi nilainya atau mendapatkan nilai sempurna pada pertanyaan nomor 1 yaitu
dengan pertanyaan “Apakah keluarga atau suami mendukung ibu untuk memberikan
ASI kepada bayinya ?” sedangkan yang menjawab “Ya” dengan nilai terrendah yaitu
pada pertanyaan nomor 9 dengan pertanyaan “Apakah keluarga atau suami ibu
membantu ibu untuk mengatur posisi menyusui yang nyaman ?”.

Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi


Menyusui Terhadap Pencegahan Putting Lecet Di Puskesmas Kecamatan
Grogol Petamburan 2020

Tabel 4.2

No variabel F Persen (%)


1. Pengetahuan posisi menyusui terhadap
pencegahan putting lecet

6
7

Baik 21 65,6
Kurang baik 11 34,4
Total 32 100
2. Pendidikan
Pendidikan Dasar (SD-SMP) 9 28,1
Pendididkan Tinggi (SMA-PT) 23 71,9
Total 32 100
3. Usia
≤20 Tahun 3 9,4
>20 Tahun 29 90,6
Total 32 100
4. Paritas
Primipara 10 31,2
Multipara 22 68,8
Total 100
5. Dukungan Keluarga
Tidak Mendukung 11 34,4
Mendukung 21 65,6
Total 32 100

Dari tabel 4.1 di dapatkan data bahwa pengetahuan ibu nifas mengenai posisi
menyusui terhadap pencegahan puting lecet sebanyak 21 responden (65,6 %)
memiliki pengetahuan baik dan 11 responden (34,4 %) berpengetahuan kurang baik
dari jumlah resonden 32 orang. Sebagian besar ibu nifas di Puskesmas Grogol
Petamburan memiliki Riwayat status pendidikan Tinggi dengan kategori SMA-
Perguruan Tinggi sebanyak 23 responden (71,9%) sedangkan yang berpendidikan
Dasar dengan kategori SD-SMP sebanyak 9 responden (28,1%). Ibu nifas yang
mendapatkan dukungan keluarga atau suami saat menyusui sebanyak 21 responden
(65,6%) sedangkan yang tidak mendapatkan dukungan keluarga atau suami saat
menyusui sebanyak 11 respon (34,4%). Sebagian besar ibu nifas memiliki riwayat
persalinan Multipara atau sudah melahirkan anak lebih dari satu kali sebanyak 22
responden (68,7%) dan yang melahirkan pertama kali atau Primipara sebanyak 10
responden (31,3%). Usia terbesar ibu nifas Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan

7
8

yaitu di usia > 20 tahun sebanyak 29 responden (90,6%) sedangkan hanya 3


responden (9,4%) yang berusia ≤ 20 tahun.

B. ANALISA BIVARIAT
1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Tabel Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet berdasarkan Tingkat Pendididkan
Tabel 4.3

Variabel Pengetahuan Posisi Menyusui Jumlah p-


terhadap Pencegahan Putting Lecet value
Kurang Baik Baik
F % F % F %
Pendidikan
Pendidikan Dasar 5 15,6 4 12,5 9 28,1 0,400
(SD-SMP)
Pendidikan Tinggi 9 28,1 14 43,8 23 71,9
(SMA-PT)

Berdasarkan tabel 4.2 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu nifas yang
pengetahuannya kurang baik dengan tingkat Pendidikan Dasar (SD-SMP)
sebanyak 5 responden (15,6%), sedangakan ibu nifas yang memiliki pengetahuan
baik dengan tingkat pendidikan Dasar (SD-SMP) sebanyak 4 responden (12,5%).
ibu nifas yang pengetahuannya kurang baik dengan tingkat Pendidikan Tinggi
(SMA-PT) sebanyak 9 responden (28,1%), sedangakan ibu nifas yang memiliki
pengetahuan baik dengan tingkat pendidikan Tinggi (SMA-PT) sebanyak 14
responden (43,8%) dan setelah dilakukan uji Statistik chi squre didapatkan p-
value sebesar 0,400 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak adanya
hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
pencegahan putting lecet berdasarkan tingkat pendidikan.

8
9

2. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Usia.
Tabel Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet berdasarkan Usia
Tabel 4.4

Variabel Pengetahuan Posisi Menyusui Jumlah p-


terhadap Pencegahan Putting Lecet value
Kurang Baik Baik
F % F % F %
Usia
Usia ≤ 20 tahun 3 9,4 0 0 3 9,4 0,039
Usia > 20 tahun 11 34,4 18 56,2 29 90,6

Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu Nifas dengan usia
≤ 20 tahun dan memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 3 responden (9,4%)
dan tidak ada yang memiliki pengetahuan yang baik di usia ≤ 20 tahun.
Sedangkan ibu Nifas yang memiliki Usia > 20 tahun terdapat 18 respon (56,2%)
yang memiliki pengetahuan yang baik dan yang memiliki pengetahuan kurang
baik sebanyak 11 responden (34,4%). Setelah dilakukan uji Statistik chi squre
didapatkan p-value sebesar 0,039 (a <0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa
adanya hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap pencegahan putting lecet berdasarkan Usia.

3. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Paritas.
Tabel Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet berdasarkan Paritas
Tabel 4.5

Variabel Pengetahuan Posisi Menyusui Jumlah p-


terhadap Pencegahan Putting Lecet value
Kurang Baik Baik
F % F % F %
Paritas
Primipara 2 6,2 8 25 10 31,2 0,068
Multipara 12 37,5 10 31,3 22 68,8

9
10

Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu Nifas yang
memiliki riwayat persalinan pertama kali (Primipara) dan berpengetahuan kurang
baik sebanyak 2 responden (6,2%), sedangkan ibu Nifas memiliki riwayat
persalinan pertama kali (Primipara) dan berpengetahuan baik sebanyak 8
responden (25%). Ibu Nifas yang memilki riwayat persalinan multipara dengan
pengetahuan kurang baik sebanyak 12 responden (37,5%), sedangkan Ibu Nifas
yang memilki riwayat persalinan multipara dengan pengetahuan baik sebanyak 10
responden (31,3%). Setelah dilakukan uji Statistik chi squre didapatkan p-value
sebesar 0,068 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak adanya hubungan
antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan
putting lecet berdasarkan Paritas.

4. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Dukungan keluarga.
Tabel Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet berdasarkan Dukungan Keluarga
Tabel 4.6

Variabel Pengetahuan Posisi Menyusui Jumlah p-


terhadap Pencegahan Putting Lecet value
Kurang Baik Baik
F % F % F %
Dukungan
Keluarga
Tidak Mendukung 6 18,8 5 15,6 11 34,4 0,373
Mendukung 8 25 13 40,6 21 65,6

10
11

Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu Nifas yang
mendapatkan dukungan keluarga dan memililiki pengetahuan yang kurang baik
sebanyak 6 responden (18,8%), sedangkan ibu nifas yang memperoleh dukungan
kelurga tetapi pengetahuannya baik sebanyak 5 responden (15,6%). Terdapat ibu
nifas yang tidak mendapakan dukungan dari keluarga serta memiliki pengetahuan
yang kurang baik sebanyak 8 responden (225 %) sedangkan ibu nifas yang tidak
mendapatkan dukungan dari keluarga namun memiliki pengetahuan yang baik
sebanyak 13 responden (40,6 %). Setelah dilakukan uji Statistik chi squre
didapatkan p-value sebesar 0,373 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa
tidak adanya hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap pencegahan putting lecet berdasarkan Dukungan Keluarga.

C. PEMBAHASAN

1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap


Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Berdasarkan tabel distribusi 4.3 didapatkan bahwa ibu nifas yang pengetahuannya
kurang baik dengan tingkat Pendidikan Dasar (SD-SMP) sebanyak 5 responden
(15,6%) dan yang pengetahuannya kurang baik dengan tingkat pendidikan dengan
tingkat pendidikan tinggi sebanyak 9 responden (28,1%). Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan
adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagiannya). Waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intesitas persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

11
12

melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan yaitu mata.


(Notoatmodjo,2012).
Sedangakan pengetahuan ibu nifas yang baik dengan pendidikan dasar sebanyak 4
responden (12,5%) dan ibu nifas yang berpengetahuan baik dengan tingkat
pendidikan Tinggi sebanyak 14 responden (43,8%).
Berdasarkan tingkatan pengetahuan terbagi menjadi 6 tingkatan yaitu pertama
tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi atau bahan yang akan
dipelajari tingkatan ini yang paling rendah, kedua Memahami (Comprehension)
diartikan mampu menjelaskan dan memberikan contoh lain, ketiga Aplikasi
(Application) diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan hal
yang di pelajari, ke empat Analisis (Analysis) suatu kemampuan untuk
menjabarkan suatu materi dan mampu mengelompokkannya, ke lima Sistesis
(Sistesis) suatu kemapuan untuk menghubungkan bagaian-bagian menjadi suatu
keseluruhan, ke enam Evaluasi kemampuan untuk melakuakn penilaian sendiri
sesuai kriteria yang ada. (Notoatmodjo,2012).
Hasil uji Statistik chi squre didapatkan p-value sebesar 0,400 (a >0,05) hal ini
berarti menunjukan bahwa tidak adanya hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas
Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan putting lecet berdasarkan
tingkat pendidikan.

Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Azzade Ellyn Dardiana,dkk, 2011
menyatakn bahwa pendidikan adanya hubungan pendidikan dengan pengetahuan
teknik meyusui yang benar sebagai upaya mencegah terjadinya putting lecet di
desa leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang tahun 2011, dengan chi
square sebesar 28,985 dengan p value sebesar 0,000< 0,05, maka Berdasarkan
kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan hipotesa (Ho) ditolak dan Hipotesa (Ha)
diterima. Namun didukung dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu tidak hanya dari pendidikan melaikan ada informasi atau media massa,
pekerjaan, ekonomi, sosial budaya (lingkungan), pengalaman,dan usia menurut
(Notoadmodjo,2012).

2. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Usia.

12
13

Berdasarkan tabel distribusi 4.4 di dapatkan bahwa ibu nifas dengan usia ≤ 20
tahun dan memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 3 responden (9,4%) dan
tidak ada yang memiliki pengetahuan yang baik di usia ≤ 20 tahun. Usia
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah tinggi
usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang di perolehnya semakin membaik.(Notoadmodjo,2012)
Menurut Agus,2013 terdapat 2 sikap tradisional mengenai jalanya berkembang
selama hidup semakin tua akan semakin bijaksana banyak hal informasi yang
dijumpai semakin banyak dan tidak dapat mengerjakan kepandaian baru kepada
orang tua karena sudah mengalami kemundurunbaik fisik, mental maupun IQ.
Ibu Nifas yang memiliki Usia > 20 tahun terdapat 18 respon (56,2%) yang
memiliki pengetahuan yang baik dan yang memiliki pengetahuan kurang baik
sebanyak 11 responden (34,4%). Umur yaitu usia individu yang terhitung mulai
saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja (Nursalam, 2009) dalam jurnal Kesehatan Yustina Oktarida, 2019.
Didapatkan hasil Penelitian di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan pada
ibu nifas usia 6-40 hari dengan hasil uji Statistik chi squre didapatkan p-value
sebesar 0,039 (a <0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa adanya hubungan
antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan
putting lecet berdasarkan Usia. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
dengan Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan teknik menyusui yang benar dengan p value 0,042.
Dikatakan ada hubungan karena nilai p value0,05 dengan demikian hipotesa
diterima dengan judul penelitian “Hubungan Paritas Dan Umur Ibu Bersalin
Dengan Tekhnik Menyusui Yang Benar”.
Usia ibu nifas berdasarkan kurun waktu reproduksi atau berdasarkan faktor resiko
terbagi menjadi dua usia yaitu usia tidak beresiko untuk hamil,bersalin dan
menyusui adalah usia 20-35 tahun hal ini sesuai dengan masa reproduksi yang
baik dan mendukung dalam pemberian ASI Ekslusif dan usia beresiko yaitu lebih
dari 35 tahun Menurut hartato (2010) dalam Natalia,(2014).
Pengetahuan ibu Nifas Mengenai posisi Menyusui terhadap pencegahan putting
lecet berpengaruhi sesuai dengan uis ibu Nifas karena ibu nifas sangat

13
14

menentukan kesehatan mental dan kesiapan dalam menyusui banyinya. (yustina


oktarida,2019).

3. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Paritas.
Berdasarkan tabel distribusi 4.5 di dapatkan bahwa ibu nifas yang memiliki
riwayat persalinan pertama kali (Primipara) dan berpengetahuan kurang baik
sebanyak 2 responden (6,2%), sedangkan ibu Nifas memiliki riwayat persalinan
pertama kali (Primipara) dan berpengetahuan baik sebanyak 8 responden (25%).
Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara langsung oleh
ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui kurang memahami dan
kurang mendapatkan informasi, bahkan seringkali ibu-ibu mendapatkan suatu
informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif itu sendiri, tentang bagaimana
cara menyusui atau langkah-langkah menyusui yang benar kepada bayinya, dan
kurangnya informasi yang diberikan tentang dampak apabila ASI eksklusif itu
tidak diberikan dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam
menyusui secara eksklusif kepada bayinya (Nugroho, 2014) dalam Jurnal Delima
Harapan Murniati,2017. Berdasarkan hasil data Penelitain di puskesmas
Kecamatan Grogol petamburan bahwa di dapatkan bahwa ibu primipara tidak
mengalami kesulitan mengenai pengetahuan posisi menyusui yang benar terhadap
pencegahan puting lecet dari 10 ibu nifas 8 berpengetahuan baik (25%) hal ini
tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya Uji Chi Square didapat nilai p value =
0,000 dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar dengan praktik menyusui pada
primipara di Brangsong II Kendal 2019 dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang Cara Menyusui dengan Praktik Menyusui pada Primipara di Puskesmas
Brangsong II Kendal”. Menurut Kristiyansari (2009) dalam Indonesian Journal of
Midwivery (IJM),2019. Langkah – langkah menyusui yang benar yaitu sebelum
menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting dan sekitar
kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu dan mencegah terjadinya putting lecet. Akibat dari cara
menyusui yang salah adalah puting susu nyeri dan puting susu lecet. Umumnya
ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan
berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar,

14
15

perasaan nyeri akan segera hilang. Menurut Notoatmodjo (2007) praktik


kesehatan atau dapat juga dikatakan prilaku kesehatan (overt behavior). Hal ini
memberi gambaran bahwa praktik kesehatan tentang menyusui yang benar pada
primipara masih belum dapat dikatakan terlaksana dengan berdasarkan penelitian
yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.
Ibu Nifas yang memilki riwayat persalinan multipara dengan pengetahuan kurang
baik sebanyak 12 responden (37,5%), sedangkan Ibu Nifas yang memilki riwayat
persalinan multipara dengan pengetahuan baik sebanyak 10 responden (31,3%).
Didapkan hasil penelitian bahwa masih terdapat 12 ibu nifas yang pengetahuan
nya kurang baik (37,5 %), Penelitian ini tidak sejalan dengan Menurut penelitian
yang dilakukan Rinata dan Dini (2015) di RSUD Sidoarjo menunjukkan mayoritas
paritas ibu adalah multipara. Pada ibu multipara akan memiliki pengalaman dalam
menyusui, dan pengalaman itu dapat dijadikan sebagai gambaran menyusui saat
ini. Begitupun penelitian yang dilakukan Renata dkk (2016) da hubungan antara
paritas dengan posisi (P=0,009). Menurut Arini (2012), paritas dalam menyusui
adalah pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak
sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga, serta pengetahuan tentang
manfaat ASI berpengaruh terhadap keputusan ibu untuk menyusui atau tidak.
Dukungan dokter, bidan, atau petugas kesehatan lainnya, juga kerabat dekat
sangat dibutuhkan terutama untuk yang pertama kali hamil.
Setelah dilakukan uji Statistik chi squre didapatkan p-value sebesar 0,068 (a
>0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak adanya hubungan antara
Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan putting
lecet berdasarkan Paritas. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya
dengan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p value 0,000. Maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan tekhnik
menyusui yang benar karena p value < 0,05 (hipotesa diterima) dengan judul
penelitian “Hubungan Paritas dan Umur Bersalin dengan Teknik Menyusui Yang
Benar”

4. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Dukungan keluarga.
Berdasarkan tabel 4.6 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu Nifas yang
mendapatkan dukungan keluarga dan memililiki pengetahuan yang kurang baik
15
16

sebanyak 6 responden (18,8%), sedangkan ibu nifas yang memperoleh dukungan


kelurga tetapi pengetahuannya baik sebanyak 5 responden (15,6%). Terdapat ibu
nifas yang tidak mendapakan dukungan dari keluarga serta memiliki pengetahuan
yang kurang baik sebanyak 8 responden (225 %) sedangkan ibu nifas yang tidak
mendapatkan dukungan dari keluarga namun memiliki pengetahuan yang baik
sebanyak 13 responden (40,6 %).
Dukungan Keluarga adalah tindakan atau tingka laku serta informasi yang
bertujuan untuk membantu seseorang dalam mencapai tujuannya atau mengatasi
masalah seseorang pada situasi tertentu, bahwa dirinya dicintai dan diperhatikan,
dihargai dan dihormati yang merupakan dari jaringan komunikasi, dan kewajiban
timbal balik dari suatu kekerabatan yang terkaitan perkawinan atau darah
(Ritandiyono,2008). Dengan mendapatkan dukungan akan memberikan pengaruh
baik dalam mental ibu dan membuat ibu merasa lebih nyaman saat menyusui dan
dapat mengurangi kejadian puting lecet pada ibu atau pengeluaragn ASI yang
menjadi lancar akhibat ibu nyaman dan merasa bahagia.
Hubungan dukungan keluarga dengan pengetahuan ibu nifas mengenai posisi
menyusui terhadap pencegahan puting lecet Setelah dilakukan uji Statistik chi
squre didapatkan p-value sebesar 0,373 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan
bahwa tidak adanya hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi
Menyusui terhadap pencegahan putting lecet berdasarkan Dukungan Keluarga,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Grogol
Petamburan pada tahun 2020.
Terdapat faktor terjadinya puting lecet Menurut Prawirohardjo (2014) masalah-
masalah dalam proses menyusui dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
tingkat pendidikan, usia, informasi tentang perawatan payudara, dukungan
keluarga, ekonomi, dan paritas ibu, pengetahuan dalam jurnal Adelina Pratiwi,
2018. Terdapat berbagai faktor terjadinya puting lecet dari hasil uji stasistik
membuktikan bahwa tidak adanya hubungan dukungan keluarga dengan
terjadinya puting lecet, pengetahuan ibu nifas mengenai posisi Menyusui yang
tepat terhadap terjadinya putting lecet bisa didapatkan dari tenaga medis bahkan
media informasi masa dan tergantung penerapan dalam pengamalan informasi
yang di miliki seoranga ibu nifas.

16
17

BAB V

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Kecamatan Grogol


Petamburan Jakarta Barat mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai
Posisi Menyusui Terhadap Pencegahan Putting Lecet di Puskesmas Kecamatan
Grogol Petamburan dari 32 responden didapkan hasil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu Nifas Mengenai posisi menyusui terhadap pencegahan Putting


lecet terdiri dari 2 yaitu yang berpengetahuan baik 21 (65,6%) responden dan
yang berpengetahuan kurang baik 11 (34,4%) responden. Berdasaerkan tingkat
pendidikan terbagi menjadi 2 kategori yaitu berpendidikan Dasar (SD-SMP)
dengan jumlah responden 9 (28,1%) dan Pendidikan Tinggi (SMA-PT) dengan
jumlah responden 23 (71,9%) yang berpengetahuan baik pada pada kategori

17
18

pendidikan dasar (SD-SMP) terdapat 4 (12,5%) responden dan yang


berpengetahuan kurang baik 5 (15,6%) responden, sedangkan pada ketegori
Pendidikan Tinggi (SMA-PT) yang memilki pengetahuan baik terdiri dari 14
(43,8%) responden dan yang memilki pengetahun kurang baik terdiri dari 9
(28,1%) responden. Berdasarkan hasil uji Statistik chi squre didapatkan p-value
sebesar 0,400 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak adanya hubungan
antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan
putting lecet berdasarkan tingkat pendidikan.
2. Ibu Nifas yang memiliki usia ≤ 20 tahun terdiri dari 3 (9,4%) responden dan > 20
tahun 29 (90,6%) responden. Pengetahuan Ibu nifas berdasarkakn pengetahuan
terdiri dari 2 kategori baik dan kurang baik dengan skala usia ≤ 20 tahun di
dapatkan bahwa yang memiliki pengetahuan kurang baik 3 (9,4%) responden dan
tidak ada responden yang memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan
bersadarkan skala usia > 20 tahun di dapatkan yang memiliki pengetahuna kurang
baik sebanyak 11(34,4%) dan yang memiliki pengetahaun baik 18 (56,2%)
responden. Berdasarkan hasil uji Statistik chi squre didapatkan p-value sebesar
0,039 (a <0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa adanya hubungan antara
Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan putting
lecet berdasarkan Usia.
3. Ibu Nifas yang memiliki riwayat persalinan pertama kali bersalin (Primipara)
sebanyak 10 (31,2%) responden dan yang memiliki riwayat persalinan lebih dari
satu kali (Multipara) sebanyak 22 (68,8%) responden berdasarkan Pengetahuan
ibu Nifas mengenai posisi menyusui terhadap pencegahan puting lecet terbagi
menjadi 2 yaitu yang berpengetahuan baik dan kurang baik. Ibu nifas dengan
riwayat persalinan Primipara dengan pengetahuan kurang baik terdiri dari 2
(6,2%) Responden dan yang memiliki pengetahuan yang baik terdiri dari 8
(25%) Responden. Ibu Nifas dengan riwayat persalinan Multipara yang memiliki
pengetahuan kurang baik terdiri dari 12 (37,3%) Responden dan memiliki
pengetahuan yang baik sebanyak 10 responden (31,3%) . Berdasarkan hasil uji
Statistik chi squre didapatkan p-value sebesar 0,068 (a >0,05) hal ini berarti
menunjukan bahwa tidak adanya hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas
Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan putting lecet berdasarkan
Paritas.

18
19

4. Ibu Nifas yang mendapatkan dukungan keluarga serta memiliki pengatahun yang
kurang baik sebanyak 8 (25%) responden dan yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 13 (40,6%) Responden. Sedangkan yang tidak mendapatkan dukungan
dan memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 6 (18,8%) responden dan yang
berpengetahuan baik dengan tidak mendapatkan dukungan sebanyak 5 (15,6%)
Responden. Berdasarkan hasil uji Statistik chi squre didapatkan p-value sebesar
0,373 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak adanya hubungan antara
Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan putting
lecet berdasarkan Dukungan Keluarga.

B. SARAN

Melihat dari hasil Penellitian yang telah diketahui tentang Gambaran Pengetahuan Ibu
Nifas Mengenai Posisi Menyusui Terhadap Pencegahan Putting Lecet di Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat,pada tahun 2020 maka peneliti
mengejukan saran sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat (Ibu Nifas)
Diharapan bagi masyarakat atau ibu nifas untuk dapat menggali lebih pengetahuan
mengenai posisi menyusui terhadap pencegahan putting lecet hal ini dapat
meningkatkan Kelancaran ASI dan menghindari masalah lain seperti bendungan
ASI dan mengharapkan lebih aktif lagi untuk bertanya kepada Petugas Medis
Mengeni Pencegahan Putting Lecet dan menggali informasi melalui media masa
serta rajin membaca buku Kehatan Ibu dan Anak (KIA) atau buku Pink dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan Keapada Tenaga Medis untuk tetep mempertahankan program yang
telah dijalankan yaitu kelas AXXIS (Kelas ASI Eksklusif) untuk lebih baik lagi
dari sekarag dan mempraktikkan secara langsung ketika kunjungan pada hari ke-6
mengenai posisi menyusui untuk mencegah terjadinya putting lecet dan dan dapat
memperlancar produksi ASI Eksklusif.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan untuk peneliti untuk penelitian selanjutnya untuk lebih dapat
mengenbangkan variabel seperti adakah hubungan pengetahuan ibu nifas dengan
kejadian putting lecet dan diharapkan peneliti lebih berkembang lagi dalam
penelitian selanjutnya.

19
20

20

Anda mungkin juga menyukai