Disusun oleh :
ANGGI LUTFIA EKA PUTRI WARDANI
P3.73.24.2.17.056
BAB IV
A. HASIL
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2020 dengan cara memberikan
kuesioner kepada responden yang telah di buat oleh peneliti berdasarkan pertanyaan
dari beberapa penelitian sebelumnya. Kuesioner tersebut diisi oleh Ibu Nifas 6-40 hari
di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan dengan melibatkan 32 Responden Ibu
Nifas 6-40 hari. Setelah pengambilan data dilaksanakan, kemudian data diolah
menjadi sebuah data angka dan hasil data tersebut disajikan dalam bentuk table
distribusi frekuensi. Data dianalisa dalam bentuk narasi atau uraian singkat yang
berisikan penjelasan dari masing-masing tabel data yang di sajikan.
Tabel 4.1
3
4
4
5
5
6
Pada tabel 4.1 Menunjukan bahwa rata-rata ibu nifas yang menjawab pertanyaan
pengetahuan ibu nifas mengenai posisi menyusui terhadap pencegahan putting lecet
yang menjawab benar yaitu 26,1 (81.5%) responden, sedangkan yang menjawab salah
rata-ratanya 5,9 (18,5 %) responden. Pada pertanyaan mengenai pengetahuan yang
menjawab benar semua atau dengan nilai tertinggi bener berada di pertanyaan nomor
3, 8 dan 9 yaitu ketika menyusui posisi yang nyaman untuk menyusui posisi duduk,
punggung bersndar dan kaki tidak dibiarkan menggantung dan ibu nifas paling
banyak atau dengan nilai terrendah yang menjawab benar berada di nomor 10 dengan
pertanyaan yaitu Tidak mencuci payudara dengan sabun, alkohol atau krim dapat
mencegah terjadinya puting lecet.
Pada pertanyaan mengenai Dukungan Keluarga rata-rata ibu nifas yang menjawab
benar 25,7 (80.3 %) responden sedangkan yang menjawab salah 6,3 (19,7 responen).
Sedangakan pada pertanyaan mengenai dukungan keluarga dengan jawaban “Ya”
tertinggi nilainya atau mendapatkan nilai sempurna pada pertanyaan nomor 1 yaitu
dengan pertanyaan “Apakah keluarga atau suami mendukung ibu untuk memberikan
ASI kepada bayinya ?” sedangkan yang menjawab “Ya” dengan nilai terrendah yaitu
pada pertanyaan nomor 9 dengan pertanyaan “Apakah keluarga atau suami ibu
membantu ibu untuk mengatur posisi menyusui yang nyaman ?”.
Tabel 4.2
6
7
Baik 21 65,6
Kurang baik 11 34,4
Total 32 100
2. Pendidikan
Pendidikan Dasar (SD-SMP) 9 28,1
Pendididkan Tinggi (SMA-PT) 23 71,9
Total 32 100
3. Usia
≤20 Tahun 3 9,4
>20 Tahun 29 90,6
Total 32 100
4. Paritas
Primipara 10 31,2
Multipara 22 68,8
Total 100
5. Dukungan Keluarga
Tidak Mendukung 11 34,4
Mendukung 21 65,6
Total 32 100
Dari tabel 4.1 di dapatkan data bahwa pengetahuan ibu nifas mengenai posisi
menyusui terhadap pencegahan puting lecet sebanyak 21 responden (65,6 %)
memiliki pengetahuan baik dan 11 responden (34,4 %) berpengetahuan kurang baik
dari jumlah resonden 32 orang. Sebagian besar ibu nifas di Puskesmas Grogol
Petamburan memiliki Riwayat status pendidikan Tinggi dengan kategori SMA-
Perguruan Tinggi sebanyak 23 responden (71,9%) sedangkan yang berpendidikan
Dasar dengan kategori SD-SMP sebanyak 9 responden (28,1%). Ibu nifas yang
mendapatkan dukungan keluarga atau suami saat menyusui sebanyak 21 responden
(65,6%) sedangkan yang tidak mendapatkan dukungan keluarga atau suami saat
menyusui sebanyak 11 respon (34,4%). Sebagian besar ibu nifas memiliki riwayat
persalinan Multipara atau sudah melahirkan anak lebih dari satu kali sebanyak 22
responden (68,7%) dan yang melahirkan pertama kali atau Primipara sebanyak 10
responden (31,3%). Usia terbesar ibu nifas Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan
7
8
B. ANALISA BIVARIAT
1. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Tabel Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet berdasarkan Tingkat Pendididkan
Tabel 4.3
Berdasarkan tabel 4.2 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu nifas yang
pengetahuannya kurang baik dengan tingkat Pendidikan Dasar (SD-SMP)
sebanyak 5 responden (15,6%), sedangakan ibu nifas yang memiliki pengetahuan
baik dengan tingkat pendidikan Dasar (SD-SMP) sebanyak 4 responden (12,5%).
ibu nifas yang pengetahuannya kurang baik dengan tingkat Pendidikan Tinggi
(SMA-PT) sebanyak 9 responden (28,1%), sedangakan ibu nifas yang memiliki
pengetahuan baik dengan tingkat pendidikan Tinggi (SMA-PT) sebanyak 14
responden (43,8%) dan setelah dilakukan uji Statistik chi squre didapatkan p-
value sebesar 0,400 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak adanya
hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
pencegahan putting lecet berdasarkan tingkat pendidikan.
8
9
2. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Usia.
Tabel Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet berdasarkan Usia
Tabel 4.4
Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu Nifas dengan usia
≤ 20 tahun dan memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 3 responden (9,4%)
dan tidak ada yang memiliki pengetahuan yang baik di usia ≤ 20 tahun.
Sedangkan ibu Nifas yang memiliki Usia > 20 tahun terdapat 18 respon (56,2%)
yang memiliki pengetahuan yang baik dan yang memiliki pengetahuan kurang
baik sebanyak 11 responden (34,4%). Setelah dilakukan uji Statistik chi squre
didapatkan p-value sebesar 0,039 (a <0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa
adanya hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap pencegahan putting lecet berdasarkan Usia.
3. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Paritas.
Tabel Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet berdasarkan Paritas
Tabel 4.5
9
10
Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu Nifas yang
memiliki riwayat persalinan pertama kali (Primipara) dan berpengetahuan kurang
baik sebanyak 2 responden (6,2%), sedangkan ibu Nifas memiliki riwayat
persalinan pertama kali (Primipara) dan berpengetahuan baik sebanyak 8
responden (25%). Ibu Nifas yang memilki riwayat persalinan multipara dengan
pengetahuan kurang baik sebanyak 12 responden (37,5%), sedangkan Ibu Nifas
yang memilki riwayat persalinan multipara dengan pengetahuan baik sebanyak 10
responden (31,3%). Setelah dilakukan uji Statistik chi squre didapatkan p-value
sebesar 0,068 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak adanya hubungan
antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan
putting lecet berdasarkan Paritas.
4. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Dukungan keluarga.
Tabel Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap
Pencegahan Putting Lecet berdasarkan Dukungan Keluarga
Tabel 4.6
10
11
Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu Nifas yang
mendapatkan dukungan keluarga dan memililiki pengetahuan yang kurang baik
sebanyak 6 responden (18,8%), sedangkan ibu nifas yang memperoleh dukungan
kelurga tetapi pengetahuannya baik sebanyak 5 responden (15,6%). Terdapat ibu
nifas yang tidak mendapakan dukungan dari keluarga serta memiliki pengetahuan
yang kurang baik sebanyak 8 responden (225 %) sedangkan ibu nifas yang tidak
mendapatkan dukungan dari keluarga namun memiliki pengetahuan yang baik
sebanyak 13 responden (40,6 %). Setelah dilakukan uji Statistik chi squre
didapatkan p-value sebesar 0,373 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa
tidak adanya hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap pencegahan putting lecet berdasarkan Dukungan Keluarga.
C. PEMBAHASAN
11
12
Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Azzade Ellyn Dardiana,dkk, 2011
menyatakn bahwa pendidikan adanya hubungan pendidikan dengan pengetahuan
teknik meyusui yang benar sebagai upaya mencegah terjadinya putting lecet di
desa leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang tahun 2011, dengan chi
square sebesar 28,985 dengan p value sebesar 0,000< 0,05, maka Berdasarkan
kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan hipotesa (Ho) ditolak dan Hipotesa (Ha)
diterima. Namun didukung dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu tidak hanya dari pendidikan melaikan ada informasi atau media massa,
pekerjaan, ekonomi, sosial budaya (lingkungan), pengalaman,dan usia menurut
(Notoadmodjo,2012).
2. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Usia.
12
13
Berdasarkan tabel distribusi 4.4 di dapatkan bahwa ibu nifas dengan usia ≤ 20
tahun dan memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 3 responden (9,4%) dan
tidak ada yang memiliki pengetahuan yang baik di usia ≤ 20 tahun. Usia
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah tinggi
usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang di perolehnya semakin membaik.(Notoadmodjo,2012)
Menurut Agus,2013 terdapat 2 sikap tradisional mengenai jalanya berkembang
selama hidup semakin tua akan semakin bijaksana banyak hal informasi yang
dijumpai semakin banyak dan tidak dapat mengerjakan kepandaian baru kepada
orang tua karena sudah mengalami kemundurunbaik fisik, mental maupun IQ.
Ibu Nifas yang memiliki Usia > 20 tahun terdapat 18 respon (56,2%) yang
memiliki pengetahuan yang baik dan yang memiliki pengetahuan kurang baik
sebanyak 11 responden (34,4%). Umur yaitu usia individu yang terhitung mulai
saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja (Nursalam, 2009) dalam jurnal Kesehatan Yustina Oktarida, 2019.
Didapatkan hasil Penelitian di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan pada
ibu nifas usia 6-40 hari dengan hasil uji Statistik chi squre didapatkan p-value
sebesar 0,039 (a <0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa adanya hubungan
antara Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan
putting lecet berdasarkan Usia. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
dengan Hasil uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan teknik menyusui yang benar dengan p value 0,042.
Dikatakan ada hubungan karena nilai p value0,05 dengan demikian hipotesa
diterima dengan judul penelitian “Hubungan Paritas Dan Umur Ibu Bersalin
Dengan Tekhnik Menyusui Yang Benar”.
Usia ibu nifas berdasarkan kurun waktu reproduksi atau berdasarkan faktor resiko
terbagi menjadi dua usia yaitu usia tidak beresiko untuk hamil,bersalin dan
menyusui adalah usia 20-35 tahun hal ini sesuai dengan masa reproduksi yang
baik dan mendukung dalam pemberian ASI Ekslusif dan usia beresiko yaitu lebih
dari 35 tahun Menurut hartato (2010) dalam Natalia,(2014).
Pengetahuan ibu Nifas Mengenai posisi Menyusui terhadap pencegahan putting
lecet berpengaruhi sesuai dengan uis ibu Nifas karena ibu nifas sangat
13
14
3. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Paritas.
Berdasarkan tabel distribusi 4.5 di dapatkan bahwa ibu nifas yang memiliki
riwayat persalinan pertama kali (Primipara) dan berpengetahuan kurang baik
sebanyak 2 responden (6,2%), sedangkan ibu Nifas memiliki riwayat persalinan
pertama kali (Primipara) dan berpengetahuan baik sebanyak 8 responden (25%).
Menyusui merupakan cara pemberian makan yang diberikan secara langsung oleh
ibu kepada anaknya, namun seringkali ibu menyusui kurang memahami dan
kurang mendapatkan informasi, bahkan seringkali ibu-ibu mendapatkan suatu
informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif itu sendiri, tentang bagaimana
cara menyusui atau langkah-langkah menyusui yang benar kepada bayinya, dan
kurangnya informasi yang diberikan tentang dampak apabila ASI eksklusif itu
tidak diberikan dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam
menyusui secara eksklusif kepada bayinya (Nugroho, 2014) dalam Jurnal Delima
Harapan Murniati,2017. Berdasarkan hasil data Penelitain di puskesmas
Kecamatan Grogol petamburan bahwa di dapatkan bahwa ibu primipara tidak
mengalami kesulitan mengenai pengetahuan posisi menyusui yang benar terhadap
pencegahan puting lecet dari 10 ibu nifas 8 berpengetahuan baik (25%) hal ini
tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya Uji Chi Square didapat nilai p value =
0,000 dapat disimpulkan bahwa “ada hubungan yang bermakna antara tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang cara menyusui yang benar dengan praktik menyusui pada
primipara di Brangsong II Kendal 2019 dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan
tentang Cara Menyusui dengan Praktik Menyusui pada Primipara di Puskesmas
Brangsong II Kendal”. Menurut Kristiyansari (2009) dalam Indonesian Journal of
Midwivery (IJM),2019. Langkah – langkah menyusui yang benar yaitu sebelum
menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting dan sekitar
kelang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu dan mencegah terjadinya putting lecet. Akibat dari cara
menyusui yang salah adalah puting susu nyeri dan puting susu lecet. Umumnya
ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan
berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar,
14
15
4. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Nifas Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui
terhadap Pencegahan Putting Lecet Berdasarkan Dukungan keluarga.
Berdasarkan tabel 4.6 hasil analisa diatas di ketahui bahwa ibu Nifas yang
mendapatkan dukungan keluarga dan memililiki pengetahuan yang kurang baik
15
16
16
17
BAB V
A. KESIMPULAN
17
18
18
19
4. Ibu Nifas yang mendapatkan dukungan keluarga serta memiliki pengatahun yang
kurang baik sebanyak 8 (25%) responden dan yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 13 (40,6%) Responden. Sedangkan yang tidak mendapatkan dukungan
dan memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 6 (18,8%) responden dan yang
berpengetahuan baik dengan tidak mendapatkan dukungan sebanyak 5 (15,6%)
Responden. Berdasarkan hasil uji Statistik chi squre didapatkan p-value sebesar
0,373 (a >0,05) hal ini berarti menunjukan bahwa tidak adanya hubungan antara
Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Posisi Menyusui terhadap pencegahan putting
lecet berdasarkan Dukungan Keluarga.
B. SARAN
Melihat dari hasil Penellitian yang telah diketahui tentang Gambaran Pengetahuan Ibu
Nifas Mengenai Posisi Menyusui Terhadap Pencegahan Putting Lecet di Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat,pada tahun 2020 maka peneliti
mengejukan saran sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat (Ibu Nifas)
Diharapan bagi masyarakat atau ibu nifas untuk dapat menggali lebih pengetahuan
mengenai posisi menyusui terhadap pencegahan putting lecet hal ini dapat
meningkatkan Kelancaran ASI dan menghindari masalah lain seperti bendungan
ASI dan mengharapkan lebih aktif lagi untuk bertanya kepada Petugas Medis
Mengeni Pencegahan Putting Lecet dan menggali informasi melalui media masa
serta rajin membaca buku Kehatan Ibu dan Anak (KIA) atau buku Pink dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan Keapada Tenaga Medis untuk tetep mempertahankan program yang
telah dijalankan yaitu kelas AXXIS (Kelas ASI Eksklusif) untuk lebih baik lagi
dari sekarag dan mempraktikkan secara langsung ketika kunjungan pada hari ke-6
mengenai posisi menyusui untuk mencegah terjadinya putting lecet dan dan dapat
memperlancar produksi ASI Eksklusif.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan untuk peneliti untuk penelitian selanjutnya untuk lebih dapat
mengenbangkan variabel seperti adakah hubungan pengetahuan ibu nifas dengan
kejadian putting lecet dan diharapkan peneliti lebih berkembang lagi dalam
penelitian selanjutnya.
19
20
20