Anda di halaman 1dari 1

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah yang luas, selain itu

Indonesia juga dijuluki sebagai negara maritim dimana sebagian besar wilayahnya adalah
perairan. Kondisi geografis ini memberikan dampak baik bahkan buruk bagi Indonesia.
Dampak baik yang diberikan adalah berkembangnya sektor perikanan dan kelautan,
menigkatnya perekonomian di Indonesia, dan lain-lain. Keadaan ini tidak selalu memberikan
dampak baik jika tidak dikelola dan dijaga dengan baik dan benar akan menimbulkan dampak
buruk salah satunya adalah abrasi. Abrasi merupakan terkikisnya pantai oleh tenaga
gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Badan Nasional Penanggulan Bencana
(BNPB) mencatat pada tahun 2019 telah terjadi 18 bencana abrasi di Indonesia dan diprediksi
akan terus meningkat pada tahun 2020 karena krisis iklim. Akibat dari bencana abrasi ini
adalah kerugian berupa kerusakan properti pribadi dan fasilitas umum, bahkan merenggut
nyawa banyak orang. Salah satu upaya yang dilakukan oleh warga sekitar pantai adalah
menanamkan mangrove di sekitar pantai untuk mengurangi potensi terjadinya bencana ini.
Hutan mangrove atau yang biasa disebut dengan hutan bakau merupakan ekosistem
hutan daerah pantai yang terdiri dari kelompok pepohonan yang bisa hidup dalam lingkungan
berkadar garam tinggi. Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 25% dari total luas hutan
mangrove di seluruh Indonesia, namun sebagian kondisinya kritis. Luas hutan mangrove di
Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar dan merupakan hutan mangrove terluas di dunia.
Beraneka jenis tumbuhan dijumpai di hutan bakau. Akan tetapi hanya sekitar 54 spesies dari
20 genera, anggota dari sekitar 16 suku, yang dianggap sebagai jenis-jenis mangrove sejati.
Dari jenis-jenis itu, sekitar 39 jenisnya ditemukan tumbuh di Indonesia; menjadikan hutan
bakau Indonesia sebagai yang paling kaya jenis di lingkungan Samudera Hindia dan Pasifik.
Hutan magrove tumbuh di atas lumpur tanah liat bercampur dengan bahan organic, tetapi ada
pula hutan bakau yang tumbuh di atas tanah gambut. Hutan mangrove menjadi salah satu
solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama
untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan.
Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga untuk manusia. Hutan mangrove
telah menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar 
Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air payau dan air laut.
Mangrove merupakan tanaman hasil dari kegiatan budidaya atau diambil dari alam. Tanaman
mangrove tidak dilindungi/dilarang untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman tersebut,
misalnya dimanfaatkan untuk dijadikan bahan baku kosmetik/farmasi atau bahan tambahan
tekstil. Ciri-ciri tanaman bakau ini adalah hidup dengan berkelompok dalam jumlah yang
banyak, memiliki akar yang besar dan memiliki buah. Akar-akar dari mangrove ini memiliki
fungsi diantara lain menjaga dan memantapkan pertumbuhan dari tanaman bakau. Akar
bakau membuat tanaman bakau mampu berdiri tegak dan menyangga daerah pesisir, sehingga
mampu untuk bertahan menghadapi gelombang dan mencegah terjadinya abrasi. Fungsi yang
lainnya sebagai akar napas. Akar ini akan membantu agar tanaman bakau tersebut dapat
melakukan proses respirasi dan proses fotosintesis dengan baik dan juga optimal meskipun
dalam ekosistem yang berlumpur cenderung tebal dan padat menyebabkan udara menjadi
sulit untuk diperoleh di dalam tanah (bagian air).

Anda mungkin juga menyukai