Anda di halaman 1dari 11

NAMA :

NIM : 18061104061
KELAS : 5/C2
MK : Perekonomian Indonesia
HARI/TGL : Selasa, 15-12-2020

1A. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs)


dideklarasikan pada tanggal 25 September 2015 di Kantor Pusat PBB New York oleh 193
negara sebagai komitmen Agenda Pembangunan Global. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari Tujuan Pembangunan Milenium atau
Millennium Development Goals (MDGs) yang sudah dilaksanakan selama periode 2000-2015.
SDGs merupakan penyempurnaan dari Agenda Pembangunan Global sebelumnya, karena
komitmen pembangunan tidak hanya berfokus pada pembangunan manusia, namun juga
pembangunan ekonomi ramah lingkungan serta pembangunan lingkungan hidup. SDGs
menempatkan manusia sebagai pelaku sentral dan penikmat hasil pembangunan yang bertujuan
untuk kesejahteraan manusia atau human wellbeing. Apakah pembangunan akan menghasilkan
kesejahteraan yang diinginkan manusia tergantung dari perilaku manusia itu sendiri terhadap
alam dan pemanfaatannya untuk tujuan kesejahteraan saat ini dan untuk generasi mendatang.
Kemuliaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sebagian diperlambangkan dalam 17 Tujuan
atau Goals yang terukur untuk memudahkan dalam pelaksanaannya. Meskipun demikian,
pembangunan berkelanjutan menuntut manusia untuk memperhatikan keterkaitan (interlinkages)
antar ke 17 Tujuan, dan saling ketergantungan antar 167 Target yang diukur melalui 241
indikator dan dengan memperhatikan bahwa alam dan seisinya adalah pembatas kelangsungan
kehidupan.

Buku dengan judul “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia: Konsep, Target dan
Strategi Implementasi” disusun untuk memudahkan pembaca dalam memahami kompleksitas
konsep serta tantangan implementasi dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Buku ini
menjelaskan tentang hubungan SDGs dengan konsep pembangunan berkelanjutan, tentang
Indikator serta masing-masing Tujuan dan Target SDGs yang terkumpul di dalam Pilar
Pembangunan Manusia, Pembangunan Ekonomi Hijau dan Pembangunan Lingkungan Hidup
yang didukung oleh Pilar Tata Kelola. Buku ini juga menjelaskan tentang Strategi pelaksanaan
SDGs, termasuk Strategi Pelaksanaannya di Indonesia. Apresiasi dan terima kasih kami
sampaikan kepada SDGs Center, Universitas Padjadjaran, khususnya kepada para pihak yang
telah banyak membantu: Aisyah A. Ghina, Nirwan Maulana, Megananda, Ade Maulana dan
Wiartini Citrasari, serta kepada rekan Profesor Arief Anshory Yusuf dan Dr. Zuzy Anna,
Direktur Eksekutif SDGs Center Universitas Padjadjaran.
1B. Pengertian dana desa adalah sejumlah anggaran dana yang diberikan kepada desa dari
pemerintah. Dana tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
merupakan sumber dari Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Jumlah yang diterima
paling sedikit adalah 10% dari APBN.

Dari besaran alias angka dana desa yang direncanakan bakal terus membesar, membuat semua
mata beralih ke isu ini. Pemerintah saat ini memang menempatkan pembangunan Indonesia dari
pinggiran dan itu berarti adalah desa, sebagai prioritas pembangunan. Jadi, pemerintah sedang
sangat support terhadap berbagai perkembangan desa. Ini adalah wacana cukup baru karena
sebelumnya, desa dianggap hanya bagian dari struktur di atasnya. Tapi sekarang desa memiliki
kewenangan mengatur dirinya sendiri menuju kesejahteraan bagi warganya.

Untuk mendorong desa menjadi desa sejahtera dengan kekuatan swadaya maka pemerintah
lantas mengucurkan dana desa dengan jumlah lebih besar dan memberikan kewenangan penuh
pada desa dalam hal pengelolaan dana desanya itu. Kekuatan desa ini bukan main-main
melainkan berpayung UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Tahun 2018 ini pemerintah
mengalokasikn dana Rp. 60 Triliun, sama dengan 2017 lalu. Rencana mengucurkan Rp. 120
triliun ditunda tahun 2019karena berbagai pertimbangan.

Nah, besarnya dana yang digelontorkan ke desa sekaligus besarnya inilah salahsatu yang
membuat isu ini menjadi besar. Siapa yang tidak tertarik dengan tumpukan rupiah? Masalahnya
adalah, hingga detik ini bangsa ini masih belum lepas dari cengkeraman korupsi di berbagai level
mulai dari dugaan korupsi e-KTP yang sekarang sedang dihadapi Setya Novanto yang
penankapannya sangat dramatis itu, deretan Bupati yang digelandang KPK, belum termasuk
pejabat lain yang masuk bui gara-gara korupsi.

1C.

1) Lambannya pertumbuhan ekonomi.


2) Inflasi dan defisit APBN
3) Tingginya pengangguran dan kemiskinan
4) Tingginya utang luar negeri

Teori ekonomi makro membahas beberapa hal seperti penentuan kegiatan ekonomi, tingkat
pengangguran, inflasi juga hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi secara keseluruhan. Berikut
ini merupakan ruang lingkup ekonomi yang dapat diketahui:

1. Penentuan Tingkat Aktivitas Ekonomi Negara


Poin ini akan menjelaskan seberapa jauh ekonomi dapat menghasilkan sebuah produk
dan layanan. Di mana perincian pengeluaran dapat diberikan secara keseluruhan,
termasuk pengeluaran rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pengeluaran perusahaan
serta ekspor dan impor.
2. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dalam suatu negara, dapat melakukan kebijakan yang berupa kebijakan
moneter ataupun kebijakan fiskal. Seperti yang kita ketahui bahwa ekonomi suatu negara
tidak akan terlepas dari yang namanya masalah pengangguran dan terjadi inflasi. Maka
dari itu dibutuhkan adanya kebijakan dari pemerintah.
3. Pengeluaran Keseluruhan
Ketika terjadi pengeluaran keseluruhan yang tidak mencapai tingkat ideal, maka akan
terjadi masalah dalam perekonomian suatu negara. Pengeluaran keseluruhan harus pada
tingkat yang sesuai atau yang dibutuhkan, yang di mana hal ini dapat mewujudkan
peluang kerja yang lebih baik lagi serta dapat mengendalikan laju inflasi

2A. 17 tujuan SDGs ( sustainable development goals ). TPB/SDGs merupakan komitmen global
dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu
(1) Tanpa Kemiskinan;
Mengakhiri Kemiskinan Dalam Segala Bentuk di Manapun. Dalam Outcome Document
Transforming Our World: The 2030 Agenda For Sustainable Development tujuan
mengakhiri kemiskinan menjadi tujuan “utama” dari 17 tujuan yang disepakti dalam
SDGs. Tujuan pertama dari 17 tujuan SDGs adalah “Mengakhiri Kemiskinan dalam
Segala Bentuk Di Mana Pun” (End poverty in all its forms everywhere). Tujuan utama
tersebut harus menjadi tema pembangunan, agenda utama dan berkelanjutan yang
melatari berbagai tujuan pembangunan lainnya seperti infrastruktur, pariwisata, pangan
dan energi dan lain-lain.

(2) Tanpa Kelaparan;


Menghilangkan Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi yang Baik, serta
Meningkatkan Pertanian Berkelanjutan. Kelaparan didefinisikan sebagai kondisi hasil
dari kurangnya konsumsi pangan kronik. Dalam jangka panjang, kelaparan kronis
berakibat buruk pada derajat kesehatan masyarakat dan menyebabkan tingginya
pengeluaran masyarakat untuk kesehatan. Tujuan SDGs nomor 2 yaitu untuk mengakhiri
kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan
pertanian yang berkelanjutan. Tujuan ini sejalan dengan prioritas pembangunan
Indonesia yang termaktub ke dalam prioritas ketahanan pangan dan penciptaan lapangan
kerja.
(3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera;
Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk
Semua Usia. Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni
tujuan nomor 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan
bagi semua orang di segala usia. Terdapat 38 target SDGs di sektor kesehatan yang perlu
diwujudkan. Selain permasalahan yang belum tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya
penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), pengendalian
penyakit HIV/AIDS, TB, Malaria serta peningkatan akses kesehatan reproduksi
(termasuk KB), terdapat hal-hal baru yang menjadi perhatian, yaitu: 1) Kematian akibat
penyakit tidak menular (PTM); 2) Penyalahgunaan narkotika dan alkohol; 3) Kematian
dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas; 4) Universal Health Coverage; 5) Kontaminasi
dan polusi air, udara dan tanah; serta penanganan krisis dan kegawatdaruratan.
(4) Pendidikan Berkualitas;
Menjamin Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata serta Meningkatkan
Kesempatan Belajar Sepanjang Hayat untuk Semua. Pendidikan dewasa ini merupakan
hak mendasar di dalam nilai kehidupan manusia. Pendidikan memiliki peranan yang
sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia karena pada dasarnya manusia
dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Implementasi dan
pengembangan kajian pendidikan juga harus disesuaikan dengan kondisi serta situasi
sosial yang ada di masyarakat. Sebab, pendidikan laksana eksperimen yang tidak pernah
selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan
demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia
yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki
potensi kreatif dan inovatif.
(5) Kesetaraan Gender;
Mencapai Kesetaraan Gender dan Memberdayakan Kaum Perempuan. Kesetaraan gender
akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan
memerintah secara efektif. Dengan demikian mempromosikan kesetaraan gender adalah
bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan
masyarakat (semua orang)-perempuan dan laki-laki-untuk mengentaskan diri dari
kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Pembangunan ekonomi membuka
banyak jalan untuk meningkatkan kesetaraan gender dalam jangka panjang.
(6) Air Bersih dan Sanitasi Layak;
Menjamin Ketersediaan serta Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan
untuk Semua. Air bersih dan sanitasi layak adalah kebutuhan dasar manusia. Salah satu
poin dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs)
pada sektor lingkungan hidup adalah memastikan masyarakat mencapai akses universal
air bersih dan sanitasi.
Fokus utama ada pada ketersediaan pangan, air bersih, dan energi yang merupakan dasar
dari kehidupan. Perubahan yang paling penting dalam konsumsi berkelanjutan dan
produksi akan didorong oleh teknologi, inovasi, desain produk , pedoman kebijakan
yang terperinci, pendidikan, dan perubahan perilaku. Panel mengusulkan dua belas
Universal Goals dan Nasional Target. Target tersebut menyerukan pada negara-negara
untuk “Mencapai universal akses dalam sektor air minum dan sanitasi” yang diharapkan
dapat tercapai pada tahun 2030.
(7) Energi Bersih dan Terjangkau;
Menjamin Akses Energi yang Terjangkau, Andal, Berkelanjutan dan Modern untuk
Semua. Pembangunan ekonomi yang infklusif adalah cara paling efektif untuk
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Tetapi sebagian besar kegiatan
ekonomi mustahil dilakukan tanpa tersedianya energi modern yang cukup, handal, dan
memiliki harga yang kompetitif. Energi dan cara menggunakannya harus efisien,
berkelanjutan dan sebisa mungkin terbarukan. Dalam 20 tahun terakhir, beberapa negara
telah melakukan langkah besar dalam mengurangi intensitas energi. Apabila semua
teknologi efisiensi energi yang tersedia saat ini diterapkan, konsumsi energi secara
signifikan bisa dipangkas menjadi sekitar sepertiga. Namun hanya sebagian kecil dari
potensi ini yang terealisasi.
(8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi;
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, Kesempatan
Kerja yang Produktif dan Menyeluruh, serta Pekerjaan yang Layak untuk Semua.
Memiliki pekerjaan tidaklah menjamin kemampuan untuk keluar dari cengkeraman
kemiskinan. Kekurangan peluang kerja yang layak secara terus menerus, investasi yang
tidak memadai dan rendahnya konsumsi mengarah pada erosi kontrak sosial mendasar
yang menjadi landasan masyarakat demokratis: Semua kemajuan harus dibagi bersama.
(9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur;
Membangun Infrastruktur yang Tangguh, Meningkatkan Industri Inklusif dan
Berkelanjutan, serta Mendorong Inovasi. Investasi berkelanjutan dalam infratruktur dan
inovasi adalah penggerak penting pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Saat ini
lebih dari setengah populasi dunia tinggal di perkotaan, karena itu transportasi massal dan
energi terbarukan menjadi sangat penting, begitu juga dengan pertumbuhan industri baru
serta teknologi informasi dan komunikasi. Kemajuan teknologi juga adalah kunci untuk
menemukan solusi jangka panjang bagi tantangan ekonomi dan lingkungan, seperti
menyediakan lapangan pekerjaan baru dan mendorong efisiensi energi. Mempromosikan
industri berkelanjutan serta berinvestasi dalam penelitian ilmiah dan inovasi adalah cara-
cara penting untuk memfasilitasi pembangunan berkelanjutan.

(10) Berkurangnya Kesenjangan;

Mengurangi Kesenjangan Intra dan Antar Negara. Kesenjangan pendapatan adalah masalah
global yang membutuhkan solusi global. Hal ini melibatkan perbaikan aturan, pengawasan
pasar dan institusi finansial, serta mendorong bantuan pembangunan dan investasi asing
secara langsung pada wilayah-wilayah yang paling membutuhkan. Memfasilitasi
perpindahan dan pergerakan penduduk yang aman juga menjadi kunci untuk menjembatani
perbedaan yang semakin lebar.

(11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan;


Menjadikan Kota dan Permukiman Inklusif, Aman, Tangguh dan Berkelanjutan.
Kemiskinan ekstrem seringkali terpusat di wilayah perkotaan, dan pemerintahan nasional
serta kota berjuang keras mengakomodasi pertambahan populasi di wilayah-wilayah ini.
Menciptakan kota yang aman dan berkelanjutan berarti memastikan akses pada perumahan
yang aman dan terjangkau, serta memperbaiki pemukiman kumuh. Ini juga melibatkan
investasi pada transportasi umum, menciptakan ruang hijau bagi publik, dan meningkatkan
perencanaan dan pengaturan perkotaan yang inklusif sekaligus melibatkan semua pihak.

(12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab;

Menjamin Pola Produksi dan Konsumsi yang Berkelanjutan. Pengelolaan efisien dalam
penggunaan sumber daya alam milik bersama, dan cara kita membuang sampah beracun dan
polutan adalah target penting untuk meraih tujuan ini. Selain itu mendorong industri, bisnis,
dan konsumen untuk mendaur ulang dan mengurangi sampah sama pentingnya, seperti
halnya juga mendukung negara-negara berkembang untuk bergerak menuju pola konsumsi
yang lebih berkelanjutan pada 2030. Produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab adalah
satu dari 17 Tujuan Global yang tersusun dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Dan pendekatan terpadu sangat penting demi kemajuan di seluruh tujuan.

(13) Penanganan Perubahan Iklim;

Mengambil Tindakan Cepat untuk Mengatasi Perubahan Iklim dan Dampaknya.


Memperkuat kegigihan dan kapasitas adaptasi wilayah-wilayah yang lebih rentan, seperti
negara-negara di tengah benua dan negara kepulauan, harus berjalan beriringan dengan
usaha meningkatkan kesadaran dan memasukkan langkah-langkahnya pada kebijakan dan
strategi nasional. Dengan adanya kehendak politik dan penggunaan langkah teknologi secara
luas, masih mungkin bagi kita untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata secara global pada
dua derajat Celcius di atas level masa pra-industri. Ini membutuhkan tindakan bersama
dengan segera.

(14) Ekosistem Lautan;

Melestarikan dan Memanfaatkan Secara Berkelanjutan Sumber Daya Kelautan dan


Samudera untuk Pembangunan Berkelanjutan. SDG menciptakan kerangka kerja
berkelanjutan untuk mengatur dan melindungi ekosistem laut dan pantai dari polusi yang
berasal dari darat, juga untuk menyadarkan akan dampak pengasaman samudera.
Memperkuat pelindungan dan penggunaan sumber daya laut yang berkelanjutan melalui
hukum internasional juga akan membantu mengatasi tantangan yang dihadapi samudera kita.

(15) Ekosistem Daratan;

Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan,


Mengelola Hutan Secara Lestari, Menghentikan Penggurunan, Memulihkan Degradasi
lahan, serta Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati. SDG berusaha melindungi
dan memperbaiki penggunaan ekosistem darat seperti hutan, rawa, lahan dan gunung pada
2020. Mempromosikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan menghentikan
penebangan hutan juga sangat penting untuk menghentikan dampak perubahan iklim. Harus
segera dilakukan tindakan untuk mengurangi hilangnya habitat alami dan keanekaragaman
hayati yang merupakan bagian dari warisan kita bersama.

(16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh;

Menguatkan Masyarakat yang Inklusif dan Damai untuk Pembangunan Berkelanjutan,


Menyediakan Akses Keadilan untuk Semua, dan Membangun Kelembagaan yang Efektif,
Akuntabel, dan Inklusif di Semua Tingkatan. SDG berusaha mengurangi segala bentuk
kekerasan secara signifikan, dan bekerja dengan pemerintah dan komunitas untuk
menemukan solusi jangka panjang menghadapi konflik dan rasa tidak aman. Memperkuat
aturan hukum dan mempromosikan hak-hak asasi manusia adalah kunci untuk berjalannya
proses ini, selain juga mengurangi peredaran senjata ilegal dan memperkuat partisipasi
negara-negara berkembang dalam institusi dan pemerintahan global.

(17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Menguatkan Sarana Pelaksanaan dan Merevitalisasi Kemitraan Global untuk Pembangunan


Berkelanjutan. SDG hanya bisa terwujud dengan komitmen kuat pada kemitraan dan kerja
sama global. Meskipun bantuan pembangunan resmi dari negara-negara maju meningkat
hingga 66 persen antara tahun 2000 sampai 2014, krisis kemanusiaan akibat konflik dan
bencana alam terus menuntut bantuan dan sumber-sumber finansial. Banyak negara yang
juga meminta bantuan pembangunan resmi untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perdagangan.

2B. E-money adalah uang elektronik yang dapat berfungsi untuk beberapa transaksi. Salah
satunya untuk pembayaran tol serta transportasi. Seperti yang diketahui, e-money hanya
digunakan untuk transportasi saja. Ada banyak fungsi lainnya yang bisa digunakan dari e-money
itu. Seperti beberapa fungsi berikut ini.

1. Memberikan Kemudahan
2. Tidak Menunggu Uang Kembalian
3. Mudah Diaplikasikan

Berikut beberapa contoh e-Money berbentuk kartu pra bayar yang banyak beredar dan memiliki
cakupan penggunaan yang luas di seluruh Indonesia.
 e-Money Bank Mandiri. Bank Mandiri menjadi salah satu bank pemerintah yang serius
menggeluti peluang bisnis dari e-Money. ...
 Tap Cash dari BNI. ...
 Flazz dari Bank BCA. ...
 BRIZZI dari BRI.
E-Budgeting Merupakan singkatan dari elektronik budgeting atau dalam bahasa indonesia
seringkali disebut dengan anggaran elektronik atau anggaran yang disusun secara digital, baik itu
melalui web maupun melalui aplikasi. e-budgeting merupakan program dari pemerintah
khususnya bagian e-goverment untk mendukung tranparasi dan akuntabilitas dalam budgeting.

Tujuan e-budgeting adalah supaya laporan menjadi transparan, sehingga bisa di lihat oleh semua
orang yang berwenang (dalam pemerintah dapat dilihat oleh semua masyarakat)

Contoh Aplikasi E-Budgeting adalah AJurnal by Mekari

E-Planning adalah Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah (e-planning) adalah


sebuah alat penyusunan RKPD, KUA PPAS, KUA/PPAS Perubahan, RKPD Perubahan
Kabupaten/Provinsi agar dapat terselesaikan dengan mudah, cepat, tepat dan sesuai dengan
arahan yang terkandung dalam Permendagri No.8 Nov 2014.

E-Planning  sesuai dengan Permendagri nomor 98 tahun 2018 tentang sistem informasi


pembangunan daerah. Dengan kondisi tersebut maka e-Planning dapat melakukan hal-hal
berikut:
 Terdapat alur tahapan perencanaan.
 Siap diintegrasikan dengan aplikasi keuangan daerah (e-Budgeting) manapun dan
aplikasi Kemendagri.
 Menjaga sinkronisasi dengan RPJMD.
 Fitur perumusan masalah dan validasi berjenjang.
 Fitur keterhubungan program dan kegiatan terhadap lokasi.
 Fitur partisipasi publik.
 Fitur pokok pikiran dewan.
 Fitur konsultasi dan evaluasi rancangan peraturan daerah.
Contoh Aplikasi E-Planning adalah E-Planning Bappeda

3B. Investasi dalam negeri atau yang juga dikenal dengan nama Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) dianggap mampu mendorong perekonomian suatu negara berkembang dengan
sangat baik, dimana jika investasi yang terjadi di dalam negeri mengalami peningkatan maka
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Jufrida, 2016).adapun Manfaat Penanaman Modal
Dalam Negeri, adalah sebagai berikut: mampu menghemat devisa; mengurangi ketergantungan
terhadap produk asing; mendorong kemajuan industri dalam negeri melalui keterkaitan ke depan
dan keterkaitan ke belakang; memberikan kontribusi dalam upaya penyerapan tenaga kerja;

4A. Teori perdagangan klasik


Teori - Teori Klasik
Setiap teori dalam ilmu ekonomi selalu didasarkan atas asumsi – asumsi tertentu. Demikian juga
teori – teori klasik dalam perdagangan internasional didasarkan pada pada sejumlah asumsi
sebagai berikut.
a. Dua barang dan dua negara
Asumsi ini memang sangat menyederhanakan permasalahan dalam perdagangan internasional
sehingga jauh dari realistis, apalagi zaman sekarang ini dimana negara yang tertutup /tidak
melakukan sama sekali perdagangan dengan negara – negara lain praktis tidak ada terkecuali
hanya korea utara. Namun dengan asumsi ini dasar pemikiran dari teori – teori klasik dapat lebih
mudah dipahami. Selanjutnya dengan memakai kerangka analisis dari teori – teori klasik
tersebut, isu – isu aktual yang terkait dengan perdagangan internasional dapat dianalisis dengan
kasus lebih dari 2 negara dan 2 barang (Tambunan,2004:45).
b. Nilai atas dasar biaya tenaga kerja yang sifatnya homogen
Nilai suatu barang tergantung hanya atas biaya tenaga kerja yakni jumlah tenaga kerja (dalam
jam/hari kerja) yang dibutuhkan untuk memproduksi dikali upah per pekerja. Pada masa teori
klasik faktor – faktor produksi lainnya seperti modal dan tanah dianggap tidak penting dalam
menentukan biaya produksi dan berarti juga harga produk. Dalam teori – teori klasik faktor
produksi tenaga kerja diasumsikan homogen, artinya tidak ada perbedaan tenaga kerja
antarnegara dalam kualitas (Tambunan,2004:45).
c. Biaya produksi yang tetap tidak berubah
Menurut teori – teori klasik, biaya produksi per unit output konstan, tidak berubah walaupun
volume produksi berubah. Dengan demikian, berapa pun sesuatau negara memproduksi suatu
barang, biaya atau harga per satu unitnya tetap tidak berubah. Asumsi ini juga tidak realistis
karena tidak mempertimbangkan pengaruh inflasi terhadap sisi suplai/produksi
(Tambunan,2004:45).
d. Tidak ada biaya transportasi
Ini juga merupakan penyederhanaan dari masalah karena dalam kenyataan nya biaya transportasi
sangat mempengaruhi harga jual dari suatu barang ekspor, yang berarti juga daya saing dari
barang tersebut dan akhirnya pertumbuhan ekspornya. Walaupun harus diakui bahwa dengan
kemajuan tehnologi dalam transportasi, biaya transportasi menurun dan jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu (Tambunan,2004:46).
e. Faktor – faktor produksi dapat bergerak bebas di dalam negeri tetapi tidak antar negara
Asumsi ini pada zaman nya teori – teori klasik baru muncul munkin dekat dengan kenyataan
pada masa itu karena kendala transportasi antar negara. Tetapi sekarang dapat dilihat banyak
negra yang kinerja impor manufaktur nya sangat cemerlang padahal negara – negara tersebut
sangat miskin akan bahan baku, jadi harus dibeli dari negara sedang berkembang. Dalam kata
lain tingginya mobilitas dari faktor – faktor produksi dan input – input lain antar negara
merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam menganalisis kinerja perdagangan
internasional dan daya saing dari suatu negara (Tambunan,2004:46).
f. Distribusi pendapatan tidak berubah
Dasar pemikiran dari teori – teori klasik adalah bahwa perdagangan dunia bebas akan memberi
manfaat yang sama bagi semua negara yang terlibat, jadi tidak mengakibatkan perubahan dalam
distribusi pendapatan antar negara. Dalam kenyataan nya tentu tidak demikian karena dalam
perdagangan dunia ada pihak yang dirugikan dan ada pihak yang diuntungkan yang disebabkan
oleh kondisi yang berbeda antarnegara berbeda (Tambunan,2004:46).
g. Tidak ada perubahan teknologi
Ini termasuk asumsi yang sangat penting dalam arti perdagangan dunia sangat ditentukan oleh
teknologi. Buruknya kinerja ekspor dari NSB dibandingkan dengan negara – negara maju salah
satunya dikarenakan ketertinggalan NSB dalam teknologi (Tambunan,2004:46).
h. Perdagangan dilaksanakan atas dasar barter
Mungkin karena pada zaman itu belum ada uang maka perdagangan antarnegara dilakukan atas
dasar tukar menukar barang atau barter atau umum disebut imbal beli. Sekarang ini perdagangan
internasional didominasi oleh pembayaran dengan uang walaupun tetap ada transaksi – transaksi
perdagangan antarnegara dengan sistem barter dengan alasan – alasan tertentu. Pemerintah
Indonesia juga sering melakukan nya misalnya penjualan pesawat buatan IPTN ke pemerintah
thailand dengan pembayaran dalam bentuk komoditi pertanian dari Thailand pada masa habibie
dan pembelian beberapa pesawat perang sukhoi dan helikopter dari rusia yang ditukar dengan
minyak kelapa sawit (CPO) (Tambunan,2004:46).
Teori Heckscher – Ohlin
Heckscher – Ohlin (1995) dalam teorinya mengenai timbulnya perdagangan, menganggap bahwa
negara dicirikan oleh bawaan faktor yang berbeda sedangkan fungsi produksi di semua negara
adalah sama. Menggunakan asumsi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa dengan fungsi produksi
yang sama dan faktor bawan yang berbeda, suatu negara akan cenderung untuk mengekspor
komoditi yang secara relatif intensif dalam menggunakan faktor produksi yang relatif banyak
dimiliki karena faktor produksi melimpah dan murah. Suatu negara juga akan mengimpor
komoditi yang faktor produksi nya relatif langka didapat dan biaya yang mahal .
Teori Heckscher Ohlin(H-O) mempunyai dua kondisi penting sebagai dasar dari munculnya
perdagangan internasional, yaitu ketersediaan faktor produksi dan intensitas dalam pemakaian
faktor produksi atau proporsi faktor produksi. Oleh karena itu teori H-O sering juga disebut teori
proporsi atau ketersediaan faktor produksi. Produk yang berbeda membutuhkan jumlah atau
proporsi yang berbeda dari faktor – faktor produksi. Perbedaan tersebut disebabkan oleh
teknologi yang menentukan cara mengkombinasikan faktor – faktor produksi yang berbeda
untuk membuat suatu produk (Tambunan,2004:66).
Dalam teori H-O keunggulan komparatif dijelaskan oleh perbedaan kondisi penawaran dalam
negeri antar negara . Dasar dari pemikiran teori ini dalah sebagai berikut. Negara – negara
mempunyai cita rasa dan preferensi yang sama, menggunakan teknologi yang sama, kualitas dari
faktor – faktor produksi sama, menghadapi skala tambahan hasil yang konstan tetapi sangat
berbeda dalam kekayaan alam atau ketersediaan faktor – faktor produksi. Perbedaan ini akan
mengakibatkan perbedaan dalam hargarelatif dari faktor produksi . Perbedaan ini akan
mengakibatkan perbedaan dalam harag relatif dari faktor – faktor produksi antar negara.
selanjutnya perbedaan tersebut membuat perbedaan dalam biaya alternatif dari barang yang
dibuat antar negara yang menjadi alasan terjadinya perdagangan antarnegara. Menurut teori H-O
tiap negara akan berspesialisasi pada jenis barang tertentu dan mengekspornya yang bahan baku
atau faktor produksi utamanya berlimpah atau harganya murah di negara tersebut dan
mengimporbarang – barang yang bahan baku atau faktor produksi utamanya langka atau mahal
(Tambunan,2004:67-68).

6B. Hubungan investasi dan kemiskinan

Menurut Sukirno (2000) kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus
akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional
dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting
dari kegiatan investasi, yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran
agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan
nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan
menambah kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai