Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan
menjadi masalah global yang melanda dunia. HIV adalah singkatan dari human
immunodeficiency virus. Virus ini menyerang kekebalan tubuh dan melemahkan
kemampuan tubuh untuk melawan inveksi dan penyakit. HIV belum bisa di
sembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa di gunakan untuk memperlambat
perkembangan penyakit. Pengobatan ini juga akan membuat penderitanya hidup
lebih lama, sehingga bisa menjalani hidup dengan normal. Dengan diagnosis HIV dini
dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS. AIDS
adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV.
Perlu pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja sebab, masa remaja
merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi perilaku seksual
dewasa. Kurangnya pemahaman tentang perilaku seksual pada remaja amat
merugikan bagi remaja itu sendiri termasuk keluarganya, sebab pada masa ini
remaja mengalami perkembangan yang penting yaitu kognitif, emosi, sosial dan
seksual (Soetjiningsih, 2010).
Penelitian Amaliyasari dan Puspitasari (2008), tentang perilaku seksual anak
usia pra remaja di daerah lokalisasi disimpulkan bahwa, faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi perilaku seksual adalah kontak dengan daerah lokalisasi, hal ini
berisiko terhadap penyebaran penyakit menular seksual. Amat disayangkan apabila
remaja yang berada di daerah lokalisasi menjadi lebih berisiko.
HIV/AIDS merupakan penyakit infeksi yang sangat berbahaya karena tidak
saja membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia namun juga pada negara
secara keseluruhan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan HIV ?
2. Bagaimana cara penyebaran HIV ?
3. Mengapa perilaku seks berisiko terhadap HIV?
4. Mengapa pengonsumsian narkoba menyebabkan HIV?
5. Bagaimana Pencegahan penularan HIV?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian HIV
2. Untuk mengetahui cara penyebaran HIV
3. Untuk memahami perilaku seks yang berisiko terhdap HIV
4. Untuk mengetahui bahwa pengonsumsian narkoba menyebabkan HIV
5. Untuk mengetahui pencegahan penularan HIV
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian HIV
HIV adalah singkatan dari human immunodeficiency virus. Virus ini
menyerang kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan
inveksi dan penyakit. HIV belum bisa di sembuhkan, tapi ada pengobatan yang bisa
di gunakan untuk memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan ini juga akan
membuat penderitanya hidup lebih lama, sehingga bisa menjalani hidup dengan
normal. Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak
akan berubah menjadi AIDS. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV.
b. Penyebaran HIV
HIV adalah jenis virus yang rapuh. Tidak bisa bertahan lama di luar tubuh
manusia. HIV bisa di temukan di dalam cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.
Cairan yang di maksud adalah cairan sperma, vagina, anus, darah, dan ASI. HIV tidak
bisa menyebar melalui keringat dan urin. faktor penyebab dan penyebaran virus
HIV / AIDS terbagi menjadi 2 kelompok utama yaitu melalui hubungan sex tidak
aman dan bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika.

c. Perilaku sex yang beresiko tinggi terkena HIV


Penularan infeksi yang mematikan ini paling banyak terjadi karna prilaku sex
yang beresiko tinggi selain itu, berbahaya bagi remaja jika mereka memiliki
hubungan sex sebelum yang bersangkutan memahami apa itu prilaku sex yang
bertanggung jawab.
 Contoh prilaku sex yang beresiko tinggi, yang dapat menularkan HIV antara
lain:
1. Hubungan intim tanpa Kondom
2. Hubungan sex oral
3. Aktifitas sexual dini (sebelum 18+)
4. Perilaku sexual anal
5. Memiliki pasangan yang beresiko tinggi (pasangan yang terinfeksi HIV)
6. Tidak setia pada pasangan
7. Berhubungan sex dengan pemakai narkotika suntik
 Alasan mengapa orang ber prilaku sex beresiko tinggi adalah:
1. Tidak paham tentang infeksi sexual menular dan cara penularan nya
2. Tidak berkomuniksi dengan pasangan mengenai prilaku sex yang aman
dan bertanggung jawab
3. Tidak tahu caea melindungi dirinya dari infeksi sexual menular
4. Tidak paham gejala-gejala infeksi sexual
5. Tidak berobat ketika sudah terjangkit infeksi sexual menular
6. Kurang memiliki akses terhadap layanan dan penyuluhan kesehatan
mengenai penyakit sexual menular
7. Mengonsumsi alcohol, narkoba, yang membuat seseorang menjadi lebih
mungkin melakukan hubungan sex yang tidak aman.

d. Pemakaian narkoba yang mengakibatkan HIV


Pengguna Napza suntik (penasun) merupakan salah satu populasi berisiko
tinggi yang rawan terinfeksi HIV. Penasun tidak hanya menyumbang kasus HIV
melalui perilaku menyuntik yang tidak aman, tetapi juga melalui perilaku seksual
berisiko.
Peningkatan kasus baru Human Immuno deficiency Virus (HIV) yang
disebabkan oleh pengguna Napza suntik (penasun) cukup besar. Penasun mendorong
laju epidemi HIV dibeberapa Negara di dunia (Mathers,et al, 2007; UNAIDS &
WHO, 2007). HIV dapat menyebar dengan cepat diantara pengguna Napza suntik dan
dapat meningkatkan prevalensi HIV dari yang pada awalnya masih 0 menjadi
meningkat hingga 20-50% (Emmanuel, 2009).
Seseorang yang berada di dalam pengaruh obat tertentu lebih cenderung
melakukan perilaku beresiko faktanya, darah yang terinfeksi HIV juga dapat masuk
ke larutan obat dengan berbagai cara diantaranya:
1. Menggunakan alat suntik yang terkontaminasi darah untuk menyiapkan obat
2. Menggunakan kembali air untuk melarutkan obat
3. Mengggunakan kembali tutup botol, sendok, atau wadah lain nya untuk
melarutkan obat dalam air dan untuk memanaskan larutan obat
4. Menggunakan kembali sebagian kembali kapas atau filter rokok untuk
menyaring partikel yang dapat menyumbat jarum
5. Bandar narkoba dapat mengemas kembali alat suntik bekas dan menjualnya
sebagai alat suntik yang steril.
Selain itu, penyalahgunaan dan kecanduan obat juga dapat memperburuk
gejala HIV, seperti menyebabkan gejala cedera syaraf dan keruskan kognitif
serta mempengaruhi sistem imun dan mempercepat perkembangan penyakit,
perawatan untuk penyalahgunaan obat dapat efektif untuk mencegah
penyebaran penyakit, akibat kuat penyalahgunaan obat dan penyebaran HIV
seperti menghentikan atau mengurangi penggunaan obat dan prilaku yang
beresiko. Banyak pengidap HIV mengalami infeksi karena kondisi sistem imun
nya yang melemah.
e. Pencegahan penularan HIV/AIDS
Untuk menurunkan angka kasus HIV/AIDS di Indonesia, ada rumus ABCDE yang selama
ini disosialisasikan sebagai cara pencegahan HIV/AIDS.
– A (abstinace) adalah tidak berhubungan seks di luar nikah. Sarsanto mengatakan edukasi
mengenai HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi dilakukan mulai dari siswa siswi SMP.
- B (be faithful) adalah saling setia pada pasangan. Sarsanto menjelaskan, banyak pria yang
suka "jajan" di luar dan tidak menggunakan kondom sehingga dapat membawa virus saat
pulang ke rumah. HIV kemudian bisa menular ke istri di rumah saat berhubungan seksual.
Untuk itu, setia pada pasangan atau tidak bergonta-ganti pasangan berhubungan seks juga
menjadi kunci pencegahan HIV.
- C (condom), yaitu penggunaan kondom saat berhubungan seksual. Penggunaan kondom
ini dinilai sangat efektif mencegah penularan HIV. Sarsanto mengungkapkan, Thailand
sukses menurunkan angka HIV karena melakukan kampanye membagikan kondom gratis.
"Kondom itu satu-satunya yang efektif mencegah penularan dalam hubungan seks,".
Namun, di Indonesia kampanye menggunakan kondom bisa menimbulkan kontroversial,
seperti yang pernah dialami mantan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.
- D (don't use drugs) atau tidak memakai narkoba. Kasus penularan HIV juga banyak terjadi
pada pengguna napza suntik secara bergantian.
- E (equipment) yang artinya menggunakan peralatan steril. Tedak menggunakan jarum
suntik secara bersamaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV (human immunodevesiensi virus) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia . penyebab dan
penyebaran virus HIV / AIDS terbagi menjadi 2 kelompok utama yaitu melalui
hubungan sex tidak aman dan bergantian jarum suntik saat menggunakan narkotika.
Hubungan antara narkoba dan perilaku seks yang tidak aman saling memiliki
keterkaitan karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi seseorang yang
mengakibatkan terinfeksinya virus HIV.

B. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan perlu berperan aktif dalam memberantas
permasalahan HIV/AIDS, dengan melakukan promkes kepada masyarakat guna
menambah pengetahuan dan mengubah mindset masyarakat tentang penyakit
IHV/AIDS kea rah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://lifestyle.kompas.com/read/2016/12/02/150000823/.abcde.pencegahan.penularan.h
iv

JURNAL : Gambaran Perilaku Berisiko HIV pada Pengguna Napza Suntik di Provinsi Jawa Tengah,
Amalia Eka Cahyani,, Bagoes Widjanarko, Budi Laksono

Anda mungkin juga menyukai