Anda di halaman 1dari 6

Emergency Room’s Doctor

Manual Book
Jaga
Jaga IGD meliputi jaga triage dan jaga dalam
Jaga triage ditemani oleh seorang perawat triage. Untuk pasien dengan prioritas 5 dapat
diselesaikan di ruang triage. Kalaupun memerlukan konsul ke dokter spesialis, dapat dilakukan
oleh dokter jaga triage.
Jaga dalam dibagi menjadi dokter resusitasi dan dokter non resusitasi.
Dokter resusitasi meliputi pasien resusitasi, anak dan obgyn. Jika ada pasien yang dipindah dari
ruang non resusitasi, maka selanjutnya tanggung jawab berpindah kepada dokter resusitasi.

Pergantian Shift
Shift pagi dimulai dari jam 07.30- 14.30 (dihitung 7poin jam kerja)
Shift sore dimulai dari jam 14.30- 21.30 (dihitung 7poin jam kerja)
Shift malam dimulai dari jam 21.30- 07.30 (dihitung 10poin jam kerja)
Jaga pagi poli gubernur dilakukan kalau mas Adia ga ada, stand by di kantor gubernur dari jam
09.00- abis dzuhur (dihitung 5poin jam kerja), kalo mas Adia ada, libur dan tidak dihitung poin
Jaga triage sementara ini cuman untuk shift siang dan shift pagi untuk hari libur (dihitung 5poin jam
kerja)

Pasien secara umum


Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Jangan lupa tanyakan apakah ada obat rutin
yang dikonsumsi.
Berikan penjelasan terhadap gejala yang dialami mengarah ke diagnosa apa. Apa
rencana yang akan dilakukan meliputi pemeriksaan penunjang (lab dan radiologi), berapa
lama estimasi menunggu, rencana konsul ke bagian mana.
Estimasi lab yaitu sekitar 2jam. Lab yang bisa diperiksa hanya lab yang menunjang ke
arah gawat darurat. Jadi jangan harap bisa periksa kolesterol dan asam urat.
Tolong teliti dalam memilih permintaan lab pasien. Tidak perlu semua diminta. Karna
sayang tagihannya. Apalagi kalau pasien umum.
Radiologi biasanya klo pagi, lama nunggunya, karna dibacakan oleh spesialis radiologi. Di
luar jam dinas, ya paling lama setengah jam udah jadi.
Untuk permintaan radiologi, tolong tuliskan dengan jelas klinis pasien.
Untuk pemeriksaan thorax pada anak <6bulan, lakukan dengan thorax AP, selebihnya
dengan thorax PA.
Bisa dilakukan cito bed, jika pasien tidak memungkinkan untuk diantar ke radiologi.
Tinggal telpon ke 175, biasanya mereka nanya identitas, no kib, tanggal lahir, jaminan
kesehatan dan klinis pasien.
Untuk cito USG, lapor ke dr radiologi yang jaga. Jadwalnya sisa telpon radiologi.
Jika ragu dengan pemeriksaan apa yang perlu dilakukan, bisa telpon konsulan, jadi ga sia
sia pemeriksaan yang udh dilakukan, terutama CT Scan yang cukup mahal.
Jika pasien rencana dipulangkan, KIE baik baik pasien tersebut, bahwa kondisinya
memungkinkan untuk dipulangkan, bisa dilihat dari kondisi pasien setelah diterapi, hasil
lab dan radiologi yang baik. Semua pasien terutama pasien BPJS, harus disertai dengan
surat rujukan balik ke faskes tingkat pertamanya. Tidak boleh langsung ke poli, kecuali
pasien obgyn. Tuliskan tindakan dan obat yang telah kita beri, jangan lupa lampirkan
pemeriksaan yang telah dilakukan.
Pada pasien yang dilakukan tindakan, jangan lupa mengisi form persetujuan tindakan
medis setelah sebelumnya dijelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan dari
tindakan tersebut. Jika pasien dan keluarga menolak, isi form penolakan tindakan medis.
Pasien Rencana Operasi
Silakan diperiksakan untuk HbSAg, 112 dan BTCT. Jangan lupa untuk puasakan pasien
minimal 6jam sebelum operasi.
Telpon OK IGD untuk daftar pasien rencana operasi. Laporkan identitas pasien, DPJP,
rencana tindakan, hasil HbSAg, 112 dan BTCT. Siap darah atau tidak. Rencana rawat
post op dimana. Rencana main jam berapa.
Lapor anastesi. Hampir sama dengan lapor OK IGD.

Aplusan
Aplusan dilakukan untuk semua dokter jaga yang jaga sebelum dan sesudah. Dilakukan aplusan
mulai dari bagian resus, obgyn, anak, resus anak, medis dan bedah. Sebaiknya dokter jaga
selanjutnya menuliskan kondisi terbaru pasien yang belum diselesaikan agar lebih jelas dan
tertulis saat aplusan.
Aplusan meliputi pasien yang sudah diselesaikan, pasien yang belum diselesaikan (dijabarkan
diagnosa pasien dan pemeriksaan penunjang ataupun konsul apa yang belum diselesaikan),
pasien waiting list, pasien isolasi, pasien yang sedang dilakukan operasi CITO OK IGD, pasien
rujukan.

Rujukan
Pasien yang diterima meliputi pasien:
1. Pasien yang memiliki kriteria emergency dan memerlukan tindakan yang tidak bisa dilakukan
di Faskes rujukan.
2. Memerlukan penanganan dokter spesialis yang hanya ada di RSUD AWS misalnya bedah
saraf, bedah plastik, bedah onkologi
3. Pasien yang memerlukan injeksi VAR
Jika pasien yang memerlukan ruang intensif (ICU, ICCU, PICU, NICU) atau memerlukan peralatan
khusus seperti inkubator, CPAP, dsb, silakan hubungi ruangan yang dituju dan tanyakan apakah
masih ada kamar atau peralatan yang dituju. Jika ada, silakan diterima. Untuk pasien yang
memerlukan ICU, minta ke dokter jaga atau perawat yang merujuk untuk menelpon dr. Satria, Sp.
An, sesuai arahan beliau, beliau memang meminta untuk dihubungi terlebih dahulu.
Jika tidak ada, terutama untuk pasien yang memerlukan NICU, dr. Hendra, Sp. A (kepala NICU)
menyarankan untuk ditolak saja. Untuk pasien yang memerlukan PICU dan tidak ada, dr Sherly,
Sp. A menyarankan silakan tetap dikirim dengan konsekuensi dirawat di ruangan biasa dengan
peralatan dan perawatan seadanya.
Untuk pasien GEH dan mereka merujuk hanya untuk endoskopi saja dan setelah endoskopi
dibawa pulang lagi, dr. Shinta, Sp. PD(K)GEH, beliau tidak mau menerima, kecuali mau
dialihrawatkan sekalian ke beliau.
Untuk pasien obgyn, jika yang jaga adalah dr. Prima Deri Pella, Sp. OG, setiap rujukan silakan
menghubungi beliau dahulu.
Jika pasien rujukan datang, tetap ditujukan ke dr jaga di bagian masing2. Yang perlu
resusitasi, tetap aplusan ke dr resusitasi walaupun yang terima telpon dr medis. Dan
sebaliknya begitu.
Jangan lupa tanyakan pemeriksaan yang telah dilakukan.
Untuk pasien penurunan kesadaran, lakukan CT Scan ulang jika terjadi penurunan dua
poin GCS. Atau memang permintaan konsulan.
Untuk hasil lab, jika meragukan atau sudah lebih dari dua hari, silakan lakukan
pemeriksaan ulang.
Untuk EKG silakan lakukan ulang.

Tata Cara Konsul


Sebelum ke tiap tiap bagian, jangan lupa bertanya kepada konsulan, apakah pasien yang
dikonsulkan ini memerlukan ruang intensif atau tidak.
Penyakit Dalam
Semua konsulan gampang ditelpon. Kecuali saat malam hari, biasanya di atas jam 1 atau 2 pagi
pada susah ditelpon. Jika pasien “aman”, bisa dikonsulkan setelah subuh. Jika mendesak, bisa
ditelpon berulang kali pada konsulan yang jaga, kalaupun tidak bisa, biasanya dr. Nirapambudi,
Sp. PD siap sedia.
Untuk pasien GEH, kecuali hari selasa, silakan konsul ke dr. Shinta, Sp. PD(K)GEH. Hari selasa
tetap ke dr. Nirapambudi, Sp. PD
Untuk pasien yang direncanakan untuk HD Cito oleh konsulan jaga, tetap memerlukan ACC dari
dr. Kuntjoro, Sp. PD. Biasanya paling gampang, pasien CKD pro HD, langsung aja konsul ke dr.
Kuntjoro, Sp. PD, supaya tidak dua kali konsul. Jangan lupa periksakan HbSAg nya saja. Jangan
lupa juga untuk pasang Double Lumen ke anastesi.
dr. Kuntjoro, Sp. PD sempat berpesan untuk pasang double lumen, beliau lebih menyarankan
untuk dipasang oleh: dr. Mulyono, Sp. An, dr. Teddy, Sp. An, dr. Satria, Sp. An. So, you know lah
ya yang mana yang paling enak dikonsul. wkwkwkkwkw.

Jantung
Tanggal 1-15 itu jadwalnya dr. Furqan, Sp. JP. Konsul beliau bisa via wa atau telpon. InsyaAllah
dibalas, kalau lambat dibalas, biasanya beliau lagi tindakan. Kadang beliau nanya lab.
Selain itu konsul ke dr. Puri, Sp. JP. Klo ga jelas biasanya beliau minta kirim foto EKG via wa.
Jangan lupa selesaikan pemeriksaan laboratorium terutama elektrolit atau troponin T.
Klo ada kegawat daruratan, seperti ROSC atau post VT VF gitu gitu, dr. Furqon, Sp. JP biasanya
lebih enak dikonsulin. Klo dr. Puri, Sp. JP, menuntut untuk GP musti tau apa yang harus dilakukan,
dan beliau terima bersih setelah lab selesai.
Jangan lupa juga tanyakan ruangan mana untuk pasien tersebut. ICCU atau ruang biasa.

Paru
Jadwal paru tiap bulan berbeza, jadi tolong diperhatikan karena semua konsulan paru cukup
“concern” dengan jadwal mereka.
Jika pasien sesak, jangan lupa diperiksakan sampai BGA, karna pasti ditanya.
Lakukan foto rontgen thorax PA, klo baru aja dilakukan, tidak usah diulang.
Untuk jadwal dr. Donni, Sp. P, beliau hanya menerima konsul via wa. Biasanya cepat dibalas,
klopun lambat dibalas, misalnya sampai berjam jam, silakan ingatkan beliau dengan cara
menelpon. Beliau biasanya mencantumkan minta dirawat di ruang mana. Biasanya seruni. Tapi klo
pasien minta kelas 1, beliau biasanya minta di anggrek.
Untuk dr. Marwan, Sp. P, beliau minta untuk dikirimkan dulu foto rontgen via wa, klo sudah dibalas,
silakan telpon.
Untuk dr. Ridmawan, Sp. P, beliau cukup teliti untuk anamnesa dan pemeriksaan fisik. Dan beliau
ngingetin siapa siapa aja yang menurut beliau kurang berkompeten. Sadeeeeeesssssss. Jangan
lupa tanyakan beliau, pasiennya mau dirawat di ruang mana.
Untuk dr. Yanti, Sp. P, enaklah semuanya.

Obgyn
Semua konsulan obgyn cukup “concern” dengan jam jaga pada saat pasien datang, karna
menentukan pasien itu masuk di jam jaga mereka apa engga.
Untuk jam jaganya yaitu jaga pagi dari jam 07.00- 14.00 teng. lewat dari jam itu, masuk ke yang
jaga sore.
Jam cito dari jam 14.00- 06.59.
Untuk hari jumat, jam jaga pagi dari jam 07.00- 12.00.
Sebenernya ada jadwal jaga yang dikasih ke IGD, tapi biasanya mereka suka tukeran, paling
aman, telponlah VK IGD (188)
Semua pasien obgyn yang gawat darurat, tidak memerlukan pemeriksaan penunjang, silakan
langsung telpon langsung konsulan yang jaga.
Konsul pasien sesuai dengan yang jaga. Jika memang yang jaga tidak bisa dihubungi, silakan
konsul ke dr. Montessori, Sp. OG.
Semua pasien obgyn wajib dilaporkan, dan ACC pulang dari konsulan. Jangan lupa untuk
membuat surat rujukan ke Poli Kandungan RSUD AWS, cantumkan hasil konsul pada advice.
Tuliskan siapa konsulan yang memulangkan.
Untuk dr. Novia, Sp. OG, beliau sangat teliti, jika pasien tersebut pasien rujukan, beliau biasanya
minta bacakan dari mana pasien dirujuk, hasil pemeriksaan di sana, apa yang udah dilakukan dan
diagnosa dari sana. Beliau nanya sampai tinggi badan ibu, berapa lama waktu menikah, riwayat
kehamilan dan partus. Dan jangan sampai salah, karna beliau sangat ingat pasien yang
dikonsulkan.
Untuk dr. Prima, Sp. OG, jangan lupa pada saat konsul memperkenalkan diri sebagai “saya dokter
xxx”, untuk pasien gynec, biasanya beliau ga tapi repot. Tapi klo pasien obstetri, beliau pasti nanya
siapa yang VT, periksa HIS dan sebagainya. Jadi pintar pintarlah untuk menjawabnya.
Untuk dr. Yasmin, Sp. OG, klo dulu beliau minta yang dilapor pasien yang gawat atau yang bisa
dipulangkan. Kalau inpartu biasa, silakan naik ke VK.
Untuk dr. Montessori, Sp. OG, beliau juga cukup teliti dan beliau ingat pasien yang dilapor.
Biasanya klo ada apa apa, beliau pasti nyari siapa yang jaga.
Untuk konsulan lain, aman aja. dr. Hesti, Sp. OG biasanya ngirim beberapa pasien ke IGD AWS,
dengan catatan kecil “harap hubungi saya”
dr. Erwin, Sp. OG, biasanya juga ngirim pasiennya ke IGD, tapi klo ga ada catatan “hubungi saya”,
lapor ke yang jaga.

Anak
Jam dinas 08.00- 16.00
Jam cito 16.00-07.59
Jadwal sesuai dengan jadwal jaga yang diberikan SMF tiap bulan.
Biasakan konsul pasien anak, setelah memperkenalkan diri, identitas pasien, jenis kelamin, usia
dan berat badan.
Untuk dr. Tjan, Sp. A, silakan lapor tanpa menunggu hasil lab. Apalagi klo sampai mengganggu
tengah malam.
Untuk dr. Hendra, Sp. A, biasa di atas jam 12 malam sulit dihubungi, beliau bisa dihubungi lagi di
atas jam 06 pagi.
Untuk pasien bayi dengan ikterik, langsung lapor ke konsulan, tanyakan perlu pasang infus atau
tidak. Biasanya dr. Hendra, Sp. A, ga mau klo semua pasien harus diinfus. Klo minumnya bagus,
biasanya langsung masuk aja tanpa pasang infus.
Biasanya beberapa konsulan hanya menyebutkan jenis obat, untuk dosis bisa dilihat di komputer.
Untuk pasien yang memerlukan intubasi, tanyakan ke konsulan apakah beliau sendiri yang mau
datang untuk tindakan, atau GP boleh mengerjakan, atau anastesi yang mengerjakan. Klo GP
yang mngerjakan, tanyakan ETT nomer berapa, pakai cuff atau tidak, kedalaman ETT seberapa,
settingan ventilator jika pakai ventilator.
Untuk pasien yang memerlukan CPAP, tanyakan settingan CPAP.
Untuk pasien susp DHF, jangan lupa lakukan pemeriksaan vital sign rinci, tinggi dan berat
badan, status gizi anak. Jika pasien gemuk, jangan lupa cari berat badan ideal.
Jika pasien DHF sesak, jangan lupa lakukan pemeriksaan Rontgen thorax PA dan RLD
(right lateral decubitus), jika memang memungkinkan untuk diantar ke radiologi.
Untuk pasien bayi yang sesak, jangan lupa untuk dilakukan rontgen thorax AP.

Saraf
Sesuai jadwal, klo dr Yetty, Sp. S, beliau minta kirim foto CT Scan via wa dan beliau detail dalam
menanyakan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
dr. Dwi Ananda, Sp. S, terapinya berbeza dengan konsulan yang lain, terutama untuk
management stroke hemoragik yang disertai dengan hipertensi emergensi, jadi cepet2 aja konsul
ke beliau.
Jika pasien stroke dengan onset akut walaupun serangan kedua dsb, bisa masuk ke stroke unit.
setelah sebelumnya minta ACC saat konsul.

Mata
Sesuai jadwal, klo mau dan bingung matanya kenapa, bisa langsung kirim foto via wa.
Intensif care
Meliputi HCU, ICU belakang, ICU Sakura
Klo ICU Belakang full, bisa nitip ke ICU Sakura (lapor ke dr Teddy, Sp. An). ICU Sakura
mau aja terima pasien titipan(kecuali ada bedah jantung), asal dijelaskan ke keluarga
bahwa di sana hanya sementara, dan jika ICU belakang ada yang kosong, maka pasien
akan ditransfer ke belakang.
Semua pasien yang perlu intensif care, wajib lapor ke dr. Satria, Sp. An, walaupun intensif
care yang dituju bednya penuh. Biasanya klo memang layak masuk, beliau bakal
menggeser pasien yang bisa digeser. Kriteria yg diterima yaitu pasien dengan GCS di atas
8 dan mau dilakukan tindakan. Klo misalnya ada pasien dengan CKD menolak HD,
biasanya beliau ga mau.
Beliau orangnya detail. Dari jam masuk, lapor urut dan rinci serincinya.

NICU/PICU
Untuk pasien yang memerlukan NICU harap lapor ke dr. Hendra, Sp. A; untuk PICU harap lapor ke
dr. Sherly, Sp. A. Lapor mereka cuman untuk ACC masuk. Terapi tetap pada konsulan yang jaga
saat itu.
Jika ada pasien NICU atau PICU yang menjadi waiting list di IGD, harap dilapor ulang pada kepala
NICU/PICU, jadi besok paginya bisa divisite. Untuk konsul dr. Hendra, Sp. A bisa jam 7 pagi.
Untuk dr. Sherly, Sp. A bisa jam 07.30 atau 08.00, dr. Sherly, Sp. A juga biasanya bisa dilaporkan
via wa.

Bedah
1 Pasien MULTITRAUMA, yang melibatkan dua divisi bedah, silakan konsul ke
bedah umum dulu, dan dari bedah umum yang menentukan untuk konsul dan
DPJPnya siapa.
2 dr. MO, dr. IL: jika ada pasien dengan kegawatan, peritonitis, curiga
appendicitis acute, snake bite langsung lapor, jangan menunggu lab maupun
pemeriksaan penunjang yang lain. Beliau berdua juga tipe yang visite pasien di
IGD, jadi tetap harus bersiap siaga.
3 Pasien dengan nyeri perut kanan bawah, terutama PEREMPUAN,
periksakan juga pptest.
4 Jika pasien curiga dengan peritonitis atau ileus obstruksi:
a Pasang DC
b Pasang NGT dekompresi
c Puasakan
d Lab
e BNO 3 posisi
5 Jika ada pasien rujukan, dalam surat rujukan tidak ditujukan ke bagian
mana:
a Pasien Tumor pada Kepala/Leher, Limfoma, mammae: konsul ke
bagian ONKOLOGI
b Abdomen, misalnya Ca Colon, Tumor Intra Abdomen: ke BEDAH
UMUM
c Pasien gangrene ke BEDAH UMUM
6 Jika pasien rujukan sudah jelas dilapor ke mana, silakan konsul ke bagian
yang dituju
7 Untuk pasien dengan trauma maxillofacial, jika DPJP dr. Wahyu atau dr. MO,
konsulkan dulu ke beliau berdua, nanti beliau berdua yang menentukan apakah
tetap ditangani bedah umum atau ke bedah plastik.
8 Untuk pasien vulnus laceratum pada anggota gerak yang tidak mengganggu
pembuluh darah, tendon maupun saraf, silakan dikerjakan langsung. Jika vulnus
berukuran lebar, dan terkena tendon, pembuluh darah dan saraf, silakan konsul ke
ORTOPEDI
9 Vulnus di wajah untuk segala usia dikonsulkan ke bedah umum. Idealnya
dikerjakan di OK, tapi kalau pasien menolak karna alasan biaya atau keberatan
harus rawat inap, silakan tetap konsul ke DPJP, dan diberitahukan tentang
kemungkinan yang terjadi klo dikerjakan di IGD (jahitan yang tidak rapi, yang
mengganggu estetika)
10 Jangan lupa ambil foto klinis terutama pasien dr. WA dan dr. IL
11 Jika pasien dikonsulkan ke bedah plastik, lakukan pemeriksaan fisik dengan
benar menyangkut ukuran luka, dasar luka, dan yang paling penting PASTIKAN
PASIEN MAU DIRAWAT ATAU TIDAK.
12 Bedah Anak yang penting tidak delay.
13 Pasien bedah saraf yang paling penting adalah pelaporan GCS yang harus
benar dan tepat. Penurunan GCS lebih dari dua poin, silakan konsul ulang.
14 Indikasi CT Scan: penurunan kesadaran, amnesia dan muntah proyektil.
Nyeri kepala tidak termasuk indikasi. Jika pasien telah di CT Scan, wajib untuk
lapor ke bedah saraf.
15 Nyeri kepala curiga SOL sil

Anda mungkin juga menyukai