Anda di halaman 1dari 8

ILMU GIZI

(Gangguan Gizi dari Budaya)

Dosen Pengampu : Dra.Yuspa Hanum, MS.

Disusun oleh : Praktek F

Eka Nur Rahmadani 5203342029

Nila Amelia 5203342026

Desti arisca 5203342008

PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah ILMU GIZI.

Tidak lupa saya juga mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Dra. yuspa Hanum,
MS. yang telah menjelaskan materi tentang ILMU GIZI sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini.
Namun dalam pembuatan makalah ini saya memiliki banyak kekurangan baik dari
segi teknik penulisan maupun penggunaan bahasa yang tidak tepat. Oleh karena itu saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan tugas dilain
waktu.

Saya sangat berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi pembaca.

Medan, 25 Maret 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………….………
KATA PENGANTAR……………………………………………………….….……
DAFTAR ISI………………………………………………………….…….….............
BAB I PEMBAHASAN……………………………………………………........

A. PENGERTIAN GIZI..............................……………….
B. GANGGUAN GIZI DARI BUDAYA………………….
C. CARA-CARA PERBAIKAN UNSUR GIZI......................……..
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................
.........................
BAB 1
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GIZI

Gizi adalah zat-zat sebagai komponen pembangun tubuh manusia dalam


rangka mempertahankan dan memperbaiki jaringan-jaringan agar fungsi tubuh
manusia itu sendiri dapat berjalan sebagaimana mestinya. Mengabaikan asupan
gizi berarti juga kita membiarkan fungsi-fungsi jaringan tubuh tidak bekerja secara
maksimal.

B. GANGGUAN GIZI DARI BUDAYA

Gizi berperan penting dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, khususnya


dalam memastikan lahirnya individu yang berkualitas. Selaras dengan butir kedua
Sustainable Development Goals (SDGs) yang disepakati oleh 153 negara anggota
PBB, termasuk Indonesia, pentingnya peningkatan status gizi masyarakat
dituangkan oleh Presiden Joko Widodo dalam Nawacita poin ke-lima.

Sebagai masalah kesehatan masyarakat, menangani masalah gizi tidak dapat


hanya dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Penyebab timbulnya masalah gizi dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti,
kemiskinan, kurangnya persedian pangan, sanitasi yang buruk, minimnya
pengetahuan gizi dan pola asuh anak, serta perilaku buruk dalam mengonsumsi
makanan di kalangan masyarakat. Pola konsumsi makanan sendiri sangat
dipengaruhi oleh budaya setempat.
Berbeda lokasi berbeda pula cara masyarakat mendefinisikan makanan dan
kecukupan gizi serta menentukan pola makan. Orang Jawa belum merasa makan
sebelum makan nasi, orang Papua terbiasa makan berat dengan makan sagu.
Tidak jarang masyarakat kita menganggap kalau belum mengonsumsi nasi belum
dianggap makan.

Pola pikir masyarakat masih beranggapan bahwa kebutuhan makan adalah


dengan memakan makanan yang tinggi atau kaya karbohidrat tanpa
mempertimbangkan kecukupan gizi yang seimbang ini menunjukkan bahwa aspek
sosial budaya masih mendominasi perilaku dan kebiasaan makan yang
masyarakat Indonesia.

Sementara masalah gizi terjadi di banyak tempat di berbagai daerah di Indonesia,


hanya sebagian pihak yang memandangnya sebagai fenomena sosial. Sebagian
lain masih menganggap hal ini sebagai fenomena kesehatan semata. Tidak banyak
yang menyadari luasnya dimensi masalah gizi dapat meliputi masalah lingkungan
dan ketersediaan pangan, pola asuh dan pendidikan, kondisi ekonomi dan
budaya.

Faktor budaya memengaruhi siapa yang mendapat asupan makanan, jenis


makanan yang didapat dan banyaknya. Sangat mungkin karena kondisi budaya
dan kebiasaan ini seseorang mendapatkan asupan makanan lebih sedikit dari
yang sebenarnya ia butuhkan. Di Indonesia, sebagian besar masyarakat
menganut sistem patriarki. Dalam sistem patriarki, garis keturunan diambil dari
seorang Ayah (laki – laki), status sosial laki – laki lebih tinggi daripada perempuan.
Konsekuensinya, ayah lebih sering diutamakan memakan makanan yang telah
disajikan oleh Ibu. Sesederhana ayah lah yang paling sering mendapatkan jatah
makanan lebih dulu di meja makan. Bahkan, beberapa daerah di Indonesia
mengharuskan pemisahan antara makanan yang harus disajikan untuk Ayah dan
anggota keluarga yang lain. Kondisi budaya seperti ini turut berkontribusi pada
kondisi gizi anak dan ibu hamil di dalam keluarga karena semua sistem keluarga
patriarki berhubungan erat dengan ketidaksetaraan gender.

Dari gambaran di atas, terlihat betapa kebiasaan makan tidak dapat dilepaskan
dari nilai – nilai sosial budaya masyarakat. Sementara kebiasaan makan sangat
erat kaitannya dengan upaya pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Kurangnya asupan gizi akan meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi dan
berbagai penyakit kronis yang pada gilirannya akan mengurangi produktivitas
dalam bekerja dan berkontribusi kepada masyarakat.

Memahami keterkaitan antara kebiasaan makan, pola makan, sistem keluarga


dan pengolahan makanan dapat membantu tenaga kesehatan, penyusun
kebijakan dan program kesehatan dalam memahami kondisi gizi dan kesehatan
masyarakat Indonesia secara lebih menyeluruh. Dengan demikian penyusunan
strategi kebijakan dan program-program upaya peningkatan status gizi
masyarakat dapat lebih tepat guna dan sasaran. Apabila ini tercapai, secara
bertahap transformasi kesehatan lebih dari 250 juta menuju arah yang positif
akan tercapai. (YY / MFW).
C. CARA-CARA PERBAIKAN STATUS GIZI

Pengaturan makanan adalah upaya untuk meningkatkan status gizi, antara lain
menambah berat badan dan meningkatkan kadar Hb. Berikut adalah pengaturan
makanan yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi:

•Kebutuhan energi dan zat gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis
kelamin, dan aktivitas;

•Susunan menu seimbang yang berasal dari beraneka ragam bahan makanan,
vitamin, dan mineral sesuai dengan kebutuhan

•Menu disesuaikan dengan pola makan;

DATRAR PUSTAKA

https://titiknol.co.id/gaya-hidup/pengertian-gizi-dan-manfaatnya-bagi-tubuh/

Anda mungkin juga menyukai