ABSTRACT
The general objective of this study was to know how far the effect to changing of Rupiah’s Exchange
Rate to American Dollar by three factor of economic: inflation rate, interest rate and money supply, and also
to know its causality link. The evaluations are carried out by several data of inflation rate, interest rate and
money supply from that two country. A multiple regression was done to determine how far the effect of the
variables above. Some statistical test, that is related to regression, was done too. Also Granger’s causality test
was done to know the causality link. Based upon data analyzed in this study, there are some conclusions as
follow: (1) if inflation rate, interest rate and money supply is used partially, there is no significant influence or
effect on changing of exchange rate. (2) in other way, if those factor is integrated in using of analysis, there
is quite significant. (3) and the last, for interest rate and money supply have causality relation to changing of
exchange rate, but not inflation rate.
ABSTRAK
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh efek terhadap perubahan nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika oleh tiga faktor ekonomi: tingkat inflasi, tingkat bunga dan jumlah uang
beredar, dan juga untuk mengetahui hubungan kausalitasnya. Evaluasi dilakukan oleh beberapa data tingkat
inflasi, tingkat bunga dan jumlah uang beredar dari dua negara. Regresi berganda dilakukan untuk menentukan
seberapa jauh pengaruh dari variabel-variabel di atas. Beberapa uji statistik, yang berhubungan dengan regresi,
dilakukan juga. Uji kausalitas Granger juga itu dilakukan untuk mengetahui link kausalitas. Berdasarkan data
yang dianalisis dalam penelitian ini, ada beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) jika tingkat inflasi, tingkat
bunga dan jumlah uang beredar digunakan sebagian, tidak ada pengaruh signifikan atau efek pada perubahan
nilai tukar. (2) dengan cara lain, jika dipergunakan faktor yang terintegrasi maka menghasilkan hasil yang
cukup signifikan. (3) dan untuk tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar memiliki hubungan kausalitas
dengan perubahan nilai tukar, tetapi tingkat inflasi.
Kata kunci: inflasi, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, nilai tukar.
139
PENDAHULUAN
Interest Rate Parity Theory (IRP) atau teori IRP
adalah salah satu teori yang paling dikenal dalam
Proses globalisasi menyebabkan kegiatan atau keuangan internasional yang menerangkan bagaimana
aktivitas ekonomi sekarang menjadi satu kesatuan hubungan bursa mata uang asing dengan pasar uang
global (globally unified). Perubahan yang terjadi pada internasional. Teori ini menyatakan bahwa perbedaan
ekonomi suatu negara, secara cepat mempengaruhi tingkat bunga pada pasar uang internasional akan
ekonomi negara lain terutama negara-negara yang cenderung sama dengan forward rate premium atau
menjadi partner ekonomi atau mempunyai hubungan discount.
ekonomi yang sangat erat. Dalam kenyataannya, korelasi antara tingkat
Perubahan-perubahan dalam aktivitas ekonomi bunga, inflasi dan nilai tukar tidaklah signifikan,
ini biasanya tercermin dalam perubahan atau karena dipengaruhi secara simultan oleh kejadian
fluktuasi nilai mata uang. Tentu saja, konsekuensinya baru dan informasi yang sama (Kulkarni, 2008).
bagi perusahaan-perusahaan multinasional atau Karena setiap kali ada perubahan yang terjadi akan
perusahaan-perusahaan eksportir atau importir akan selalu diikuti oleh penyesuaian-penyesuaian yang
menghadapi kecemasan depresiasi atau apresiasi. akan dilakukan.
Belum lagi mengantisipasi aktivitas para spekulan Beberapa studi mengenai perilaku pembentukan
mata uang yang kadang cukup signifikan mem harga atau inflasi telah banyak dilakukan di beberapa
pengaruhi nilai mata uang. negara, yang umumnya dengan menggunakan
Secara umum yang mempengaruhi nilai tukar pendekatan ekonometrik/makro dan data agregat
adalah faktor fundamental, faktor teknis, faktor (Quah and Vahey, 1995; Gali, 1999; Bullard and
psikologis dan faktor spekulasi, sedangkan secara Keating, 1995�����������������������������������
)����������������������������������
. ��������������������������������
Studi berikutnya memperlengkapi
tidak langsung penawaran (supply) dan permintaan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
(demand) dari suatu mata uang dipengaruhi oleh yaitu dengan mengakomodir beberapa aspek antara
neraca pembayaran (balance of payment), tingkat lain perilaku pembentukan upah di pasar input,
inflasi, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan, perilaku kegiatan di sektor wholesale, serta penekanan
peraturan dan kebijakan pemerintah. analisis pada kekakuan harga (price rigidity). Secara
Berdasarkan sudut pandang teori makroekonomi, umum, kedua studi tersebut menyimpulkan bahwa
ada empat faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar, inflasi di Indonesia lebih disebabkan oleh dorongan
yaitu tingkat suku bunga, tingkat inflasi, peredaran biaya (cost-push), yang umumnya dipicu oleh
uang dan neraca pembayaran. Ketiga faktor yang kenaikan administered price, pajak, upah minimum,
pertama merupakan faktor-faktor yang sangat penting dan depresiasi rupiah. Sementara
����������������������������
itu, tekanan sisi
dalam mempengaruhi atau menentukan nilai tukar. permintaan tidak begitu kuat, kecuali pada perayaan
Neraca pembayaran merupakan faktor yang cukup hari besar keagamaan. Temuan penting lainnya adalah
kompleks, karena mempertimbangkan lebih banyak pembuktian mengenai perilaku kekakuan harga yang
faktor ekonomi dibanding ketiga lainnya (Miranda S., bersifat downward rigidity (���������������
Riyatno, 2007).
1993) Dari sisi Bank Indonesia, kuatnya pengaruh
Pengaruh tingkat inflasi terhadap kurs mata uang tekanan dari sisi penawaran tersebut mengimplikasi
asing dapat dijelaskan dengan purchasing power kan pentingnya penerapan kebijakan moneter.
parity theory (PPP) atau teori kesamaan daya beli. Dalam hal ini, pengaruh kebijakan moneter
PPP absolut, yang juga disebut law of one price terhadap struktur biaya dapat dibagi menjadi tiga
(LOP) menyatakan bahwa harga suatu barang atau saluran, yaitu expected inflation, nilai tukar, dan
produk yang sama di dua negara yang berbeda akan suku bunga. Kebijakan yang bersifat ekspansioner
sama pula dinilai dalam mata uang yang sama. Jika dapat menyebabkan terjadinya depresiasi yang pada
ada perbedaan harga dalam mata uang yang sama, gilirannya dapat menaikan harga-harga produk
maka akan ada perubahan permintaan sehingga harga manufacturing melalui peningkatan harga bahan
barang juga berubah. Konsekuensinya perubahan baku yang diimpor. Kebijakan tersebut juga dapat
harga yang terjadi akan berakibat pada penyesuaian meningkatkan ekspektasi inflasi baik secara langsung
nilai tukar. melalui sisi permintaan agregat maupun secara tidak
PEMBAHASAN Uji -t
Uji t dilakukan untuk melihat apakah koefisien-
Uji Durbin-Watson koefisien masing-masing variabel bebas signifikan
Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelum atau tidak terhadap variabel tak bebas secara terpisah.
nya, di mana asumsi yang mendasari suatu pengujian Dalam uji t harus ditentukan derajat kebebasan (df)
di dalam regresi linier harus memenuhi asumsi dasar yang di mana diperoleh dari jumlah sampel dikurangi
bahwa tidak terdapat autokorelasi antara variabel jumlah regresor (variabel). Pada penelitian ini didapat
bebas yang satu dengan variabel bebas yang lainnya. derajat kebebasan adalah 13 (18 – 5 = 13). Dengan level
Dalam uji ini diperoleh nilai D = 2,332. Pada tabel of significance = 0,01, dan tα/2 = 0,005, maka didapat
Durbin-Watson terdapat dua nilai, yaitu nilai bawah nilai t-tabel adalah 3,012. Dari hasil perhitungan
(dl) dan nilai atas (du). Jika nilai D yang diperoleh nilai t untuk semua variabel berada di bawah nilai
berada di atas nilai du, maka tidak terjadi autokorelasi, t-tabel, sehingga dari hal ini dapat diartikan bahwa
sedangkan jika nilai D berada dibawah nilai dl, maka semua variabel bebas, yaitu inflasi suku bunga dan
terjadi autokorelasi. Dengan menggunakan level money supply tidak signifikan terhadap variabel tak
of significance = 0,01 dan k = 4 (jumlah variabel bebas dalam hal ini perubahan nilai tukar Rupiah
dikurang 1) didapat nilai dl = 0,61 dan du = 1,60. terhadap Dollar Amerika secara parsial atau terpisah.
Karena nilai D yang diperoleh adalah 2,332, maka Oleh karena itu, harus dilakukan pengujian dalam hal
nilai ini terletak di atas nilai du, sehingga dengan kata ini uji-F untuk melihat secara bersama-sama cukup
lain tidak terjadi autokorelasi dalam regresi ini. signifikan mempengaruhi nilai tukar.