Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN

“ Aliran Aliran Filsafat”

Disusun oleh :

KELOMPOK 9 NAMA:

Emiya Margaretha Sabriana Br Tarigan (5203142028)


Mila Rosa Saragih (5203142027)
KELAS : A TATA BOGA

Dosen Pembimbing: Dr. Farihah, M.Pd

Fakultas Teknik
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul Aliran-Aliran Filsafat dapat kami
selesaikan. Makalah ini disusun agar pembaca mendapat wawasan serta pengetahuan mengenai
Aliran-Aliran Filsafat . Namun Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penyusun meminta kritik dan saran yang membangun.

Dalam menyusun makalah ini,penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dr.Farihah,M.Pd dan kepada rekan kelompok yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini. Tugas ini dibuat sebagai salah satu dalam proses pembelajaran. Semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan
terima kasih.

Kabanjahe, 27 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2
2.1 Pengertian Filsafat ........................................................................................................ 2
2.2 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan.............................................................................. 2
2.3Manfaat Filsafat Pendidikan .......................................................................................... 3
2.4 Aliran-Aliran Filsafat ................................................................................................... 3
BAB III
PENUTUP........................................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 5
3.2 Saran.............................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencari kebenaran. Manusia tidak pernah puas
dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan mencari kebenaran yang sesungguhnya
dengan bertanya-tanya untuk mendapatkan jawaban. Namun setiap jawaban-jawaban tersebut
juga selalu memuaskan manusia.
Sehingga kita akan mempelajari lebih dalam. Dengan mempelajari filsafat ini kita dalam
lebih mengerti dengan apa yang segarusnya kita lakukan pada proses pendidikan dalam
kehidupan kita. Karena banyak yang harus kita pahami dan mengerti dalam aliran-aliran
filsafat pendidikan tersebut.

1.2 Rumus Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan filsafat ?
2. Apakah pengertian dari filsafat pendidikan ?
3. Apakah manfaat filsafat ?
4. Apa sajkah aliran-aliran dalam filsafat?

1.3 Tujuan
1. Agar kita dapat memahami pengertian filsafat
2. Agar dapat mengetahui arti dari filsafat pendidikan
3. Mengetahui manfaat dari filsafat
4. Memahami aliran-aliran dalam berfilsafat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat

Secara etimologis, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari
bahasa Yunani yaitu philosophia yang terdiri dari kata philien yang berarti cinta dan sophia yang
berarti kebijaksanaan.

Jadi bisa kita artikan bahwa filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan atau love of wisdom
dalam arti yang sedalam-dalamnya.

Atau dapat kita simpulkan filsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala
fenomena yang ada dalam kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan
mendalami sebab-sebab terdala, lalu dijabarkan secara teoritis dan mendasar.

2.2 Pengertian Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan adalah muara ide dari berbagai kebutuhan utama pendidikan seperti
model pembelajaran dan berbagai aspek lain yang dibutuhkan untuk melanjutkan saga keilmuan
pendidikan. Seperti filsafat pada umumnya, filsafat ini juga mempertanyakan berbagai
kemungkinan yang telah dan/atau bisa diambil lalu diputuskan untuk menggiati keilmuan ini.

Dahulu, filsafat pendidikan sempat masuk menjadi salah satu mata kuliah yang akan
dipelajari pada program studi pendidikan jenjang sarjana. Namun, belakangan mata kuliah ini
ditiadakan dan secara eksklusif baru diberikan ketika mahasiswa menempuh pendidikan pasca
sarjana. Alasannya? Karena dianggap terlalu berat.

Padahal, sebetulnya tidak serumit itu. Hanya saja filsafat memang harus dilakukan secara
sistematis. Konsepsi keilmuan biasanya dapat diklasifikasikan dengan: pengertian, jenis, tujuan,
dsb. Namun karena filsafat pendidikan pada dasarnya adalah cabang filsafat, terminologi dan
metode filsafat yang digunakan juga harus jelas.
2.3 Manfaat Filsafat

Adapun kita mempelajari filsafat pendidikan yaitu sebagai berikut:

1. Filsafat menolong mendidik.


2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalanpersoalan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas.
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri.
5. Filsafat memberikan dasar-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun
untuk ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan
sebagainya.

2.4 Aliran Aliran Filsafat

 Aliran Idealisme

Idealisme adalah suatu aliran filsafat yang paling tua yang umumnya disandarkan dengan filsuf
besar Plato. Aliran ini memiliki suatu keyakinan bahwa realitas ini terdiri dari subtansi sebagaimana ide-
ide atau spirit. Alam nyata tergantung pada Tuhan sebagai Jiwa Universal. Alam nyata ini adalah
pancaran dan ekspresi dari Jiwa Universal itu. Realitas yang sesungguhnya bukanlah terletak pada
bendanya, tetapi pada sesuatu yang berada didalam dan mengikat zat tersebut, sehingga ia menjadi wujud.
Pengetahuan menurut aliran ini tidak lain adalah yang ada dalam ruang idea.

1) Tokoh-Tokoh Aliran Idealisme

Aliran ini banyak melahirkan tokoh-tokoh besar yang sangat berpengaruh, di antaranya yaitu:

 Plato (477 -347 SM)

Menurut Plato, kebaikan merupakan hakikat tertinggi dalam mencari kebenaran. Tugas ide adalah
memimpin budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah
mengetahui ide, manusia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakannya
sebagai alat untuk mengukur, mengklarifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-
hari.

 J. G. Fichte (1762-1914 M.)[3]

Ia adalah seorang filsuf Jerman. Ia belajar teologi di Jena (1780-1788 M). Pada tahun 1810-1812
M, ia menjadi rektor Universitas Berlin. Filsafatnya disebut “Wissenschaftslehre” (ajaran ilmu
pengetahuan). Secara sederhana pemikiran Fichte: manusia memandang objek benda-benda dengan
inderanya. Dalam mengindra objek tersebut, manusia berusaha mengetahui yang dihadapinya. Maka
berjalanlah proses intelektualnya untuk membentuk dan mengabstraksikan objek itu menjadi pengertian
seperti yang dipikirkannya.

 G. W. F. Hegel (1770-1031 M.)[4]


Ia belajar teologi di Universitas Tubingen dan pada tahun 1791 memperoleh gelar Doktor. Inti
dari filsafat Hegel adalah konsep Geists (roh atau spirit), suatu istilah yang di ilhami oleh agamanya. Ia
berusaha menghubungkan yang mutlak dengan yang tidak mutlak. Yang mutlak itu roh atau jiwa,
menjelma pada alam dan dengan demikian sadarlah ia akan dirinya. Roh itu dalam intinya ide (berpikir).

2) Idealisme dalam Pendidikan

Aliran idealisme terbukti cukup banyak berpengaruh dalam dunia pendidikan. Idealisme terpusat
tentang keberadaan sekolah. Aliran inilah satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental
terhadap naturalisme. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan
manusia sebagai kebutuhan spiritual, dan tidak sekedar kebutuhan alam semata.

Bagi aliran idealisme, peserta didik merupakan pribadi tersendiri, sebagai makhluk spiritual.
Guru yang menganut paham idealisme biasanya berkeyakinan bahwa spiritual merupakan suatu
kenyataan, mereka tidak melihat murid sebagai apa adanya, tanpa adanya spiritual. Sejak idealisme
sebagai aliran filsafat pendidikan menjadi keyakinan bahwa realitas adalah pribadi, maka mulai saat itu
dipahami tentang perlunya pengajaran secara individual. Pola pendidikan yang diajarkan filsafat
idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran tidak sepenuhnya berpusat dari anak atau materi pelajaran,
juga bukan masyarakat tapi idealisme. Maka tujuan pendidikan menurut aliran idealisme terbagi atas tiga
hal, tujuan untuk individual, masyarakat, dan campuran antara keduanya.

Pendidikan idealisme untuk individual antara lain bertujuan agar anak didik bisa menjadi kaya
dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki kepribadian yang harmonis, dan pada akhirnya
diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan
idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan antar manusia. Sedangkan tujuan secara
sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individual dengan sosial sekaligus, yang juga
terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan.

 Aliran Realisme

Pada hakikatnya kelahiran realisme sebagai suatu aliran dalam filsafat sebagai sintesis antara filsafat
idealisme Immanuel Kant di satu sisi dan empirisme John Locke di sisi lainnya. Realisme ini kadang kala
disebut juga neo rasonalisme. John Locke memandang bahwa tidak ada kebenaran yang bersifat metafisik
dan universal. Ia berkeyakinan bahwa sesuatu dikatakan benar jika didasarkan pada pengalaman-
pengalaman indrawi, sifatnya induksi. John Locke menyangkal kebenaran akal.

Gagasan filsafat realisme terlacak  dimulai sebelum periode abad masehi dimulai, yaitu
dalam pemikiran murid Plato bernama Aristoteles (384-322 SM). Sebagai murid Plato, sedikit
banyak Aristoteles tentu saja memiliki pemikiran yang sangat dipengaruhi Plato dalam
berfilsafat. Dalam keterpengaruhannya, Aristoteles memiliki sesuatu perbedaan pemikiran yang
membuatnya menjadi berbeda dengan Plato
Aristoteles memandang dunia dalam terma material. Segala sesuatu yang ada dihadapan
kita adalah sesuatu yang riil dan terpisah dari alam pikiran, namun ia dapat memunculkan pikiran
melalui upaya selektif terhadap berbagai pengalaman dan melalui pendayagunaan fungsi akal.
Jadi, realitas yang ada adalah dalam wujud natural, sehingga dapat dikatakan bahwa segala
sesuatu selalu digerakkan oleh alam.
 Aliran Materialisme

Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul
setelah melihat materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide, bukan ide
menentukan materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang berpikir tentang meja
dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang berbentuk meja dan kursi
belum atau tidak ada.

Demokritos (460-360 SM), merupakan pelopor pandangan materialisme klasik, yang disebut juga
“atomisme”. Demokritos beserta para pengikutnya beranggapan bahwa segala sesuatu terdiri dari bagian-
bagian kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (yang disebut atom). Atom-atom merupakan bagian dari
yang begitu kecil sehingga mata kita tidak dapat melihatnya. Atom-atom itu bergerak, seehingga dengan
demikian membentuk realitas pada pancaindera kita.

Ludwig Feuerbach (1804-1872) mencanangkan suatu meta-fisika materialistis, suatu etika


yang humanistis, dan suatu epistemology yang menjungjung tinggi pengenalan inderawi. Oleh karena itu,
ia ingin mengganti idealisme Hegel (guru Feuerbach) dengan materialisme. Jadi, menurut Feuerbach,
yang ada hanyalah materi, tidak mengenal alam spiritual. Kepercayaan terhadap Tuhan hanyalah
merupakan suatu proyeksi dari kegagalan atau ketidakpuasan manusia mencapai cita-cita kebahagiaan
dalam hidupnya. Dengan kegagalan tersebut manusia memikirkan suatu wujud di luar yang dikhayalkan
memiliki kesempurnaan, yang merupakan sumber kebahagiaan manusia, suatu wujud yang bahagia secara
absolute. Oleh karena iu, Tuhan hanyalah merupakan hasil khayalan manusia. Tuhan diciptakan oleh
manusia itu sendiri, secara maya, padahal wujudnya tidak ada.

Tokoh-tokoh Aliran Materialisme

Terdapat beberapa tokoh-tokoh yang terdapat pada aliran materialisme:

a. Demokritos (460-360 SM)

Demokritos merupakan pelopor pandangan materialisme klasik, yang disebut juga “atomisme”.

b. Julien de Lamettrie (1709-1751)

Mengemukakan pemikirannya bahwa binatang dan manusia tidak ada bedanya,karena semuanya
dianggap sebagai mesin. Buktinya,bahan (badan) tanpa jiwa mungkin hidup (bergerak),sedangkan jiwa
tanpa bahan (badan) tidak mungkin ada. Jantung katak yang dikeluarkan dari tubuh katak masih
berdenyut (hidup) walau beberapa saat saja.

c. Ludwig Feuerbach (1804-1972)

Ludwig Fuerbach mencanangkan suatu metafisika,suatu etika yang humanistis,dan suatu


epistemology yang menjunjung tinggi pengenalan inderawi. Oleh karena itu,ia ingin mengganti idealisme
Hegel (guru Feurbach) dengan materialisme.

d. Karl Marx (1818-1883)


Nama lengkap Karl Heinrich Marx,dilahirkan di Trier,Prusia,Jerman. Sewaktu menjadi mahasiswa ia
terpengaruh oleh ajaran Hegel dan dapat mencapai gelar dokter dalam bidang filsafat. Pemikiran Karl
mark disebut pula dialektik materialisme dan historis materialisme. Di dalam berpikir,Karl Marx
menggunakan dialektika dari Hegel,oleh sebab itu disebut dialektika materialisme. Demikian pula disebut
historis materialisme karena berdasarkan kepada perkembangan masyarakat atau sejarah atas materinya.

1. Ciri-ciri filsafat materialisme

- Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi

- Tidak meyakini adanya alam ghaib

- Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu

- Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum

- Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaq

2. Variasi aliran filsafat materialisme

Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme
metafisik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi dari uraian makalah diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat adalah
filsafat merupakan sebuah studi yang membahas segala fenomena yang ada dalam kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan skeptis dengan mendalami sebab-sebab terdala, lalu
dijabarkan secara teoritis dan mendasar.

Kita harus mampu memahami filsafat beserta dengan aliran-alirannya karena itu sangat
lah hal yang penting baik di lingkungan kelurga, diluar keluarga seperti di perkuliahan sebagai
mahasiswa.

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan diatas maka sebagai mahasiswa kita harus memahami filsafat
pendidikan baik dalam kehidupan sehari hari kita. Kritik dan saran kami harapkan dari teman-
teman mengenai pembahasan di karya tulis kami guna kesempurnaan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://knowledgeisfreee.blogspot.com/2015/11/makalah-modern-filsafat-pendidikan.html

https://pt.slideshare.net/reninazta/aliran-aliran-filsafat-pendidikan

https://www.kompasiana.com/jodhioding/5cbc89bea8bc1526e32a2c22/apa-itu-filsafat-pengertian-dan-
kegunaan-filsafat

Anda mungkin juga menyukai