Anda di halaman 1dari 4

Nama Anggota :

Nabila Permatasari (180422623090)


Nanda Ratna Agustina (180422623082)
Offering HH
SUMMARY
MANAGING INTERNAL AUDIT & AUDIT EVIDENCE

A. Managing Internal Audit


Posisi senior dalam organisasi yang bertanggung jawab atas kegiatan audit
internal. Istilah ini juga mencakup jabatan-jabatan seperti auditor umum, kepala audit
internal, kepala auditor internal, direktur audit internal, dan inspektur jenderal.
Fungsi audit internal dikelola secara efektif ketika:
1. Hasil pekerjaan audit internal mencapai tujuan dan tanggung jawab yang termasuk
dalam piagam audit internal
2. Fungsi audit internal sesuai dengan Standar
3. Individu yang merupakan bagian dari fungsi audit internal menunjukkan
kesesuaian dengan Kode Etik dan Standar
4. Fungsi kegiatan audit internal mempertimbangkan tren dan masalah yang muncul
yang dapat berdampak pada efektivitas fungsi audit internal
Independence and Objectivity
- Objektivitas Individu
- Kemandirian Organisasi
- Standar IIA 1130 Jika independensi atau obyektivitas terganggu pada
fakta atau penampilan, detail penurunan nilai harus diungkapkan
kepada pihak yang tepat. Sifat pengungkapan akan tergantung pada
penurunan nilai.

Proficiency and Due Professional Care

- Proficiency /kecakapan
- Due professional care

KOMUNIKASI DAN PERSETUJUAN

Tata kelola

- Tata kelola = Kombinasi proses dan struktur yang diterapkan oleh


dewan untuk menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan
memantau kegiatan organisasi menuju pencapaian tujuannya.

Manajemen Risiko

- Manajemen risiko = Suatu proses untuk mengidentifikasi, menilai,


mengelola, dan mengendalikan peristiwa atau situasi potensial untuk
memberikan jaminan yang masuk akal mengenai pencapaian tujuan
organisasi.

Kontrol

- Kontrol/pengendalian = Setiap tindakan yang diambil oleh manajemen,


dewan, dan pihak lain untuk mengelola risiko dan meningkatkan
kemungkinan tujuan dan sasaran yang ditetapkan akan tercapai.
Rencana manajemen. mengorganisir, dan mengarahkan kinerja
tindakan yang memadai untuk memberikan jaminan yang masuk akal
bahwa tujuan dan sasaran akan tercapai.

Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas

- Quality assurance/ jaminan kualitas


- Program jaminan dan peningkatan kualitas
- Persyaratan Program Jaminan dan Peningkatan Kualitas

Penggunaan Teknologi untuk Membantu Proses Audit Internal


Pertimbangan yang utama yang dihadapi oleh auditor adalah menentukan jenis
dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan
keyakinan yang memadai bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta
dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar.
A. Audit Evidence
Pertimbangan auditor dalam pengumpulan bukti audit:
1. Prosedur yang digunakan
2. Ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu
3. Item yang dipilih dalam populasi
4. Pelaksanaan dilakukannya prosedur
Karakteristik bukti audit yang meyakinkan:
1. Competence (kompeten)
2. Sufficiency (cukup)
3. Combined Effect (efek gabungan)
4. Persuasiveness and cost (tingkat keyakinan dan biaya)
Jenis Perolehan Bukti Audit
1. Physical Examination (inspeksi/perhitungan)
2. Confirmation (tanggapan)
3. Documentation (dokumentasi)
4. Analytical procedures (analisis prosedur)
5. Inquiries of the client (wawancara dengan klien)
6. Reperformance (Pengujian kembali)
7. Observation (Observasi)
IMPLEMENTASI
1. Managing Internal Auditor Function
Menurut IIA Standar 2120 : aktivitas audit internal harus mengevaluasi efektivitas
dan berkontribusi terhadap peningkatan proses manajemen risiko.
Implementasi:
- Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan
system manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Perseroan
- Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di
bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia,
pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya
2. Audit Evidence
Implementasi:
Auditor internal melakukan perubahan pendekatan melalui remote auditing.
Dengan remote auditing, auditor melakukan seluruh atau sebagian prosedur auditnya
secara jarak jauh (remote). Beberapa data dan dokumen mestinya sudah dapat
diperoleh atau diakses dari kantor pusat perusahaan. Terlebih lagi jika perusahaan
sudah menggunakan aplikasi ERP (enterprise resource planning) di mana hampir
semua data sudah dalam bentuk digital dan tersedia terintegrasi dalam satu sistem.
Dengan tersedianya akses ini maka auditor mestinya sudah dapat
melakukan review dokumen dan review analitis di kantor pusat, sebelum mengunjungi
klien.

Dengan demikian, pada saat kunjungan ke klien, auditor bisa lebih fokus
melaksanakan sisa sebagian prosedurnya, yakni interview pelaku proses dan observasi
pelaksanaan proses di lokasi. Bahkan prosedur interview maupun observasi lapangan
pun sebenarnya sudah bisa dilakukan sebelum turun ke lokasi klien, yakni
melalui teleconferencing, live streaming, atau pengiriman still photo/video.

Tahapan remote auditing pada hakikatnya sama dengan tahapan audit


tradisional, yakni: entry meeting, review dokumen, kunjungan lapangan, interview,
dan closing meeting. Semua tahapan bisa dilakukan secara jarak jauh. Tahapan entry
meeting, tentu saja dapat dilaksanakan sebagaimana meeting jarak jauh lainnya.

Tahapan review dokumen sangat bervariasi, tergantung pada jenis data,


kondisi, dan media yang ada. Kalau sebagian besar datanya dalam bentuk digital,
auditor lebih mudah melakukan review. Kalau dalam bentuk fisik, harus ditentukan
bagaimana cara klien menunjukkan dokumen untuk di-review. Auditor sebaiknya
terbuka dan siap untuk menerima format dokumen apapun yang ada pada klien, tanpa
perlu klien memodifikasi.

Tahap selanjutnya, "kunjungan" ke lapangan, tujuannya adalah untuk


mendapatkan bukti observasi. Auditor bisa meminta tour lokasi pabrik atau kantor
menggunakan live-streaming.
Meskipun cukup efektif, live-streaming bisa terkendala oleh kualitas wifi atau
seluler yang mungkin tidak stabil menjangkau seluruh sudut kantor/pabrik. Sebagai
alternatif dari live-streaming, auditor bisa meminta direkamkan video atau still foto.
Tentunya auditor yang menentukan bagian mana saja yang harus direkam dengan
video atau foto. Auditor juga bisa menggunakan rekaman CCTV selama beberapa hari
yang dikendalikan secara terpusat. Semua video, foto, rekaman, dan
hasil review dokumen disatukan dalam satu bundle sehingga memudahkan para
auditor untuk melakukan review, analisis, dan pengujian.

Tahap interview secara remote dilakukan terutama menggunakan pertanyaan


dan catatan yang dikumpulkan selama review dokumen dan kunjungan ke
lapangan. Interview sebaiknya menggunakan video conference (jangan hanya voice)
agar bisa menangkap gerakan non-verbal dari klien. Durasi
setiap interview disesuaikan dengan peran dari interviewee. Interview dengan
penanggungjawab perlu durasi lama, dengan staf lebih pendek durasinya, dengan
personel pendukung yang tidak terkait langsung bisa lebih pendek lagi.

Tahap terakhir, closing meeting, dilakukan dalam 2-3 hari setelah interview.


Dalam 2-3 hari tersebut, diharapkan semua catatan sudah di-review dan draft laporan
audit sudah selesai disiapkan. Sebagaimana dalam audit tradisional, tahap ini dapat
digunakan oleh auditor untuk melakukan klarifikasi fakta-fakta yang ditemukan dan
untuk meminta pandangan atas rekomendasi yang disiapkan.

Anda mungkin juga menyukai