240210120099
kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat pereduksi dari suatu gula
ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil bebas yang reaktif. Prinsip
analisanya berdasarkan pada monosakarida yang memiliki kemampuan untuk
mereduksi suatu senyawa. Adanya polimerisasi monosakarida mempengaruhi sifat
mereduksinya.
Praktikum kali ini dilakukan penetapan karbohidrat melalui penetapan
kadar gula reduksi dan gula total dengan metode Luff-Schoorl, ditentukan bukan
kuprooksidanya yang mengendap tetapi dengan menentukan kuprooksida dalam
larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi sesudah reaksi dengan sample
gula reduksi yang dititrasi dengan Na-Thiosulfat. Selisihnya merupaka kadar gula
reduksi.
Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat dengan cara Luff-
Schoorl adalah mula-mula kuprooksida yang ada dalam reagen akan
membebaskan Iod dari garam KI. Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi
menggunakan Na-Thiosulfat. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka
diperlukan indikator amilum. Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi
putih berarti titrasi sudah selesai. Selisih banyaknya titrasi blanko dan sample dan
setelah disesuaikan dengan tabel yang menggambarkan hubungan banyaknya Na-
Thiosulfat dengan banyaknya gula reduksi (Sudarmadji, 2000).
Perbedaan penentuan kadar gula total dan kadar gula reduksi, yaitu
berdasarkan pembuatan larutannya. Kadar gula reduksi dalam praktikum kali ini
menggunakan larutan A. Inti dari pembuatan larutan ini, yaitu adanya. Adapun
evaporasi yang dilakukan dalam pembuatan larutan ini, yaitu untuk menurunkan
kadar air, sehingga larutan akan lebih pekat. Sedangkan untuk pembuatan larutan
B dilakukan dnegan mengambil 50 ml larutan A kemudian ditabhan metanil
yellow dan H2SO4 kemudian direfluksuntuk menmpercepat reaksi dan dinetralkan
oleh NaOH.
Prinsip dasar dari metode analisa penentuan kadar gula total dan reduksi
yang digunakan adalah Iodometri, karena kita menganalisa I2 yang bebas untuk
dijadikan dasar penetapan kadar. Apabila terdapat zat oksidator kuat seperti
H2SO4 dalam larutan yang bersifat netral atau sedikit asam, penambahan ion
Grisselda Priliacita
240210120099
iodide berlebih akan membuat zat oksidator H2SO4 tereduksi dan membebaskan I2
yang jumlahnya setara dengan jumlah oksidator tersebut (Winarno, 1979).
Titrasi dilakukan dengan Na-thiosulfat 0,1 N sampai berwarna kuning
jerami sehingga I2 akan membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam
air. Oleh karena itu, jika dalam suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, Bila
telah berwarna kuning jerami, maka diteteskan amilum yang masih panas
sebanyak 1mL dilanjutkan titrasi kembali dengan Na-thiosulfat sampai berwarna
putih susu. Warna putih susu yang terbentuk terkadang berbeda antar kelompok,
hal ini tergantung pada warna larutan awal yang terbentuk akibat refluks.
Reaksi yang terjadi selama penentuan kadar gula total ini mula-mula
kuproksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam K-iodida.
Banyaknya iod yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kuprioksida.
Banyaknya iod dapat diketahui dengan titrasi menggunakan Na-tiosulfat. Untuk
mengetahui bahwa titrasi sudah cukup maka diperlukan amilum. Apabila larutan
berubah warnanya dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Reaksi
yang terjadi dalam penentuan kadar gula cara Luff Schrool dapat dituliskan
sebagai berikut:
R-COH + CuO Cu2O + R-CO0H
H2SO4 + CuO CuSO4 + H2O
CuSO4 + 2 KI Cu I2 + K2SO4
Cu2+ + 4I- Cu2I2 + I2
I2 + Na2S203 Na2S206 + NaI
*) I2 + amilum: berwarna biru
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan hasil pengamatan
sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel Penentuan Kadar Gula Reduksi dan Gula Total
Kadar
Larutan A Kadar Larutan B
Berat Gula
Gula
Kel Sampel sampel Vol Vol
a b Pereduksi a Total
(gram) titrasi titasi b (ml)
(ml) (ml) (%) (ml) (%)
(ml) (ml)
1 Good Day 2,5067 25,2 0,7830 1,8794 1,4995 23,2 2,523 6,055 9,6621
2 Buavita 2,5473 20,9 4,524 11,01 8,644 22,8 2,871 6,8904 10,82
3 Indomilk 2,5963 24,5 1,392 3,3408 2,57 23,0 2,697 6,4728 9,9723
4 Pucuk 2,5557 25,3 0,696 1,6704 1,255 23,8 2,001 4,8024 7,5164
Grisselda Priliacita
240210120099
Harum
5 Sprite 2,5322 24,5 1,392 3,3408 2,6386 22,6 3,045 7,3125 11,5512
6 Good Day 2,5170 24,9 1,044 4,4064 3,5013 23,2 2,523 6,0552 9,6229
7 Buavita 2,5092 20,5 4,872 11,88 9,4691 22,8 2,871 6,8904 10,9842
8 Indomilk 2,5123 24,2 1,653 3,9672 3,1582 25,0 2,436 4,5492 14,48
Pucuk
9 2,5157 25,0 0,957 2,297 1,83 23,9 1,914 4,39 6,98
Harum
10 Sprite 2,5248 24,6 1,305 3,132 2,4809 20 5,307 12,7368 20,1787
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
Hasil pengamatan kadar gula pereduksi didapatkan dengan melakukan
perhitungan secara matematis. Cohtoh perhitungan kadar gula pereduksi pada
larutan A adalah seperti perhitungan dibawah ini pada sampel Good Day:
a= N Na-Tiosulfat
= x 0,087
= 1,044 ml
b = 4,4064 ml
= x 100%
= 3,5013 %
Perhitungan kadar gula total digunakan sampel dengan larutan B,
penentuan kadar dapat dilakukan dengan perhitungan secara matematis.
Perhitungan yang diggunakan menggunakan rumus yang sama dengan penentuan
Grisselda Priliacita
240210120099
kadar gula pereduksi. Berikut adalah contoh perhitungan kadar gula total pada
sampel Good Day:
a= N Na-Tiosulfat
= x 0,087
= 2,5233 ml
b = 6,0552 ml
= x 100%
= 9,6229 %
Kadar gula yang tertera pada informasi nilai gizi sampel Good Day 250ml
yaitu sebanyak 18 gram atau sebanyak 7,2% kadar gula total dalam sampel,
dengan kata lain jika dalam 1 ml sampel Good Day maka terdapat kadar gula
sebanyak 0,03%. Kadar gula yang didapatkan pada hasil praktikum yaitu
sebanyak 3,856%, hal ini tentu sangat berbeda jauh dengan informasi gizi pada
kemasan sampel.
Sampel Buavita memiliki kadar gula sebanyak 29 gram pada 250 ml
Buavita, dengan demikian pada 1 ml Buavita terdapat kadar gula sebanyak
0,046%. Kadar gula Buavita yang didapatkan pada praktikum yaitu sebanyak
4,3608% pada sampel Buavita sebanyak 1 ml. Sama halnya dengan sampel Good
Grisselda Priliacita
240210120099
Day, penentuan kadar gula yang didapatkan berbeda jauh dengan kadar gula yang
telah tertera pada kemasan.
Indomilk sebanyak 190 ml memiliki kadar gula sebanyak 11 gram, setiap
1 ml sampel Indomilk akan memiliki kadar gula sebanyak 0,03%. Setelah
dilakukannya praktikum maka diketahui kadar gula pada sampel Indomilk
sebanyak 1 ml didapatkan kadar gula total rata-rata sebanyak 4,888%. Begitupula
dengan sampel Buavita dan Good Day, kadar gula yang didapatkan tidak sesuai
dengan informasi nilai gizi pada kemasan sampel.
Sampel Pucuk Harum memiliki kadar gula sebanyak 18 gram atau 7,5%
pada 250 ml Pucuk Harum, dengan demikian pada 1 ml Pucuk Harum akan
memiliki kadar gula sebanyak 0,031%. Kadr gula rata-rata yang didapatkan
setelah praktikum yaitu sebanyak 2,9% dalam 1 ml sampel. Begitupula sama
halnya dengan sampel Buavita, Indomilk, dan Good Day.
Sprite merupakan minuman berkarbonasi, pada 425 ml Sprite pada
informasi nilai gizi yang tertera pada kemasan terdapat kadar gula total sebanyak
47 gram atau 11,05%, dengan demikian pada 1 ml Sprite memiliki kadar gula
total sebanyak 0,026%.. Setelah dilakukan praktikum dan perhitungan maka kadar
gula total rata-rata pada 1 ml sampel Sprite yaitu sebanyak 6,346%
Kadar gula yang terterapa pada kolom informasi nilai gizi pada kemasan
sampel merupakan kadar gula total, sebab pada informasi labeling tidak
diberithaukan kada gula yang terkandung merupakan jenis golongan mana
(monosakarida, disakarida, atau polisakarida), maka perbandingan pun dilakukan
dengan hasil perhitungan kadar gula total rata-rata dari kadar gula total yang
didapatkan dari dilakukannya duplo pada praktikum.
Terdapat beberapa perbedaan kadar gula total dari perlakuan duplo dengan
sampel yang sama. Adapun perbedaan nilai kadar pada sampel duplo tersebut
dapat diakibatkan karena preparasi sampel yang tidak sama atau tidak tepat,
seperti pada saat proses evaporasi. Selain itu, pada saat proses titrasi pun
mempengaruhi.
Kadar gula total yang diperoleh pada hasil pengamatan memiliki perbedaan
dengan literatur. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya ketidaktepatan pada saat
melakukan prosedur, seperti saat penambahan larutan- larutan tertentu, contohnya
Grisselda Priliacita
240210120099
penambahan metil orange, asam, NaOH dan lain sebagainya. Metode Luff Schoorl
ini baik digunakan untuk menentukan kadar karbohidrat yang berukuran sedang.
Dalam penelitian M.Verhaart dinyatakan bahwa metode Luff Schoorl merupakan
metode tebaik untuk mengukur kadar karbohidrat dengan tingkat kesalahan
sebesar 10%.
Keterangan :
Grisselda Priliacita
240210120099
Berat Volume
a b Kadar
Kel Sampel sampel titrasi % gula
(ml) (ml) pati (%)
(g) (ml)
1 Cookies 3,0016 20,6 4,278 10,395 34,63 31,17
2 Mie Instant 3,0144 18,8 5,952 14,58 48,367 43,531
3 Kentang 3,0063 10,5 13,671 35,0091 11,42 10,278
4 Ubi 3,0682 23,1 1,953 4,6872 15,2767 13,749
5 Wafer 3,0371 22,5 2,511 6,0264 19,843 17,8587
6 Cookies 3,0016 21,1 3,813 9,1512 30,49 27,441
7 Mie Instant 3,0144 18,2 6,51 15,975 52,9956 47,696
8 Kentang 3,0663 10,25 13,9035 35,4395 11,56 10,404
9 Ubi 3,0682 22,4 2,604 6,2496 20,37 18,33
10 Wafer 3,0371 22,5 2,511 6,0264 19,843 17,8587
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
Penentuan kadar pati tersebut dilakukan secara duplo oleh dua kelompok
yang berbeda, dari perlakuan duplo tersebut didapatkan kadar pati rata-rata dari
setiap sampel. Kadar pati rata-rata sampel cookies adalah 30,3055%, kadar pati
rata-rata pada sampel mie instant adalah 45,6135%, kadar pati rata-rata pada
sampel kentang yaitu 10,341%, kadar pati rata-rata pada sampel ubi adalah
16,0395%, dan kadar pati yang terdapat pada wafer adalah 17,8587%.
Kadar pati tertinggi yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu pada
sampel mie instant, dan yang terendah pada sampel kentang. Dengan demikian
terdapat perbedaan kadar pati hasil analisis praktikum dengan literatur. Sebagai
contoh, kadar pati rata-rata kentang hasil praktikum adalah 10,341%, sedangkan
pada literatur, yaitu 79,60%. Hal ini dapat terjadi karena pada saat penyaringan
masih terdapat pati kentang yang tertinggal di kertas saring, sehingga kadar pati
tidak teranalisis keseluruhan. Faktor lainnya, yaitu pada saat penambahan HCl
pati belum terhidrolisis sempurna.
selama 1-2 jam, dinginkan dalam desikator selama 15 menit. Lalu timbang sampai
konstan. Setelah itu untuk menentukan kadar serat kasar digunakan rumus sebagai
berikut :
W1 W2 W3 Kadar Serat
Kel Sampel
(gram) (gram) (gram) Kasar (%)
1 Kangkung 1,2554 0,4421 0,4904 3,847
2 Sawi 1,275 0,4672 0,4991 2,5019
3 Wortel 1,2560 0,4420 0,4763 2,7309
4 Jamur 1,2494 0,4486 0,5045 4,4741
5 Bayam 1,2540 0,4431 0,4428 -0,0239
6 Kangkung 1,2493 0,4368 0,484 3,7781
7 Sawi 1,2535 0,4376 0,4795 3,3426
8 Wortel 1,2580 0,4481 0,4927 3,5453
9 Jamur 1,2911 0,4530 0,5195 5,1506
10 Bayam 1,2681 0,4456 0,493 3,7378
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
6.1 Kesimpulan
1. Kadar gula reduksi yang paling tinggi, yaitu pada sampel Sprite 6,346%
2. Kadar gula reduksi yang paling rendah, yaitu teh pucuk harum dengan
kadar gula total rata-rata 2,9%
3. Penambahan Pb-asetat berfungsi untuk menghilangkan protein, zat warna,
dan zat kolidal lainnya, serta penambahan Na-fosfat yang berfungsi untuk
menghilangkan Pb-asetat.
4. Kadar pati kentang hasil praktikum adalah 10,341%, sedangkan pada
literatur, yaitu 79,60%.
5. Kesalahan pada penentuan kadar patu dapat terjadi karena pada saat
penyaringan masih terdapat pati kentang yang tertinggal di kertas saring,
sehingga kadar pati tidak teranalisis keseluruhan.
6. Berdasarkan literatur yang di dapat kadar serat pada kangkung adalah 2%,
sedangkan di praktikum didaptkan hasil bahwa kangkung memeilki serat
kasar sebesar 3,8125% %.
7. Perbedaan kadar pati hasil praktikum dan literatur dikarenakan pada
praktikum ini bukan serat keseluruhan yang ada pada sampel, namun yang
diujikan yaitu serat kasar, serat yang masih mengandung senyawa selulosa,
lignin dan zat lain yang belum diidentifikasi dengan pasti.
6.2 Saran
1. Lebih teliti dalam menggunakan alat
2. Melakukan proses penyaringan dengan hati- hati
3. Membersihkan alat yang akan digunakan
Grisselda Priliacita
240210120099
DAFTAR PUSTAKA
Kusnandar, Feri. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Penerbit : Dian Rakyat,
Jakarta.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 2010. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.