TIARSA HALILU
OKSIGEN TERLARUT
Oleh:
TIARSA HALILU
0 271 19 108
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Karbondioksida
Kelompok : 2 (dua)
Kelas : Akua 02
Mengetahui,
Menyetujui,
1. Puji Syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Dosen Mata Kuliah Manajemen Kualitas Air dan selaku Koordinator yang telah
membimbing
4. serta teman-teman yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik dari
segi isi, maupun dari segi penulisan, untuk itu Penulis mengharapkan kritikan dan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri.
TIARSA HALILU
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................................i
HALAMAN JUDUL...................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................iii
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................vii
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan dan Kegunaan................................................................................2
5.1 Simpulan....................................................................................................8
5.2 Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN
Air merupakan media internal dan eksternal bagi organisme di perairan. Dalam dunia
budidaya, kualias air didefinisikan sebagai kesesuaian air untuk kelangsungan hidup dan
pertumbuhan organisme perairan. Pengelolaan kualitas air dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mempertahankan kualitas air agar layak bagi kehidupan organisme yang dibudidayakan ( Idris
2010).
Karbondioksida (CO2) mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan organisme
air. Senyawa tersebut dapat membantu dalam proses dekomposisi atau perombakan bahan
organik oleh bakteri. Namun jika dalam keadaan yang berlebihan dapat mengganggu bahkan
menjadi racun bagi beberapa jenis ikan [9]. Kandungan CO2 diperairan digunakan untuk
melarutkan kapur, yaitu untuk mengubah senyawa menjadi kalsium bikarbonat Ca(HCO3 - ).
Agar supaya bikarbonat menjadi mantap sejumlah karbondioksida (CO2) tertentu harus tetap
berada dalam larutan yang dapat memperbaiki dan mempertahankan kalsium. Kadar
karbondioksida (CO2) yang baik bagi organisme perairan yaitu kurang lebih 15 mg/l. Jika lebih
dari itu sangat membahayakan karena menghambat pengikatan oksigen (O2). Lebih lanjut
dikatakan kadar karbondioksida yang berlebih dapat diatasi dengan melakukan penggantian air
secara rutin, mengurangi pertumbuhan ganggang yang terlalu lebat dan peningkatan peranan
metode pengukurannya.
3
Karbondioksida yang terdapat dalam air laut umumnya berasal dari udara melalui proses
difusi. terbawa oleh air hujan, hasil proses respirasi mikroorganisme dan dari hasil penguraian
zat-zat organik oleh mikroorganisme. Dalam air laut. senyawa karbon dioksida terdapat dalam
bentuk ion dan bentuk molekul. dalam Hukum Henry, yakni jika suatu sistem (cair) dalam
keadaan setimbang dalam fase gas, maka tekanan parsial gas dalam media lain sebanding dengan
tekanan parsial gas dalam fase gas. CO2 mengalami penurunan daya larut dengan peningkatan
tinggi rendahnya kadar CO2 dalam suatu perairan berhubungan erat dengan jumlah limbah
organik dalam perairan tersebut. Kadar CO2 total dalam air laut dapat ditentukan dengan mudah,
apabila nilai-nilai salinitas, suhu dan derajat keasaman (pH) telah diketahui. Yang dimaksud
dengan kandungan CO2 total dalam air laut adalah kadar ratarata semua bentuk CO2 dan semua
jenis karbon dalam air laut yang bereaksi dengan asam membentuk CO2. Menurut PARSONS
(1984).
1. CO2 → CO2 naik 1 milimole sementara alkalinitas tetap. Karena dengan masuknya
CO2 (sebelum bereaksi dengan air) tidak menambah ion yang bisa bereaksi dengan H+
2. HCO3- → Total CO2 naik 1 milimole dan alkalinitas naik 1 meq. HCO3- bermuatan
3. CO32- → Total CO2 naik 1 milimole dan alkalinitas naik 2 meq. CO32- bermuatan
Dapat disimpulkan bahwa alkalinitas tidak berhubungan langsung dengan CO2, tetapi
dengan muatan yang ada dalam molekul CO2 tersebut. Semakin tinggi CO2 nya, maka
Di air laut, pH terus bervariasi karena adanya respirasi dan fotosintesis. Saat
malam hari, jumlah CO2 naik sebagai hasil proses respirasi. CO2 bebas dilepaskan dan
bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (yang kemudian direduksi menjadi
bikarbonat dan karbonat), membuat temperatur dan pH menjadi lebih rendah. CO2 +
H2O ↔ H2CO3 Sehingga semakin tinggi CO2 pH nya semakin rendah (Julinda, 2011).
karbondioksida mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan organisme air.
Senyawa tersebut dapat membantu dalam proses dekomposisi atau perombakan bahan organik
oleh bakteri. Namun jika dalam keadaan yang berlebihan dapat mengganggu bahkan menjadi
racun bagi beberapa jenis ikan. Kadar karbondioksida (CO2) yang baik bagi organisme perairan
yaitu kurang lebih 15 mg/l. Jika lebih dari itu sangat membahayakan karena menghambat
Praktikum mata kuliah manajemen kualitas air tentang oksigen terlarut di perairan
dilaksanakan pada hari Rabu, 10 maret 2021 dimulai pada pukul 10.00 Wita sampai
selesai. Bertempat di Laboratarium Kualitas Air Dan Biologi Akuatik Fakultas Peternakan Dan
Bahan yang di gunakan dalam praktikum oksigen terlarut: air sampel, Indikator
phenolphthalein (PP)Larutan H2SO4 0,02 N.
2 Menetesi air sampel tersebut dengan indikator PP dengan menggunakan pipet tetes
3 Jika terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Kemudian mentitrasi lagi dengan
Karbondioksida Terikat
mg/l CO2 bebas =
4.1 Hasil
Hasil praktikum oksigen terlarut yang di lakukan di lab perikanan pada tanggal 17 maret
2021, maka hasil yang di dapatkan pada praktikum karbondioksida pada air tertera pada tabel
berikut:
Tabel 2-4
Sampel Volume sampel Volume titrasi Total CO2
(H2SO4)
Sampel air A 50 ml 0,1 ml 1 mg/L
Sampel air B 50 ml 0,32 ml 3,2 mg/L
Sampel air C 50 ml 0,18 ml 1,8 mg/L
4.2 Pembahasan
Kadar karbondioksida (CO2) yang baik bagi organisme perairan yaitu kurang lebih 15 mg/l.
sedangkan pada hasil praktikum yang kami dapat menggunakan sampel air tawar, hasil titrasi
0,1 ml menggunakan larutan H2SO4 sampel air A mendapatkan 1 mg/L Sedangkan pada hasil
titrasi yang ke-2 dengan volume titrasi 0,32 ml mendapatkan 3,2 mg/L dan pada percobaan ke-3
menggunakan volume titrasi 0,18 dan mendapatkan 1,8 mg/L.
8
5.1 Simpulan
1 Penitrasi yang dilakukan pada percobaan pertama dengan larutan H2SO4 sebanyak 0,1ml
2 Penitrasi yang dilakukan pada percobaan ke dua dengan larutan H2SO4 sebanyak 0,32 ml
3 Penitrasi yang dilakukan pada percobaan ke tiga dengan larutan H2SO4 sebanyak 0,18
5.2 Saran
perairan, karena bila karbondioksida terlalu tinggi akan berdampak pada kehidupan hewan
DAFTAR PUSTAKA
Bonitawenas. 2011 Telaahan Kualita Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Edward dan F.S. Pulumahuny, 2013. Kadar oksigen terlarut di Perairan Raha, Pulau Muna,
Sulawesi Tenggara. Pesisir dan Pantai Indonesia VIII, Puslit Oseanografi-LIPI, Jakarta.
Octasari, Z., Hasnunidah, N., & Marpaung, R. R. T. (2018). Pengembangan Buku Penuntun
PARSONS, T.R.; Y. MAITA and CM. LAILI 1984. A manual of chemical and biological
methods for seawater analysis. Pergamon Press. New York : 142–149 pp.
Whorf, T.P., Keeling, CD (2005). “Atmospheric CO2 records from sites in the SIO air sampling
lampiran
11
SAMPEL A
= 1 mg/L
SAMPEL B
= 3,2 mg/L
SAMPEL C
= 1,8 mg/L
12
dokumentasi
13