Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Edamame yang dikenal sebagai kedelai sayur telah ditanam di beberapa
tempat di Indonesia antara lain Gadog, Jawa Barat dan di wilayah-wilayah
kecamatan di Kabupaten Jember. Pengembangan kedelai jenis ini terutama
ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional maupun regional, sebab hasil
pengembangan Edamame hampir seluruhnya dipasarkan ke luar negeri. Sebagai
bahan pangan yang berorientasi ekspor, Edamame mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi dibanding kedelai biasa.
Edamame merupakan kedelai jenis sayur yang termasuk spesies Glycine max
dan memiliki produktivitas tinggi dimana satu hektar bisa menghasilkan ±10 – 12
ton. Hal ini jauh lebih tinggi diatas rata-rata jenis kedelai lainnya yang berkisar
1,5 ton – 3 ton per hektar (Setkab, 2014). Edamame mengandung 100 mg/100 g
vitamin A atau karotin, 0,27 mg/100 g vitamin B1, 0,14 mg/100 g vitamin B2,
1mg/100 g vitamin B3, dan 27% vitamin C (Jonson dkk, 1999).
Edamame mempunyai beberapa keistimewaan dibanding kedelai
umumnya, antara lain mempunyai ukuran yang lebih besar, berasa lebih manis
serta umur panen lebih singkat, kaya nutrisi seperti protein, kalori, karbohidrat,
kalsium dan fosfor. Popularitas Edamame ini cukup terkenal di berbagai negara
dan dapat dijumpai dalam bentuk segar, beku maupun kaleng. Salah satu
perusaahan pengolahan edamame yang ada di Jember yaitu PT. GMIT (PT.
Gading Mas Indonesia Teguh).
Pada awalnya PT. Gading Mas Indonesia Teguh merupakan salah satu
perusahaan agribisnis yang didirikan dengan nama PT. Gading Mas Indonesia
Tobacco pada maret tahun 1970 yang mengoperasikan kegiatan usaha tembakau
perseroan dengan memproses tembakau yang dibeli dari petani kecil di Indonesia.
Kemudian tembakau tersebut akan dijual kepada produsen cerutu dan rokok di
Indonesia, Eropa dan Tiongkok. Pada tahun 2012, PT. Gading Mas Indonesia
Teguh mulai beralih dari tanaman tembakau ke tanaman edamame yang memiliki

1
nilai jual tinggi namun pembudidayaan dan pengolahannya lebih mudah serta
ramah lingkungan.
Proses pengolahan pascapanen edamame meliputi penerimaan bahan baku,
grading berdasarkan standar yang sudah ditentukan oleh perusahaan dan
pengemasan. Proses penerimaan bahan baku terdapat dua proses yaitu proses
pembersihan edamame dari kotoran dan benda asing dan pencucian edamame dari
kotoran. Pengolahan edamame yang baik tentu akan menghasilkan produk dengan
kualitas yang baik.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
a. Terciptanya hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia
pendidikan dan dunia kerja.
b. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa dalam bidang pengetahuan
dan teknologi sesuai dengan disiplin ilmu.
c. Menambah wawasan mahasiswa tentang manfaat dari ilmu pengetahuan
yang dipelajarinya.
d. Mengembangkan kreativitas dan keterampilan mahasiswa dalam
memecahkan permasalahan dalam dunia kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari magang kerja yaitu mempelajari pengendalian proses
sortasi dan grading produk edamame di PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT)
Jember.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
a. Melatih mahasiswa belajar mandiri dalam menekuni dunia kerja
b. Melatih mahasiswa untuk bersosialisasi dengan masyarakat
c. Menambah ilmu pengetahuan secara langsung di lapangan
d. Menambah pengalaman kerja di lapangan

2
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi
a. Menjalin kerjasama dengan pihak industri yang bersangkutan, dalam hal
ini Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember dengan PT Gading
Mas Indonesia Teguh (GMIT) Jember.
b. Terciptanya hubungan yang jelas dan terarah antara institusi dengan
pihak industri yang bersangkutan, yakni antara Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember dengan PT Gading Mas Indonesia Teguh
(GMIT) Jember.
c. Menambah eksistensi institusi di dalam dunia perindustrian.
1.3.3 Manfaat Bagi Industri
a. Menjalin kerjasama dengan pihak institusi yang bersangkutan, yakni
dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
b. Menambah eksistensi industri terkait di dunia pendidikan dan kalangan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai