1
YANA TATIANA, 2 MUHAMMAD FIRDAUS, 3 HERMANTO SIREGAR,
4
HIMAWAN HARIYOGA
1)
Fakultas Ekonomi, Universitas Azzahra, Jakarta, 2,3) Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB
4)
BKPM, Jakarta
email: 1 yana_tatiana@yahoo.co.id; 2 firdausfemipb@yahoo.com; 3 hermansiregar@yahoo.com;
4
himawan.hariyoga@bkpm.go.id
Abstrak. Pertumbuhan Ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang menjadi tujuan
Pembangunan. Pencapaian keberhasilan pembangunan yang didorong oleh pertumbuhan
investasi akan menciptakan keberlanjutan. Berbagai cara dilakukan oleh Pemerintah daerah
dalam mempromosikan daerahnya untuk menarik investasi ke wilayahnya. Makalah ini
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi iklim investasi sekaligus
menentukan sektor-sektor pendorong keberhasilan pembangunan di Propinsi Bengkulu.
Penelitian ini dilakukan di 9 kabupaten dan 1 kota dengan menggunakan analisis Tipologi
klassen, Location Quation (LQ), shiftshare, kapasitas fiscal dan regresi logistik. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa wilayah-wilayah yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor
basis yang mampu berkembang dan maju walaupun kemampuannya dalam menarik PMA
dan PMDN relatif rendah. Sedangkan wilayah-wilayah yang memiliki kekayaan Sumber
daya alam berupa hasil tambang, menjadi pusat PMA dan PMDN ternyata tidak mampu
berkembang menjadi wilayah yang bertumbuh secara maju dan cepat. Kepemilikan lahan
dan infrastruktur daerah menjadi faktor dominan yang mempengaruhi iklim investasi
di Propinsi Bengkulu.
Kata Kunci : investasi wilayah, iklim investasi, pembangunan wilayah.
Received: 25 Maret 2015, Revision: 15 Oktober 2015 2015, Accepted: 27 Desember 2015
Print ISSN: 0215-8175; Online ISSN: 2303-2499. Copyright@2015. Published by Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba
Terakreditasi SK Kemendikbud, No.040/P/2014, berlaku 18-02-2014 s.d 18-02-2019
Tabel 1
Perkembangan PMA dan PMDN di Provinsi Bengkulu (1968- 2013)
PMDN PMA
Sektor Ekonomi Sub Sektor Nilai Modal Nilai Modal
LKPM (Miliar LKPM (Miliar
rupiah) rupiah)
Primer 17 1336 12 1124
Perkebunan 12 1199 8 1023
Pertambangan 5 167 4 100
Sekunder 6 277 6 343
Industri 6 614 6 343
Tersier 10 2502 8 22
Listrik 1 417 0 0
Jasa 3 2085 6 8.8
Perdagangan 0 0 2 13
Tabel 2
Realisasi investasi menurut Kabupaten/Kota berdasarkan LKPM s.d. November 2013
PMDN PMA
Kabupaten/Kota Investasi Investasi
LKPM LKPM
(Miliar Rp) (Miliar Rp)
Mukomuko 3 440 6 705
Bengkulu Utara 8 761 9 446
Kaur 0 0 1 188
Lebong 1 416 2 9.2
Bengkulu Selatan 0 0 0 0
Bengkulu Tengah 5 320 3 114
Kepahiang 0 0 1 7.7
Rejang Lebong 0 0 0 0
Seluma 5 128 1 4,1
Kota Bengkulu 5 2085 3 14,1
TOTAL 27 4145 26 1448.6
wilayah, tidak terkecuali Propinsi Bengkulu. investasi akan mendorong keberlanjutan hasil
Propinsi Bengkulu adalah propinsi yang ada pembangunan (Mankiw, 2007). Peningkatan
di bagian barat Pulau Sumatera yang memiliki investasi wilayah tidak terlepas dari iklim
PDRB dan pertumbuhan ekonomi terendah investasi wilayah. Untuk menciptakan iklim
diantara seluruh Provinsi di Pulau Sumatera, investasi yang kondusif, tidak terlepas dari
dan peringkat lima terbawah dalam skala peranan Pemerintah Daerah (KPPOD, 2012).
nasional. Rendahnya tingkat PDRB ini Banyak hal yang harus dilakukan untuk
mengindikasikan masih tertinggalnya proses mencapai keberhasilan pembangunan tidak
pembangunan di Provinsi Bengkulu, kondisi hanya melalui peranan pemerintah. Menurut
ini dapat juga mengindikasikan banyaknya (Duadji, 2012), tidak ada satu pun tujuan
permasalahan pembangunan yang harus pembangunan yang dapat diwujudkan dengan
yang dibenahi. baik hanya dengan mengubah karakteristik
dan cara kerja institusi dan pemerintah.
Pembangunan ekonomi harus didukung
oleh berbagai faktor diantaranya investasi. Provinsi Bengkulu memiliki kemampuan
Pembangunan yang didukung oleh peningkatan yang rendah untuk menarik investor.
Analisis Perwilayahan
Bengkulu adalah propinsi yang ada
di pesisir barat Pulau Sumatera, yang Gambar 1
terdiri atas 9 kabupaten dan 1 kota yaitu Tipologi Klasen Wilayah Kabupaten dan Kota
kabupaten Bengkulu Selatan, Rejang Lebong,
Bengkulu Utara, Kepahiang, Lebong, Bengkulu Berdasarkan analisis tipologi klassen
Tengah, Seluma, Kaur, Muko-Muko, dan diketahui bahwa hanya empat kabupaten
Kota Bengkulu. Pada awalnya, Provinsi ini yang memiliki pertumbuhan dan pendapatan
hanya terbentuk dari tiga kabupaten induk per kapita tinggi yaitu Kepahiang, Bengkulu
yaitu Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Selatan, Rejang Lebong, dan Kota Bengkulu.
dan Rejang Lebong, beserta satu kota yaitu Bahkan, masih ada kabupaten yang memiliki
Kota Bengkulu. Seiring dengan kebijakan tingkat pertumbuhan dan pendapatan per
pemekaran wilayah, Kabupaten Bengkulu kapita rendah, yaitu Seluma, Bengkulu Utara,
Selatan dimekarkan menjadi 3 kabupaten dan Bengkulu Tengah.
meliputi Seluma, Bengkulu Selatan dan
Kaur. Bengkulu Utara dimekarkan menjadi Perbedaan tingkat pertumbuhan
3 kabupaten meliputi Bengkulu Utara, ekonomi dan pendapatan per kapita antar
Mukomuko dan Bengkulu Tengah. Kabupaten wilayah dipengaruhi oleh banyak hal, antara
Rejang Lebong dimekarkan juga menjadi 3 lain jumlah penduduk, aktivitas atau jenis
kabupaten meliputi Kepahiang, Lebong dan pekerjaan masyarakat, sumber daya alam
Rejang Lebong. Hanya Kota Bengkulu yang yang dimiliki, dan sektor ekonomi yang
tidak mengalami pemekaran dan menjadi mendominasi wilayah tersebut. Wilayah yang
Tabel 4
Analisis Sektor Basis dan Kemampuan Pembiayaan Wilayah
rakyat dengan komoditas unggulan kelapa masih didominasi oleh industri makanan,
sawit, karet dan kelapa menjadi salah satu pakaian dan pengolahan hasil alam.
sumber pendapatan terbesar di kedua wilayah
Jika diamati dari sisi perkembangan
ini. Beberapa desa di kabupaten Bengkulu
ekonomi, Mukomuko memiliki tingkat
Selatan yang pendapatan masyarakatnya
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
meningkat seiring dengan alih fungsi lahan
dibandingkan Bengkulu Utara dan Bengkulu
pertanian mereka dari penghasil bahan
Tengah. Walaupun tingkat PDRB per kapitanya
makanan menjadi perkebunan kelapa sawit.
masih di bawah Bengkulu Tengah, Mukomuko
Beberapa survey menyatakan bahwa aktivitas
masih menjadikan pertanian sebagai sektor
perkebunan rakyat ini meningkat setelah
unggulannya di sektor perkebunan seperti
adanya pabrik pengolahan kelapa sawit.
kelapa sawit dan karet (Tabel 4).
Dengan kata lain investasi industri pertanian
akan mampu mendorong pertumbuhan Dari seluruh kabupaten/ kota yang ada
perekonomian masyarakat jika didukung oleh di Propinsi Bengkulu, hanya Kota Bengkulu,
industri pengolahan hasil pertanian. Kabupaten Bengkulu Selatan, dan Kaur yang
mampu menjadikan sektor transportasi
Hal menarik untuk diamati adalah
sebagai sektor basis. Sektor transportasi yang
Kabupaten Bengkulu Utara dengan hasil sektor
menjadi sektor basis sejalan dengan jalur
pertambangan batubara yang terbesar di
lintas barat Sumatera yang menghubungkan
Propinsi Bengkulu dan jumlah PMA dan PMDN
ketiga kabupaten ini.
terbanyak di Propinsi Bengkulu, ternyata tidak
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Temuan menarik di sini, ternyata
dan pendapatan per kapita masyarakatnya beberapa Kabupaten di Propinsi Bengkulu
(Gambar 1). Hal ini juga terjadi di dua yang memiliki sektor basis di bidang pertanian,
kabupaten lain yang memiliki keunggulan di memiliki kemampuan yang sangat rendah di
sektor pertambangan. sektor pertambangan.
Kabupaten Lebong merupakan satu- Berdasarkan uraian sebelumnya, maka
satunya kabupaten di Propinsi Bengkulu yang dapat dinyatakan di Propinsi Bengkulu,
70-75% wilayahnya meliputi kawasan hutan sektor pertanian belum dapat ditinggalkan
lindung dan konservasi, sedangkan hutan peranannya dalam pencapaian peningkatan
produksi yang dimiliki kabupaten ini hanya pendapatan masyarakat dan pertumbuhan
memiliki luasan yang sangat tidak memadai ekonomi, sedangkan kekayaan tambang
sebagai sumber pendapatan, sehingga di suatu wilayah tidak mampu mendorong
aktivitas ekonomi yang akan mengeksploitasi pertumbuhan ekonomi jika hanya menjadikan
hutan seperti pembukaan areal tambang dan wilayah tersebut sebagai lokasi eksploitasi
perkebunan sulit untuk dilakukan di wilayah atau backwash bagi pusat pertumbuhan.
ini. Hal ini menyebabkan tingkat pertumbuhan Keberadaan sektor basis ini akan menarik PMA
ekonomi Kabupaten Lebong relatif rendah. dan PMDN untuk masuk ke suatu wilayah.
Kabupaten Seluma sebagai kabupaten Menurut (Soelistijo, 2011), selain manfaat
finansial, manfaat nonfinansial dari perusa-
pemekaran dari Bengkulu Selatan yang haan PMA bagi kepentingan nasional, antara
memiliki keunggulan di bidang pertambangan lain, akan mendorong pengembangan wilayah,
dan perkebunan, ternyata kurang mampu baik fisik (prasarana dan sarana) maupun non
fisik (sosiokultural) termasuk pengembangan
berkembang, ditandai dengan rendahnya masyarakat; dan budaya wirausaha (bisnis)
tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB dimana masyarakat setempat melayani ke-
per kapita masyarakatnya. Ditambah lagi butuhan akhir (final demand linkages) dari
perusahaan. Peningkatan pendapatan suatu
dalam 3 tahun terakhir telah terjadi konflik wilayah yang dapat diindikasikan sebagai pen-
di kalangan Pemerintah Daerah dalam hal ingkatan konsumsi masyarakat berpengaruh
penggantian kepala daerah, sehingga menjadi pada tingkat investasi swasta (Karagol, 2004).
kendala dalam perkembangan iklim berusaha Selain keunggulan yang dimiliki dalam
di kabupaten ini. bentuk sektor basis. Hal lain yang juga harus
Kabupaten Bengkulu Tengah dan diperhatikan adalah kemampuan wilayah
Mukomuko juga telah mampu menjadikan dalam membiayai aktivitas pembangunan
industri pengolahan sebagai sektor unggulan. wilayahnya atau dikenal dengan istilah
Dari seluruh kabupaten yang ada di Propinsi kapasitas fiskal atau desentralisasi fiskal.
Bengkulu, hanya Kabupaten Muko-muko dan Adapun rasio antara desentralisasi fiskal
Bengkulu Tengah yang memiliki keunggulan dan sumbangan atau bantuan pemerintah
di industri pengolahan. Jenis industri yang pusat dari masing-masing kabupaten kota
menjadi unggulan di kedua kabupaten ini di Propinsi Bengkulu terlihat pada Gambar
Tabel 5
Hasil Analisis Iklim Investasi di Propinsi Bengkulu
adalah pelaksanaan proses perizinan. Semakin Pemerintah Pusat untuk mendorong investasi
sulit dan panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian pertumbuhan
dalam proses perizinan maka akan semakin ekonomi Indonesia. Bagaimanapun, faktor-
rendah iklim investasi. Proses perizinan di faktor seperti desentralisasi, ketidakpastian
beberapa kabupaten/kota sudah memakai hukum, dominasi kepentingan pribadi
metode Pelayanan Terpadu Satu Pintu, menjadikan iklim investasi menjadi sulit dan
tetapi beberapa kabupaten masuh belum kompleks (Investment Climate Statement
menerapkannya. Keputusan perizinanan 2015). Pemerintah sangat membutuhkan
terkadang masih sangat tergantung pada kerjasama secara formal maupun informal
keputusan Kepala Daerah/ Bupati, sehingga dengan perusahaan yang ada di wilayahnya.
waktu pengurusan dan biaya pengurusan Terdapat hubungan yang kuat antara korupsi,
agak sulit untuk diprediksi. Hal ini yang pembiayaan, kendala regulasi dan pajak,
seringkali menjadi penyebab mundurnya ketidakpastian kebijakan terhadap kinerja
investor di Propinsi Bengkulu. perusahaan yang berimbas pada pertumbuhan
investasi dan aktivitas ekonomi suatu wilayah
Peraturan daerah memiliki tanda
(Kauffman 2003).
negatif. Peraturan daerah yang dimaksudkan
disini adalah banyaknya peraturan daerah Iklim investasi dapat didefinisikan
yang dikeluarkan oleh Pemerintah daerah, sebagai lingkungan di mana perusahaan
tingkat kesulitan pelaksanaan peraturan dan pengusaha dari kelompok memiliki
daerah. Negatifnya, tanda menyatakan kesempatan daninsentif untuk berinvestasi
semakin banyak peraturan daerah yang produktif, menciptakan lapangan kerja
dikeluarkan maka semakin rendah atau tidak dan memperluas (Bank Dunia, 2005).
kondusif iklim investasi di Propinsi Bengkulu. Iklim investasi ini terdiri dari faktor lokasi
tertentu yang membentuk lingkungan yang
Artikel ini tidak membahas jumlah
memungkinkan bagi perusahaan untuk
atau besaran nominal biaya transaksi yang
berinvestasi produktif dan tumbuh (Smith dan
dikenakan, melainkan membahas tentang
Hallward, Driemeier, 2005)
transparansi dalam biaya transaksi. Positifnya
tanda antara transparansi biaya transaksi Menurut penelitian yang dilakukan
dan iklim investasi menandakan semakin oleh Asian Development Bank (2005) ada
transparans proses pemungutan biaya 3 faktor utama yang mampu menciptakan
transaksi maka akan semakin kondusif iklim iklim investasi yang kondusif, antara lain : (1)
investasi yang ada. Perkembangan sistem Kondisi ekonomi makro mencakup stabilitas
keuangan yang dikelola suatu wilayah ekonomi makro, keterbukaan ekonomi,
berpengaruh positif pada jumlah investasi persaingan pasar dan stabilitas sosial dan
asing yang masuk yang pada akhirnya politik; (2) Kelembagaan, mencakup kejelasan
akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan efektivitas peraturan, perpajakan dan
(Hermes dan Lensink, 2003). sistem hukum. Pada sektor keuangan,
fleksibilitas pasar tenaga kerja yang terdidik
Secara parsial, variabel kemudahan
dan terampil; (3) Infrastruktur mencakup
kepemilikan lahan, ketersediaan infrastruktur
sarana transportasi, telekomunikasi, listrik
d a e ra h , ke j e l a s a n p e ra t u ra n d a e ra h ,
dan air. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
transparansi biaya tansaksi berpengaruh
yang menyatakan adanya pengaruh yang
secara signifikan pada iklim investasi
signifikan antara variabel infrastruktur
sedangkan variabel lain belum berpengaruh
daerah, peraturan daerah dan biaya transaksi
secara signifikan. Hanya variabel perizinan
terhadap iklim investasi di Provinsi Bengkulu.
yang belum memiliki pengaruh yang signifikan
pada iklim investasi yang ada di Propinsi Setelah diketahui faktor-faktor penentu
Bengkulu. iklim investasi, maka dapat dinyatakan
bahwa iklim investasi akan kondusif jika
Sebagai masukan bagi para pembuat
seluruh faktor penentu iklim investasi
kebijakan, khususnya Pemerintah Daerah,
berjalan baik. Sejalan dengan penelitian
maka kemudahan dalam proses kepemilikan
yang dilakukan oleh World Bank (2010)
lahan, kepemilikan fasilitas usaha,
yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan
sertifikat, penyelesaian konflik kepemilikan,
perkembangan sektor swasta yang optimal
proses pelaksanaan jual beli lahan dan
sangat membutuhkan institusi hukum yang
kelengkapannya adalah hal utama yang harus
dapat menjalin perlindungan atas property
diperhatikan.
right, peraturan, regulasi dan biaya transaksi
Hal ini sejalan dengan prioritas yang efisien dan transparan, kemampuan
meminimalkan biaya transaksi yang harus tingkat kemiskinan dengan kapasitas fiskal
ditanggung oleh perusahaan. Iklim investasi yang rendah.
yang kondusif akan mendorong pertumbuhan
Dalam usahanya untuk meningkatkan
ekonomi yang diharapkan suatu wilayah
iklim investasi yang kondusif di Propinsi
(Sinidra 2004).
Bengkulu maka hal utama yang harus
d i p e r h a t i k a n , m e n u r u t p a ra i nve s t o r
adalah proses kepemilikan lahan dan
Simpulan dan Saran
ketersediaan infrastruktur daerah dimana
Artikel ini menghasilkan kesimpulan pada kenyataannya masih banyak terdapat
bahwa Propinsi Bengkulu masih harus tumpang tindih kepemilikan lahan, buruknya
mengutamakan sektor primer sebagai struktur infrastruktur, ketidakjelasan dalam biaya
utama perekonomiannya. Hal ini terbukti transaksi atau pungutan liar (pungli)
secara umum yang menjadi sektor basis di yang seringkali melebihi biaya resmi yang
seluruh kabupaten/kota masih didominasi ditetapkan Pemerintah Daerah.
oleh sektor pertanian dan pertambangan.
Berdasarkan hasil simpulan penelitian
Sektor konstruksi juga menjadi sektor ini, Pemerintah Daerah diharapkan mampu
basis dibanyak kabupaten/kota terbukti mendorong investasi di sektor primer yaitu
6 dari 10 kabupaten/kota menjadikan pertanian karena sektor perekonomian
sektor konstruksi sebagai sektor basis ini terbukti mampu menjadi sektor basis di
pada kabupaten tersebut dengan tingkat hampir seluruh kabupaten/kota.
pertumbuhan yang cepat melebihi kondisi di
Sektor pertanian akan mampu
Propinsi Bengkulu.
berkembang jika didukung industri pengolahan
Sektor industri pengolahan hanya hasil pertanian. Untuk itu, dibutuhkan suatu
mampu menjadi sektor basis di Kabupaten kebijakan yang mampu mensinergikan antara
Mukomuko dan Bengkulu Tengah. Sektor sektor pertanian dan industri pengolahan.
industri yang berkembang pun masih
Selain itu, pemerintah hendaknya
didominasi oleh industri rumah tangga berupa
mampu mengkoordinasi aktivitas usaha
pengolahan hasil primer, belum mampu
dari para investor untuk meminimalisasi
berkembang ke industri yang berskala besar.
kebocoran wilayah dalam rangka mengatasi
Kabupaten yang memiliki kelebihan kondisi wilayah yang menjadi backwash bagi
dalam hal sumber daya pertambangan pusat pertumbuhan.
ternyata belum mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per
kapita. Terbukti dari kondisi kabupaten yang Daftar Pustaka
memiliki sektor basis di bidang pertambangan Al Khatib. H, Gassan SA, Samer MA, (2005).
yaitu Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu “Economical Determinant of domestic
Tengah dan Seluma berada pada kelompok investment,” European Scientific Journal
wilayah yang memiliki tingkat pertumbuhan Edition April Vol 8. No. 7.
ekonomi dan pendapatan per kapita yang Duadji, N. (2012). “Good Governance dalam
rendah. Hal ini terjadi karena kabupaten- Pemerintah Daerah “ MIMBAR 28(2):
kabupaten tersebut hanya dijadikan lokasi 201-209.
pertambangan semata, sedangkan aktivitas Juanda, B.( 2009), Ekonometrika Permodelan
dan Pendugaan, IPB Press, Bogor.
ekonomi perusahaan pertambangan tersebut
Hermes N, Lensink R. (2003). “Foreign Direct
tetap dipusatkan di Kantor pusat yang Investment, Financial Development and
berada di Kota Bengkulu, telah terjadi Economic Growth.”Journal of Development
kebocoran wilayah bahkan kabupaten- Studies. Vol 38.
kabupaten tersebut menjadi backwash bagi Karagol E, (2004). “A disaggregated analysis
pusat pertumbuhan yaitu Kota Bengkulu of government expenditure and private
sebagai ibukota Propinsi. investment in Turkey,” Jurnal of economic
corporation, 25,2. Hal 134-144.
Tingginya tingkat ketergantungan Kauffman BG, Stone AH, (2003). Investment
seluruh kabupaten pada sumbangan dan Climate Arround the World: Voice of the
bantuan yang berasal dari pemerintah firms from the world Bussines Environment
pusat, terlihat dari rendahnya tingkat PAD, Survey.
tingginya tingkat kemiskinan dan tingginya Kinda, T. (2008). Investment climate and FDI ini
kapasitas fiskal. Hanya kota Bengkulu yang Developin Countries: Firm-Level Evidence.
CERDI-CNRS. Universite D’auvergne
mampu meningkatkan PAD jauh melebihi
CERDI-CNRS.