Anda di halaman 1dari 4

Honoris Causa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Gelar kehormatan Doktor honoris causa yang diterima oleh Jimmy Wales dari Universitas Maastricht (2015)

Gelar Honoris Causa (H.C) / Gelar Kehormatan adalah


sebuah gelar kesarjanaan yang diberikan oleh suatu perguruan tinggi/universitas yang
memenuhi syarat kepada seseorang, tanpa orang tersebut perlu untuk mengikuti dan
lulus dari pendidikan yang sesuai untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya tersebut. [1]
Gelar Honoris Causa dapat diberikan bila seseorang telah dianggap berjasa dan atau
berkarya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat manusia. [2]
Terkadang direkomendasikan untuk mencantumkan gelar ini pada CV penerima gelar
sebagai penghargaan, dan bukan pada bagian riwayat pendidikan. [3] Sehubungan
dengan penggunaan gelar kehormatan ini, kebijakan institusi pendidikan tinggi pada
umumnya meminta agar penerima "tidak mengadopsi gelar yang menyesatkan" [4] dan
penerima gelar doktor kehormatan harus membatasi penggunaan gelar "Dr" sebelum
nama mereka yang melibatkan institusi pendidikan tinggi yang memberikannya serta
tidak berada dalam komunitas yang lebih luas. [5] Rev. Theodore Hesburgh memegang
rekor sebagai pemegang gelar kehormatan terbanyak, telah menerima 150 gelar
kehormatan sepanjang hidupnya.[6]

Daftar isi

 1Sejarah dan Penjelasan


 2Persyaratan
 3Pelaksanaan
 4Lihat pula
 5Referensi

Sejarah dan Penjelasan[sunting | sunting sumber]


Gelar doktor kehormatan tercatat pertama kali diberikan kepada Lionel
Woodville sekitar tahun 1470 oleh Universitas Oxford, Oxford, Oxfordshire, Inggris.[7] Ia
kemudian dikenal sebagai Uskup Wilayah Salisbury.[8]
Pada awalnya, pemberian gelar doktor kehormatan ini dianggap sebagai sesuatu hal
yang tidak biasa. Pemberian gelar doktor kehormatan ini mulai dianggap biasa
sekitar abad ke-16, khususnya pada masa-masa ketika banyak universitas-universitas
yang belum tenar pada saat itu, menerima kunjungan kehormatan dari universitas-
universitas ternama seperti Universitas Oxford atau Universitas Cambridge.[7]
Pada waktu kunjungan James I ke Universitas Oxford pada tahun 1605 misalnya, 43
dari rombongan dia (15 diantaranya merupakan golongan bangsawan
tinggi dan ksatria) mendapatkan gelar kehormatan Master of Arts dari
Universitas Oxford dan mereka tercatat sebagai yang memiliki kesarjanaan penuh. [9]
Seseorang yang telah menerima gelar doktor kehormatan, mendapatkan hak yang
sama seperti para penerima gelar yang lainnya misalnya, dapat mencantumkan tanda
kedoktorannya pada awal nama (Dr. xxx) atau dapat mencantumkan tanda khusus
doktor kehormatannya dengan singkatan H.C (Dr. H.C xxx). [10][11]

Persyaratan[sunting | sunting sumber]
Tidak semua perguruan tinggi/universitas dapat memberi gelar doktor kehormatan,
hanya perguruan tinggi/universitas yang memenuhi syaratlah yang diberikan hak secara
eksplisit untuk memberi gelar doktor kehormatan. Berikut persyaratan-persyaratannya [12]:

 Pernah menghasilkan sarjana dengan gelar ilmiah Doktor,


 Memiliki fakultas atau jurusan yang membina dan mengembangkan bidang ilmu
pengetahuan yang bersangkutan dengan bidang ilmu pengetahuan yang menjadi
ruang lingkup jasa dan atau karya bagi pemberian Gelar, dan
 Memiliki guru besar tetap sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dalam bidang
sebagaimana dimaksud pada poin kedua.
Adapun kriteria bagi jasa dan atau karya luar biasa bagi ilmu pengetahuan dan umat
manusia sehingga penggagas/pelakunya dapat menerima gelar doktor kehormatan
ialah karya atau jasa yang:

 Yang luar biasa di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan,


dan pengajaran
 Yang sangat berarti bagi pengembangan pendidikan dan pengajaran dalam satu
atau sekelompok bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya
 Yang sangat bermanfaat bagi kemajuan atau kemakmuran dan kesejahteraan
bangsa dan negara pada khususnya serta umat manusia pada umumnya
 Yang secara luar biasa mengembangkan hubungan baik dan bermanfaat antara
bangsa dan negara dengan bangsa dan negara lain di bidang politik, ekonomi, dan
sosial budaya, dan
 Yang secara luar biasa menyumbangkan tenaga dan pikiran bagi
perkembangan perguruan tinggi

Pelaksanaan[sunting | sunting sumber]
Presiden Indonesia pertama, Soekarno saat menerima gelar Doktor honoris causa dari Universitas Columbia,
1956

Tidak semua penerima gelar doktor kehormatan dapat secara leluasa mencantumkan
gelar doktor (Dr. xxx) diawal namanya. Di beberapa negara termasuk Inggris, Australia,
dan Selandia Baru, merupakan hal yang tidak biasa bagi seseorang penerima gelar
doktor kehormatan untuk mencantumkan gelar doktor diawal namanya. [13][14] Namun ada
beberapa pengecualian yang diberikan kepada beberapa orang di bawah ini :

 Benjamin Franklin, yang menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas St.


Andrews pada 1759 dan Universitas Oxford pada 1762. Dia menamakan dirinya
sendiri sebagai Doctor Benjamin[15]
 Billy Graham dijuluki dan dipanggil sebagai "Dr. Graham", [16] walaupun gelar
akademik tertinggi yang ia peroleh adalah BA (Sarjana) dalam antropologi
di Wheaton College.[17]
 Edwin H. Land, yang menemukan kamera langsung jadi Land Camera, serta
pendiri Polaroid Corporation, menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas
Harvard dan terkadang dirujuk sebagai "Dr. Land", walaupun ia tidak memiliki gelar
akademik.[18]
 Penulis memoir dan penyair Maya Angelou tidak memiliki gelar akademik,
namun ia menerima puluhan gelar kehormatan dan ia lebih suka disebut sebagai
"Dr. Angelou" oleh orang-orang selain keluarga dan teman dekat. [19]
 Soekarno, Presiden pertama Indonesia, dianugerahi 26 gelar kehormatan dari
berbagai universitas internasional seperti Universitas Columbia, Universitas
Michigan, Universitas Berlin, Universitas Al-Azhar, Universitas Belgrade, Universitas
Lomonosov dan lainnya. Serta dari universitas dalam negeri seperti Universitas
Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas
Padjadjaran. Ia terkadang dirujuk oleh Pemerintah Indonesia saat itu sebagai 'Dr. Ir.
Sukarno',[20] digabungkan dengan gelar akademiknya di bidang arsitektur (Ir.) dari
Institut Teknologi Bandung.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Wikimedia Commons
memiliki media
mengenai Gelar
kehormatan.

 Gelar akademik
 Gelar profesi
 Gelar vokasi
 Penghargaan

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ "The Honorary Degree". honorarydegrees.wvu.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30
March 2015.
2. ^ "Honorary Degrees: A Short History". Brandeis University.
3. ^ "Honorary Degrees". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-09-16. Diakses tanggal 2017-
12-17.
4. ^ McNeilage, Amy (4–5 Oktober 2014). "Ian Thorpe now Dr Thorpedo, man of letters". The
Sydney Morning Herald. hlm. 31. Diakses tanggal 4 Oktober 2014.
5. ^ "Honorary Doctorate Guidelines". University of Southern Queensland. 2012. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2017-07-25. Diakses tanggal 2017-12-17.
6. ^ TMP/ENR // Marketing Communications: Web // University of Notre Dame. "Honorary
Degrees". Father Hesburgh.
7. ^ a b Buxton, L. H. Dudley dan Gibson, Strickland, Oxford University Ceremonies, Oxford
University Press (1935)
8. ^ "Woodville, Lionel, bishop of Salisbury". oxforddnb.com.
9. ^ "Doctorates a dime a dozen?". archives.dailynews.lk. 11 November 2008.
10. ^ "What are Honorary Doctorate Degrees?". education-portal.com.
11. ^ "Oxford Brooks University Regulations" (PDF). Diakses tanggal 3 April 2012.
12. ^ [1]
13. ^ "The Honorary Degree". West Virginia University. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30
March 2015. Diakses tanggal 14 March 2015. [H]onorary degree recipients should not refer to
themselves as "Doctor", nor should they use the title on business cards or in correspondence.
However, the recipient is entitled to use the appropriate honorary abbreviation behind his or her name
14. ^ "How to Address Those With Honorary Degrees". Protocol School of Washington. Diakses
tanggal 14 Maret 2015.
15. ^ Honorary degree recipients Diarsipkan 5 July 2008 di Wayback Machine. on the Special
Collections Research Center Wiki
16. ^ "Dr. Billy Graham trying to avoid offending Soviets", UPI story in Minden Press-Herald, 10
Mei 1982, hlm. 1
17. ^ Gibbs, Nancy; Richard N. Ostling (15 November 1993). "God's Billy Pulpit". Time.
Diarsipkan dari versi aslitanggal 7 December 2007. Diakses tanggal 26 February 2014.
18. ^ Bonanos, Christopher (2012). Instant: The Story of Polaroid, Princeton Architectural Press,
hlm. 13. ISBN 978-1616890858
19. ^ Gillespie, Marcia Ann, Rosa Johnson Butler, and Richard A. Long. (2008). Maya Angelou: A
Glorious Celebration. New York: Random House. ISBN 978-0-385-51108-7

Anda mungkin juga menyukai