Anda di halaman 1dari 46

PENGELOLAAN

DANA ALOKASI
KHUSUS (DAK)
FISIK 2022

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1


Executive Summary (1)

1. DAK Fisik merupakan TKD yang bertujuan membantu daerah dalam penyediaan sarana dan
prasarana dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal, pencapaian prioritas nasional,
dan percepatan pembangunan Daerah, sesuai dengan kewenangan daerah.
2. Mulai TA 2016 pengalokasian berdasarkan usulan guna menghindari mismatch antara alokasi
dengan kebutuhan daerah.
3. Proses perencanaan dan penganggaran DAK Fisik yang berdasarkan usulan terbilang cukup kompleks
karena melibatkan berbagai instansi baik di pusat (Kemenkeu, KL teknis, Kemendagri, Bappenas)
maupun di Daerah (OPD teknis, Bappeda, DPPKAD, APIP Daerah);
4. Beberapa kebijakan penting yang telah dan sedang diambil selama beberapa tahun terakhir al:
▪ penajaman lokpri agar penerima DAKF benar-benar daerah yang membutuhkan dan besaran
alokasi lebih signifikan;
▪ pengklasifikasian DAKF berdasarkan tematik untuk memastikan operasionalitas sarana dan
prasarana yang dibangun;
▪ sinkronisasi dengan sumber pendanaan lain untuk mengurangi risiko double funding;

2
Executive Summary (2)

6. Beberapa langkah taktis yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan DAK Fisik al:
▪ Optimalisasi teknologi informasi dalam pengelolaan DAK Fisik melalui aplikasi KRISNA, OMSPAN,
dan eMonev;
▪ Penggunaan Rencana Kegiatan (RK) sebagai upaya untuk memastikan ketercapaian output;
7. Kendala yang masih ditemui dalam pengelolaan DAK Fisik al:
▪ Alokasi yang terbatas (8% dari total alokasi TKDD), sementara usulan daerah sangat besar;
▪ DAKF masih menjadi komponen utama belanja modal pemda;
▪ Lokasi prioritas yang belum fokus, jumlah lokpri masih terlalu banyak sehingga alokasi per daerah
cenderung kecil;
▪ Penyerapan DAKF oleh pemda belum optimal karena kendala PBJ dan administrasi belanja
daerah;
▪ Kesenjangan ketersediaan infrastruktur antar daerah yang cukup lebar;
▪ Kurang efektifnya pengawasan menyebabkan terjadinya penyelewengan DAK Fisik.

3
Outline

01 Kebijakan DAK Fisik Tahun 2022


04 Capaian Hasil Jangka Pendek
(Immediate Outcome) DAK Fisik

PMK 198/PMK.07/2021 tentang


02 Evaluasi dan Realisasi DAK Fisik
Tahun 2020-2021 05 Pengelolaan DAK Fisik
(Pokok-Pokok Perubahan)

03 Capaian Output dan Target Output 2022


06
Implementasi DAK dalam UU Nomor 1
Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan Pusat dan Daerah

4
Bagian I

Kebijakan DAK Fisik Tahun 2022


Ruang Lingkup, Fungsi dan Tujuan
Ruang Lingkup
• Dialokasikan kepada daerah tertentu
• Membantu mendanai kegiatan khusus berupa penyediaan pelayanan dasar
publik, baik untuk pemenuhan standar pelayanan minimal, pencapaian
prioritas nasional maupun percepatan pembangunan Daerah dalam rangka
mengatasi kesenjangan pelayanan publik antar-Daerah
• Kegiatan merupakan urusan kewenangan daerah

Fungsi dan Tujuan


• Mengatasi ketimpangan ketersediaan infrastruktur & layanan publik antar
Daerah
• Pemerataan kuantitas dan kualitas infrastruktur layanan publik di daerah
• Peningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan dasar publik

2003-2015 2016 - sekarang


Utk menghindari Mismatch
Alokasi Berdasar Alokasi Berdasar Usulan
antara Kebutuhan dengan
Formula Daerah dan sesuai
Alokasi
Prioritas Nasional
6
Perkembangan Kebijakan DAK Fisik
Tujuan: Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas layanan publik antar-daerah

Perkembangan DAK Fisik TA 2017-2022


80 0.25 Kebijakan TA 2020
69.5 69.3 0.2
70 0.18
62.4 63.6
60.9 0.15 • 16 Bidang, Penambahan Bidang Sosial + Tranportasi Laut.
60 64.2 53.8 0.1 • Pengalihan beberapa bidang pada jenis Reguler ke Penugasan dalam
62.1
58.1 0.11 57.1 0.05 rangka mendukung pencapaian prioritas nasional
50
50.2 0 • Penambahan menu Penanganan COVID 19
40
-0.05 • Relaksasi persyaratan penyaluran untuk menu COVID-19
-0.04
30 -0.1 • Penggunaan Cadangan DAK Fisik untuk PEN
20 -0.1 -0.15
-0.2 Kebijakan TA 2021
10
-0.22 -0.25
-0.23 • 14 Bidang (mengurangi Bidang Sosial dan Bidang Pasar).
0 -0.3
2017 2018 2019 2020 2021 2022 • Refokusing dan simplikasi jenis, bidang, dan kegiatan untuk pencapaian SPM
Alokasi Realisasi Growth dan pemenuhan kesenjangan layanan dasar.
• Peningkatan sinergi dengan belanja K/L dan sumber dana lainnya
• DAK Fisik Penugasan bersifat lintas sektor berdasar tema/program yg
Kebijakan TA 2019
mendukung pencapaian sasaran major project dan prioritas tertentu, Tema
• Sebanyak 14 Bidang Stunting, Tema Kemiskinan, Tema Ketahanan Pangan, dan Tema Ekonomi
• Penajaman dan perbaikan proses perencanaan DAK melalui Berkelanjutan (Pariwisata dan Industri Kecil)
sistem yang terintegrasi • Dukungan daerah afirmasi melalui DAK Penugasan sebagai salah satu kriteria
• Penguatan sinergi pendanaan kegiatan dengan belanja K/L lokasi prioritas
• Penguatan peran APIP • DAK Fisik diarahkan untuk bersifat Padat Karya dan memakai material lokal

7
KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2022
Arah Kebijakan Tahun 2022 Jenis/Bidang DAK Fisik Tahun 2022

Mempertajam Berfokus pada Pemenuhan a. Pendidikan


• fokus kegiatan DAK sehingga berdampak DAK b. Kesehatan dan KB
Pelayanan Dasar dalam
langsung pada pertumbuhan ekonomi sebagai Reguler Penyiapan SDM Berdaya Saing c. Jalan
respon dampak pandemic Covid-19 d. Air Minum
• penentuan lokasi prioritas berbasis sektoral dan e. Sanitasi
regional f. Perumahan dan
Permukiman
Meningkatkan pemerataan layanan dan Bersifat lintas sektor berdasar
infrastruktur dasar di daerah DAK
tema/program yang mendukung
Penugasan pencapaian sasaran dan prioritas tertentu
Mendukung pencapaian prioritas nasional melalui
kebijakan DAK berbasis tematik (khususnya
pariwisata dan IKM; Food Estate dan Sentra
Produksi Pangan; dan Konektivitas Kawasan untuk
Pembangunan Inklusif).

Refokusing menu pada kegiatan bernilai signifikan Tema Penguatan Tema Pengembangan Food Tema Peningkatan Konektivitas
serta menuntaskan hambatan pelaksanaan di DPP dan SIKM Estate dan Sentra Produksi untuk Pembangunan Inklusif
daerah. Pangan (NT, Maluku, Papua)
a. Pariwisata a. Pertanian a. Transportasi Perdesaan
b. IKM b. Kelautan Perikanan b. Transportasi Laut
Memperkuat integrasi pemanfaatan DAK Fisik c. Jalan c. Irigasi c. Jalan
dengan kegiatan yang didukung oleh sumber d. Lingkungan Hidup d. Kehutanan
pendanaan lainnya. e. Perdagangan e. Jalan
f. UMKM f. Perdagangan 8
Karakteristik DAK Fisik
Perencanaan Pelaksanaan
• Siklus perencanaan dimulai sejak awal tahun • Sesuai dengan dengan rencana kegiatan yang telah disetujui
• Melibatkan banyak instansi baik di pusat oleh K/L
(Bappenas, Kemendagri, K/L Teknis, • Tidak dapat dilakukan perubahan lokasi (kecuali) dalam
Kemenkeu) maupun di daerah (Bappeda, OPD keadaan kahar)
teknis, DPPKAD)
• Mengacu pada prioritas nasional

Pengalokasian Pemantauan dan Evaluasi


• Berdasarkan usulan daerah dan/atau DPR • Dilakukan oleh kepala daerah maupun pemerintah pusat
• Memperhatikan hasil penilaian teknis oleh K/L. • Pemantauan oleh pemerintah pusat dilakukan terhadap
• Memperhatikan Kapasitas Fiskal Daerah dan pengelolaan kegiatan, capaian keluaran, dampak dan
Kinerja DAK Fisik TA sebelumnya manfaat, realisasi penyerapan dana, pengelolaan kegiatan
DAK Fisik dalam di APBD

Penyaluran
• Berdasarkan kinerja (nilai kontrak dan realisasi Pengaturan secara ketat mulai
peyerapan dan capaian output) perencanaan sampai pemantauan dan
• Kinerja tersebut direviu oleh APIP daerah evaluasi untuk memastikan ketercapaian
• Dilakukan secara bertahap (untuk pagu diatas output yang telah ditetapkan
1 Milyar)

9
Alur Perencanaan DAK Fisik

KRISNA KERTAS KERJA KRISNA OMSPAN

Pra Rencana
Sinkronisasi &
PERENCANAAN

Usulan Kegiatan
Verifikasi Harmonisasi Perpres Panyaluran
Usulan Penilaian
Agt-Sep Alokasi Nov-Des
Feb-Mar Mei-Jun Awal
Juli Okt Feb
Mei-Jun

KL, Kemenkeu KL, Kemenkeu


Pemerintah Pemda Kemendagri KL dan
Bappenas Berdasarkan hasil Bappenas dan Pemda
Pusat menyampaikan dan Provinsi Bappenas
membahas Usulan DAK dan Pemda Sinkron dan
dan Pemda
rencana Fisik Harmonisaso dan
Bidang, Menu memperhitungkan
Kapfis dan nilai
dan Kegiatan
kinerja dan
DAK persetujuan DPR
sebagai Dasar
Alokasi
Alokasi DAK Fisik TA 2022
dalam miliar rupiah
Pagu APBN Pagu PMK Pagu
No Uraian
2021 17/2021 2022
1 Pendidikan 18.334,60 18.333,00 18.348,53 • Total Alokasi DAK Fisik TA
2 Kesehatan dan KB 20.781,20 19.796,40 15.774,28 2022 turun sebesar -4,4%
3 Jalan 10.791,50 10.210,30 11.500,00 dari TA 2021, dari semula
4 Air Minum 3.000,00 2.997,30 3.000,00 Rp63,66 Triliun menjadi
5 Sanitasi 2.000,00 1.974,60 2.000,00 Rp60,87 Triliun.
6 Perumahan dan Permukiman 1.000,00 975,7 1.000,00 • Terdapat bidang baru yaitu
7 Irigasi 3.000,00 2.901,00 1.500,00 Bidang UMKM dan Bidang
8 Pertanian 1.400,00 1.394,20 2.200,00 Perdagangan.
9 Kelautan dan Perikanan 1.000,00 997,1 1.134,88
10 Industri Kecil dan Menengah 750 743,5 750,00
11 Pariwisata 629,8 585,4 709,30
12 Transportasi Perairan 611 575,4 1.000,00
13 Transportasi Perdesaan 1.250,00 1.248,30 937,00
14 Lingkungan Hidup 350 327,6 350,00
15 Kehutanan 350 278,5 350,00
16 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 120,00
17 Perdagangan 200,00
18 Cadangan 329,2
Total 65.248,10 63.667,50 60.874,00

11
Pelaksanaan DAK Fisik
Pelaksanaan DAK Fisik
berpedoman pada Petunjuk
Teknis DAK Fisik

Perkembangan Perpres tentang Juknis DAK Fisik

2017 2018 2019 2020 2021 2022


Perpres No. 123 Perpres No. 5 Tahun Perpres No. 141 Perpres No. 88 Tahun Perpres No. 123 Perpres No. 7 Tahun
Tahun 2016 tentang 2018 tentang Tahun 2018 tentang 2019 tentang Tahun 2020 tentang 2022 tentang
Petunjuk Teknis DAK Perubahan atas Petunjuk Teknis DAK Petunjuk Teknis DAK Petunjuk Teknis DAK Petunjuk Teknis DAK
Fisik tanggal 31 Perpres No 123 Tahun Fisik TA 2019 tanggal Fisik TA 2020 tanggal Fisik TA 2021 tanggal Fisik TA 2022 tanggal
Desember 2016 2016 Petunjuk Teknis 31 Desember 2018 27 Desember 2019 30 Desember 2020 11 Januari 2022
DAK Fisik tanggal 13
Februari 2018

12
Pelaksanaan DAK Fisik
Pelaksanaan DAK Fisik Wajib menyampaikan Rencana Kegiatan (RK) kepada
berpedoman pada Pemerintah Pemerintah dalam rangka menjaga ketercapaian output DAK
Petunjuk Teknis DAK Fisik Daerah Fisik paling lambat Desember tahun anggaran sebelumnya

Penyusunan Rencana Kegiatan Perubahan Rencana Kegiatan


1 2
Maksimal 1 kali dan paling
Penyusunan RK a. Dokumen Usulan
lambat Minggu ke-2 Maret
mengacu pada: b. Hasil Penilaian Usulan
c. Hasil Sinkronisasi dan harmonisasi • Optimalisasi penggunaan alokasi
d. Hasil penyelarasan atas usulan DAK Fisik berdasarkan hasil efisiensi
aspirasi DPR anggaran sesuai kontrak yang
e. Alokasi DAK Fisik yang tercantum terealisasi
dalam Perpres Rincian APBN • Perubahan status pemenuhan
kriteria persetujuan kegiatan atas
Usulan RK paling a. Rincian kegiatan usulan aspirasi DPR
sedikit memuat: b. Metode pengadaan
c. Lokasi kegiatan Paling lambat 30 September 2022
d. Target keluaran kegiatan
e. Rincian kebutuhan dana Daerah mengalami bencana alam,
f. Kegiatan penunjang bencana non-alam, dan/atau
bencana sosial
Bagian II

Evaluasi dan Realisasi DAK Fisik


Tahun 2020-2021
Realisasi DAK Fisik 2021
Realisasi DAK Fisik 2016-2021
100 94.00%
Persentase penyaluran mengalami
90
peningkatan pada tahun 2017, 2018 dan
92.00%
2020 dengan rata-rata penyaluran 5 tahun
80
90.00% terakhir adalah 90,49%.
70
88.00% Realisasi tahun 2020 tinggi karena
60

50 86.00% dilakukan relaksasi penyaluran sesuai PMK


40
101/PMK.07/2020
84.00%
30
82.00% Persentase realisasi penyaluran terendah
20 pada tahun 2020 adalah Bidang IKM
80.00%
10 (67,5%) dan tertinggi adalah Bidang
0 78.00% Kesehatan (97,7%)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pagu APBN 89.4 69.53 62.44 69.33 72.25 65.25
Pagu Perubahan 53.79 63.65 Persentase realisasi penyaluran terendah
Penyaluran 75.23 62.1 58.15 64.17 50.18 57.07 pada tahun 2021 adalah Bidang LHK
% 84.15% 89.31% 93.13% 92.56% 93.29% 89.66% (84,75%) dan tertinggi adalah Bidang
Pagu APBN Pagu Perubahan Penyaluran % Sanitasi (98,15%)
Realisasi Penyaluran DAK Fisik TA 2021 per 31 Desember 2021

15
Realisasi DAK Fisik 2021
Alokasi Per Provinsi
Realisasi DAK Fisik 2021 Jawa Timur 4.47
Jawa Tengah 4.25
Papua 3.61
66.00 100.00% 99.47% 110.00%
91.11% 89.66% Sulawesi Selatan 3.59
Jawa Barat 3.55
64.00 90.00%
Sumatera Utara 2.97
63.65 63.49 70.00% Nusa Tenggara Timur 2.90
62.00
Triliun rupiah

Aceh 2.53
50.00% Kalimantan Barat
60.00 2.40

30.00% Sulawesi Tenggara 2.29

58.00 Maluku 2.02

57.99 10.00% Sulawesi Tengah 2.02


56.00 57.07 -10.00%
Nusa Tenggara Barat 1.91
Sumatera Selatan 1.90
54.00 -30.00% Sumatera Barat 1.90
Lampung 1.77
52.00 -50.00% Riau 1.68
Pagu Perubahan RK Perubahan Kontrak Penyaluran Kalimantan Tengah 1.65
Maluku Utara 1.62
Sulawesi Utara 1.48
Realisasi penyaluran 2021 s.d. 31 Desember 2021 adalah Rp57,07 T Kalimantan Selatan 1.45
Papua Barat 1.39
(89,66% alokasi). Pada tahun 2021 dilakukan relaksasi dengan Kalimantan Timur 1.28

memperpanjang tenggat waktu penyampaian daftar kontrak sebagai Jambi 1.18


Bengkulu 1.04
syarat penyaluran hingga 31 Agustus. Bali 0.96
Banten 0.88
Sulawesi Barat 0.87
Gorontalo 0.81
Alokasi DAK Fisik 2021 tertinggi tersebar di Provinsi Jawa Timur Kepulauan Riau 0.81
Bangka Belitung 0.80
dengan total alokasi se-Provinsi adalah Rp4,47 triliun dan terendah Kalimantan Utara 0.64

adalah Provinsi DKI Jakarta dengan total alokasi Rp0,06 triliun DI Yogyakarta
DKI Jakarta
0.63 (triliun rupiah)
0.06

16
Rerata penyaluran DAK Fisik ke PUPR an TA 2021
DAK Fisik Agregat Nasional TA 2021-2022 sebesar 92,9% lebih baik dibanding total
penyaluran DAK Fisik Nasional sebesar 89,87%

2020 2021 2022


Bidang DAK Fisik
Pagu Penyaluran % Penyerapan % Pagu Penyaluran % Penyerapan % Pagu
Air Minum 1.515.865.102 1.355.349.645 89,41% 1.300.950.969 85,82% 2.977.364.075 2.747.447.685 92,28% 2.270.073.334 76,24% 3.000.000.000
Industri Kecil dan Menengah 213.009.012 143.807.586 67,51% 137.173.003 64,40% 743.538.967 653.798.680 87,93% 549.013.788 73,84% 753.233.579
Irigasi 1.688.639.312 1.348.459.178 79,85% 1.298.741.196 76,91% 2.901.015.016 2.498.919.696 86,14% 2.075.692.841 71,55% 1.500.000.000
Jalan 4.981.507.455 4.591.784.485 92,18% 4.432.136.025 88,97% 10.210.344.809 9.447.241.321 92,53% 7.821.939.520 76,61% 12.165.166.817
Kelautan dan Perikanan 730.464.417 640.435.074 87,68% 615.902.019 84,32% 997.119.766 909.556.751 91,22% 765.763.280 76,80% 1.134.884.349
Kesehatan dan KB 20.781.200.000 19.174.650.240 92,27% 18.234.067.445 87,74% 19.796.485.885 17.608.114.878 88,95% 10.796.616.848 54,54% 15.774.280.058
LH dan Kehutanan 48.666.668 42.588.977 87,51% 42.091.456 86,49% 704.451.435 597.031.333 84,75% 400.045.913 56,79%
Pariwisata 634.979.000 499.935.015 78,73% 479.490.435 75,51% 585.411.191 518.005.018 88,49% 448.501.640 76,61% 431.881.642
Pendidikan 18.453.186.824 18.028.306.419 97,70% 17.673.429.942 95,77% 18.333.059.942 16.177.383.298 88,24% 13.360.850.627 72,88% 18.348.532.876
Perdagangan 32.451.857 27.821.612 85,73% 27.815.662 85,71% 200.000.000
Pertanian 579.435.221 510.657.062 88,13% 489.993.128 84,56% 1.394.263.757 1.296.810.026 93,01% 1.099.812.708 78,88% 2.200.000.000
Perumahan & Permukiman 1.419.852.166 1.374.509.611 96,81% 1.339.996.625 94,38% 975.784.325 934.544.224 95,77% 781.884.033 80,13% 1.000.000.000
Sanitasi 1.833.653.730 1.766.590.055 96,34% 1.729.561.872 94,32% 2.057.900.484 2.019.827.455 98,15% 1.678.441.947 81,56% 2.000.000.000
Sosial 12.423.686 9.181.427 73,90% 8.977.542 72,26%
Transportasi laut/Perairan 575.464.145 518.047.816 90,02% 399.055.710 69,35%
Transportasi Perairan 8.798.171 7.748.671 88,07% 7.567.555 86,01% 530.697.339
Transportasi Perdesaan 692.910.145 654.151.317 94,41% 606.145.868 87,48% 1.248.319.817 1.142.945.727 91,56% 849.419.940 68,05% 1.000.000.000
Lingkungan Hidup 350.000.000
Kehutanan 350.000.000
UMKM 135.323.340
TOTAL 53.627.042.766 50.175.976.373 93,56% 48.424.040.741 90,30% 63.500.523.614 57.069.673.906 89,87% 43.589.370.667 68,48% 60.874.000.000
(per 10 Maret 2022) 17
(Dalam ribuan Rupiah)
DAK Fisik Agregat Nasional TA 2021-2022 per Agregat Provinsi (1)
(Dalam miliar Rupiah)
2021 2022
Provinsi Pagu Penyaluran %Salur Penyerapan %Serap Pagu RK %
Provinsi Aceh 2.535,02 2.387,89 94,20% 1.966,11 77,56% 1.984,58 1.959,78 98,75%
Provinsi Bali 1.044,57 830,07 79,47% 798,44 76,44% 854,51 819,64 95,92%
Provinsi Banten 882,72 786,03 89,05% 578,93 65,59% 639,31 634,19 99,20%
Provinsi Bengkulu 1.036,39 982,15 94,77% 803,21 77,50% 932,72 907,24 97,27%
Provinsi Di Yogyakarta 634,53 570,30 89,88% 527,11 83,07% 682,18 667,85 97,90%
Provinsi Dki Jakarta 58,91 46,94 79,68% 46,94 79,68% 37,29 37,02 99,28%
Provinsi Gorontalo 816,11 713,03 87,37% 539,93 66,16% 740,33 721,66 97,48%
Provinsi Jambi 1.181,53 1.113,88 94,27% 908,58 76,90% 1.053,71 1.044,22 99,10%
Provinsi Jawa Barat 3.553,67 3.029,00 85,24% 2.562,41 72,11% 3.257,70 3.178,63 97,57%
Provinsi Jawa Tengah 4.266,80 3.811,51 89,33% 3.359,01 78,72% 4.031,00 3.986,25 98,89%
Provinsi Jawa Timur 4.479,88 3.496,71 78,05% 2.753,59 61,47% 4.078,75 4.005,31 98,20%
Provinsi Kalimantan Barat 2.400,09 2.105,22 87,71% 1.392,65 58,02% 1.664,02 1.570,26 94,37%
Provinsi Kalimantan Selatan 1.450,86 1.332,25 91,82% 1.064,01 73,34% 1.279,17 1.264,22 98,83%
Provinsi Kalimantan Tengah 1.648,24 1.566,50 95,04% 1.145,44 69,49% 1.590,82 1.574,03 98,94%
Provinsi Kalimantan Timur 1.285,10 1.100,02 85,60% 829,96 64,58% 963,55 957,08 99,33%
Provinsi Kalimantan Utara 644,99 587,06 91,02% 416,95 64,64% 562,35 539,96 96,02%
Provinsi Kep. Bangka Belitung 802,04 726,88 90,63% 634,79 79,15% 709,15 703,05 99,14%
Provinsi Kepulauan Riau 814,21 740,51 90,95% 574,06 70,51% 592,32 590,19 99,64%
Provinsi Lampung 1.771,66 1.659,16 93,65% 1.321,80 74,61% 1.920,27 1.862,00 96,97%
18
DAK Fisik Agregat Nasional TA 2021-2022 per Agregat Provinsi (2)
(Dalam miliar Rupiah)
2021 2022
Provinsi Pagu Penyaluran %Salur Penyerapan %Serap Pagu RK %
Provinsi Maluku 2.023,15 1.918,19 94,81% 1.241,22 61,35% 1.713,93 1.633,65 95,32%
Provinsi Maluku Utara 1.623,76 1.556,90 95,88% 1.177,19 72,50% 1.778,83 1.717,86 96,57%
Provinsi Nusa Tenggara Barat 1.911,57 1.762,11 92,18% 1.375,35 71,95% 2.270,91 2.151,18 94,73%
Provinsi Nusa Tenggara Timur 2.906,40 2.644,67 90,99% 1.792,55 61,68% 3.619,06 3.429,59 94,76%
Provinsi Papua 3.611,47 3.390,42 93,88% 2.262,12 62,64% 4.080,19 3.803,57 93,22%
Provinsi Papua Barat 1.390,38 1.223,00 87,96% 894,63 64,34% 2.107,42 1.899,57 90,14%
Provinsi Riau 1.677,45 1.492,32 88,96% 1.185,21 70,66% 1.277,05 1.264,87 99,05%
Provinsi Sulawesi Barat 871,80 828,24 95,00% 617,67 70,85% 938,07 924,18 98,52%
Provinsi Sulawesi Selatan 3.593,95 3.228,87 89,84% 2.261,21 62,92% 3.450,68 3.399,26 98,51%
Provinsi Sulawesi Tengah 2.020,59 1.882,45 93,16% 1.227,97 60,77% 1.870,24 1.734,49 92,74%
Provinsi Sulawesi Tenggara 2.293,01 2.169,01 94,59% 1.775,50 77,43% 1.680,45 1.646,79 98,00%
Provinsi Sulawesi Utara 1.484,01 1.299,25 87,55% 946,65 63,79% 1.757,71 1.652,58 94,02%
Provinsi Sumatera Barat 1.902,67 1.626,75 85,50% 1.183,07 62,18% 1.853,21 1.814,07 97,89%
Provinsi Sumatera Selatan 1.907,58 1.811,87 94,98% 1.427,23 74,82% 1.843,26 1.778,10 96,46%
Provinsi Sumatera Utara 2.975,40 2.650,51 89,08% 1.997,89 67,15% 3.059,24 2.904,94 94,96%
Total 63.500,52 57.069,67 89,87% 43.589,37 68,64% 60.874,00 58.777,28 96,56%

19
Evaluasi Penyaluran dan Penyerapan DAK Fisik 2019-2021

Kesehatan dan KB Pendidikan Jalan


25.00 20.00 97,70% 18.00
96,45% 92,74%
18.00 95,77% 16.00
92,27% 94,27% 88,24% 88,38%
20.00 90,43% 87,74% 16.00 14.00
85,21% 88,95% 72,88%
14.00 12.00
92,53%
15.00 12.00
10.00
10.00 76,61%
54,54% 8.00
10.00 8.00 92,18%
6.00
6.00 88,97%
5.00 4.00 4.00

2.00 2.00
0.00 0.00 0.00
2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021

• Bersama bidang Pendidikan dan bidang • Meski pada 2021 mengalami sedikit • Setelah mengalami penurunan pada tahun
Jalan, bidang Kesehatan dan KB penurunan dibandingkan tahun 2020, 2020, alokasi bidang Jalan tahun 2021
mendapatkan alokasi tertinggi dibanding namun secara umum alokasi bidang meningkat menjadi Rp10,21 triliun
bidang-bidang lainnya dalam DAK Fisik pendidikan masih cukup tinggi, yaitu di • Realisasi penyaluran selama 3 tahun
• Realisasi penyerapan tahun 2021 cukup atas Rp18,3 triliun terakhir berada di atas 92%. Pada tahun
rendah dibanding 2 tahun sebelumnya yang • Realisasi penyaluran dan penyerapan pada 2019 dan 2020, penyerapan mencapai di
bisa mencapai di atas 85% tahun 2021 lebih rendah dibandingkan 2 atas 88%, tetapi pada tahun 2021
tahun sebelumnya penyerapan hanya 76,61%.

Alokasi Penyaluran Penyerapan *) Jumlah dalam triliun Rupiah


20
Evaluasi Penyaluran dan Penyerapan DAK Fisik 2019-2021

Air Minum Irigasi Sanitasi


3.50 3.50 2.50

92,28% 96,14% 98,15%


3.00 3.00 88,49% 93,96%
84,64% 86,14% 2.00 96,34%
94,32% 81,56%
2.50 76,24% 2.50
91,08% 71,55%
87,90% 1.50
2.00 2.00 79,85%
89,41%
85,82% 76,91%
1.50 1.50 1.00
1.00 1.00
0.50
0.50 0.50

0.00 0.00 0.00


2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021

• Setelah mengalami penurunan pada tahun • Alokasi bidang Irigasi tahun 2021 • Alokasi bidang Sanitasi tahun 2021
2020, alokasi bidang Air Minum tahun 2021 meningkat signifikan dibanding tahun meningkat menjadi Rp2,06 triliun, lebih
meningkat menjadi Rp2,98 triliun sebelumnya yaitu menjadi Rp2,9 triliun tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya
• Realisasi penyerapan tahun 2021 (76,24) • Realisasi penyaluran tahun 2021 • Realisasi penyaluran tahun 2021 lebih
cukup rendah dibanding 2 tahun meningkat dibanding tahun 2020, tetapi tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya,
sebelumnya yang bisa mencapai di atas 85% realisasi penyerapan mengalami tetapi realisasi penyerapan lebih rendah
penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya

Alokasi Penyaluran Penyerapan *) Jumlah dalam triliun Rupiah


21
Evaluasi Penyaluran dan Penyerapan DAK Fisik 2019-2021

Perumahan dan Permukiman Pariwisata Kelautan dan Perikanan


1.60 1.20 1.20
96,81%
1.40 94,38% 88,45% 91,22%
1.00 1.00 92,14%
96,90% 84,90% 87,90%
1.20 76,80%
93,71% 0.80 0.80
95,77% 87,68%
1.00 88,49%
80,13% 78,73% 84,32%
0.80 0.60 0.60
75,51% 76,61%
0.60 0.40 0.40
0.40
0.20 0.20
0.20

0.00 0.00 0.00


2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021

• Setelah mengalami peningkatan pada tahun • Alokasi bidang Pariwisata tahun 2021 • Alokasi bidang Kelautan dan Perikanan
2020, alokasi bidang Perumahan dan mengalami penurunan dibanding tahun- tahun 2021 meningkat menjadi Rp0,99
Permukiman tahun 2021 menurun menjadi tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp0,59 triliun, lebih tinggi dibanding tahun
Rp0,98 triliun triliun sebelumnya
• Realisasi penyaluran dan penyerapan tahun • Realisasi penyaluran tahun 2021 (88,49%) • Realisasi penyaluran tahun 2021 lebih
2021 cenderung mengalami penurunan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun tinggi dibanding tahun 2020, tetapi
dibanding tahun sebelumnya, yaitu masing- sebelumnya. Realisasi penyerapan 2021 realisasi penyerapan lebih rendahya
masing 95,77% dan 80,15% juga lebih tinggi dari tahun 2020

Alokasi Penyaluran Penyerapan *) Jumlah dalam triliun Rupiah


22
Evaluasi Penyaluran dan Penyerapan DAK Fisik 2019-2021

Perdagangan Pertanian Transportasi Perdesaan


2.00 2.00 1.60
91,55%
1.80 1.80 88,89% 1.40 90,60%
89,56%
1.60 1.60
83,58% 91,56%
84,68%
93,01% 1.20
1.40 1.40
68,05%
1.20 1.20 78,88% 1.00
1.00 1.00 0.80 94,41%
87,48%
0.80 0.80 88,13% 0.60
0.60 0.60 84,56%
0.40
0.40 0.40
85,73% 0.20
0.20 85,71% 0.20
0.00 0.00 0.00
2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021

• Alokasi bidang Perdagangan pada tahun • Alokasi bidang Pertanian tahun 2021 • Alokasi bidang Trasportasi Perdesaan
2020 menurun signifikan dibanding tahun mengalami peningkatan dibanding tahun tahun 2021 meningkat menjadi Rp1,25
2019. Pada tahun 2021 tidak terdapat sebelumnya yaitu sebesar Rp1,39 triliun triliun, lebih tinggi dibanding tahun
bidang perdagangan • Realisasi penyaluran tahun 2021 lebih sebelumnya
• Realisasi penyaluran tahun 2020 menurun tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. • Realisasi penyaluran dan penyerapan
dibanding tahun sebelumnya, sebaliknya, Namun, realisasi penyerapan 2021 lebih tahun 2021 lebih tinggi dibanding tahun
realisasi penyerapan mengalami kenaikan rendah sebelumnya

Alokasi Penyaluran Penyerapan *) Jumlah dalam triliun Rupiah


23
Evaluasi Penyaluran dan Penyerapan DAK Fisik 2019-2021

Industri Kecil dan Menengah Lingkungan Hidup dan Kehutanan Transportasi Perairan
0.80 0.80 7E+11
87,93% 0.70 6E+11
0.70 84,75% 90,02%
0.60 0.60
88,23% 5E+11
73,84% 81,02% 69,35%
0.50 0.50
81,73% 4E+11
75,77%
0.40 0.40 56,92%
3E+11
0.30 0.30
67,51% 2E+11
0.20 0.20
64,40% 87,51%
1E+11 88,07%
0.10 0.10 86,49% 86,49%
0.00 0.00 0
2019 2020 2021 2019 2020 2021 2019 2020 2021

• Alokasi bidang IKM pada tahun 2021 • Setelah mengalami penurunan cukup • Alokasi bidang Transportasi Perairan pada
meningkat signifikan dibandingkan 2 drastis pada tahun 2020, alokasi bidang LH tahun 2021 (Rp575,46 miliar) meningkat
tahun sebelumnya dan Kehutanan pada tahun 2021 signifikan dibanding tahun sebelumnya
• Gap antara realisasi penyaluran dan meningkat signifikan hingga mencapai (Rp7,75 miliar)
penyerapan pada tahun 2021 cukup besar Rp0,7 Triliun. • Persentase penyaluran tahun 2021 lebih
apabila dibandingkan dengan realisasi • Persentase penyerapan pada tahun 2021 tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,
pada tahun-tahun sebelumnya terbilang rendah dibandingkan 2 tahun sebaliknya, persentase penyerapan tahun
sebelumnya 2021 lebih rendah

Alokasi Penyaluran Penyerapan *) Jumlah dalam triliun Rupiah


24
Bagian III

Capaian Output dan Target


Output 2022
Capaian Output DAK Fisik 2021
PENDIDIKAN SANITASI KESEHATAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
• Pembangunan Ruang Kelas • Pembangunan Tangki Septik • Pembangunan dan • Sarana dan Prasarana Budidaya
Baru 729 Ruang 32.645 Unit Rehabilitasi Puskesmas 524 Ikan 1.793 Paket
• Rehabilitasi Ruang Kelas • Pembangunan IPAL 113 Unit Paket • Perahu/Kapal Penangkap Ikan
22.218 Ruang • Pembangunan TPS 3R 66 Unit • Pembangunan/Rehabilitasi 1.909 Paket
• Pembangunan 7 unit dan RS Rujukan 61 Paket • Alat Penangkap Ikan Ramah
Rehabilitasi 12 unit PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN • Penguatan Intervensi Lingkungan 16.552 Paket
Gedung Fasilitas Layanan • Peningkatan kualitas rumah stunting di 360 kab/kota
Perpustakaan Umum swadaya 11.006 Unit
IRIGASI
• Pembangunan rumah swadaya
LINGKUNGAN HIDUP DAN AIR MINUM • Rehabilitasi jaringan irigasi
1.694 Unit
KEHUTANAN • Pembangunan SPAM 116.344 Ha
• Pembangunan Rumah Khusus 132
• Pembangunan Pusat Daur 52.375 SR • Pembangunan jaringan
Unit
Ulang Sampah 5 unit • Perluasan SPAM 96.016 irigasi 5.281 Ha
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH SR • Peningkatan Jaringan Irigasi
• Rehabilitasi Mangrove
• Pembangunan Sentra IKM 48 • Peningkatan SPAM 2.601 Ha
415,3 Hektar
Paket 50.693SR
• Revitalisasi Sentra IKM 201
TRANSPORTASI PERAIRAN/LAUT
Paket TRANSPORTASI PEDESAAN
• Rehabilitasi Fasilitas PARIWISATA • Pembangunan dan
Pelabuhan 94 Paket • Panggung Peningkatan Jalan Pedesaan
PERTANIAN Kesenian/Pertunjukan 25 strategis 912 KM
• Pembangunan 1.607 unit Unit
JALAN • Pengadaan Sarana
sumber air • Plaza Kuliner 105 Unit
• Pemeliharaan/Rehabilitasi dan Transportasi Darat 129 Unit
• Pembangunan 379 km jalan • Dermaga Wisata 3 unit
Peningkatan Jalan 1.510 KM • Pengadaan Sarana
usaha tani/jalan produksi • Gazebo 398 Unit
• Pelebaran Jalan 43 Km Transportasi Perairan 76 Unit
• Pembangunan Jalan 12 KM
• Pembangunan Jembatan 272 M

26
Sumber: Capaian Output DAK Fisik 2021 SLDK per 30 januari 2021
Target Output DAK Fisik 2022 (1)
PENDIDIKAN PERTANIAN
- Satuan Pendidikan yang Direvitalisasi 50.236 Unit - Pembangunan/Rehabilitasi irigasi pertanian 2.815 Unit
- Pembangunan Gedung Layanan Perpustakaan 43 Unit - Pembangunan jalan pertanian 1.335 Unit
- Perluasan/Renovasi Gedung Layanan 23 Unit - Pembangunan lumbung pangan masyarakat desa
(LPMDes) 516 Unit
- Sarpras Pasca Panen 909 Unit
KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA
- Peningkatan ketersediaan dan kualitas SPA di 4.649
Puskesmas AIR MINUM
- Peningkatan status gizi bagi 492.056 ibu hamil dan 741.584 - Perluasan SPAM JP 456.823 SR
balita kurus - Pembangunan Baru SPAM JP 67.134 SR
- Pembangunan/Alih Fungsi/Rehabilitasi Balai Penyuluh 145 - Peningkatan SPAM JP 81.196 SR
Unit - Pembangunan SPAM BJP Komunal 3.310 RT

KELAUTAN DAN PERIKANAN


PARIWISATA
- Pembangunan/Rehabilitasi Sarana dan Prasarana
- Ketuntasan Pembangunan Daya
Pelabuhan Perikanan 50 Pelabuhan
Tarik Wisata 93 (65?) DTW
- Pembangunan/Rehabilitasi UPTD 99 Balai Benih
- Pembangunan Sarpras Pemberdayaan Usaha Nelayan
Skala Kecil 163 Kab/Kota dan Pembudidaya Ikan Skala
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Kecil 161 Kab/Kota
- Penanganan Permukiman Kumuh Terintegrasi 713 Unit
- Penyediaan Perumahan Baru Swadaya Terpadu 22.290 Unit
- Penyediaan Perumahan Baru di Prov. Kapri, Kalbar, Kaltara, JALAN
NTT, Maluku-Papua 440 Unit - Penanganan Jalan dan Jembatan 2.543,77 km

27
Target Output DAK Fisik 2022 (2)
LINGKUNGAN HIDUP TRANSPORTASI PERAIRAN
- Sarpras Pengelolaan Sampah dan Pendukungnya 754 - Rehabilitasi dermaga/pelabuhan 4 1Kab/Kota
Unit - Pengadaan Sarana Transportasi Perairan 18
- Pengadaan Unit Pemantauan Kualitas Air 95 Unit Unit
- Pengadaan Peralatan Laboratorium Pengujian Kualitas
Air dan Merkuri 37 Paket

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH


- Pembangunan Sentra IKM 12 Kab/Kota
KEHUTANAN - Revitalisasi Sentra IKM 75 Kab/Kota
- Penanaman Hutan Rakyat 17.523,9 ha
- Rehabilitasi Mangrove 752 ha
- Sumur Resapan 2.436 Unit
- Sarpras Alat Ekonomi Produktif 411 Paket TRANSPORTASI PERDESAAN
- Pembangunan Jalan Desa Strategis 476,75 KM
- Pengadaan sarana transportasi darat 89 Unit
- Pengadaan sarana transportasi perairan < 20 GT 14 Unit
USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH - Pembangunan dan rehabilitasi dermaga rakyat 9 Paket
- Jumlah PLUT dibangun 13 PLUT - Penggantian dan Renovasi jembatan gantung 237,50 Meter
- Jumlah PLUT direvitalisasi 7 PLUT

IRIGASI
PERDAGANGAN - Pembangunan Jaringan Irigasi 3.890,74 ha
- Pembangunan Pasar Rakyat Tematik Wisata 1 Unit - Peningkatan Jaringan Irigasi 25.758,56 ha
- Pembangunan Pasar Rakyat Tematik Wisata Bali 1 - Rehabilitasi Jaringan Irigasi 83.765,19 ha
Unit - Pembangunan Infrastruktur Pengendali Banjir 8,91 km

Sumber: Kementerian Keuangan

28
Bagian IV

Capaian Hasil Jangka Pendek


(Immediate Outcome) DAK Fisik
Laporan Immediate Outcome DAK Fisik
Kepala Daerah menyusun laporan pelaksanaan DAK Fisik yang terdiri
atas laporan: (i) realisasi penyerapan dana, (ii) capaian keluaran
kegiatan, (iii) pelaksanaan teknis kegiatan, dan (iv) capaian hasil jangka
pendek (immediate outcome)

Immediate outcome menjadi pertimbangan penilaian usulan DAK Fisik

Laporan immediate outcome TA 2022 disampaikan paling lambat bulan Juni 2023, untuk
laporan immediate outcome TA 2021 dilaporkan paling lambat bulan Maret 2022 →
melalui aplikasi KRISNA.

Laporan immediate outcome paling sedikit memuat:


a. Capaian indikator
b. Kendala
c. Data dukung

Pemenuhan target/sasaran DAK Fisik terhadap target immediate


outcome dinilai berdasarkan pemanfaatan langsung target capaian
keluaran tiap bidang/subbidang DAK Fisik

30
Tindak Lanjut Penyusunan Immediate Outcome

Wajib tercantum pada Lampiran Dituangkan dalam BA MM dan BA TM


Perpres Petunjuk Teknis DAK 2022 Pra-Penilaian sebagai salah satu
dan/atau Permen Jukops KL terkait kriteria penilaian

Indikator immediate
outcome menjadi salah satu
komponen penilaian akhir

31
Bagian V

PMK 198/PMK.07/2021 tentang


Pengelolaan DAK Fisik
(Pokok-Pokok Perubahan)
Pokok-Pokok Perubahan Pengelolaan DAK Fisik
PMK Nomor 130/PMK.07/2019 menjadi PMK Nomor 198/PMK.07/2021
Pejabat Perbendaharaan
Penyesuaian Tusi Koordinator KPA Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa yaitu:
a. Tugas dan fungsi untuk melakukan konsolidasi laporan monitoring; dan
b. Evaluasi atas capaian keluaran (output) DAK Fisik; dan
c. Menyelesaikan kendala dan hambatan teknis penyaluran DAK Fisik sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam PMK mengenai Pengelolaan DAK Fisik.

Perencanaan, Penganggaran, dan Pengalokasian


a. Penambahan ketentuan mengenai sinkronisasi dan harmonisasi kegiatan yang dibiayai DAK Fisik dengan
kegiatan yang dibiayai dari belanja K/L.
b. Penegasan ketentuan mengenai usulan DAK Fisik dari anggota DPR:
• Usulan yang diterima oleh Kementerian Keuangan c.q. DJPK adalah usulan yang disampaikan oleh
pimpinan Badan Anggaran DPR.
• Kementerian Keuangan, Bappenas, dan kementerian/lembaga teknis dapat melakukan pemetaan
dan/atau perincian usulan DAK Fisik dari anggota DPR sesuai jenis/bidang/subbidang DAK Fisik untuk
selanjutnya dimasukkan ke dalam sistem informasi perencanaan dan penganggaran.
c. Pengaturan penilaian awal atas usulan DAK Fisik antara lain mempertimbangkan pagu indikatif
dan/atau pagu anggaran DAK Fisik.
d. Pengaturan pengalokasian DAK Fisik mempertimbangkan kinerja pelaksanaan DAK Fisik dan/atau
kapasitas fiskal Daerah.

33
POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGELOLAAN DAK FISIK

Penegasan Pengaturan
Rencana Kegiatan (RK) dan PMK Nomor 130/PMK.07/2019 menjadi
Persiapan Teknis sesuai PMK Nomor 198/PMK.07/2021
Perpres Juknis DAK Fisik
Usulan perubahan RK dapat dilakukan sampai dengan 14 Maret (optimalisasi penggunaan
DAK Fisik dan/atau perubahan status pemenuhan kriteria teknis usulan DAK Fisik dari
anggota DPR).

Usulan perubahan RK karena force majeur diberikan persetujuan atau penolakan oleh K/L
paling lama 15 hari kerja setelah usulan perubahan diterima dengan lengkap dan dapat
melibatkan BPKP untuk melakukan verifikasi.

Dalam hal terjadi pengurangan pagu alokasi, dilakukan penyesuaian rencana kegiatan DAK
Fisik, dan dana Kegiatan Penunjang ditetapkan paling banyak 5% dari pagu alokasi DAK Fisik
setelah perubahan.

RK yang telah disetujui K/L menjadi dasar pengadaan barang dan jasa oleh Pemda.

Penyesuaian jenis kegiatan penunjang → meliputi biaya tender, honorarium


pendamping/fasilitator non ASN, jasa konsultan pengawas kegiatan, penyelenggaraan rapat
koordinasi di Pemerintah Daerah, dan perjalanan dinas ke/dari lokasi kegiatan dalam rangka
perencanaan, pengendalian, dan pengawasan.

34
POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGELOLAAN DAK FISIK

PMK Nomor 130/PMK.07/2019 menjadi PMK Nomor 198/PMK.07/2021

Perubahan ▪ Penambahan pengaturan mengenai pelaksanaan reviu terhadap syarat


salur oleh APIP Daerah.
Mekanisme Salur
▪ Penyaluran dilakukan secara bertahap dan sekaligus.
▪ Dokumen syarat salur:
1) Daftar Kontrak sebagai dokumen syarat salur penyaluran bertahap
dan sekaligus termasuk perkiraan data jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk penyelesaian kegiatan.
2) Penambahan ketentuan dokumen syarat salur berupa daftar kontrak
yang bersifat final sebagai syarat salur tahap II.
3) Penambahan ketentuan dokumen syarat salur berupa foto dan
geotagging pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Tahun Anggaran yang lalu
sebagai syarat salur DAK Fisik sekaligus.
▪ Penambahan ketentuan aspek pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh
Perubahan kementerian/lembaga meliputi capaian hasil jangka pendek serta dampak
Ketentuan Monev dan manfaat pelaksanaan kegiatan.
▪ Penambahan ketentuan aspek pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh
Kementerian Keuangan meliputi kontrak, penyaluran, dan capaian keluaran
(output).
35
Pokok-Pokok Perubahan Pengelolaan DAK Fisik
PMK Nomor 130/PMK.07/2019 menjadi PMK Nomor 198/PMK.07/2021
No PMK 130 Tahun 2021 PMK 198 Tahun 2021 Keterangan
1 Penyaluran tahap 2 untuk kontrak lebih dari 70% pagu, Penyaluran tahap 2 untuk kontrak lebih dari 70% pagu, disalurkan PMK Pengelolaan DAK Fisik Pasal
disalurkan sebesar 45% dari kontrak sebesar 45% dari pagu 36

Penyaluran sekaligus s.d. 1M, Penyaluran sekaligus s.d. 1M,


1. didasarkan pada pagu bidang 1. didasarkan pada pagu subbidang
2. Penyaluran sekaligus s.d. 1M, disalurkan 1x sebesar 2. Penyaluran sekaligus s.d. 1M, dapat disalurkan lebih dari 1x PMK Pengelolaan DAK Fisik Pasal
2
nilai kontrak final sebesar nilai kontrak yang dimintakan (per batch) 38 dan 39
3. Kontrak yang disampaikan harus kontrak final 3. Dapat dimintakan penyaluran dengan mengajukan 1 kontrak
(seluruh kontrak) fisik
Laporan untuk subbidang yang disalurkan sekaligus s.d. 1M menjadi
Penghapusan aturan penyampaian
Laporan untuk subbidang yang disalurkan sekaligus s.d. 1M bagian dari laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output
3 laporan penyaluran sekaligus s.d.
disampaikan paling lambat bulan November TAYL yang disampaikan sebagai syarat salur Tahap I tahun angaran
1 M di bulan November
berikutnya.
Penghapusan aturan penyampaian
4 Rekap SP2D BUD menjadi syarat penyaluran Rekap SP2D BUD tidak menjadi syarat penyaluran
Rekapitulasi SP2D BUD
Penyaluran sekaligus rekomendasi K/L sebesar:
1. Nilai kontrak apabila seluruh kegiatan dalam
subbidang merupakan kegiatan sekaligus rekomendasi PMK Pengelolaan DAK Fisik Pasal
5 Penyaluran sekaligus rekomendasi K/L sebesar Nilai BAST
K/L 38
2. Nilai BAST apabila Sebagian kegiatan dalam subbidang
merupakan kegiatan sekaligus rekomendasi K/L
Foto Geotagging tidak menjadi syarat penyaluran untuk
Foto Geotagging menjadi syarat penyaluran untuk Penyaluran PMK Pengelolaan DAK Fisik Pasal
6 Penyaluran Sekaligus s.d. 1 Miliar dan Penyaluran Sekaligus
Sekaligus s.d. 1 Miliar dan Penyaluran Sekaligus Rekomendasi KL 39 dan 40
Rekomendasi KL
Sudah pernah dilakukan oleh
Pemda 2020 awal (sebelum
Perekaman Kontrak s.d. level Komponen, untuk rincan kegiatan yang
7 Perekaman Kontrak s.d. level Rincian Kegiatan refocusing penghentian kontrak
memiliki komponen
dan sebelum cadangan DAK Fisik
2020)

36
Penyaluran DAK Fisik

Penyaluran DAK Fisik dilakukan melalui pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD

Penyaluran DAK Fisik dilakukan per jenis,


dengan ketentuan:

Mekanisme Penyaluran DAK Fisik


Per Bidang untuk bidang DAK Fisik
yang tidak memiliki Subbidang Dilakukan untuk Bidang dengan pagu
alokasi dibawah Rp1Miliar
Sekaligus

Per Subbidang untuk bidang DAK


Fisik yang memiliki Subbidang Dilakukan untuk Bidang/Subbidang
dengan pagu alokasi diatas Rp1Miliar
Bertahap kecuali untuk kegiatan yang
direkomendasikan K/L dilakukan
pembayaran secara sekaligus

37
MEKANISME PENYALURAN SEKALIGUS

Alokasi
1 Bidang/Subbidang
Seluruh/sebagian kegiatan yang
2 ≤ Rp1 Miliar
mendapat rekomendasi K/L

Dapat dilaksanakan
sekaligus sebesar
Rentang waktu penyaluran: 3 kebutuhan dana dalam
April-Desember 4 rangka penyelesaian
output kegiatan DAK Fisik

Batas waktu penyampaian dokumen


Dokumen Persyaratan penyaluran : 5
persyaratan paling lambat 21 Juli
(i) Perda APBD tahun anggaran berjalan; 6
(ii) Laporan realisasi penyerapan dana dan
capaian dan realisasi penyerapan naker T-1
Pemerintah Daerah dapat melakukan
(iii) Foto dengan titik koordinat realisasi
7 pemutakhiran data kontrak kegiatan
fisik pada seluruh bidang/subbidang T-1
DAK Fisik per jenis per bidang/
(iv) Rencana Kegiatan
subbidang untuk penyaluran sekaligus
(v) Daftar kontrak kegiatan termasuk
sampai dengan batas waktu
perkiraan data jumlah naker yang
penerimaan dokumen persyaratan
dibutuhkan
sekaligus

38
Mekanisme Penyaluran Bertahap

TAHAP I TAHAP II TAHAP III


Selisih dana yang telah
25% dari Pagu Alokasi 45% dari Pagu Alokasi disalurkan dengan nilai
Bertahap Bertahap rencana penyelesaian
kegiatan
Penyaluran: Penyaluran Penyaluran
paling cepat Februari paling cepat April paling cepat September – paling lambat
Desember
Penyampaian Persyaratan: Penyampaian Persyaratan
Paling Lambat 21 Juli Paling Lambat 21 Oktober Penyampaian Persyaratan
Paling lambat 15 Desember
Persyaratan antara lain Persyaratan antara lain
Perda APBD tahun berjalan, laporan daftar kontrak kegiatan , laporan realisasi Persyaratan antara lain
realisasi penyerapan dana dan capaian penyerapan dana paling sedikit 75% dari laporan realisasi penyerapan dana paling
output dan realisasi penyerapan tenaga dana yang diterima RKUD dan output Tahap sedikit 90% dan capaian output paling
kerja, foto dan titik koordinat realisasi I, foto dan titik koordinat realisasi kegiatan sedikit 70%, laporan nilai rencana
kegiatan, rencana kegiatan, daftar kebutuhan dana, foto dan titik koordinat
kontrak kegiatan realisasi kegiatan
39
Alur Penyaluran DAK Fisik

OPD Perbaikan
Teknis dan
Input Dokumen Approve
Syarat Salur Data Submit
Data

Verifikasi
Transfer
Data dan Dana dari
DPPKAD Penerbitaan RKUD
RKUN
OMSPAN SP2D BUN
OMSPAN Hasil
Reviu
Reviu
Dokumen
Persyaratan
Penyaluran

APIP Daerah

40
Pelaporan DAK Fisik

Penyampaian pelaporan
dilaksanakan melalui aplikasi
OMSPAN yang diberikan
melalui pemberian akses
Aplikasi OMSPAN kepada
KPA BUN Pengelolaan Dana
Transfer Khusus.

41
Pemantauan dan Evaluasi
Perpres No. 7 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik

• Memastikan kesesuaian antara realisasi dana, capaian output, dan capaian hasil jangka pendek.
• Memperbaiki pelaksanan kegiatan guna mencapai sasaran output dan capaian hasil jangka pendek
• Memastikan pencapaian dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan dengan mempertimbangkan
kesesuaian pelaksanaan dengan prioritas daerah
Tujuan • Memastikan keberlanjutan fungsi

Menteri/pimpinan Lembaga
pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan, capaian output,
capaian hasil jangka pendek, serta dampak dan manfaat pelaksanaan
kegiatan
Menteri Keuangan
pemantauan dan evaluasi terhadap realisasi kontrak, penyaluran,
penyerapan dana, dan capaian output
Menteri PPN/Bappenas
Pemerintah pemantauan dan evaluasi terhadap capaian output, capaian hasil jangka
Pusat pendek, serta dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan.
Menteri Dalam Negeri
pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dalam rangka
pelaksanaan APBD
42
Bagian VI

Implementasi DAK dalam UU Nomor


1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan Pusat dan Daerah
Desain Transfer Ke Daerah Dalam UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang HKPD
• Pagu mempertimbangkan tingkat kebutuhan • Penggunaan DAU dilakukan sesuai kinerja
pendanaan dan target pembangunan daerah dalam pencapaian layanan publik
• Berbasis unit cost memperhatikan kebutuhan dasar • Earmarking untuk kelurahan
pelayanan pemerintahan, target layanan,
karakteristik wilayah

DAU
• Alokasi untuk daerah penghasil, daerah pengolah &
• Bersifat penugasan sesuai nonpenghasil terdampak eksternalitas negatif
Redesain pengelolaan
prioritas nasional transfer ke daerah • Memperhatikan kinerja dukungan
• Fokus pada pencapaian target untuk mengurangi penerimaan negara dan pemulihan
kinerja DAK ketimpangan dan DBH lingkungan
• Perancanaan & pengalokasian mendorong perbaikan
kualitas belanja yang • Penggunaan sesuai prioritas daerah
disinergikan dengan pendanaan efisien dan efektif, dan diarahkan sebagiannya
lain melalui TKD yang
berbasis kinerja

• Pengalokasian memperhitungkan kinerja DANA


• Pemerintah dapat menentukan fokus
DANA OTSUS Untuk daerah yang memiliki otonomi
DESA & khusus dan keistimewaan dan dilaksanakan
penggunaan Dana Desa setiap tahunnya sesuai DAIS
prioritas nasional berdasarkan RPJMN dan RPJMD, serta
target kinerja.
Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal bagi Pemda yang memiliki kinerja baik dalam memberikan layanan publik

44
Pengaturan Dana Alokasi Khusus

KONDISI DESAIN TUJUAN


EKSISTING PERUBAHAN
• DAK seharusnya menjadi skema Jenis DAK • Peningkatan sinergi &
penunjang, namun menjadi Menggabungkan Hibah Daerah ke dalam DAK (DAK Fisik, Non efisiensi belanja (pusat dan
sumber utama belanja modal Fisik dan Hibah Daerah) daerah)
• Sebagian besar DAK Fisik Pengalokasian • Pengejaran ketertinggalan
reguler untuk kegiatan rutin • Dialokasikan untuk mencapai target kinerja dan dianggarkan layanan di kawasan
(pemenuhan SPM), yang secara tahunan tertinggal karena DAK lebih
idealnya dipenuhi melalui DAU. • Pengalihan pendanaan/ belanja K/L menjadi DAK bagi daerah fokus
• Belum terintegrasi/kurang yang telah berkinerja baik dalam mengelola APBD
• Keselarasan output-
bersinergi dengan belanja • Tidak ada kewajiban dana pendamping 10%
outcome antara pusat dan
lainnya, seperti DAK Non Fisik, Penggunaan daerah
Hibah Daerah, Dekon/TP, atau DAK difokuskan pada penugasan untuk mencapai prioritas
pendanaan lain dari pinjaman nasional yang menjadi urusan daerah dan kebijakan pemerintah
/Hibah LN. lainnya, sedangkan DAK Reguler dilebur dalam formulasi DAU agar
dapat mem boosting pencapaian pembangunan di daerah.

DAK diperkuat dengan mengalihkan secara bertahap berbagai belanja Kementerian/Lembaga yang masih mendanai
Dampak urusan kewenangan Daerah, dengan terlebih dahulu memperhatikan kualitas kinerja pengelolaan APBD

45
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai