KELOMPOK 4 :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami Kelompok 4 Praktikum Lab Pengecoran dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang percobaan Pemeriksaan Cacat Logam
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diamanahkan oleh Kakak Alen sebagai Koordinator percobaan
Pemeriksaan Cacat Logam ini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang percobaan yang akan dilakukan yaitu
Pemeriksaan Cacat Logam.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................?
A. Latar Belakang..................................................................................................?
B. Rumusan Masalah.............................................................................................?
C. Tujuan...............................................................................................................?
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................?
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengecoran
Proses pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk di mana
logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga
cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Sebuah
casting pasir atau pasir cetak adalah bagian cor dihasilkan dengan membentuk
sebuah cetakan dengan bantuan model atau pola ditekan menjadi pasir campuran
dan kemudian dihapus, setelah yang cair logam cair dituang ke dalam rongga dalam
cetakan. Cetakan tersebut kemudian didinginkan sampai logam telah memperkuat.
Pada tahap terakhir, coran dipisahkan dari cetakan.(Dewi Sri,2011)
Pengecoran logam merupakan proses awal yang paling penting dalam industri
logam, teknologi pengecoranpun semakin menunjukkan perkembangan sesuai
dengan kebutuhan industri logam itu sendiri dan proses pengecoran masih
digunakan sampai sekarang untuk memperoleh bentuk logam sesuai dengan yang di
minati. Di dalam proses pengecoran logam dalam usaha untuk menghasilkan suatu
produk benda coran yang berkualitas baik dengan komposisi yang dikehendaki
maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu: bahan baku coran, komposisi
bahan baku, kualitas pasir cetak (bila menggunakan cetakan pasir), sistem
peleburan, sistem penuangan dan pengerjaan akhir dari produk coran.(Supendi
V,2012)
Proses pengecoran logam dalam usaha menghasilkan suatu produk benda coran
yang berkualitas baik dengan komposisi yang di kehendaki maka ada beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu: bahan baku coran, komposisi bahan baku, kualitas pasir
cetak (bila menggunakan cetakan pasir), sistem peleburan, sistem penuangan dan
pengerjaan akhir dari produk coran. Proses pengecoran logam dalam usaha
menghasilkan suatu produk benda coran yang berkualitas baik dengan komposisi
yang di kehendaki maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu: bahan baku
coran, komposisi bahan baku, kualitas pasir cetak (bila menggunakan cetakan pasir),
sistem peleburan, sistem penuangan dan pengerjaan akhir dari produk coran (Suhardi
dan Chijiiwa, 1982).
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu :
Adanya tuntutan untuk mampu menghasilkan produk cor dengan lower reject,
cost reduction, dan higher quality telah menempatkan masalah cacat coran dan
berbagai aspek penyebabnya, menjadi fokus pengendalian proses mulai dari
pembelian bahan, engineering and casting design, pattern making, mold and core
making, melting, pouring, dan finishing process, Adanya cacat pada saat pembuatan
poros engkol berupa rongga pada bagian dalam bisa merupakan inisiasi adanya
kegagalan proses saat menerima gaya pembebanan sewaktu pemakaian, hal ini perlu
dicegah dengan mencari penyebab dan solusi agar cacat bisa dihilangkan. Hasil
pemeriksaan dianalisis untuk mencari penyebab terjadinya cacat penyusutan dan
solusinya. Salah satu solusi untuk mendapatkan produk poros engkol yang bebas dari
cacat penyusutan dengan melakukan optimasi desian gating system sehingga mampu
penghasilkan proses solidifikasi yang terkendali melalui analisis perhitungan
perancangan. Hasil optimasi desain ini yang akan dicor ulang sebelumnya telah
dilakukan proses simulasi computer dengan harapan untuk mengurangi cacat pada
saat pengecoran. Penelitianyang dilakukan dengan menggunakan material besi cor
nodular kualitas FCD-700 dengan menganalisis proses produksi dan gating system
pada saat pengecoran poros engkol, yang diperkirakan merupakan salah satu
parameter dominan terjadinya cacat.
Cacat ekor tikus merupakan cacat dibagian luar yang dapat dilihat dengan mata.
Bentuk cacat ini mirip seperti ekor tikus, yang diakibatkan dari pasir permukaan
cetakan yang mengembang dan logam masuk kepermukaan tersebut. Kekasaran
yang meluas merupakan cacat pada permukaan yang diakibatkan oleh pasir cetak
yang tererosi. Bentuk cacat ekor tikus dan kekasaran yang meluas dapat dilihat
pada gambar 2.2.
Penyebab cacat ekor tikus atau kekasaran yang meluas disebabkan oleh :
2. Cacat lubang-lubang
Cacat lubang-lubang memiliki bentuk dan akibat yang beragam. Bentuk cacat
lubang-lubang dapat dibedakan menjadi : a. Rongga udara, b. Lubang jarum, c.
Rongga gas oleh cil, d. Penyusutan dalam, e. Penyusutan luar dan f. Rongga
penyusutan.
3. Cacat Retakan
Cacat retakan dapat disebabkan oleh penyusutan atau akibat tegangan sisa.
Keduanya dikarenakan proses pendingan yang tidak seimbang selama pembekuan.
Bentuk cacat retakan dapat dilihat pada gambar 2.3.
Cacat permukaan kasar menghasilkan coran yang permukaannya kasar. Cacat ini
dikarenakan oleh beberapa factor seperti : cetakan rontok, kup terdorong ke atas,
pelekat, penyinteran dan penetrasi logam.
5. Cacat salah alir
Cacat salah alir dikarenakan logam cair tidak cukup mengisi rongga cetakan.
Umumnya terjadi penyumbatan akibat logam cair terburu membeku sebelum mengisi
rongga cetak secara keseluruhan. Bentuk cacat salah alir dapat dilihat pada gambar
2.4.
Aliran logam cair tidak seragam akibat sistim saluran yang jelek.
Cacat kesalahan ukuran terjdi akibat kesalahan dalam pembuatan pola. Pola yang
dbuat untuk memeuat cetaka ukuranya tidak sesuai dengan ukuran coran yang
diharapkan. Selain itu kesalahan ukuran dapat terjadi akibat cetakan yang
mengembang atau penyusutan logam yang tinggi saat pembekuan. Pencegahn
kesalah ukuran adalah membuat pola dengan teliti dan cermat. Menjaga cetakan
tidak mengembang dan memperhitungkan penyusutan logam dengan cermat,
sehingga penambahan ukuran pola sesuai dengan penyuutan logam yang terjadi saat
pembekuan.
Cacat inklusi terjadi karena masuknya terak atau bahan bukan logam ke dalam
cairan logam akibat reaksi kimia selama peleburan, penuangan atau pembekuan.
Cacat struktur tidak seragam akan membentuk sebagian struktur coran berupa
struktur cil.
8. Cacat Deformasi
Cacat-cacat tak tampak merupakan cacat coran yang tidak dapat dilihat oleh
mata. Cacat-cacat ini berada dalam coran sehingga tidak kelihatan dari permukaan
coran. Salah satu bentuk cacat tak tampak adalah cacat struktur butir terbuka. Cacat
ini akan membentuk seperti pori-pori dan kelihatan setelah dikerjakandengan mesin.
Bentuk cacat struktur butir terbuka dapat dilihat pada gambar 2.5.
1. Cacat Porositas
Porositas adalah suatu cacat atau void pada produk cor yang dapat menurunkan
kualitas benda tuang. Cacat yang disebabkan adanya gas yang terjebak dalam coran
dalam ukuran yang kecil dan tersebar secara acak. Penyebab utama timbulnya cacat
porositas pada proses pengecoran adalah: emperatur penuangan yang tinggi, gas yang
terserap dalam logam cair selama proses penuangan, cetakan yang kurang kering,
reaksi antara logam induk dengan uap air dari cetakan, kelarutan hidrogen yang
tinggi.
2. Cacat sirip(flash)
Sirip adalah cacat yang terjadi pada bagian pinggir coran yang berupa sirip tipis.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: temperatur logam terlalu tinggi,
jumlah logam yang dituang terlalu banyak dan kesesuaian belahan cetakan yang
buruk.
5. Cacat Misrun
Cacat yang terjadi ketika logam cair memasuki cetakan, dan jika logam cair tidak
dapat mengalir dengan baik dan dapat menyebkan cacat coran. Dimana logam cair
membeku secara cepat.
Menggunakan pasir cetak yang berkualitas, tahan panas dan tidak benyak
mengandung unsure lumpur.
Pembuatan cetakan yang teliti baik pemadatan yang cukup, lubang angin yang
cukup dan pelapisan tipis yang merata.
Diusahakan pada saat pencairan alas kokas dijaga agar logam tidak berada di
daerah oksidasi.
3. Cacat Retakan
8. Cacat Deformasi
A. Kesimpulan
1. Pengecoran logam adalah suatu proses produksi pembuatan benda ataupun produk
dengan cara mencairkan logam kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan.
3. Tujuan dari pengecoran adalah untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan
ekonomis, yang bebas cacat dan sesuai dengan kebutuhan seperti kekuatan, keuletan,
kekerasan, dan ketelitian dimensi.
B. Saran
1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Murdanto, Putut. 2018. Analisis Sifat Mekanik dan permeabilitas Pasir Cetak
Menggunakan Bahan campuran Kaolin Pada Sand Casting. Malang :
Universitas Negeri Malang