Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TEORI DASAR

PEMERIKSAAN CACAT LOGAM

KELOMPOK 4 :

A. MUHAMMAD RAFLI RISAL D021191138


NURKHOFIFAH MARSING D021191016
MUTAKHIR D021191099
MUH. FADEL ASHARI D021191034
FAIRUZ ADHIM D021191052
MUHAMMAD DIMAZ PUTRANTO D021191013
HENRY DWI PUTRA HAFID D021191007
AGUNG TRI SAPUTRA D021191021
MUH. RIJAL NUR D021191011
MUH. IBRAHIM RAHMAT D021191020
HASAN D21115031

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami Kelompok 4 Praktikum Lab Pengecoran dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang percobaan Pemeriksaan Cacat Logam
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diamanahkan oleh Kakak Alen sebagai Koordinator percobaan
Pemeriksaan Cacat Logam ini. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang percobaan yang akan dilakukan yaitu
Pemeriksaan Cacat Logam.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................?
A. Latar Belakang..................................................................................................?
B. Rumusan Masalah.............................................................................................?
C. Tujuan...............................................................................................................?

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................?


A. Pengertian Pengecoran Logam.........................................................................?
B. Langkah-langkah Proses Pengecoran...............................................................?
C. Faktor Yang Mempengaruhi Pengecoran.........................................................?
D. Macam-macam Cacat Pada Coran....................................................................?
E. Cara Mengatasi Cacat Pada Coran....................................................................?

BAB III. PENUTUP.....................................................................................................?


A. Kesimpulan........................................................................................................?
B. Saran..................................................................................................................?

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................?

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengecoran logam merupakan salah satu jenis industri yang sedang


berkembang di Indonesia. Pengecoran logam merupakan suatu proses penuangan
logam cair ke dalam suatu cetakan, sehingga logam cair tersebut menyesuaikan
terhadap bentuk cetakan dan dibiarkan membeku (Abrianto, 2009).

Meskipun banyak teknologi canggih baru untuk pengecoran logam, pengecoran


pasir cetak tetap menjadi cetakan yang paling banyak digunakan karena biaya bahan
baku yang rendah, bermacam-macam ukuran dan komposisi, serta kemungkinan daur
ulang cetakan Hal ini dikarenakan komposisi bahan–bahan yang digunakan dalam
proses pembuatan pasir cetak akan mempengaruhi daya ikat pada pasir
tersebut.Pemanfaatan kaolin sendiri saat ini digunakan sebagai bahan baku kaca,
marmer, keramik, dan lain sebagainya. Sepintas komposisi dan karakteristik kaolin
dengan bentonit hampir sama seperti yang dijabarkan oleh Jambise, dkk (2014).
(Putut Murdanto,2018)

Pengujian kekuatan sifat mekanik merupakan pengujian yang dilakukan untuk


mengetahui sifat mekanik material. Sifat mekanik merupakan sifat material yang
muncul akibat pembebanan secara mekanik.pengujian sifat mekanik dibedakan
menjadi tiga yaitu; 1)kekuatan tarik adalah tegangan maksimal yang mampu ditahan
oleh bahan atau material saat diregangkan atau ditarik dan sampai material atau
bahan sebelum mengalami patah, 2)kekuatan tekan yaitu kekuatan atau kemampuan
cetakan menahan ataupun menerima gaya tekan yang diberikan oleh logam cair pada
saat cairan logam tersebut mengalir pada cetakan yang mengisi ruangan sesuai
bentuk pola, 3)kekuatan geser adalah kemampuan suatu pasir untuk memikul gaya
yang dapat menyebabkan pergeseran dan keruntuhan tanah.(Putut Murdanto,2018)
B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah yang ingin kami bahas ialah:

1. Apa yang dimaksud dengan pengecoran logam?

2. Bagaimana langkah-langkah proses pengecoran?

3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pengecoran?

4. Apa sajakah macam-macam cacat pada coran?

5. Bagaimana cara mengatasi cacat pada coran tersebut?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah atau pembahasan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu pengecoran

2. Untuk mengetahui langkah-langkah atau proses pengecoran

3. Untuk mengetahui faktor apa yang mempengaruhi pengecoran

4. Untuk mengetahui macam-macam cacat pada coran

5. Untuk mengetahui cara mengatasi cacat pada coran

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengecoran

Proses pengecoran (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk di mana
logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga
cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Sebuah
casting pasir atau pasir cetak adalah bagian cor dihasilkan dengan membentuk
sebuah cetakan dengan bantuan model atau pola ditekan menjadi pasir campuran
dan kemudian dihapus, setelah yang cair logam cair dituang ke dalam rongga dalam
cetakan. Cetakan tersebut kemudian didinginkan sampai logam telah memperkuat.
Pada tahap terakhir, coran dipisahkan dari cetakan.(Dewi Sri,2011)

Pengecoran (casting) merupa-kan salah satu proses pembentukan bahan


baku/bahan benda kerja dengan proses peleburan/pencairan logam di dalam tungku
peleburan yang kemudian hasil peleburan di masukkan ke dalam cetakan atau
patern. Kualitas hasil coran adalah kualitas yang didapat dari benda hasil coran yang
diukur berdasarkan cacat hasil coran dan tingkat kekerasan permukaan logam.
Kualitas hasil coran ini berhubungan dengan cacat pada hasil pengecoran logam.
Cacat hasil coran yang sering terjadi pada paduan logam aluminium adalah lubang
jarum, dros, dan rongga penyusutanAliran logam cair dipengaruhi terutama oleh
kekentalan logam cair dan kekasaran permukaan cetakan. Kekentalan dipengaruhi
oleh temperatur tuang. Semakin tinggi temperatur tuangnya maka semakin rendah
tingkat kekentalan dari logam cair tersebut. Kekentalan yang tinggi menyebabkan
logam sukar mengalir atau kehilangan mampu alir. Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai fluiditas adalah temperatur (derajat superheat), komposisi
kimia, tegangan permukaan, konduktifitas material cetakan, inklusi, dan viskositas.
(Suherman,2009)
Pengecoran logam adalah suatu proses produksi pembuatan benda ataupun
produk dengan cara mencairkan logam kemudian dituangkan kedalam rongga
cetakan, untuk mendapatkan hasil coran yang berkualitas maka diperlukan teknik
desain cetakan dan pemahaman sifat logam serta praktikum pengecoran logam.
Menurut Puspitasari dan Khafiddin (2014:1) menyatakan bahwa pengecoran
(Casting) merupakan suatu teknik pembuatan produk dengan cara logam dicairkan
kedalam tungku peleburan dalam kurun waktu tertentu untuk selanjutnya dituang
dalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan
dibuat.(Putut Murdanto,2018)

Pengecoran logam merupakan proses awal yang paling penting dalam industri
logam, teknologi pengecoranpun semakin menunjukkan perkembangan sesuai
dengan kebutuhan industri logam itu sendiri dan proses pengecoran masih
digunakan sampai sekarang untuk memperoleh bentuk logam sesuai dengan yang di
minati. Di dalam proses pengecoran logam dalam usaha untuk menghasilkan suatu
produk benda coran yang berkualitas baik dengan komposisi yang dikehendaki
maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu: bahan baku coran, komposisi
bahan baku, kualitas pasir cetak (bila menggunakan cetakan pasir), sistem
peleburan, sistem penuangan dan pengerjaan akhir dari produk coran.(Supendi
V,2012)

Pengecoran merupakan suatu proses manufaktur untuk membuat atau


menghasilkan produk, logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian di
tuangkan ke dalam rongga cetakan yang memiliki bentuk geometri mendekati bentuk
asli dari produk cor yang akan di buat. Tujuan dari pengecoran adalah untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dan ekonomis, yang bebas cacat dan sesuai
dengan kebutuhan seperti kekuatan, keuletan, kekerasan, dan ketelitian dimensi
(Hermawan, 2003).
Proses pengecoran merupakan proses pencairan logam yang selanjutnya di
tuangkan ke dalam rongga cetakan dan di biarkan membeku, sehingga akan terbentuk
suatu model yang sesuai dengan bentuk dan pola cetakan. Proses pengecoran ini
adalah proses yang memberikan fleksibilitas dan kemampuan yang tinggi sehingga
merupakan proses dasar yang penting dalam pengembangan industri. Pengecoran
logam adalah proses penuangan secara langsung logam cair yang di dapat dari biji
besi ke dalam cetakan. Coran sendiri berarti logam yang dicairkan dan di tuang
kedalam cetakan, kemudian di dinginkan dan membeku. Pembuat produk coran,
dilakukan melalui proses-proses seperti : pencairan logam, pembuatan cetakan,
persiapan, penuangan logam cair ke dalam cetakan, pembongkaran dan pembersihan
coran (Suhardi dan Chijiiwa, 1982).

Proses pengecoran logam dalam usaha menghasilkan suatu produk benda coran
yang berkualitas baik dengan komposisi yang di kehendaki maka ada beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu: bahan baku coran, komposisi bahan baku, kualitas pasir
cetak (bila menggunakan cetakan pasir), sistem peleburan, sistem penuangan dan
pengerjaan akhir dari produk coran. Proses pengecoran logam dalam usaha
menghasilkan suatu produk benda coran yang berkualitas baik dengan komposisi
yang di kehendaki maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu: bahan baku
coran, komposisi bahan baku, kualitas pasir cetak (bila menggunakan cetakan pasir),
sistem peleburan, sistem penuangan dan pengerjaan akhir dari produk coran (Suhardi
dan Chijiiwa, 1982).

B. Langkah-langkah Proses Pengecoran

Ada enam langkah dalam proses ini:

1. Tempatkan pola dalam pasir untuk membuat cetakan.

2. Menggabungkan pola dan pasir dalam suatu sistem gating.


3. Hapus pola.

4. Isi rongga cetakan dengan logam cair.

5. Biarkan logam dingin.

6. Melepaskan diri cetakan pasir dan menghapus coran.

Dalam pembangunan di dunia industri tidak lepas dari teknologi pengolahan


logam yang salah satunya adalah teknik pengecoran logam. Teknik pengecoran
logam dituntut untuk dapat menghasilkan benda kerja yang bagus dan berkualitas
dengan biaya yang rendah.(Dwi Hartono,2011)

Proses pengecoran dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari pembuatan


cetakan, proses peleburan, penuangan dan pembongkaran. Untuk menghasilkan coran
yang baik maka semuanya harus direncanakan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Namun hasil coran sering terjadi ketidak sempurnaan atau cacat. Cacat yang terjadi
pada coran dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu: Desain pengecoran dan pola,Pasir
cetak dan desain cetakan dan inti,Komposisi muatan logam,Proses peleburandan
penuangan,Sistim saluran masuk dan penambah (Jumadil, 2019)

C. Faktor Yang Mempengaruhi Pengecoran

Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu :

1.Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak

2.Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam

3.Pengaruh material cetakan


4.Pembekuan logam dari kondisi cair.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil coran logam adalah cetakan
yang digunakan. Kesalahan dalam pembuatan cetakan bisa menyebabkan terjadinya
cacat pada proses pengecoran. Penyebab utama terjadinya cacat pada proses
pengecoran yaitu sifat-sifat dari cetakan seperti permeabilitas, kekuatan tekan
cetakan, dan sintering poin yang rendah serta distribusi butiran pasir tidak sesuai.
Sifat-sifat cetakan itu sendiri sangat tergantung pada distribusi besar butir pasir cetak,
persentase zat pengikat dan persentase kadar air, sehingga perlu adanya penelitian
untuk mendapatkan jenis pasir cetak yang cocok sebagai cetakan pasir pada
pengecoran logam.(Dewi Sri,2011)

Faktor yang menentukan kualitas produk hasil pengecoran adalah proses


pengecoran dan kualitas cetakan yang digunakan serta campuran peleburan logam
itu sendiri. Cetakan merupakan perangkat penting untuk memberikan bentuk coran
di dalam sebuah pengecoran logam. Pada umumnya cetakan yang sering dipakai
dalam industri adalah cetakan pasir basah (green sand).(Dwi Hartono,2011)

Proses pengecoran dilakukan dengan beberapa tahapan mulai dari pembuatan


cetakan, proses peleburan, penuangan dan pembongkaran. Untuk menghasilkan coran
yang baik maka semuanya harus direncanakan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Namun hasil coran sering terjadi ketidak sempurnaan atau cacat. Cacat yang terjadi
pada coran dipengaruhi oleh bebrapa factor yaitu :

1. Desain pengecoran dan pola


2. Pasir cetak dan desain cetakan dan inti
3. Komposisi muatan logam
4. Proses peleburan dan penuangan
5. Sistim saluran masuk dan penambah.
D. Macam-macam Cacat Pada Coran

Pada proses pengecoran logam terjadinya cacat pada hasil  coran


sangat dihindari. Dengan terjadinya cacat shrinkage maka akan menurunkan kualitas
dari hasil coran tersebut serta menurunkan efektifitas dari proses produksi. Cacat
yang umumnya terjadi pada hasil coran adalah seperti adanya inklusi pasir (sand
inclusion), dan adanya rongga udara (shrinkage) didalam hasil coran. Cacat pada hasil
coran dapat dihindari dengan perancangan sistem saluran yang tepat. Perancangan
sistem saluran tergantung dari bentuk dan dimensi benda yang akan dicor, serta jenis
material yang digunakan. Selain itu kecepatan pendinginan benda cor sangat
berpengaruh terhadap solidifikasi dari benda coran sehingga berdampak pada hasil
coran itu sendiri. Dalam perancangan sistem saluran harus memperhatikan prinsip-
prinsip solidifikasi, mekanika fluida dan perpindahan panas sehingga dapat dianalisa
kecepatan pendinginan dan solidifikasi dari proses pengecoran. Dengan
memperhatikan hal tersebut akan didapatkan perancangan sistem saluran yang tepat
dan efisien sehingga dapat mengoptimalkan biaya produksi.

Penyusutan cacat pengecoran terjadi karena pengecilan volume ketika logam


mengalami pembekuan akibat adanya laju pendinginan logam cair pada rongga cetak.
Bentuk cacat shrinkage biasanya dikelilingi oleh kristal-kristal dendrit, yang terjadi
pada saat pembekuan logam cair. Saat logam membeku, tiap bagian coran yang
mempunyai dimensi yang berbeda bentuknya akan mempunyai kecepatan pembekuan
yang berlainan seperti pada dinding cetakan dan pada bagian tengah rongga cetak.
Rongga susut mempunyai permukaan yang kasar dan cenderung intergranular.
Lapisan luar logam membeku dengan cepat dan terdiri atas kristal sama yang disebut
dengan chill. Setelah itu, terdapat lapisan yang tumbuh lebih lambat karena laju
pendinginan lebih lambat, dengan bentuk dendrit atau pola seperti pohon, dengan
arah sumbu memanjang menuju arah pusat coran. Ketika butir dendrit terbentuk, suhu
logam cair dipusat turun dan mulailah terbentuk inti. Sebelum dendrit saling bertemu
pada pusat coran, terjadi solidifikasi di sekeliling inti tadi dan terbentuklah daerah
pusat yang terdiri atas kristal sama sumbu. Akan tetapi, di dekat dasar rongga cetak,
laju pendinginan cukup tinggi sehingga dendrit tumbuh dengan cepat dan saling
bertemu di pusat dan akan membentuk rongga susut baik dalam skala makro maupun
mikro. Jenis cacat penyusutan diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis: outher shunk,
cacat ini bisa dilihat dari permukaan luar berupa turunnya permukaan cor baik pada
permukaan vertikal maupun horizontal.

Adanya tuntutan untuk mampu menghasilkan produk cor dengan lower reject,
cost reduction, dan higher quality telah menempatkan masalah cacat coran dan
berbagai aspek penyebabnya, menjadi fokus pengendalian proses mulai dari
pembelian bahan, engineering and casting design, pattern making, mold and core
making, melting, pouring, dan finishing process, Adanya cacat pada saat pembuatan
poros engkol berupa rongga pada bagian dalam bisa merupakan inisiasi adanya
kegagalan proses saat menerima gaya pembebanan sewaktu pemakaian, hal ini perlu
dicegah dengan mencari penyebab dan solusi agar cacat bisa dihilangkan. Hasil
pemeriksaan dianalisis untuk mencari penyebab terjadinya cacat penyusutan dan
solusinya. Salah satu solusi untuk mendapatkan produk poros engkol yang bebas dari
cacat penyusutan dengan melakukan optimasi desian gating system sehingga mampu
penghasilkan proses solidifikasi yang terkendali melalui analisis perhitungan
perancangan. Hasil optimasi desain ini yang akan dicor ulang sebelumnya telah
dilakukan proses simulasi computer dengan harapan untuk mengurangi cacat pada
saat pengecoran. Penelitianyang dilakukan dengan menggunakan material besi cor
nodular kualitas FCD-700 dengan menganalisis proses produksi dan gating system
pada saat pengecoran poros engkol, yang diperkirakan merupakan salah satu
parameter dominan terjadinya cacat.

Komisi pengecoran international telah membuat penggolongan cacat-cacat coran


dan dibagi menjadi 9 kelas, yaitu :
a. Ekor tikus tak menentukan atau kekerasan yang meluas
b. Lubang-lubang
c. Retakan
d. Permukaan kasar
e. Salah alir
f. Kesalahan ukuran
g. Inklusi dan struktur tak seragam
h. Deformasi
i. Cacat-cacat tak nampak

Gambar 2.1 Cacat pada Coran

1. Cacat ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas.

Cacat ekor tikus merupakan cacat dibagian luar yang dapat dilihat dengan mata.
Bentuk cacat ini mirip seperti ekor tikus, yang diakibatkan dari pasir permukaan
cetakan yang mengembang dan logam masuk kepermukaan tersebut. Kekasaran
yang meluas merupakan cacat pada permukaan yang diakibatkan oleh pasir cetak
yang tererosi. Bentuk cacat ekor tikus dan kekasaran yang meluas dapat dilihat
pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Cacat ekor tikus dan kekasaran meluas

Penyebab cacat ekor tikus atau kekasaran yang meluas disebabkan oleh :

 Kecepatan penuangan terlalu lambat


 Temperatur penuangan terlalu tinggi
 Ketahanan panas pasir cetak rendah
 Terjadi pemanasan setempat akibat letak saluran turun yang salah
 Pasir cetak banyak mengandung unsure kental atau lumpur
 Perbaikan cetakan yang tidak sempurna
 Pelapisan cetakan yang terlalu tebal
 Kepadatan cetakan pasir yang kurang
 Lubang angin pada cetakan kurang

2. Cacat lubang-lubang

Cacat lubang-lubang memiliki bentuk dan akibat yang beragam. Bentuk cacat
lubang-lubang dapat dibedakan menjadi : a. Rongga udara, b. Lubang jarum, c.
Rongga gas oleh cil, d. Penyusutan dalam, e. Penyusutan luar dan f. Rongga
penyusutan.
3. Cacat Retakan

Cacat retakan dapat disebabkan oleh penyusutan atau akibat tegangan sisa.
Keduanya dikarenakan proses pendingan yang tidak seimbang selama pembekuan.
Bentuk cacat retakan dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Cacat retakan

Penyebab cacat reakan adalah :

 Perencanaan coran yang tidak memperhitungkan proses


pembekuan, seperti perbedaan tebal dinding coran yang tidak
seragam

 Pemuaian cetakan, dan inti menahan pemuaian dari coran.

 Ukuran saluran turun da penambah yang tidak memadahi.

4. Cacat Permukaan Kasar

Cacat permukaan kasar menghasilkan coran yang permukaannya kasar. Cacat ini
dikarenakan oleh beberapa factor seperti : cetakan rontok, kup terdorong ke atas,
pelekat, penyinteran dan penetrasi logam.
5. Cacat salah alir

Cacat salah alir dikarenakan logam cair tidak cukup mengisi rongga cetakan.
Umumnya terjadi penyumbatan akibat logam cair terburu membeku sebelum mengisi
rongga cetak secara keseluruhan. Bentuk cacat salah alir dapat dilihat pada gambar
2.4.

Gambar 2.4 Cacat salah alir

Penyebab cacat salah alir yaitu :

 Coran terlalu tipis

 Temperature penuangan terlalu rendah

 Laju penuangan terlalu lambat

 Aliran logam cair tidak seragam akibat sistim saluran yang jelek.

 Lubang angin pada cetakan kurang

 Sistim penambah yang tidak sempurna

6. Cacat kesalahan ukuran

Cacat kesalahan ukuran terjdi akibat kesalahan dalam pembuatan pola. Pola yang
dbuat untuk memeuat cetaka ukuranya tidak sesuai dengan ukuran coran yang
diharapkan. Selain itu kesalahan ukuran dapat terjadi akibat cetakan yang
mengembang atau penyusutan logam yang tinggi saat pembekuan. Pencegahn
kesalah ukuran adalah membuat pola dengan teliti dan cermat. Menjaga cetakan
tidak mengembang dan memperhitungkan penyusutan logam dengan cermat,
sehingga penambahan ukuran pola sesuai dengan penyuutan logam yang terjadi saat
pembekuan.

7. Cacat Inklusi dan struktur tak seragam

Cacat inklusi terjadi karena masuknya terak atau bahan bukan logam ke dalam
cairan logam akibat reaksi kimia selama peleburan, penuangan atau pembekuan.
Cacat struktur tidak seragam akan membentuk sebagian struktur coran berupa
struktur cil.

8. Cacat Deformasi

Cacat deformasi dikarenakan perubahan bentuk coran selama pembekuan akibat


gaya yang timbul selama penuangan dan pembekuan.

9. Cacat-cacat tak tampak

Cacat-cacat tak tampak merupakan cacat coran yang tidak dapat dilihat oleh
mata. Cacat-cacat ini berada dalam coran sehingga tidak kelihatan dari permukaan
coran. Salah satu bentuk cacat tak tampak adalah cacat struktur butir terbuka. Cacat
ini akan membentuk seperti pori-pori dan kelihatan setelah dikerjakandengan mesin.
Bentuk cacat struktur butir terbuka dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. Cacat struktur butir terbuka


Penyebab cacat ini adalah komposisi kadar C, Si dan P yang tidak sesuai.
Pencegahan cacat ini adalah dengan merencanakan logam coran dengan kadar C, Si
dan P yang sesuai.

Adapun macam-macam Cacat selain diatas yaitu:

1. Cacat Porositas
Porositas adalah suatu cacat atau void pada produk cor yang dapat menurunkan
kualitas benda tuang. Cacat yang disebabkan adanya gas yang terjebak dalam coran
dalam ukuran yang kecil dan tersebar secara acak. Penyebab utama timbulnya cacat
porositas pada proses pengecoran adalah: emperatur penuangan yang tinggi, gas yang
terserap dalam logam cair selama proses penuangan, cetakan yang kurang kering,
reaksi antara logam induk dengan uap air dari cetakan, kelarutan hidrogen yang
tinggi.

2. Cacat sirip(flash)
Sirip adalah cacat yang terjadi pada bagian pinggir coran yang berupa sirip tipis.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: temperatur logam terlalu tinggi,
jumlah logam yang dituang terlalu banyak dan kesesuaian belahan cetakan yang
buruk.

3. Cold flow/cold shut


Cacat coran yang terjadi dimana logam yang mengalir mengalami pembekuan
yang terlalu cepat sehingga logam tidak menyatu dan membentuk kerutan.

4. Cacat Blow hole


Cacat yang disebabkan tekanan gas yang terlokalisir yang melampui tekanan
logam disemua tempat selama proses solidifikasi metal. Blow atau gas hole akan
nampak seperti area yang tertekan pada permukaan coran atau pada permukaaan
bawah cavity.

5. Cacat Misrun
Cacat yang terjadi ketika logam cair memasuki cetakan, dan jika logam cair tidak
dapat mengalir dengan baik dan dapat menyebkan cacat coran. Dimana logam cair
membeku secara cepat.

E. Cara Mengatasi Cacat Pada Coran

1. Cacat ekor tikus tak menentu atau kekasaran yang meluas.

Untuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan


pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan adalah :

 Menggunakan pasir cetak yang berkualitas, tahan panas dan tidak benyak
mengandung unsure lumpur.

 Pembuatan cetakan yang teliti baik pemadatan yang cukup, lubang angin yang
cukup dan pelapisan tipis yang merata.

 Membuat saluran turun yang tepat, sesuai bentuk coran.

 Mengecek temperature logam sebelum penuangan, tempertur tuang harus


sesuai yang disyaratkan.
2. Cacat Lubang-lubang

Untuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan


pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan adalah :

 Diusahakan pada saat pencairan alas kokas dijaga agar logam tidak berada di
daerah oksidasi.

 Temperature tuang logam sebelum penuangan, dipastikan sudah sesuai dan


penuangan dengan cepat.

 Pembuatan cetakan yang teliti baik permeabilitas, pemadatan yang cukup,


lubang angin yang cukup
 Diusahakan tekanan di atas dibuat tinggi

3. Cacat Retakan

Upaya untuk mencegah cacat retakan adalah sebagai berikut:

 Menyeragamkan proses pembekuan logam dengan memanfaatkan cil bila


perlu.
 Pengisian logam cair dari beberapa tempat
 Waktu penuangan harus sesingkat mungkin
 Menghindakan coran yang memiliki sudut-sudut tajam
 Menghindarkan perubahan mendadak pada dinding coran.
4. Cacat Permukaan Kasar

Untuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan


pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan adalah :

 Cermat dan teliti saat pembuatan cetakan


 Kedua permukaan pisah harus rata dan betul-betul rapat
 Pemeriksaan bagian dalam cetakan sebelum penuangan
 Menggunakan pasir yang kekuatannya cukup
 Menggunakan bubuk pemisah yang baik Kemiringan pola harus sesuai

5. Cacat Salah Alir

Pencegahannya adalah sebagai berikut :

 Temperatur tuang harus cukup tinggi


 Kecepatan penuangan harus cukup tinggi
 Perencanaan sistim saluran yang baik
 Lubang angin harus ditambah
 Menyempurnakan sistim penambah

6. Cacat Kesalahan Ukuran


Pencegahn kesalah ukuran adalah membuat pola dengan teliti dan cermat.
Menjaga cetakan tidak mengembang dan memperhitungkan penyusutan logam
dengan cermat, sehingga penambahan ukuran pola sesuai dengan penyuutan logam
yang terjadi saat pembekuan.
7. Cacat Inklusi dan struktur tak seragam

Untuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan


pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan adalah :

 Menjaga logam cair tidak teroksidasi

 Penyingkiran terak sampai bersih


 Perencanaan saluran tuang yang cermat dan teliti
 Menggunakan bahan pelapis ladel yang tahan panasnya baik
 Pembersihan bagian dalam cetakan sebelum penuangan
 Menggunakan pasir yang tahanan panasnya tinggi
 Pemadatan pasir haruscukup
 Menentukan komposisi logam yang tepat

8. Cacat Deformasi

Untuk mencegah timbulnya cacat di atas dapat dilakukan dengan merencanakan


pembuatan cetakan, peleburan dan penuangan yang baik. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan adalah :

 Meningkatkan kekuatan tekan pasir cetak


 Pemadatan pasir cetak dibuat seragam
 Cermat dan teliti pada saat pembuatan cetakan
 Cermat dan telti pada saat pemasangan inti.
 Cermat pada saat pemasangan kup dan drag.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengecoran logam adalah suatu proses produksi pembuatan benda ataupun produk
dengan cara mencairkan logam kemudian dituangkan kedalam rongga cetakan.

2. Pengecoran merupakan suatu proses manufaktur untuk membuat atau


menghasilkan produk, logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian di
tuangkan ke dalam rongga cetakan yang memiliki bentuk geometri mendekati bentuk
asli dari produk cor yang akan di buat.

3. Tujuan dari pengecoran adalah untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan
ekonomis, yang bebas cacat dan sesuai dengan kebutuhan seperti kekuatan, keuletan,
kekerasan, dan ketelitian dimensi.

B. Saran

1.
2.
3.
DAFTAR PUSTAKA

Jumadil,2019. Material teknik. Univesitas Halu Leo. Kendari


Suhardi dan Chijiiwa,1982. Teknik pengecoran logam. Jakarta

Kartajaya,Hermawan,2003. Pengecoran Logam. Jakarta

Sri, Dewi. 2011. Teknik Pengecoran Logam. Lampung : Universitas lampung

Supend, V. 2012. Pola Pengecoran. Bandung : Karisma Penerbit

Hartono, Dwi. 2011. Pengaruh Variasi Jenis Bentonit Terhadap Tingkat


Permeabilitas dan Kekuatan Teksanan Pada Cetakan. Surakarta : Universitas
sebelas maret Surakarta

Murdanto, Putut. 2018. Analisis Sifat Mekanik dan permeabilitas Pasir Cetak
Menggunakan Bahan campuran Kaolin Pada Sand Casting. Malang :
Universitas Negeri Malang

Akuan Abrianto. 2009. Teknik Pengecoran Logam. Bandung : Universitas Jendral

Anda mungkin juga menyukai