Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATA KULIAH SAP 4

PENGAUDITAN DAN PDE

“Audit Siklus Persediaan , Penggudangan dan Pembayaran Utang Usaha”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Wayan Ramantha, S.E, M.M., Ak., CPA

Kelompok 4

Nama Anggota :

Anderson Boli Helan ( 1807631240 )

Fritz Basar Miguel Sinaga ( 1807531245 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2021
A. Audit Siklus Persediaan
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya
yang erat dengan siklus siklus transaksasi lainnya. Audit terhadap persediaan, terutama
pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali merupakan bagian yang paling
kompleks dan paling menghabiskan waktu audit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk:
 Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca.
 Persediaan seringkali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat
pengendalian dan perhitungan fisik menjadi sulit.
 Seringkali sulit bagi auditor untuk mengamati dan menilai ite persediaan yang
berbeda seperti perhiasan, bahan kimia dan suku cadang elektronik.
 Penilaiaan persediaan juga sulit apabila estimasi keuangan persediaan merupakan
hal yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
 Terdapat beberapa metode penilian pesediaan yang dapat diterima dan beberapa
organisasi ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda untuk berbagai
bagian persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima umum.
 
 Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen dan Catatan Terkait
Siklus pesediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri dari dua sistem yang terpisah
tetapi berkaitan erat, dimana yang satu melibatkan arus fisik barang dan lainnya dengan
biaya terkait. Enam fungsi akan membentuk siklus pesediaan dan pergudangan.
(1) Memproses pesanan pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan
apakah pembelian persediaan adalah berupa bahan baku bagi suatu perusahaan
manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembeliaan adalah
formulir yang digunakan untuk meminta departemen pembeliaan untuk memesan
persedian dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku.
(2) Menerima bahan baku
Penerimaan bahan yang pesan, yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi dan
pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas dan
kualitas.departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan yang menjadi
bagian dari dokummentasi sebelum pembayaran dilakukan. Setelah diinspeksi bahan
itu dikirim ke ruang penyimpanan dan salinan dokumen penerimaan biasanya
diserahkan kebagian pembelian, ruang penyimpanan dan utang usaha.
(3) Menyimpan bahan baku
Setelah diterima, bahan itu biasaya disimpan di ruang penyimpanan. Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan
menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan
pesanan atau dokumenn serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan
jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan.
(4) Memproses barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan. Perusahaan
menetukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat berdasarkan pesanan
khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang
telah ditentukan sebelumnya dan operasi produksi yang ekonomis.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari
pemrosesan fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Terdapat dua jenis
sistem biaya: sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses. Dalam sistem biaya
pekerjaan (job cost system) biaya diakumulasikan oleh setiap pekerjaan ketika bahan
dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses (process cost
system) biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per unit untuk setiap
proses dibebankan ke produk melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya (cost accounting record) terdiri dari file induk, neraca
lajur dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja dan overhead
berdasarkan pekerjaan atau produk telah selesai, biaya yang terkait ditransfer dari
barang dalam proses ke barang jadi pada laporan departemen produksi.
(5) Menyimpan barang jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan di ruang penyimpanan
menunggu dikirim. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang
baik, barang jadi disimpan di bawah pengendalian fisik yang terpisah, di suatu area
dengan akses terbatas. Pengendalian barang jadi sering kali dianggap sebagai bagian
dari siklus penjualan dan penagihan.
(6) Mengirimkan barang jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aktiva
lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang diperlukan untuk
memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar transaksi penjualan,
pengfiriman aktual merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha terkait dan
penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi pengiriman barang jadi harus
diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang di setujui secara layak.
 
 Bagian Audit Persediaan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus pesediaan dan pergudangan adalah untuk
menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan memperhitungkan secara wajar bahan
baku, barang dalam proses, persediaan barang jadi dan harga pokok penjualan. Audit
siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang berbeda
dalam siklus:
1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja dan overhead
Auditor harus memahami pengendalian internal terhadap ketiga fungsi tersebut dan
kemudian melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi
baik dalam siklus akuisisi dan pembayaran maupun siklus penggajian dan personalia.
Pengujian tersebut harus memenuhi tujuan auditor bahwa pengendalian yang
mempengaruhi akuisisi bahan baku dan biaya manufaktur telah beroperasi secara efektif,
serta bahwa transaksi akuisisi telah dinyatakan secara benar.
2. Menstransfer secara internal aktiva dan biaya
Transfer internal persediaan meliputi fungsi keempat dan kelima pada gambar… yaitu
memproses barang dan menyiapkan barang jadi. Klien memperhitungkan aktivitas
tersebut dalam catatan akuntansi biaya, yang independen dengan siklus lainnya dan diuji
sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan perguadangan.
3. Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupan fungsi terakhir yang diperlihatkan pada
gambar… karena fungsi tersbut merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan,
auditor harus memahami dan menguji pengendalian internal terhadap pencatatan
pengiriman sebagai bagian dari audit siklus tersebut, termasuk prosedur untuk
memverifikasi keakuratan pengkreditan ke persediaan yang dicatat dalam file induk
persediaan perpetual.
4. Mengamati persediaan secara fisik
Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik persediaan untuk
menetukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca dan
dihitung secara benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti yang penting
yang digunakan untuk memverifikasi keeradaan dan perhitungan persediaan.
5. Menetapkan harga dan mengkompilasi persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji guna menetukan apakah klien
telah mengikuti secara benar metode persediaan yang sesuai baik dengan prisip-prinsip
akuntansi yang diterima umum maupun konsisten dengan tahun sebelumnya. Prosedur
audit yang digunakan untuk memverifikasi biaya-biaya tersebut disebut sebagai
pengujian harga. Selain itu, auditor juga harus melaksanakan pengujian kompilasi
persediaan (inventory compilation tests), yang merupakan pengujian untuk
memverivikasi apakah perhitungan fisik telah diikhtisarkan secara benar, kuantitas dan
haga persediaan telah dikalikan dengan benar dan persediaan yang dikalikan difooting
secara benar pada saldo persdiaan buku besar umum yang sama.

 Audit Akuntansi Biaya

 Pengendalian Akuntansi Biaya (Cost Accounting Records)

Adalah pengendalian yang berhubungan dengan pemrosesan yang


mempenaruhi persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait dari saat bahan
baku diminta hingga produk selesai dibuat dan ditransfer ke penyimpanan.
Jadi pengendalian tersebut dapat dibagi ke dalam dua ketegori luas:

 Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses dan


persediaan barang jadi.
 Pengendalian terhadap biaya terkait.

Hampir semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap aktivanya


untuk mencegah kerugian akibat penyalahgunaaan dan pencurian. Untuk melindungi
aktiva, sebagian besar perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke
area penyimpanan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi untuk
mengendalikan pergerakan persediaan.

 Pengujian Akuntansi Biaya

Konsep untuk mengaudit akuntansi biaya persediaan tidak jauh berbeda


dengan yang dibahas untuk siklus transaksi lainnya. Auditor sangat
memperhatikan empat aspek akuntansi biaya berikut:

(1) Pengendalian fisik terhadap persediaan

Auditor menguji pengendalian fisik terhadap bahan baku, baeang dalam


proses, dan barang jadi terbats pada observasi serta pengajuan pertanyaan

(2) Dokumen dan catatan untuk menstransfer persediaan

Perhatian auditor terutama pada memverifikasi tranfer persediaan dari satu


lokasi ke lokasi lainnya yang dicatat memang ada, semua transfer aktual
sudah dicatat, dan kuantitas, deskripsi, serta tanggal semua transfer yang
dicatat sudah akurat. Ketika mengaudit transfer persediaan, pertama auditor
harus memahami pengendalian internal klien untuk mencatat transfer sebelum
dapat melaksanakan pengujian yang relevan. Setelah memahami pengendalian
internal, auditor dapat dengan mudah melaksanakan pengujian pengendalian
atau pengujian substantif atas transfer dengan memeriksa dokumen serta
catatan untuk menguji tujuan keterjadain dan keakuratan bagi transfer barang
dari ruang penyimpanan bahan baku ke lini perakitan manufaktur.

(3) File induk persediaan

Reliabilitas file induk persediaan perpetual mempengaruhi penetapan waktu


dan lingkup pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika file induk
persediaan perpetual sudah akurat, auditor dapat menguji persediaan fisik
sebelum neraca.

(4) Catatan biaya per unit

Keakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead
manufaktur sengatlah penting untuk menyatakan secara wajar persediaan
bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Agar data biayanya akurat,
klien harus mengintegrasikan catatan akuntansi biayanya dengan catatan
produksi dan akuntansi lainnya.  

B. Pengujian atas Saldo Utang Usaha

Hakekat Hutang Usaha


1. Hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayarkan untuk barang dan jasa yang
diterima dalam kegiatan usaha normal perusahaan.
2. Hutang usaha sangat material sehingga mengandung risiko bawaan. Oleh karena itu,
pengujian terinci atas saldo hutang usaha seringkali perlu diperluas.
 Pengendalian Intern
1. Jika SPI klien telah efektif atas pencatatan dan pembayaran untuk perolehan, maka
verifikasi atas utang usaha hanya membutuhkan sedikit upaya audit.
2. Jika SPI klien kurang efektif, diperlukan pengujian terinci atas atas saldo hutang
usaha yang ekstensif untuk menentukan apakah hutang usaha disajikan secara
memadai pada tanggal neraca.

 Prosedur Pengujian subansif atas Saldo Utang Usaha


1. Prosedur Audit Awal
a) Mengusut saldo hutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun Hutang
Usaha yang bersangkutan ke dalam buku besar 
b) Menghitung kembali saldo akun hutang usaha di buku besar.
c) Mengusut awal saldo Hutang Usaha ke kertas kerja tahun yang lalu
d) Melakukanr evi ew terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun Hutang Usaha.
e) Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun Hutang Usaha ke jurnal
yang bersangkutan.
f) Melakukan rekonsiliasi buku pembantu hutang usaha dengan akun kontrol
Hutang Usaha di buku besar.

2. Prosedur analitis
a) Mengembangkan ekspektasi atas hutang usaha dengan menggunakan
pengetahuan tentang aktivitas bisnis perusahaan, termin perdagangan normal,
dan sejarah perputaran hutang usaha
b) Menghitung ratio Perputaran hutang usaha dan hutang usaha terhadap total
kewajiban lancar 
c) Menganalisis hasil rasio dibandingkan dengan ekspektasi berdasarkan data
tahun sebelumnya, data industri, jumlah yang dianggarkan, dan data lainnya
d) Membandingkan saldo beban dengan tahun sebelumnya atau jumlah yang
dianggarkan untuk menyelidiki kemungkinan kurang saji yang berkaitan dengan
hutang yang tidak dicatat

3. Pemeriksaan utang usaha yang tidak tercatat

Klien memiliki kecenderungan untuk melakukan understatement utang usaha dengan


cara tidak mencatat kewajiban klien pada tanggal neraca. Oleh karena itu, fokus
auditor dalam pengujian substantif terhadap utang usaha adalah menemukan
adanya unrecorded transactionsyang berkaitan dengan utang usaha.

 Utang yang belum dicatat pada tanggal neraca dapat timbul sebagai akibat dari
berbagai keadaan berikut ini :

1) Adanya dokumen-dokumen (misalnya surat order pembelian,laporan penerimaan


barang dan faktur pembelian dari pemasok) yang belum diproses untuk pembayaran
pada tanggal neraca, dan baru dibuatkan bukti kas keluar setelah tanggal neraca.
2) Adanya barang-barang yang diterima sebelum tanggal neraca, namun faktur dari
pemasok baru diterima setelah tanggal neraca.
3) klien menggunakan basis tunai (cash basis) dalam melaksanakan sistem bukti kas
keluarnya (voucher system).
4) Adanya jasa yang telah dinikmati oleh klien sebelum tanggal neraca,namun penjual
jasa baru menagih harga jasa tersebut setelah tanggal neraca (misalnya biaya iklan
bulan Oktober sampai dengan Desember,baru ditagih oleh perusahaan surat kabar
bulan Januari tahun berikutnya).

 Prosedur audit untuk menemukan adanya utang yang belum dicatat pada tanggal
neraca :

a. periksa bukti-bukti yang mendukung transaksi pengeluaran kas yang dicatat


setelah tanggal neraca.
b. periksa bukti kas keluar yang dibuat setelah tanggal neraca.
c. periksa catatan sediaan barang konsinyasi masuk.
d. pelajari peraturan perpajakan yang menyangkut bisnis klien.
e. lakukan review terhadap anggaran modal (Capital Budget),perintah kerja
(work order), dan kontrak pembangunan untuk memperoleh bukti adanya
utang yang belum dicatat.

 Jika auditor menemukan adanya utang yang pada tanggal neraca belum dicatat dan tidak
disajikan di neraca, ada dua jalan yang dapat ditempuh oleh auditor, yaitu :

(1) mengusulkan adjustment (penyesusaian) kepada klien untuk mencatat utang


tersebut, (2) tidak mengusulkan adjustment kepada klien, dan membiarkan utang
tersebut tetap tidak tercatat. Kriteria yang umumnya dipakai oleh auditor untuk
memutuskan apakah akan mengusulkan adjustment mengenai utang yang belum dicatat
tersebut adalah :

 apakah dengan tidak dicatatnya utang tersebut,penentuan laba-rugi didalam tahun


yang diaudit akan terpengaruh secara material? jika jawabannya "ya", maka auditor
harus mengusulkan kepada klien untuk mencatat utang yang belum dicatat tersebut.
 apakah dengan tidak dicatatnya utang tersebut akan mempengaruhi jumlah
modalkerja secara material? jika jawabannya "ya" maka auditor harus mengusulkan
jurnal adjustmentuntuk mencatat utang tersebut.

 Tujuan Audit untuk Pengujian Terinci atas Saldo untuk Hutang Usaha
Tujuan Spesifik Audit dan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Hutang Usaha

Tujuan Spesifik Audit Prosedur Pengujian Terinci Komentar


Atas Saldo
Hutang usaha dalam daftar  Periksa penjumlahan Kecuali pengendalian lemah,
hutang usaha cocok dengan kebawah daftar hutang penelusuran ke berkas induk
berkas induk terkait, dan usaha seharusnya dibatasi.
totalnya dijumlahkan dengan  Telusuri totalnya ke buku
benar dan cocok dengan buku besar
besar (detail tie-in)  Telusuri total faktur
pembelian individual ke
berkas induk untuk nama
dan jumlah
Hutang usaha dalam daftar  Telusuri dari daftar Kurang mendapat perhatian
hutang usaha benar-benar hutang usaha ke faktur karena perhatian utama adah
ada (existence) pembelian dan laporan dengan kurang saji.
penjual
 Konfirmasi hutang usaha,
tekankan pada jumlah
yang besar dan tidak
biasa.
Hutang usaha yang ada Laksanakan pengujian Merupakan pengujian audit
terdapat dalam daftar hutang kewajiban yang lewat waktu yang penting untuk hutang
usaha (completeness ) usaha.
Hutang usaha yang terdapat Laksanakan prosedur yang Penekanan dalam prosedur
dalam daftar hutang usaha sama dengan yang digunakan ini untuk penilaian adalah
dihitung dengan benar untuk menguji keaabsahan dalam kurang saji daripada
(accuracy) dan kewajiban lewat waktu penghilangan.
Hutang usaha yang terdapat Telaah daftar dan berkas Pengetahuan bidang usaha
dalam daftar hutang usaha induk untuk pihak yang klien menjadi penting untuk
diklasifikasikan dengan mempunyai hubungan pengujian ini.
memadai istimewa, wesel tagih atau
(classification) kewajiban dikenakan bunga
lainnya, hutang jangka
panjang dan saldo debit.
Transaksi dalam siklus  Laksanakan pengujian Merupakan pengujian audit
perolehan dan pembayaran terperinci sebagai bagian yang penting dan disebut
dicatat dalam periode yang dari pengamatan fisik atas pengujian pisah batas
sesuai (cut off ) persediaan.
 Uji untuk persediaan
dalam perjalanan.
Perusahaan memiliki Periksa rekening pemasok Bukan menjadi perhatian
kewajiban untuk membayar dan konfirmasikan hutang dalam audit hutang usaha
sejumlah yang terhutang usaha.
(obligations)
Akun dalam siklus perolehan Telaah L/K untuk Biasanya tidak menjadi
dan pembayaran diungkapkan meyakinkan bahwa masalah
dengan semestinya kewajiban karena hubungan
(presentation & disclosure) istimewa, jangka panjang,
dan kewajiban dikenakan
bunga telah dipisahkan.

DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Amir. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Depok: PT Salemba Empat.


Mulyadi. 2001. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta: PT Salemba Empat.

Agoes, Sukrisno. 2014. Auditing. Edisi ke-4. Kakarta: PT. Salemba Empat.

http://rachmatjusuf.megabyet.net/berita-118-sekilas-audit-persediaan.html

bunge12.wordpress.com/2012/06/04/rangkuman-audit-persediaan/html

Anda mungkin juga menyukai