Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG

Masyarakat dunia yang hidup pada zaman sekarang tak terlepas dari adanya
globalisasi. Globalisasi merupakan suatu proses berkembangnya era baru dalam hal
kebudayaan masyarakat yang baru. Globalisasi membawa banyak dampak, terutama
untuk Indonesia. Salah satu dampak dari globalisasi bagi Indonesia ialah masuknya
berbagai macam kebudayaan asing ke Indonesia. Dan tentunya dengan masuknya
budaya-budaya asing tersebut membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat di
Indonesia. Contoh dari perubahan tersebut misalnya masyarakat yang lebih memilih
memakan makanan luar negeri/makanan luar negeri dibanding dengan memakan
makanan dari negaranya sendiri.
Makanan merupakan hal pokok yang dibutuhkan masyarakat, karena dengan
adanya makanan, manusia dapat mempertahankan hidupnya. Dalam memenuhi
kebutuhan tesebut masyarakat berlomba-lomba membeli berbagai macam produk
makanan. Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun, ada juga
yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum disajikan harus
diolah terlebih dahulu, dan prosesnya membutuhkan waktu yang lama. Dengan adanya
globalisasi kebanyakan orang mulai cenderung beralih mengonsumsi makanan yang cepat
saji. Saat ini kita sering menjumpai beberapa produk makanan dan minuman cepat saji
yang berasal dari luar negeri. Makanan luar negeri adalah segala sesuatu yang dapat
dimakan yang bukan berasal dari lingkungan itu sendiri. Berbagai produk makanan
tersebut seakan-akan telah menyingkirkan makanan asli buatan Indonesia. Fastfood
banyak digemari orang sehingga fastfood dapat dikatakan sebagai salah satu budaya
populer. Fastfood merupakan makanan yang berasal dari budaya asing yang telah
diadopsi oleh masyarakat Indonesia menjadi sebuah lifestyle. Hal ini memperlihatkan
munculnya budaya baru yaitu memakan fastfood.
Di Indonesia sudah banyak makanan luar negeri yang telah tersebar luas.
Biasanya makanan tersebut diperjual-belikan di restoran-restoran yang berasal dari luar
negeri juga. Makanan-makanan luar negeri di Indonesia sudah perlahan-lahan mulai
menggeser makanan seperti sate, bakso, lalapan, rendang, klepon, kue cucur, bolu kukus,
lemper dan lain sebagainya. Makanan-makanan tersebut sudah mulai dilupakan karena
masyarakat Indonesia lebih memilih makanan-makanan yang lebih modern yang berasal
dari luar negeri seperti fried chicken, steak, burger, pizza, hotdog, french fries, spagheti,
sushi dan lain sebagainya. Masyarakat menganggap makanan-makanan tersebut higienis,
modern, dan praktis. Dengan memakan makanan tersebut, orang akan merasa bangga
karena berarti mereka akan disebut sebagai orang yang modern dan tidak ketinggalan
zaman. Sayangnya, masyarakat Indonesia mengkonsumsi makanan luar negeri tanpa tahu
bahwa tidak semua makanan cepat saji baik untuk kesehatan, Hanya demi gengsi, mereka
tidak memerhatikan bahaya kesehatan yang akan dialami dalam jangka waktu lama.
Terdapat beberapa dampak positif dan juga dampak negatif yang ditimbulkan oleh
masuknya makanan luar negeri ke Indonesia. Tetapi jika lama-kelamaan dampak negatif
terus menyebar di kalangan masyarakat Indonesia sekarang, mungkin makanan-makanan
tradisional Indonesia akan hilang dan akan digantikan oleh makanan-makanan luar negeri
dan nantinya akan mempengaruhi memudarnya budaya Indonesia.
1.2   TUJUAN

Ada beberapa tujuan makalah ini, antara lain :


1.      Mengetahui pengaruh globalisasi dalam hal makanan.
2.      Mengidentifikasi pengaruh yang ada dalam makanan masyarakat Indonesia saat sudah
terpengaruh globalisasi.
1.3   RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah ini adalah :


1.      Apakah pengertian globalisasi itu?
2.      Apakah pengaruh globalisasi terhadap makanan di Indonesia?
3.      Adakah pengaruh negatif dari globalisasi di bidang makanan?
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  PENGERTIAN GLOBALISASI

Globalisasi belum memiliki arti yang pasti. Untuk mengartikannya tergantung


dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,
proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di
dunia makin terikat satu sama lain.
Anggapan yang ada selama ini tentang globalisasi adalah bahwa proses
globalisasi akan membuat dunia seragam. Proses globalisasi akan menghapus identitas
dan jati diri. Kebudayaan lokal atau daerah akan tersisih oleh kekuatan budaya besar atau
kekuatan budaya global. Misalnya saja tradisi gotong royong yang biasa dilakukan
masyarakat di desa, sekarang ini mulai sedikit orang yang mau melakukan. Masyarakat
mulai bersifat individualisme yaitu mementingkan diri sendiri. Anggapan itu tidak
sepenuhnya benar. Kemajuan teknologi komunikasi memang telah membuat batas dan
jarak menjadi hilang dan tidak berguna. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan
semakin berkembangnya globalisasi di dunia.
  Adanya sikap saling ketergantungan antara satu negara dengan negara lain terutama di
bidang ekonomi.
  Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup.
  Berkembangnya barang-barang seperti telepon genggam, televise satelit, dan internet
menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya.
  Peningkatan interaksi cultural (kebudayaan) melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, berita, dan olahraga internasional). Saat ini, kita
mendapatkan gagasan dan pengalaman baru mengenai hal hal tentang beranekaragamnya
budaya, misalnya dalam hal pakaian dan makanan.

2.1 PENGERTIAN MAKANAN


1. Makanan
Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang
dimakan oleh makhluk hidup agar mendapatkan tenaga dan nutrisi. Menurut
Notoadmodjo, makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan
atau perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak, memperoleh energi
untuk melakukan aktivitas sehari-hari, mengatur metabolisme dan berbagai
keseimbangan air, mineral, dan cairan tubuh yang lain juga berperan di dalam
mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit (Amaliyah, 2017: 5). Makanan
merupakan sesuatu yang dikonsumsi oleh makhluk hidup dalam kehidupannya. Mereka
bisa bertahan hidup dengan mengonsumsi makanan. Untuk itu diperlukan makanan yang
sehat dan tidak menggunakan bahan kimia supaya tidak berdampak buruk terhadap
tubuh.
2. Makanan Pokok
Makanan pokok adalah makanan yang dikonsumsi dalam jumlah yang banyak,
sumber karbohidrat, mengenyangkan dan merupakan hasil alam daerah setempat.
Makanan pokok masyarakat Indonesia bermacam-macam ada yang berasal dari padi,
jagung, singkong, sagu, maupun yang lain (Kristiatuti dan Rita, 2004:10). Menurut
Hayati (2009:18), makanan pokok adalah makanan yang dikonsumsi dalam jumlah
paling banyak dibandingkan jenis makanan lain dan mengandung zat tepung sebagai
sumber tenaga untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Bahan makanan pokok yang
sering dikonsumsi penduduk Indonesia adalah beras, jagung, singkong, ubi jalar, sagu,
dan beberapa jenis umbi-umbian, seperti talas, ganyong, dan kentang.
Jadi, makanan pokok adalah makanan yang penting bagi tubuh manusia dan
memberikan sumber tenaga dalam mendukung aktivitas

manusia sehari-hari. Makanan pokok berasal dari biji-bijian atau ubi-ubian, misalnya
padi, jagung, singkong dan lainnya.
3. Makanan Tradisional
Makanan tradisional merupakan hasil budi daya masyarakat setempat yang
dilakukan turun-temurun dalam mengembangkan makanan berimbang dengan bahan-
bahan tumbuhan dan hewan baik melalui budi daya ataupun yang berasal dari alam
sekitarnya. Sehubungan dengan hal tersebut, beragamnya jenis makanan tradisional
telah membuktikan bahwa makanan telah menimbulkan ciri khas pada masing-masing
daerah dan suku bangsa (Rasyid, 2004:12). Menurut Marwanti (2000: 112), makanan
tradisional adalah makanan rakyat yang dikonsumsi dalam lingkungan masyarakat
tertentu dan diturunkan secara turun-temurun. Sedangkan menurut Lily Arsanti Lestari
(2018: 1), makanan tradisional adalah produk makanan dari suatu daerah yang dibuat
secara tradisional, dalam arti proses pembuatannya dilakukan dengan menggunakan
peralatan yang sederhana.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1  PENGARUH GLOBALISASI DI BIDANG MAKANAN

Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun, ada
juga yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum
disajikan harus diolah terlebih dahulu, dan proses pengolahannya membutuhkan
waktu yang lama.
Dengan adanya globalisasi kebanyakan orang mulai cenderung beralih
mengonsumsi makanan yang cepat saji. Cepat saji maksudnya adalah makanan
yang singkat dalam penyajiannya dan tidak menunggu proses pemasakan yang
lama. Makanan cepat saji biasa disebut fast food. Makanan cepat saji sekarang
banyak dan mudah sekali ditemui.

Di samping itu juga ada makanan yang pembungkusnya menggunakan


aluminium foil, biasanya makanan untuk anak-anak. Selain makanan juga ada
minuman dalam kaleng, sehingga mudah dan dapat langsung diminum. Contoh
makanan yang ada karena globalisasi: pizza, spagheti, burger, hot dog,
hamburger, sushi, steak, puyunghai, dan donat. Contoh minuman: banyak
bermunculan minuman isotonik.
Dengan adanya makanan cepat saji yang berasal dari luar negeri membuat
orang merasa bangga jika bisa memakannya. Karena jika memakannya berarti
disebut orang yang modern dan tidak ketinggalan zaman. Makanan cepat saji
tidak semuanya aman untuk kesehatan. Jika ingin menikmati makanan atau
minuman cepat saji, pilihlah jenis makanan atau minuman yang benar-benar
aman untuk kesehatan.

3.2  SELERA LIDAH ORANG INDONESIA

Selera terkait dengan perasaan menyenangkan yang disebabkan oleh


makanan tertentu sehingga timbul keinginan untuk makan. Pengalaman yang
timbul karena perpaduan rasa makanan yang menimbulkan perasaan
menyenangkan, tidak hanya mengenyangkan. Selera bisa jadi bersifat individual
jika terkait dengan pengalaman unik pribadi seseorang saat makan. Tapi dari sisi
penerimaan panca indra (terutama lidah pengecap), selera bisa diartikan menjadi
keinginan rata-rata orang untuk menikmati makanan.
Setiap negara memang memiliki selera makan yang berbeda-beda,
termasuk di Indonesia. Secara umum, selera orang Indonesia dikaitkan dengan
bumbu sehingga cita rasa tersebut menjadi satu pegangan penting saat
menyajikan masakan Indonesia. Orang Indonesia terbiasa memakan makanan
yang mengandum garam. Apapun makanannya pasti terasa tidak lengkap bila
tidak ditambah dengan garam. Ada juga beberapa orang Indonesia yang kalau
makan harus ditambah dengan kerupuk. Bukan makan namanya bila tanpa
keurupuk, katanya. Negara Indonesia memang surganya kerupuk. Apapun bisa
dijadikan kerupuk, mulai dari kulit binatang, ceker ayam, hingga daun bayam.
Selain surganya kerupuk, Indonesia juga merupakan surganya sambal. Di negara
ini juga ada begitu banyak varian sambal. Nyaris setiap daerah memiliki
kekhasan jenis sambal dengan cita rasanya masing-masing. Sepeti halnya
kerupuk, bagi sebagian besar orang Indonesia, tak nikmat rasanya bila makan
tanpa ditemani sambal atau apapun itu yang akan memberikan cita rasa pedas
pada makanan.
Dan salah satu guyonan khas Indonesia adalah “Bukan orang Indonesia
jika tidak suka makan dengan sambal pedas”. Selain menambah kenikmatan
makan, sambal pedas juga dapat membuat nafsu makan bertambah. Tetapi
sebagian besar masyarakat Indonesia ternyata lebih memilih untuk memanjakan
selera makannya  dengan mengonsumsi makanan apapun yang mereka suka tanpa
memerhatikan kesehatannya.

3.3  MASUKNYA MAKANAN LUAR NEGERI KE INDONESIA

Masyarakat Indonesia pada umumnya mempunyai rasa keingintahuan


budaya makanan luar negeri  dan ingin mencobanya karena bosan dengan
makanan tradisional. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dengan mudah
terpengaruh oleh hal-hal yang baru. Apalagi banyak makanan-makanan luar
negeri yang dipromosikan lewat dunia maya maupun media cetak. Oleh sebab itu,
masyarakat Indonesia tidak mau ketinggalan. Mereka pasti ingin menikmati apa
yang ditawarkan oleh dunia maya maupun media cetak. Karena akibat itulah
masyarakat Indonesia sekarang jadi berubah. Dengan adanya dunia maya dan
media cetak itu masyarakat Indonesia sekarang bisa tahu apa saja makanan-
makanan luar negeri yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang luar negeri.

Seperti yang kita ketahui bahwa negara-negara luar terutama negara-


negara barat suka sekali mengonsumsi makanan-makanan cepat saji (fastfood).
Dan itu pula yang di tiru oleh masyarakat kita. Di Indonesia sudah banyak
makanan-makanan luar negeri yang tersedia dalam bentuk cepat saji. Dengan
adanya globalisasi kebanyakan masyarakat Indonesia mulai cenderung beralih
kemakanan cepat saji. Cepat saji maksudnya adalah makanan yang singkat dalam
penyajiannya dan tidak perlu menunggu proses pemasakan yang lama. Makanan
cepat saji sekarang banyak dan mudah sekali ditemui. Mungkin dengan hidangan
yang lezat dan disajikan dalam waktu singkat, membuat kita untuk sering sekali
mengonsumsinya. Padahal kita semua tahu bahwa makanan cepat saji juga
mempunyai dampak  yang negatif untuk tubuh kita dalam jangka panjang nanti.

3.4  DAMPAK MAKANAN LUAR NEGERI

         Dampak Negatif
Berkembangnya era globalisasi di lingkungan masyarakat Indonesia
mempengaruhi rasa nasionalisme kuliner tradisional Indonesia. Hal tersebut
menimbulkan pandangan dari beberapa masyarakat yang berpendapat bahwa
makan di restoran cepat saji yang mewah seperti Mc Donald’s, KFC, Dunkin
Donuts, Pizza Hut, Hoka Hoka Bento, dan Solaria akan terasa lebih enak dan
bergengsi daripada makan di warteg (warung tegal), atau warung-warung di
pinggir jalan yang menjual makanan asli Nusantara. Hal tersebut akan menggeser
bahkan cepat atau lambat orang-orang akan mulai melupakan makanan
tradisional.
Makanan cepat saji sudah sangat populer di hampir semua kalangan
masyarakat Indonesia. Dari yang muda sampai yang tua pasti sudah
mencicipinya. Makanan-makanan tersebut memang sangat mudah ditemui di
mall-mall, restoran dan pertokoan besar di pusat dan pinggiran kota. Dan
mungkin juga telah membudaya dan menjadi santapan elit terutama bagi kaum
remaja di perkotaan.

Tapi sayangnya banyak dari kita yang tidak tahu bahwa jenis-jenis
makanan cepat saji pada umumnya sangatlah berpotensi sebagai junk food. Junk
food adalah istilah yang mendeskripsikan makanan yang tidak sehat atau
memiliki sedikit kandungan nutrisi.

Ciri-ciri makanan golongan junk food adalah:


  Mengandung lemak jenuh yang tinggi,
  Bergula tinggi,
  Kandungan nutrisi lainnya tipis, seperti protein, vitamin dan mineral,
  Mengandung banyak sodium (garam-garaman),
  Mengandung banyak kolesterol,
  Mengutamakan citarasa.
Dibawah ini beberapa tips untuk menghindari kebiasaan mengonsumsi
junk food tersebut diantaranya adalah:
1.          Biasakan makan di rumah sebelum pergi beraktivitas ke luar rumah.
2.          Makan teratur dan biasakan sarapan pada pagi hari.
3.          Minum banyak air.
4.          Belajar bagaimana membuat makanan yang lezat dan sehat di rumah. Hal ini
bisa didapat dengan cara membeli buku resep makanan, bertanya kepada teman
ataupun keluarga, ataupun kursus memasak.
5.          Jika ingin mengemil maka sebaiknya mengonsumsi buah-buahan ataupun biskuit
gandum.
6.          Mencari informasi mengenai dampak negatif dari junk food.
7.          Mulailah berolahraga secara teratur.
8.          Kontrol terhadap diri sendiri serta ciptakan suasana yang mendukung usaha anda
dalam menghindari konsumsi junk food.

Masyarakat Indonesia pada umumnya mengkonsumsi makanan luar


negeri hanya karena tidak ingin dikatakan ketinggalan zaman. Kebanyakan
masyarakat Indonesia terutama para remaja berifikir bahwa jika kita memakan
makanan dari luar negeri akan terlihat keren. Itulah dampak dari globalisasi
makanan luar negeri yang mengubah pola makan masyarakat Indonesia.

         Dampak Positif
Dampak makanan luar negeri yang ada di Indonesia juga memberikan banyak
hal positif seperti kemajuan pengetahuan tentang makanan-makanan yang biasa
dikonsumsi oleh orang-orang luar negeri. Makanan cepat saji yang tersedia juga
membuat masyarakat lebih praktis jika sedang berada dalam keadaan darurat.
Masuknya makanan dari luar negeri juga memberikan ide-ide baru bagi orang
orang Indonesia dalam melakukan inovasi. Contohnya adalah kue cubit, kue khas
dari Garut tersebut yang pada umumnya hanya ditaburi dengan meses di atasnya,
sekarang sudah dijual dengan rasa green tea.
 Salah satu contoh lainnya adalah Iffah Syarifah Hendrayati, penerima
Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013 kategori inovasi pasar
perkebunan di kantor Kementerian Pertanian dengan produknya "Greentea Rice
Cracker". Inovasi yang beliau lakukan adalah mencampurkan makanan
tradisional opak dengan cokelat dan green tea (teh hijau). Dua hal itu
membuktikan bahwa budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan
zaman, asalkan masih tidak meninggalkan ciri khas dari budaya tersebut.
Sebenarnya pengaruh budaya dari luar itu tidak selamanya negatif, karena
pengaruh budaya luar bisa pula memberi inspirasi bagi negara itu sendiri.

3.5  CARA MEMPERTAHANKAN MAKANAN TRADISIONAL INDONESIA

Memang ketika kita mengikuti memakan apa yang dimakan oleh orang-
orang luar negeri bisa dikatakan keren dan tidak ketinggalan zaman, tetapi kita
juga harus mencintai makanan tradisional yang kita miliki. Lalu bagaimana kita
bisa mempertahankan makanan tradisional ketika makanan luar negeri masuk ke
Indonesia?
Yang pertama, biasanya makanan-makanan tradisional hanya diperjual-
belikan di Indonesia, kita harus bisa memperkenalkannya ke negara-negara yang
besar dan maju agar negara tersebut juga bisa merasakan makanan asli indonesia.
Saat kita pergi berkunjung ke luar negeri, jangan lupa membawa makanan
tradisional Nusantara dan persilahkan kepada orang-orang disana untuk
mencicipinya.
Yang kedua, pemerintah juga harus mendukung memperkenalkan
makanan tradisional Indonesia di luar negeri. Jika tanpa dukungan pasti makanan
tradisional Indonesia tidak bisa dikenal oleh negara-negara asing lainnya.
Contohnya, pemerintah harus membentuk kelompok-kelompok yang bisa
memperkenalkan makanan tradisional di luar negeri.
Yang ketiga, menumbuhkan kesadaran dari diri sendiri untuk tetap
melestarikan makanan tradisional karena hal tersebut bisa dibilang adalah jati diri
bangsa. Walaupun hanya dengan sedikit kesadaran, hal tersebut akan
menyelamatkan makanan tradisional di negeri ini.
Yang keempat, Pembelajaran tentang budaya harus ditanamkan sejak dini.
Namun  sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari
budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui
pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaimana cara
mengadaptasi budaya lokal di tengah maraknya globalisasi.
Yang kelima, berpartisipasi dalam acara-acara yang berhubungan dengan
kuliner tradisional Indonesia dan juga tidak lupa untuk mengajak orang lain
sehingga mereka tertarik untuk ikut menjaga atau melestarikannya.
Jadi, sebenarnya masyarakat Indonesia boleh mencicipi atau
mengkonsumsi makanan-makanan luar negeri tetapi tidak dengan meniggalkan
makanan-makanan tradisional yang dimiliki Indonesia.

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN

Masuknya budaya asing adalah hal yang wajar dikarenakan suatu negara
tentu akan membutuhkan input-input berupa budaya asing dengan syarat budaya
itu sejalan dengan budaya kita ini. Melihat kenyataan bahwa para generasi muda
bangsa Indonesia saat ini lebih memilih kebudayaan asing yang mereka anggap
lebih menarik ataupun lebih unik dan praktis. Tanpa kita sadari makanan-
makanan luar negeri telah menjadi menu keseharian dalam kehidupan kita. Hal
ini mengakibatkan makin langkanya berbagai jenis makanan tradisional. Bila hal
ini terus terjadi maka tak dapat dihindarkan bahwa kebudayaan lokal akan banyak
yang luntur akibat tidak ada generasi penerus yang akan mewarisinya dan  anak
cucu kita kelak tidak tahu akan jenis-jenis makanan tradisional yang berasal dari
daerah asal mereka. Perlunya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya
Indonesia adalah kewajiban setiap lapisan masyarakat, dimana peran setiap
mereka yang terus berusaha untuk mewarisi kekuatan budaya lokal akan menjadi
kekuatan budaya itu untuk tetap ada.
Selain itu peran pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa juga
sangatlah penting. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas didukung adalah
penampilan kebudayaan-kebudayaan  daerah disetiap event-event akbar nasional,
misalnya tari-tarian, lagu daerah, makanan daerah, dan sebagainya. Semua itu
harus dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya
yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya.
Sebenarnya, pengaruh budaya luar terhadap budaya di Indonesia, kembali
kepada individu masing-masing apakah tetap bisa memilih dan memilah atau
sebaliknya hanyut dengan pengaruh budaya luar tersebut. Kita harus membekali
diri dengan pengetahuan dan kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan
sehingga tidak mudah terpangaruh dan bisa memilih mana yang baik atau tidak,
karena sebenarnya banyak pengaruh budaya dari luar yang justru bila
diaplikasikan dengan tetap mengacu kepada budaya bangsa sendiri, akan
menghasilkan harmoni.

MAKALAH PPKN
(PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KULINER)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
RIDHO DWI SAPUTRA
KELAS: XII1
GURU PEMBIMBING : SUPIANAWATI S,Pd

SMA S BERINGIN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai