Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah Globalisasi bidang politik membawa pengaruh besar terhadap kehidupan politik didunia,
termasuk Indonesia. Dengan adanya globalisasi, perkembangan politik telah merujuk pada sistem
konglomerasi antara negara-negara maju, Negara berkembang dan Negara-negara terbelakang. Di
Indonesia, perkembangan politik ditandai dengan semakin besarnya tuntutan masyarakat terhadap
pemerintah untuk mewujudkan keterbukaan, kebebasan dan demokrasi. Globalisasi mendorong
terwujudnya pemerintahan yang demokratis, terbuka,bersih, dan berwibawa. Selanjutnya rakyat dapat
merasa semakin memiliki kebebasan untuk menyampaikan semua aspirasi dan tuntutan kepada
pemerintah. Selain itu, dengan berlangsungnya eraglobalisasi, perhatian pemerintah terhadap
penegakan HAM semakin meningkat, hal inidikarenakan isu HAM merupakan isu penting yang
menjadi sorotan di dunia internasional.Tenaga kerja dibawah umur, kekerasan dalam rumah tangga,
pembunuhan merupakan contohpermasalahan yang seharusnya mendapatkan ruang agar segera
diperhatikan oleh pemerintahdan mendapatkan cara untuk mengatasinya meskipun dalam praktiknya
hal tersebut belumdapat dituntaskan malahan pemerintah seperti tidak peduli dan lebih mementingkan
masalahmereka sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Globalisasi mempengaruhi perkembangan Sistem Politik di Indonesia

2. Bagaimana Pentingnya Globalisasi di Bidang Politik

3. Apa Pengaruh Positif Globalisasi terhadap Rasa Nasionalisme

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Globalisasi Politik

2. Untuk Mengetahui Dampak Positif dan Negatif dari Globalisasi terhadap Politik Indonesia

3. Untuk Mengetahui Dampak Globalisasi terhadap Sistem Politik Dunia

3. Untuk Mengetahui Tipe-tipe Budaya Politik yang Berkembang di Indonesia

4. Untuk Mengetahui Faktor-faktor penentu Stabilitas Politik Indonesia Saat ini

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian Globalisasi
Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang mempunyai pengaruh dalam
mendorong munculnya berbagai kemungkinan tentang perubahan dunia yang akan berlangsung.
Pengaruh globalisasi dapat menghilangkan berbagai halangan dan rintangan yang menjadikan dunia
semakin terbuka dan saling bergantung satu sama lainnya. Globalisasi akan membawa prespektif baru
tentang konsep “Dunia Tanpa Tapal Batas” yang saat ini diterima seabagai nrealita masa depan yang
akan memengaruhi perkembangan budaya dan membawa perubahan baru. (Aim Abdulkarim, 2007:
116)
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan
dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi bias. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama
dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering
menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas
negara.
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,
atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia
makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi
dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-
negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari
sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara
kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh
besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya
dan agama.
Menurut Selo Soemardjan, dalam (Aim Abdulkarim, 2007: 116) globalisasi adalah
terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti
sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat di kota-kota
besar untuk menyatu dengan dunia terutam di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, pariwisata, dan
media komunikasi massa.
Menurut kamus bahasa, dalam (Aim Abdulkarim, 2007: 116) globalisasi didefinisikan sebagi
fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari segi perhubungan manusia. Hal ini dimungkinkan
karena perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Menurut cendekiawan barat dalam (Aim Abdulkarim, 2007: 116) globalisasi adalah satu
proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti
politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia ini.
Menurut pengertian The American Heritage Dictionary, the act if process or policy making
something worldwide in scope or application, dalam (Aim Abdulkarim, 2007: 116) yaitu globalisasi
sebenarnya dapat siartikan sebagai suatu tindakan atau proses menjadikan sesuatu yang mendunia
(universal) baik dalam lingkupnya atau aplikasinya.

Pengertian Politik
Dilihat dari sisi etimologi, kata politik berasal dari bahasa Yunani, yakni polis yang berarti kota yang
berstatus negara kota (city state).51 Dalam negara- kota di zaman Yunani, orang saling berinteraksi
guna mencapai kesejahteraan (kebaikan, menurut Aristoteles) dalam hidupnya.52 Politik yang
berkembang di Yunani kala itu dapat ditafsirkan sebagai suatu proses interaksi antara individu
dengan individu lainnya demi mencapai kebaikan bersama.
Pemikiran mengenai politik pun khususnya di dunia barat banyak dipengaruhi oleh filsuf Yunani
Kuno. Filsuf seperti Plato dan Aristoteles menganggap politics sebagai suatu usaha untuk mencapai
masyarakat politik (polity) yang terbaik.53 Namun demikian, definisi politik hasil pemikiran para
filsuf tersebut belum mampu memberi tekanan terhadap upaya-upaya praksis dalam mencapai polity
yang baik. Meskipun harus diakui, pemikiran- pemikiran politik yang berkembang dewasa ini juga
tidak lepas dari pengaruh para filsuf tersebut.
Dalam perkembangannya, para ilmuwan politik menafsirkan politik secara berbeda-beda sehingga
varian definisinya memperkaya pemikiran tentang politik. Gabriel A. Almond mendefinisikan
politik sebagai kegiatan yang berbuhungan dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam
masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong lewat instrumen yang
sifatnya otoritatif dan koersif.54 Dengan demikian, politik berkaitan erat dengan proses pembuatan
keputusan publik. Penekanan terhadap penggunaan instrumen otoritatif dan koersif dalam
pembuatan keputusan publik berkaitan dengan siapa yang berwenang, bagaimana cara menggunakan
kewenangan tersebut, dan apa tujuan dari suatu keputusan yang disepakati. Jika ditarik benang
merahnya, definisi politik menurut Almond juga tidak lepas dari interaksi dalam masyarakat politik
(polity) untuk menyepakati siapa yang diberi kewenangan untuk berkuasa dalam pembuatan
keputusan publik.
Definisi politik juga diberikan oleh ilmuwan politik lainnya, yaitu Andrew Heywood. Menurut
Andrey Heywood, politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat,
mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya,
yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama. 55 Dengan definisi tersebut,
Andrew Heywood secara tersirat mengungkap bahwa masyarakat politik (polity) dalam proses
interaksi pembuatan keputusan publik juga tidak lepas dari konflik antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok lainnya. Dengan kata lain, masing-
masing kelompok saling mempengaruhi agar suatu keputusan publik yang disepakati sesuai dengan
kepentingan kelompok tertentu.
Konflik dan kerja sama dalam suatu proses pembuatan keputusan publik adalah satu kesatuan yang
tak dapat dipisahkan sebagai bagian dari proses interaksi antar kepentingan. Aspirasi dan
kepentingan setiap kelompok dan
individu dalam masyarakat tidak selalu sama, melainkan berbeda bahkan dalam banyak hal
bertentangan satu sama lain.56 Oleh sebab itu, sebuah kelaziman apabila dalam realitas sehari-hari
sering dijumpai aktivitas politik yang tidak terpuji dilakukan oleh kelompok politik tertentu demi
mencapai tujuan yang mereka cita-citakan. Peter Merkl mengatakan bahwa politik dalam bentuk
yang paling buruk, adalah perebutan kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan untuk kepentingan diri-
sendiri (politics at its worst is a selfish grab for power, glory, dan riches).57

BAB III
PEMBAHASAN
1. Pengertian Globalisasi dan  Politik

Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (workingdefinition), sehingga tergantung
dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat
satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis,ekonomi dan budaya masyarakat. Dan Globalisasi juga
merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga
tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau
dikontrol.

Pengertian politik sendiri adalah, politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis”yang artinya Negara
kota.Pada awalnya politik berhubungan dengan berbagai macam kegiatan dalam Negara/kehidupan
Negara. Istilah politik dalam ketatanegaraan berkaitan dengan tatacara pemerintahan ,dasar dasar
pemerintahan, ataupun dalam hal kekuasaan Negara. Politikpada dasarnya menyangkut tujuan-tujuan
masyarakat, bukan tujuan pribadi. Politik biasanya menyangkut kegiatan partai politik, tentara dan
organisasi kemasyarakatan. Dapat disimpulkan bahwa politik adalah interaksi antara pemerintah dan
masyarakat dalam rangka proses pembuatan kebijakan dan keputusan yang mengikat tentang kebaikan
bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

2. Pengertian Globalisasi Politik

Globalisasi politik adalah proses masuknya suatu pola atau nilai-nilai yang diterima secara
menyeluruh Karena membawa pembaharuan dan menguntungkan di bidang politik,seperti kerja sama-
kerja sama politik antar Negara dengan membentuk suatu organisasi internasional multilateral.
Globalisasi politik disebut juga global governance.

3. Pentingnya Globalisasi di Bidang Politik

Globalisasi berperanan penting bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia karena mampu membantu
masyarakat dalam upaya mencapai kesejahteraan hidupnya. Peranan globalisasi dapat dilihat dari
bidang Politik.

Dengan globalisasi Indonesia dapat dengan mudah melakukan komunikasi dan koordinasi antara
daerah atau antara pemerintah dengan masyarakat di berbagai daerah. Berbagai kebijakan pemerintah
dapat segera sampai kepada masyarakat dan rakyat dapat memberikan atau menyampaikan berbagai
tanggapan dan aspirasi terhadap kebijakan tersebut. Hal ini berarti mendorong timbulnya
pemerintahan demokrasi aygn traansparan, bersih, dan berwibawa. Dengan globalisasi berbagai
kebijakan hukum dan penegakan HAM dapat diakses masyarakat luas dan dunia internasional. Hal ini
sekaligus merupakan alat kontrol atau pengawasan dalam penegakkan HAM.

4. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap Perkembangan Politik Indonesia

1. Dampak Positif

1. Meningkatnya peranan Indonesia dalam hubungan Internasional dalam menciptakan perdamaian


dunia, serta pulihnya citra Indonesia dan kepercayaan masyarakat Internasional, mendorong
terciptanya tatanan dan kerja sama ekonomi regional dan Internasional yang lebih baik dalam
mendukung pembangunan Nasional merupakan sasaran dalam hubungan Internasional di era
globalisasi bagi negara Indonesia.

2. Arah kebijakan dalam pemantapan Politik Luar Negeri dan peningkatan kerja sama Internasional
dijabarkan dalam program-program pembangunan.

3.  Program pemantapan Politik Luar Negeri dan optimalisasi Diplomasi Indonesia.
Tujuan: Meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri dalam memberikan kontribusi bagi
proses demokralisasi, stabilitas politik, dan persatuan Nasional dan lebih memperkuat kinerja
Diplomasi Indonesia”.

4.  Program peningkatan kerja sama Internasional.

Tujuan: Memanfaatkan secara lebih optimal yang ada pada forum-forum kerja sama Internasional
terutama melalui kerja sama ASEAN, APEC, dan kerja sama multilateral lainnya dan antara negara-
negara yang memiliki kepentingan yang sejalan dengan Indonesia.

5. Program Penegasan Komitmen Perdamaian Dunia

Tujuan: Menegaskan komitmen Indonesia terhadap perlakuan dan perumusan aturan-aturan serta
hokum Internasional, mempertahankan pentingnya prinsip-prinsip multilateralisme dalam hubungan
Internasional derta menentang unilateralisme, agresi, dan penggunaan segalabentuk kekerasan dalam
menyelesaikan permasalahan Internasiona.

Contoh Hubungan Kerja sama Politik Indonesia dengan Luar Negeri

>Kerjasama Indonesia-Australia

Pemerintah Australia dan Indonesia hari Senin menandatangani proyek kerjasama untuk mencegah
masalah perdagangan manusia di kawasan Asia Tenggara.

Proyek ini menitikberatkan pemberian bantuan pada aparat hukum Indonesia dalam menangani
kejahatan perdagangan manusia.

>Kerjasama Indonesia – Thailand

Pemerintah Indonesia dan Thailand sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pertanian, terutama
alih teknologi informasi dan teknologi, perdagangan, pelatihan, teknik dan penelitian dalam bidang
pertanian.

>Kerjasama Indonesia – Malaysia

Indonesia dan Malaysia memandang perlunya peningkatan kerjasama di bidang perdagangan,


investasi dan energi, termasuk kerjasama sub regional melibatkan kerjasama dalam kerangka segitiga
pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapura dan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMS dan IMT-GT).

Di masa datang, kerjasama bidang perdagangan, investasi dan energi diharapkan bisa lebih
berkembang lagi sekaligus meningkatkan perekonomian kedua negara serta membuka lapangan kerja
yang memang dibutuhkan untuk mengurangi pengangguran yang terus meningkat dewasa ini.

>Kerjasama Militer Indonesia-Amerika Serikat

Beberapa waktu yang lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat menerima kunjungan Menteri
Pertahanan Amerika Serikat, Donald Rumsfeld, meminta dan berharap agar normalisasi hubungan
militer Indonesia-AS yang sudah berjalan penuh dapat berlangsung permanen.

Harapan ini bisa dipahami mengingat, pertama, hubungan kerja sama bidang pertahanan kedua negara
memang dinamis. Kecenderungan ini bisa dilihat dari pengalaman, saat Presiden Soekarno
menyatakan perang dengan Belanda untuk pembebasan Irian Barat, AS tidak memenuhi permintaan
Indonesia. Penolakan ini disebabkan sikap politik AS lebih berpihak ke Belanda sebagai bagian dari
NATO.

Bagi Indonesia, sebagai Negara yang juga terlibat dalam hubungan antar Negara, hubungan
internasional memiliki arti penting tersendiri. Arti penting hubungan internasional bagi Indonesia
antara lain karena lingkup hubungannya mencakup semua interaksi yang berlangsung lintas batas
negara. Dalam konsep baru hubungan internasional, berbagai organisasi internasional, perusahaan,
organisasi nirlaba, bahkan perorangan bisa menjadi aktor yang berperan penting dalam politik
internasional. Sehingga jelaslah hubungan internasional sangat penting bagi Indonesia.

2. Dampak Negatif

·         Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa


kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan
hilang

·         Negara-negara yang kuat ekonominya akan bersekongkol dalam rangka mencari keuntungan
sebesar-besarnya. hal ini seringkali merugikan negara-negara miskin yang ketahanan ekonominya
lemah.

Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam seperti dalam
bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang ”mengabaikan kepentingan
umum” dengan cara membuat kerusuhan dan anarkis. Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang
berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat dan gotong royong. Semakin menguatnya
nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok, oposisi, rofessi mayoritas atau tirani
minoritas.

5. Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai Nasionalisme

1)    Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena
pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan
dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

2)  Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja
dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

3)    Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang
tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa
yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.

6. Dampak Globalisasi dapat Merubah Sistem Politik Dunia

Globalisasi di bidang politik juga memberikan dampak terhadap perubahan perpolitikan dunia,
khususnya akhir-akhir ini seperti diberitakan oleh para mediainternasional yakni seperti contoh kasus
demonstrasi yang menuntun pemerintah Tiongkok untuk memberikan kemerdekaan kepada rakyat
Tibet yang berujung pada sebuah demonstrasi berdarah. Implikasi dari adanya globalisasi politik yang
dalam hal ini melibatkan negara MaoZedong yaitu munculnya tuntutan kebebasan demokrasi pada
tahun 1989. Peristiwa berdarah yang dikenal dengan “Peristiwa Tiananmen” tersebut berakhir dengan
bentrokan dengan aparat keamanan yang menewaskan ribuan mahasiswa dan pemuda.Pemberontakan
ini sedikit membawa angin demokratisasi sehingga membuat China saat ini dapat dikatakan
sebagainegara Super Power baru.

Di Filipina, rakyat melakukan gerakan sosial (people power) dan berhasilmenggulingkan rezim
diktator Ferdinand Marcos pada tahun 1986. Pada tahun 1991, politika partheid dihapuskan di Afrika
Selatan. Perubahan yang sama juga terjadi di Eropa Timur,rakyat melakukan demonstrasi
menggulingkan rezim komunis yang berkuasa. Kasus serupajuga terjadi di Indonesia, yaitu dengan
runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru pada tahun1998. Sebenarnya dalam beberapa tahun terakhir
ini terdapat satu isu yang amat menarikuntuk dianalisa. Adanya demonstrasi beberapa masyarakat di
wilayah Timur Tengah yang mengundang perhatian masyarakat dunia dikarenakan gelombang
demonstrasi ini menyambar ke beberapa negara bukan hanya melibatkan satu negara saja.
7. Perkembangan Politik Dan Demokrasi

Perkembangan politik juga berarti modernisasi politik atau di sebut juga terjadinya pembangunan
politik, sebagaimana yang telah di rumuskan oleh Lucian Pye, pada dasarnya mereka memahami
perkembangan politik sebagai upaya mencipatakan adanya kemakmuran negara melalui
perkembangan ekonomi, pemusatan kekuasaan pada negara (integrasi nasional), adanya diferensiasasi
atau kekuasaan itu terbagi artinya kekuasaan tidak berada pada satu tangan otoriter, adanya
peningkatan partsipasi warga negara dalam kehidupan politik, adanya otonom pada subsistem.

Bagaimana keadilan dapat di distribusikan, adanya kelimpahan hasil pembangunan, adanya perubahan
politik demi mencapai tujuan khusus yaitu tatanan masyarakat yang demokratis.

Ketika berbicara perkembangan politik sangat susah mermbedakan pembangunan politik dengan
perkembangan politik namun yang jelas perkembangan politik itu terjadi bertahap dan bertahan lama
sementara pembangunan politik perubahan secara cepat (transisi yang berjalan dengan cepat) dari
yang kurang baik menjadi yang lebih baik, perkembangan politik cenderung lambat tapi
perkembangan berkelanjutan dan terus menerus.

Tidak bisa di pungkiri ternyata perkembangan politik identik dengan Globalisasi demokrasi,   berarti
kata kuncinya perubahan, artinya ada di dalamnya terjadi proses tansformasi, Perkembangan politik
diedentik dengan demokratisasi yang berkembang, demokratisasi dengan apapun varianya seringkali
di klaim dengan tatanan politik yang paling ideal untuk di terapkan sebagai sistem politik yang
mengalami perkembangan di seluruh indonesia. Amerika bahkan berani mengatakan negaranya
contoh demokrasi di didunia tempat kiblatnya demokrasi, dan yang lebih aneh lagi negara yang tidak
mengunakan sistem demokrasi di sebut sebagai negara yang tidak berkembang politiknya Masyarakat
tertinggal. Demokrasi adalah standar sistem politik negara di katakan baik, bahkan untuk mendapat
bantuan dari negara maju maka mutlak negara berkembang harus mengunakan sistem demokrasi.
Namun yang jelas AS mencoba mengajarkan demokrasi keseluruh dunia.

8. Perkembangan sistem politik di Indonesia

Umumnya perkembangan politik merupakan dimana suatu sistem di Negara tersebut telah mengalami
suatu perubahan dengan dipengaruhi oleh Globalisasi dunia dengan masuknya suatu paham asing
kedalam paham Negara itu dengan menerimanya atau sengaja memasukanya demi mencapai suatu
tujuan, Sejak merdeka,perkembangan politik di Indonesia telah banyak mengalami perubahan seperti :

1) Sistem politik Indonesia sebelum Amendemen UUD 1945

Perkembangan politik dan sistem politik suatu negara dapat disimpulkan, salah satunya, dari
perkembangan partai-partai politiknya. Perkembangan partai politik di Indonesia dimulai sejak zaman
Belanda. Ini menjadi manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Pola kepartaian pada masa itu
menunjukkan keanekaragaman, ada yang bertujuan sosial (Budi Utomo dan Muhammadiyah), ada
yang menganut asas politik berdasarkan agama, seperti Masyumi, Partai Sarikat Islam Indonesia
(PSII), Partai Katolik, dan Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan ada juga partai-partai yang
mendasarkan diri pada suatu ideologi tertentu, seperti Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
berasaskan nasionalisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berasaskan komunisme. Di masa
penjajahan Jepang, kegiatan partai politik tidak diperbolehkan, kecuali pembentuk partai golongan
Islam (Masyumi).

 Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi perkembangan politik di Indonesia setelah kemerdekaan dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga periode.

a) Periode Demokrasi Liberal (1945–1959)


Masa ini ditandai dengan adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik. Peranan partai-partai
politik sangat dominan dalam menentukan arah tujuan negara melalui badan perwakilan. Masa ini
berakhir dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

b) Periode Demokrasi Terpimpin (1959–1966)

Masa ini ditandai dengan adanya persaingan (rivalitas) tiga kutub, yaitu antara Soekarno (Presiden RI)
yang didukung oleh partai-partai berhaluan nasionalis, PKI yang didukung oleh partai-partai
berhaluan sosialis, dan pihak militer yang dimotori oleh TNI AD. Saat itu, partai politik memiliki
posisi tawar (bargaining position) yang lemah sehingga kurang menunjukkan aset yang berarti dalam
pencaturan politik di Indonesia. Puncak periode ini adalah terjadinya Pemberontakan G-30-S/PKI
tanggal 30 September 1965.

c) Periode Orde Baru (1966–1998)

Inilah masa pemerintahan Soeharto (Presiden RI yang kedua) yang melakukan “pembenahan” dalam
sistem politik, antara lain, mengenai jumlah partai politik, yaitu melalui penyederhanaan partai politik
(fusi). Terlepas dari pasang surutnya peran partai politik dalam menentukan perkembangan sistem
politik Indonesia, Sistem Politik Demokrasi Pancasila yang dikehendaki UUD 1945 sebelum terjadi
amendemen.

2) Sistem politik Indonesia setelah Amandemen UUD 1945

Sistem politik hasil amandemen UUD 1945 tidak mengenal adanya lembaga tertinggi negara. Semua
lembaga berada pada posisi yang sebanding. Selain itu, ada lembaga negara yang dihapuskan, yaitu
DPA (Dewan Pertimbangan Agung), dan ada pula beberapa lembaga negara yang baru, yaitu DPD
(Dewan Perwakilan Daerah), MK (Mahkamah Konstitusi), dan KY (Komisi Yudisial). Sistem politik
setelah Amendemen UUD 1945 sebagai berikut.

a) Bentuk negara adalah kesatuan dan bentuk pemerintah adalah republik yang terdiri dari 33 provinsi
dengan asas desentralisasi sehingga terdapat pemerintahan daerah dan pemerintahan pusat.

b) Parlemen terdiri dari dua kamar (sistem bikameral), yaitu Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan
Perwakilan Daerah. Anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilu dan merupakan perwakilan dari
rakyat,sedangkan anggota DPD adalah perwakilan provinsi yang anggotanya dipilih oleh rakyat di
daerah yang bersangkutan melalui pemilu. Masa jabatannya adalah lima tahun. DPR memiliki
kekuasaan membuat undang-undang, menetapkan APBN, dan mengawasi jalannya pemerintahan.

c) Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah lembaga negara yang berwenang melantik Presiden dan
Wakil Presiden, memberhentikan presiden dan wakil presiden, serta mengubah dan menetapkan
UUD. Anggota MPR adalah anggota DPR dan anggota DPD yang memiliki masa jabatan lima tahun.

d) Eksekutif dipegang dan dijalankan oleh Presiden yang berkedudukan sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu
untuk masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kembali satu kali dalam jabatan yang sama. Presiden
sebagai kepala pemerintahan membentuk kabinet yang terdiri dari menteri-menteri. Menteri-menteri
bertanggung jawab kepada presiden. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen dan tidak
bertanggung jawab kepada parlemen.

e) Kekuasaan yudikatif dipegang dan dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya bersama Mahkamah Konstitusi. Adapun Komisi Yudisial berwenang memberikan usulan
mengenai pengangkatan Hakim Agung.

f) Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR dan DPD, juga memilih Presiden dan Wakil
Presiden dalam satu paket.

g) Sistem kepartaian adalah multipartai. Jumlah partai yang mengikuti Pemilu pada tahun 2004 adalah
24 partai dan pada tahun 2009 adalah 34 partai politik.
h) BPK merupakan badan yang memiliki kekuasaan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung
jawab tentang keuangan negara. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada DPR. Anggota BPK (Badan
Pemeriksa Keuangan) dipilih oleh DPR dengan memerhatikan pertimbangan dari DPD dan
selanjutnya diresmikan oleh Presiden.

i) Pada pemerintahan daerah, yaitu provinsi dan kabupaten/kota dibentuk pula badan/lembaga
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

(1) Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPRD Provinsi di wilayah

provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota di wilayah kabupaten/kota.

Anggotanya dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu.

(2) Kekuasaan eksekutif pada provinsi dipegang oleh gubernur, sedang pada daerah kabupaten/kota
dipegang oleh bupati/wali kota yang semuanya dipilih langsung oleh rakyat di daerah masing-masing
melalui Pemilu.

(3) Kekuasaan yudikatif pada provinsi dijalankan oleh pengadilan tinggi dan untuk kabupaten/kota
dijalankan oleh pengadilan negeri.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari adanya globalisasi yang dalam hal ini melibatkan suatu Negara masuk kedalam suatu perubahan
atau perkembangan yang tidak dapat dihindari. Atau juga proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Dan Globalisasi
juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga
tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata.

Adanya Globalisasi Politik, Indonesia dapat dengan mudah melakukan komunikasi Internasional,
sehingga meningkatkan kapasitas dan kinerja politik luar negeri dalam memberikan kontribusi bagi
proses demokralisasi, stabilitas politik, dan persatuan Nasional dan lebih memperkuat kinerja
Diplomasi Indonesia dengan luar negeri, sehingga pulihnya citra Indonesia dan kepercayaan
masyarakat Internasional.

Perkembangan suatu Politik di Negara banyak dipengaruhi oleh globalisasi. Indonesia telah banyak
sekali mengalami suatu perubahan sistem Pemerintahan dari zaman Kolonialisme hingga sekarang,
banyak sekali Ideologi-ideologi asing yang masuk kedalam sistem Negara ini, yakni contoh ketika
pada saat Soekarno mengadopsi paham Komunisme dengan Demokrasi Terpimpinya, pada saat itu
banyak sekali pertentangan-pertentangan dari berbagai pihak, selain itu masih banyak Negara-negara
yang sistem politiknya berubah diakibatkan oleh Globalisasi politik, dengan menimbulkan suatu
kekerasan dan pemeberontakan sebagai bentuk protes terhadap pemerintahnya.

Jadi Globalisasi sangat Mendominasi suatu perubahan politik di suatu Negara maupun Daerah, tetapi
banyak juga yang masih kental akan kebudayaan yang di pegang teguh selamanya.

2. Saran

Globalisasi perlu adanya sumber daya manusia yang berkualitas, dan itu berarti dimulai dari
pendidikan yang memadai untuk membentuk tenaga manusia yang berpotensi, yang pertama untuk
pengembangan ekonomi, Politik Negara karena diantara salah satu tuntutan globalisasi adalah daya
saing ilmu.

Pemerintah harus tetap berperan pro aktif serta berdasarkan konstitusi dalam melakukan suatu
hubungan Diplomatik dengan Negara lain, sehingga peran Indonesia di mata Dunia sangat penting
dan menguntungkan keduanya sehingga menimbulkan dampak positif terhadap perekonomian dan
kemajuan suatu pola pikir Bangsa dalam berpolitik di dalam maupun diluar. Dari hubungan-hubungan
dengan Negara lain banyak sekali nilai-nilai yang bermanfaat yang dapat di ambil dan di terapkan
kedalam suatu tatanan pemerintahan disini, contoh ketika kita melakukan hubungan dengan Negara
maju, seperti Jepang kita dapat mengadopsi suatu keunggulanya yang terkenal dengan kemajuan
teknologinya secara maju.
MAKALAH PPKN
(PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP POLITIK)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
SITI AISYAH SYAFAZISNA
KELAS: XII2
GURU PEMBIMBING : SOFIANAWATI S,Pd

SMA S BERINGIN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai