Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“SIKLUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH”

DOSEN PENGAMPU:

DISUSUN OLEH:

Kelompok 5

1. Ros Annisa (7193520023)


2. Winda Hidayah (7193520024)
3. Daffa Maulana (7193520026)
4. Risala Giargi P (7193520029)
5. M. Abdillah (7193520030)
6. Hana Sofhia (7193520037)
7. Yulia Dwi Saputri (7193520056)
8. Yuri Maulana R (7193520048)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke-hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen penulis karena berkat
adanya bimbingan dan bantuan dari Bapak sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca agar penulis dapat menyempurnakan tugas makalah lainnya di masa yang
akan datang agar menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta atas penyusunan tugas Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca .

Medan, 07 April 2021

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Siklus Akuntansi..................................................................................................3
2.2 Penjelasan Tahapan Siklus Akuntansi.................................................................4
2.3 Analisis Transaksi...............................................................................................4
2.4 Jurnal Transaksi...................................................................................................4
2.5 Buku Besar..........................................................................................................5
2.6 Neraca Saldo........................................................................................................5
2.7 Jurnal Penyesuaian..............................................................................................5
2.8 Neraca Saldo Stetelah Penyesuaian.....................................................................5
2.9 Laporan Keuangan...............................................................................................6
2.10 Jurnal Penutup.....................................................................................................6
2.11 Neraca saldo setelah tutup buku..........................................................................6
2.12 Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah........................................................6
2.13 Output Akuntansi Keuangan Daerah...............................................................7
2.14 Siklus Akuntansi Keuangan Daerah................................................................7
2.15 Tujuan dan Fungsi Sistem Akuntansi Pemerintah................................................8

BAB III PENUTUP..........................................................................................................11


3.1 Kesimpulan.................................................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sektor publik,
yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. Yang
disebut keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen. Kompleksitas sektor
publik tersebut menyebabkan kebutuhan informasi untuk perencanaan dan pengendalian
manajemen lebih bervariasi. Demikian juga bagi stakeholder sektor publik, mereka
membutuhkan informasi yang lebih bervariasi, handal, dan relevan untuk pengambilan
keputusan. Tugas dan tanggung jawab akuntan sektor publik adalah menyediakan informasi
baik untuk memenuhi kebutuhan internal organisasi maupun kebutuhan pihak eksternal.

Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses


pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan
keputusan dan untuk menilai kinerja organisasi. Informasi keuangan bukan merupakan tujuan
akhir akuntansi sektor publik. Informasi keuangan berfungsi memberikan dasar
pertimbanganuntuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan alat untuk
melaksanakanakuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan 2 tujuan akhir sektor publik itu
sendiri. Karenakebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak
terbatas padainformasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi
non-moneter seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan
keputusan.

Dalam penulisan ini kami membahas tentang bagaimana siklus akuntansi di sektor
publik, bagaimana laporan keuangannya, serta bagan akun standar. Hal-hal yang kami bahas di
sini antara lain tentang proses pencatatan,proses pelaporan, serta bagan akun standar. Seperti
yang sudah diketahui secara umum, bahwa akuntansi sektor publik memiliki peranpenting
untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas
publik.
1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan ini yang menjadi rumusan masalah dan akan dicari pemecahan dengan
penjelasan penjabaran sebagai berikut:
1. Apa itu siklus akuntansi pada pemerintahan daerah?
2. Apa saja tahapan-tahapan siklus akuntansi pada pemerintahan daerah?

1.3 Tujuan

Tujuan kami dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat bertujuan untuk:
1. Dapat dijadikan bahan informasi tambahan bagi pembaca.
2. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan makalah yang berhubungan
dengan siklus akuntansi pemerintahan daerah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Siklus Akuntansi


Akuntansi adalah suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas
subsistemsubsistem atau kesatuan lebih kecil yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan
tertentu. Suatu sistem mengolah input menjadi output. Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti
transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan keuangan. Dalam
proses akuntansi, terdapat beberapa catatan yang dibuat, yaitu jurnal, buku besar, dan buku
pembantu. Apabila digambarkan, sistem akuntansi tersebut akan tampak seperti yang
ditunjukkan pada tampilan berikut.

Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi, yaitu tahaptahap yang
terdapat dalam sistem akuntansi, seperti (Sugiri, 2001: 13) :

1. Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis transaksi


keuangan tersebut.

2. Mencatat transaksi keuangan dalam buku jurnal, tahapan ini disebut menjurnal.

3. Meringkas, dalam buku besar, transaksi-transaksi keuangan yang sudah dijurnal. Tahapan ini
disebut posting atau mengakunkan.

4. Menentukan saldo-saldo buku besar diakhir periode dan menuangkannya dalam neraca saldo.

5. Menyesuaikan buku besar berdasarkan pada informasi yang paling up-to-date (mutakir)

6. Menentukan saldo-saldo buku besar setelah penyesuaian dan menuangkannya dalam neraca
saldo setelah penyesuaian (NSSP).

7. Menyusun laporan keuangan berdasarkan pada NSSP.

8. Menutup buku besar.

9. Menentukan saldo-saldo buku besar dan menuangkannya dalam neraca saldo setelah tutup
buku.
2.2 Penjelasan Tahapan Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi dimulai dengan tahap menganalisis transaksi. Tahapan kedua adalah
menjurnal transaksi. Transaksi-transaksi pada awalnya dicatat secara kronologis 6 didalam
jurnal sebelum dipindahkan ke Buku Besar akun-akun. Jadi, jurnal disebut dengan buku
pencatatan awal. Biasanya jurnal memiliki kolom untuk mencantumkan tanggal, nama akun,
dan uraiannya, referensi dan dua kolom jumlah debit dan kredit.Tahap ketiga, transaksi yang
telah dicatat dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan ke dalam Buku Besar per akun atau kode
rekening. Tahap keempat menyusun Neraca Saldo. Pada tanggal tertentu (misal akhir periode),
saldo dari setiap akun atau kode rekening dari Buku Besar diikhtisarkan atau dirangkum dalam
Neraca Saldo. Tahap kelima menjurnal dan memposting jurnal penyesuaian untuk transaksi
pembayaran dimuka/pendapatan diterima dimuka (prepayment) atau transaksi yang masih harus
dibayar/yang masih harus diterima (accrual). Tahap keenam menyusun laporan keuangan.
Tahap ketujuh menjurnal dan dan memposting ayat jurnal penutup.

2.3Analisis transaksi

Untuk dapat memahami yang dimaksud dengan analisis transaksi, terlebih dahulu akan
diulang kembali penjelasan tentang “system (tata buku) berpasangan” dan “persamaan dasar
akuntansi”. Akuntansi menggunakan sIstem pencatatan berpasangan (double entry system).
Sebagai contoh, pemda mengeluarkan kas untuk membayar sewa garasi. Terhadap transaksi ini,
akuntansi mencatat tidak hanya “pengeluaran kas,” tetapi juga “tujuan dikeluarkannya” kas
tersebut. Analisis transaksi juga tunduk pada sIstem berpasangan tersebut. Untuk memahami
analisis transaksi demikian, kita akan menggunakan alat bantu “persamaan dasar akuntansi”.

2.4 Jurnal transaksi


Penjurnalan adalah prosedur pencatatan transaksi keuangan pada buku jurnal. Jurnal
dibedakan menjadi dua yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum adalah jurnal yang
digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi, sedangkan jurnal khusus adalah jurnal yang
digunakan untuk mencatat hanya satu jenis transaksi.
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, buku jurnal yang digunakan dalam akuntansi
keuangan daerah meliputi buku jurnal penerimaan kas, buku jurnal pengeluaran kas, dan buku
jurnal umum.
2.5 Posting ke buku besar

Buku besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan rekening perkiraan/akun.
Rekening-rekening digunakan untuk mencatat secara terpisah pendapatan, belanja, pembiayaan,
aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Proses memasukkan rekening-rekening dari jurnal ke dalam
buku besar inilah yang disebut dengan posting. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,
pemerintah telah menetapkan format-format jurnal umum, jurnal penerimaan kas, jurnal
pengeluaran kas, buku besar, buku besar pembantu, dan neraca. Oleh karena itu, semua pemda
wajib mengikuti format tersebut.

2.6 Neraca saldo


Prosedur penjurnalan dan posting dilakukan selama satu periode akuntansi. Prosedur
berikutnya adalah penyusunan neraca saldo pada akhir periode akuntansi. Neraca saldo adalah
daftar rekening-rekening beserta saldo yang menyertainya. Neraca saldo yang benar menuntut
kesamaan keseluruhan jumlah pendebitan dengan keseluruhan jumlah pengkreditan. Neraca
saldo akan benar jika proses pemindahan transaksi dari jurnal ke rekening juga benar.

2.7 Jurnal penyesuaian


Jurnal penyesuaian disusun untuk tujuan-tujuan sebagai berikut:
 Melaporkan semua pendapatan yang diperoleh selama periode akuntansi.
 Melaporkan semua belanja yang terjadi selama periode akuntansi.
 Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca. Sebagian nilai aktiva pada
awal periode telah terpakai selama satu periode akuntansi yang dilaporkan.
 Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada tanggal neraca. Dalam hal ini
pembiayaan sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum dibayar.

2.8 Neraca saldo setelah penyesuaian

Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah memostingnya ke buku


besar, sesuai dengan rekening-rekeningnya. Setelah posting dilakukan, maka rekening-rekening
akan menunjukkan saldonya yang terbaru. Prosedur akuntansi berikutnya adalah penyusunan
neraca saldo setelah penyesuaian, yaitu neraca saldo yang disusun setelah membuat jurnal-
jurnal penyesuaian. Dengan demikian, saldo-saldo rekening yang terdapat dalam neraca saldo
setelah penyesuaian adalah saldo rekening-rekening setelah baru ini juga dimasukkan dalam
neraca saldo setelah penyesuaian.
2.9 Laporan keuangan
Berdasarkan Pasa L 232 dari Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, laporan keuangan pemda
terdiri atas:

 Laporan realisasi anggaran

 Neraca

 Laporan arus kas

 Catatan atas laporan keuangan

2.10 Jurnal penutup

Proses penutupan rekening temporer terdiri atas tiga tahap; tahap pertama menutup
rekening pendapatan ke rekening ikhtisar surplus defisit atau surplus/defisit, tahap kedua
menutup rekening belanja ke rekening ikhtisar surplus defisit atau surplus/defisit, dan tahap
ketiga menutup rekening ikhtisar surplus defisit ke rekening ekuitas dana atau R/K Pemda.

2.11 Neraca saldo setelah tutup buku


Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah penyusunan neraca saldo setelah penutupan.
Seperti halnya neraca saldo yang lain, neraca saldo setelah tutup buku juga berisi ringkasan
saldo rekening-rekening, hanya saja saldo tersebut adalah setelah pembuatan jurnal penutup.
Karena proses penutupan rekening temporer mentransfer saldo rekening-rekening pendapatan
dan biaya ke rekening ekuitas dana, maka dalam neraca saldo setelah tutup buku tidak akan
dijumpai rekening-rekening temporer tersebut. Kalaupun ada, saldonya akan bernilai nol.

Dengan disusunnya neraca saldo setelah tutup buku ini, akan tampak bahwa rekening-
rekening pemda atau satuan kerja sudah siap untuk digunakan kembali pada periode akuntansi
berikutnya. Rekening-rekening nominal sudah kembali nol, sedangkan rekening-rekening riil
menyajikan jumlah yang benar-benar menjadi aset/aktiva, utang, dan ekuitas dana atau rekening
koran pemda.

2.12 Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah

Akuntansi keuangan daerah adalah proses akuntansi yang meliputi  identifikasi,

pengukuran, pencatatan serta pelaporan setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu
instansi pemerintah daerah seperti kabupaten, kota ataupun provinsi yang dijadikan acuan untuk

pengambilan kebijakan ekonomi, baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal.

2.13 Output Akuntansi Keuangan Daerah

Dari mulai melakukan proses identifikasi kemudian dilanjutkan dengan pengukuran

transaksi ekonomi dengan satuan uang yaitu setiap transaksi yang terjadi harus dinyatakan

dalam nilai mata uang yang berlaku (rupiah). Selanjutnya adalah melakukan pencatatan

transaksi serta pengolahan data menjadi sebuah informasi yang diperlukan. Informasi itulah

yang  kemudian disusun menjadi sebuah laporan keuangan pemerintah daerah. Pada umumnya

output dalam laporan keuangan pemerintah daerah adalah :

a. Laporan Realisasi Anggaran

b. Laporan Neraca

c. Laporan Arus Kas

d. Laporan Perubahan Ekuitas Dana

e. Catatan dan Laporan Keuangan


2.14 Siklus Akuntansi Keuangan Daerah

Siklus akuntansi keuangan daerah sebenarnya sama dengan siklus akuntansi pada

umumnya hanya saja terdapat perbedaan dialurnya. Alur yang berbeda itu adalah pada

akuntansi keuangan daerah setelah penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (NSPP)

maka dapat langsung dibuatkan Laporan Perhitungan APBD (Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah). Setelah NSSP dibuat maka akan ditutup oleh Jurnal Penutup dan langsung

dibuatkan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Modal (R/K Pemda) dan Neraca. Hal ini

dilakukan dengan alasan untuk kemudahan pembuatan laporan. Sesuai dengan peraturan

pemerintah daerah, tentu saja setiap pencatatan transaksi tersebut harus disertakan dengan

dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang sah untuk kemudian dimasukan kedalam jurnal

dan buku besar pembantu. Bukti transaksi dikategorikan menjadi tiga yaitu Bukti Penerimaan

Kas, Bukti Pengeluaran Kas dan Bukti Memorial yang kemudian dimasukan ke Jurnal Umum.

2.15 Tujuan dan Fungsi Sistem Akuntansi Pemerintah

Dibentuknya Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) memiliki beberapa tujuan,


yaitu untuk Akuntabilitas, Manajerial dan Pengawasan yang hasil akhir dari siklusnya adalah
informasi keuangan. Berikut penjelasan masing-masing tujuan SPAD.

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas, yaitu sistem akuntansi pemerintah mampu memberikan informasi keuangan yang
lengkap cermat, dalam bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak yang
bertanggungjawab yang berkaitan dengan operasi unit- unit pemerintah. Lebih lanjut lagi,
tujuan akuntablitas ini mengharuskan tiap pegawai atau badan yang mengelola keuangan negara
harus memberikan pertanggungjawaban dan perhitungan atas laporan keuangannya.

2. Manajerial

Akuntansi pemerintah mampu memberikan informasi keuangan yang diperlukan untuk


perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggran, perumusan
kebijakan dan pengambilan keputusan, dan penilaian kinerja pemerintah.
3. Pengawasan

Akuntansi pemerintah harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat


pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.

Terdapat beberapa catatan yang dibuat.

1 Siklus Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem. Menentukan saldo-saldo buku besar setelah
penyesuaian dan menuangkannya dalam neraca saldo setelah penyesuaian (NSSP).
Mendokumentasikan transaksi keuangan dalam bukti dan melakukan analisis transaksi
keuangan tersebut. Menentukan saldo-saldo buku besar dan menuangkannya dalam neraca
saldo setelah tutup buku.

2. Menyusun laporan keuangan:

1. Menutup buku besar. Dalam proses akuntansi. tahapan ini disebut menjurnal. Mencatat
transaksi keuangan dalam buku jurnal. Input sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi
dalam bentuk dokumen atau formulir. Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui
siklus akuntansi. dalam buku besar.

Suatu sistem mengolah input menjadi output. 8. yaitu jurnal. Meringkas. yaitu tahap-
tahap yang terdapat dalam sistem akuntansi. Menyesuaikan buku besar berdasarkan pada
informasi yang paling up-to-date. Outputnya adalah laporan keuangan. dan buku pembantu.

Tahapan ini disebut posting atau mengakunkan. transaksi-transaksi keuangan yang


sudah dijurnal. Menentukan saldo-saldo buku besar diakhir periode dan menuangkannya dalam
neraca saldo. yaitu suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem- subsistem atau kesatuan lebih
kecil yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan tertentu.

Di dalam proses akuntansi. Transaksi-transaksi pada awalnya dicatat secara kronologis


Catatan-catatan tersebut adalah jurnal. Tahapan kedua adalah menjurnal transaksi. Inputsistem
akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir. Sistem akuntansi
dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi. Suatu sistem mengolah masukan (input)
menjadi keluaran (output). Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-subsistem
atau kesatuan yang lebih kecil.3 Penjelasan Tahapan Siklus Akuntansi Siklus akuntansi dimulai
dengan tahap menganalisis transaksi. yang berhubungan satu sama lain dan memiliki tujuan
tertentu. Yang dimaksud dengan siklus akuntansi adalah serangkaian tahapan yang harus dilalui
untuk merubah input dalam bentuk dokumen transaksi keuangan sehingga menghasilkan ouput
berupa laporan keuangan. Output-nya adalah laporan keuangan.

Bukti ini akan dianalisis untuk menentukan pengaruh transaksi pada akun-akun tertentu.
Urutan peristiwa didalam proses pencatatan dimulai dengan transaksi. Tahap keenam menyusun
laporan keuangan. Dengan melakukan analisis ini sebelum membuat ayat jurnal akan sangat
membantu dalam memahami ayat-ayat jurnal baik yang sederhana maupun yang rumit. saldo
dari setiap akun atau kode rekening dari Buku Besar diikhtisarkan atau dirangkum dalam
Neraca Saldo. dll. dan kemudian untuk menentukan apakah dibutuhkan debit atau kredit pada
akun tersebut.

Tujuan dari analisis transaksi adalah pertama untuk mengidentifikasikan jenis-jenis akun
yang terkait. tanda bukti penerimaan (TBP). misalnya surat ketetapan pajak/retribusi daerah
(SKPD/SKRD). Tahap ketujuh menjurnal dan dan memposting ayat jurnal penutup. transaksi
yang telah dicatat dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan ke dalam Buku Besar per akun atau
kode rekening.Tahap ketiga. Jadi. didalam jurnal sebelum dipindahkan ke Buku Besar akun-
akun. dan uraiannya.

Analisis Transaksi Yang dimaksud dengan transaksi adalah peristiwa-peristiwa ekonomi


dari suatu entitas yang tercatat. Tahap kelima menjurnal dan memposting jurnal penyesuaian
untuk transaksi pembayaran dimuka/pendapatan diterima dimuka (prepayment) atau transaksi
yang masih harus dibayar/yang masih harus diterima. Terdapat beberapa aturan yang telah
menjadi kesepakatan bersama dalam akuntansi. Bertambahnya akun piutang disisi kiri (aset).
Bukti transaksi adalah SKPD-PBB. membuat persamaan akuntansi ini selalu seimbang. Dalam
melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal digunakan metode double-entry dimana setiap
transaksi akan dicatat di sisi debit dan sisi kredit. dalam jumlah yang sama di sisi debit dan di
sisi kredit.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Siklus akuntansi pemerintahan daerah menggunakan sistem pencatatan
berpasangan (double entry). Artinya, setiap transaksi ekonomi dicatat dua kali dan
disebut juga dengan proses menjurnal. Dalam menjurnal, pencatat harus menjaga
persamaan dasar akuntansi, di mana kedua sisi persamaan tersebut harus selalu
seimbang.

Unsur yang menyusun persamaan dasar akuntansi adalah elemen-elemen laporan


keuangan. Elemen-elemen tersebut terdiri atas aktiva, utang, ekuitas dana atau rekening
koran pemda, pendapatan, dan belanja. Aktiva adalah sarana (kekayaan) yang dimiliki
entitas. Utang adalah sumber sarana entitas yang berasal dari bukan milik entitas.
Ekuitas dana Pemda adalah sumber sarana entitas yang berasal dari pemilik entitas.
Pendapatan adalah bertambahnya aktiva atau penurunan utang karena aktivitas entitas.
Belanja adalah berkurangnya aktiva karena aktivitas entitas. Persamaan dasar akuntansi
menyatakan bahwa aktiva ditambah belanja sama dengan utang ditambah ekuitas dana
Pemda dan pendapatan.

Siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti tahap-tahap yang ada dalam siklus
akuntansi tersebut. Perbedaan yang ada adalah pada pembuatan jurnal penutup sebelum
penyusunan laporan perubahan ekuitas dana laporan aliran kas, dan neraca dengan
tujuan mempermudah penyusunan ketiga laporan tersebut.

B. Saran
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kelemahan baik dari sisi penulisan maupun penggunaan bahasa. Oleh karena
itu, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun motivasi
penulis untuk penyempurnaan makalah ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/34758247/SIKLUS_AKUNTANSI_PEMERINTAH_DAERAH_DAN_BAGAN_A
KUN_STANDAR_REVISI

https://www.academia.edu/26922946/Makalah_SAPD

https://www.jurnal.id/id/blog/akuntansi-keuangan-daerah-pengertian-metode-pencatatan-
dan-siklus-akuntansi/

https://prezi.com/f_afgxwn3a5j/siklus-akuntansi-pemerintah/

Anda mungkin juga menyukai