Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

(MEDAN MAGNET)

(PERCOBAAN – LM4)

Disusun oleh :

Nama : Galih Rahadian Anandya

NIM 205090707111007

Fakultas / Jurusan : MIPA / Fisika

Tgl. Praktikum :11 Maret 2021

Nama Asisten : I Wayan Wira Yuda

LABORATORIUM FISIKA DASAR


JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS


BRAWIJAYA

2021
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR

(MEDAN MAGNET)

Nama : Galih Rahadian Anandya

NIM :205090707111007

Fakultas /Jurusan : MIPA/ Fisika

Kelompok :7

Tgl. Praktikum : 21 Maret 2021

Nama Asisten : I Wayan Wira Yuda

Catatan :

………………………………………………………………………………………………

……………
………………………………………………………………………………………………

……………
………………………………………………………………………………………………

……………
……………………………………………………………………………………………....

Paraf Paraf Nilai


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah dapat diketahui hukum Biot-Savart pada
lilitan kawat dan solenoid serta mengukur kuat medan magnet di sekitar solenoid.
1.2 Dasar Teori
Pada tahun 1820, Hans Christian Oersted menyadari bahwa ketika sebuah
kompas didekatkan dengan sebuah kabel dengan arus listrik maka jarum penunjuk
arah pada kompas akan berbelok. Hal ini menunjukkan bahwa aliran arus listrik akan
menghasilkan medan magnet disekitar. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa arus
listrik dan medan magnet memiliki hubugan (Giancoli, 2014).
Medan magnet bisa terjadi atau muncul di sekitar partikel yang bergerak
dengan kecepatan tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa medan
magnet pada suatu titik (P) yang dihasilkan dari elemen arus ⃗ dan beraliran arus
seperti pada gambar :
Gambar 1.1 Skema Medan Magnet

⃗ ̂
Maka memiliki persamaan ⃗⃗ . Dengan ⃗⃗ adalah medan magnet,

adalah permitivitas ruang hampa ( ), dan adalah kuat arus


(A), serta adalah jarak ( ). Persamaan ini dikenal sebagai hukum Biot-Savart
(Satriawan, 2012).
Satuan internasional dari ⃗⃗ atau medan magnet adalah Tesla (T). Satu Tesla
adalah newton per coloumb-meter per detik. Sehingga :

( )
(( )) ( )
Karena sebelumnya satuan dari medan magnet adalah gauss (G), sehingga
bisa disimpulkan bahwa 1 Tesla = gauss (Walker, 2014).
Solenoid adalah sebuah kawat panjang yang memiliki banyak lilitan atau loop.
Pada setiap lilitan yang dilewati oleh arus listrik akan menghasilkan medan magnet.
Sebuah solenoid bekerja selayaknya magnet yang memiliki dua buah kutub, yaitu
kutub utara dan kutub selatan yang letaknya tergantung pada arah arus (sesuai
dengan kaidah tangan kanan). Di dalam sebuah solenoid terdapat sebuah medan
magnet yang memiliki persamaan :

Dengan adalah kuat medan magnet (T), adalah permitivitas ruang hampa
( ), N adalah jumlah lilitan, adalah kuat arus listrik, dan
adalah lebarnya.
Ketika sebuah besi diletakkan di dalam solenoid, maka kuat medan magnet
akan bertambah secara signifikan karena besi akan berubah menjadi magnet pula.
Sehingga resultan kuat medan magnet bisa menjadi ratusan atau ribuan kali lebih
tinggi daripada sebelumnya (Giancoli, 2014).
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah dua buah
solenoid, sebuah Gaussmeter, sebuah power supply, sebuah amperemeter, kabel
penghubung, dan sebuah mistar penggaris.
2.2 Tata Laksana Percobaan

Disusun rangkaian seperti pada contoh

Diatur power supply dimulai dari


harga terendah dan diukur Gaussmeter
untuk dikalibrasi

Diukur diameter masing-masing koil


yang ada

Diukur medan magnet untuk berbagai


posisi (minimal 10) sepanjang sumbu
koil untuk sebuah koil. Dilakukan
juga untuk 2 buah koil lain dengan
arah arus yang berbeda

Diulangi kedua langkah di atas


dengan besar arus yang berbeda
Diganti koil dengan solenoid
kemudian diukur kuat medan
magnet sepanjang sumbu
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan

Tabel 3.1 Data Hasil Percobaan


B
N S (cm)
o Koil Solenoid
0.5 A 1A 0.5 A 1A
1 10 0,2 0,6 0,9 1,7

2 8 0,3 0,9 0,75 1,6

3 6 0,5 1,4 0,5 1

4 4 0,9 2,1 0,41 0,8

5 2 1,3 2,8 0,33 0,70

6 0 1,5 3 0,32 0,6

7 -2 1,2 2,6 0,35 0,6

8 -4 0,8 1,8 0,46 0,8

9 -6 0,5 1 0,6 1,2

10 -8 0,3 0,7 0,9 1,7

11 -10 0,26 0,4 1,3 2,4


3.2 Grafik

3.2.1 Koil 0,5 A


Gambar 3.1 Grafik Koil 0,5 A
1.6
1.5
1.4
1.3
1.2 1.2
Kuat Medan (mT)

1
0.9
0.8
0.8
Series1
0.6
0.5 0.5
0.4
0.260.3 0.3
0.2 0.2
0
-15 -10 -5 0 5 10 15
Jarak (cm)

3.2.2 Koil 1 A
Gambar 3.2 Grafik Koil 1 A

3.5

3 3
2.8
2.5 2.6
Kuat Medan (mT)

2 2.1
1.8
1.5
1.4 Series1
1 1
0.9
0.7 0.6
0.5
0.4
0
-15 -10 -5 0 5 10 15
Jarak (cm)
3.2.3 Solenoid 0,5 A

Gambar 3.3 Grafik Solenoid 0,5 A

1.4
1.3
1.2

1
Kuat Medan (mT)

0.9 0.9
0.8
0.75
0.6 0.6
Series1
0.46 0.5
0.4 0.41
0.350.320.33
0.2

0
-15 -10 -5 0 5 10 15
Jarak (cm)

3.2.4 Solenoid 1 A
Gambar 3.4 Grafik Solenoid 1 A

2.5
2.4
Kuat Medan (mT)

2
1.7 1.7
1.5 1.6

1.2 Series1
1 1
0.8 0.8
0.7
0.5 0.6 0.6

0
-15 -10 -5 0 5 10 15
Jarak (cm)

3.3 Pembahasan

3.3.1 Analisa Prosedur

3.3.1.1 Fungsi Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum medan magnet adalah dua buah
solenoid yang berfungsi sebagai media rambat arus listrik yang akan
menghasilkan medan magnet, sebuah gaussmeter sebagai pengukur kuat
medan magnet, sebuah power supply sebagai sumber tegangan, sebuah
amperemeter sebagai pengukur kuat arus listrik, beberapa buah kabel
sebagai penyalur listrik, dan sebuah mistar penggaris sebagai pengukur
jarak.

3.3.1.2 Fungsi Perlakuan

Hal pertama yang dilakukan ketika praktikum adalah dikalibrasikan


gaussmeter dengan cara memasukannya dan diputar bagian atas hingga
jarum berada tepat di tengah skala untuk memperoleh pengukuran dengan
nilai yang akurat. Kemudian disusun peralatan sesuai dengan contoh di
diktat. Diatur arus keluaran sebesar 0,5 A sebagai perlakuan pertama.
Dilakukan pengambilan data dengan cara dimasukkan kawat ke dalam
solenoid dan digeser untuk diketahui pengaruh jarak terhadap perubahan
besar medan magnet (interval -10 cm sampai 10 cm). Dilakukan
pengamatan gaussmeter pada setiap titik dan dicatat untuk diketahui nilai
medan magnet. Dilakukan percobaan yang sama untuk besaran arus 1 A
untuk diketahui pengaruh kuat arus dengan kuat medan magnet. Dilakukan
lagi dengan dua solenoid dengan ujung kawat berada pada tengah-tengah
kedua solenoid untuk diketahui perbedaan kuat medan magnet antara dua
solenoid dan satu solenoid.
3.3.2 Analisa Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh beberapa hasil


perhitungan. Terdapat empat perlakuan berbeda, yaitu pada koil dengan arus 0,5 A
dan 1 A serta pada solenoid dengan kuat arus 0,5 A dan 1 A. Pada percobaan
dengan menggunakan koil pada kuat arus 0,5 A, diperoleh besaran kuat medan
magnet yang berbanding terbalik dengan jaraknya. Artinya, semakin besar atau
jauh jaraknya maka akan semakin kecil kuat medan magnet yang dialami benda.
Pada percobaan koil 0,5 A juga menghasilkan sebuah grafik yang berbentuk kurva
terbuka ke bawah yang menunjukkan perubahan setiap perbedaan jarak dengan
puncak kurva berada pada titik (0, 1.5) dengan sumbu x adalah jarak (cm) dan
sumbu y adalah kuat medan magnet (mT). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
suatu medan magnet pada koil akan mengalami medan magnet paling besar adalah
ketika jaraknya semakin kecil atau mendekati nol. Hal yang sama juga berlaku pada
koil dengan kuat arus 1 A. Data menunjukkan bahwa besar medan magnet pada
koil 1 A memiliki rata-rata pertambahan dua kali dari kuat medan magnet pada koil
0,5 A. Hal yang sama juga berlaku pada grafik koil 1 A yang berbentuk kurva
terbuka ke bawah dengan titik puncak (0,3).
Pada percobaan solenoid, diperoleh hasil yang berkebalikan dengan percobaan
pada koil. Pada percobaan selenoid menunjukkan bahwa semakin besar atau jauh
jarak maka akan semakin kecil pula medan magnetnya baik pada arus 0,5 A
maupun 1 A. Bentuk grafik pada percobaan ini juga berkebalikan dengan grafik
pada percobaan koil, yaitu terbuka ke atas. Artinya, kuat medan magnet akan
mencapai titik terkecil ketika jaraknya juga semakin kecil, yaitu pada titik puncak
(0, 3.2) pada solenoid 0,5 A dan (0, 0.6) pada solenoid 1 A.
Hukum Biot-Savart adalah hukum yang berbunyi “Gaya akan dihasilkan oleh
arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar yang berada diantara medan
magnetik”. Hukum ini menjelaskan bahwa arus listrik yang mengalir pada suatu
penghantar yang berada diantara medan magnetik akan menghasilkan gaya atau
medan magnet. Hukum Biot-Savart memiliki persamaan :
⃗ ̂
⃗⃗
Dengan adalah kuat medan magnet (T), adalah permitivitas ruang hampa
( ), N adalah jumlah lilitan, adalah kuat arus listrik, dan
adalahlebarnya.
Pada percobaan ini diketahui bahwa terdapat hubungan antara medan listrik
dan medan magnet. Yaitu, muatan listrik yang bergerak akan menghasilkan medan
magnet di sekitar. Kemudian medan magnet akan menginduksi pergerakan muatan
listrik sehingga menghasilkan arus listrik.
Penerapan prinsip medan magnet di dalam kehidupan sehari-hari antara lain
pada motor listrik yang memanfaatkan induksi magnetik sehingga memungkinkan
untuk menggerakkan kumparan. Kemudian pada kereta Maglev dengan cara
memasang magnet listrik di bawahnya dan di rel dengan membedakan kutubnya
sehingga akan mengakibatkan reaksi tolak menolak dan kereta bisa berjalan di
lintasan. Penerapan medan magnet yang lain yaitu pada bel listrik, dimana ketika
tombol ditekan akan mengakibatkan rangkaian listrik tertutup dan mengakibatkan
arus listrik melalui solenoida sehingga menghasilkan gaya magnet. Setalah itu gaya
magnet akan menarik inti besi ke dalam solenoid untuk memukul bel sehingga bel
akan berbunyi.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari data hasil praktikum diperoleh kesimpulan bahwa hukum Biot-Savart adalah .
hukum yang berbunyi “Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suatu
penghantar yang berada diantara medan magnetik”. Hukum ini menjelaskan bahwa arus
listrik yang mengalir pada suatu penghantar yang berada diantara medan magnetik akan
menghasilkan gaya atau medan magnet. Hukum Biot-Savart memiliki persamaan :
⃗ ̂
⃗⃗

Dengan adalah kuat medan magnet (T), adalah permitivitas ruang hampa
( ), N adalah jumlah lilitan, adalah kuat arus listrik, dan
adalahlebarnya

Pada dua buah solenoid, kuat medan magnet akan berbanding lurus dengan jarak.
Artinya, semakin besar atau jauh jarak dengan selenoid maka medan listrik akan
semakin besar. Hal ini diakibatkan oleh induksi solenoid pada benda sehingga benda
akan berubah menjadi benda magnetik. Sehingga kuat medan magnet akan semakin
besar.

4.2 Saran
Jalannya praktikum keseluruhan sudah berjalan dengan baik, namun terkadang
terdapat kendala jaringan sehingga mengakibatkan pesan yang ingin disampaikan
terpotong-potong atau terputus-putus.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2014. Physics Volume I. California : Pearson Prentice Hall.


Satriawan, Mirza. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta :UGM Press.
Walker, Jearl., Halliday & Resnick. 2014. Fundamentals of Physics. Cleveland : Wiley.
LAMPIRAN

(Giancoli, 2014)

(Walker, 2014)
(Satriawan, 2012)

(Giancoli, 2014)
PRETEST
DHP

B
N S (cm)
o Koil Solenoid
0.5 A 1A 0.5 A 1A
1 10 0,2 0,6 0,9 1,7

2 8 0,3 0,9 0,75 1,6

3 6 0,5 1,4 0,5 1

4 4 0,9 2,1 0,41 0,8

5 2 1,3 2,8 0,33 0,70

6 0 1,5 3 0,32 0,6

7 -2 1,2 2,6 0,35 0,6

8 -4 0,8 1,8 0,46 0,8

9 -6 0,5 1 0,6 1,2

10 -8 0,3 0,7 0,9 1,7

11 -10 0,26 0,4 1,3 2,4

Anda mungkin juga menyukai