Anda di halaman 1dari 5

1.

Coba Anda kemukakan bagaimana cara Anda bisa memahami Buku Materi Pokok
ADPU4130 Pengantar Ilmu Administrasi Negara (PIAN) sehingga mencapai tujuan
kompetensi matakuliah ini? Selanjutnya manfaat apa yang Anda peroleh dari hasil
belajar matakuliah ini (dalam hal ini coba Anda kaji ruang lingkup kajian matakuliah
pengantar ilmu administrasi negara ini!

Nama : Muhamad Rafli

NIM : 043339827

Email : muhamadrrafli1234@gmail.com

Jawaban
1. - Menurut saya, yang pertama tentu harus membaca dulu setiap modul dengan
cermat sebelum membaca materi kegiatan, kedua mementukan pokok pikiran dari
bacaan, bisa saja dengan memberikan tanda atau menggarais bawahi, atau
mengajukan pertanyaan pada diri sendiri setelah membaca modul mengenai topik apa
yang di bahas di bab ini, contoh sajiannya apa saja, dan lain-lain, ketiga membuat
rangkuman atau meringkas bacaan, bisa saja menulis Kembali bagian yang penting
dari modul.
- Manfaat yang saya peroleh, pertama dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang administrasi negara yang berperan penting terhadap
semua aspek kehidupan masyarakat maupun dalam berorganisasi, kedua
memahami regulasi administrasi dalam kehidupan sehari-hari, yang berkaitan
tentang aspek aspek berbangsa dan bernegara.
2. Administrasi negara adalah suatu proses aktivitas yang di lakukan oleh perseorangan
atau organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan yang mencakup
berbagai ruang lingkup pemerintahan legistlatif, eksekutif, dan yudikatif.
3. Ya dapat di kualifikasikan sebagai administrasi, Dapat di ambil contoh seseorang
yang akan membuka usaha memerlukan begbagi perencanaan yang matang agar usaha
dapat sukses, maka dari itu oleh William H. Newman (1963) dalam buku
Administrative Action yaitu bahwa administrasi adalah pengarahan, kepemimpinan,
dan pengendalian dari usaha-usaha sekelompok orang dalam rangka pencapaian
tujuan yang umum (pokok)”.

Nama : Muhamad Rafli

NIM : 043339827

Email : muhamadrrafli1234@gmail.com

1. A. menurut saya iman berarti percaya, membenarkan dengan hati, kemudian diucapkan


dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).

B. QS. An-Nisa(4): 51,


Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al
kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang
Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang
beriman.

QS. Al-Ankabut(29): 51,

Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al
Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al
Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang
beriman.

QS. Al-Baqarah(2): 4, dan

Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin
akan adanya (kehidupan) akhirat.

QS. Al-Baqarah(2): 285.

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,


demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):
"Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-
Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa):
"Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".
2. jawaban
1. Tawakal
Tawakkal, yaitu senantiasa hanya mengabdi (hidup) menurut apa yang diperintahkan
oleh Allah.
ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكلُوا ِم ْن طَيِّبَا‬
َ‫ت َما َر َز ْقنَا ُك ْم َوا ْش ُكرُوا هَّلِل ِ إِ ْن ُك ْنتُ ْم إِيَّاهُ تَ ْعبُ ُدون‬
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah. (Al-Baqarah: 172)
2. Mawas Diri dan Bersikap Ilmiah
Pengertian mawas diri disini dimaksudkan agar seseorang tidak terpengaruh oleh
berbagai kasus dari manapun datangnya, baik dari kalangan jin dan manusia, bahkan
mungkin datang dari diri sendiri.
)٣( ‫اس‬ ِ َّ‫)إِلَ ِه الن‬٢( ‫اس‬ ِ َّ‫ك الن‬ ِ ِ‫) َمل‬١( ‫اس‬ ِ َّ‫قُلْ أَعُو ُذ بِ َربِّ الن‬
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara) manusia(1), Yang
Menguasai manusia(2), Tuhan bagi manusia(3)
3. Optimis dalam Menghadapi Masa Depan
)6(‫ْر يُ ْسرًا‬ ِ ‫) إِ َّن َم َع ْال ُعس‬5(‫ْر يُ ْسرًا‬ ِ ‫فَإ ِ َّن َم َع ْال ُعس‬
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).
َ‫ح هَّللا ِ ِإاَّل ْالقَوْ ُم ْال َكافِرُون‬ ِ ْ‫ح هَّللا ِ ۖ إِنَّهُ اَل يَيْأَسُ ِم ْن َرو‬
ِ ْ‫ي ْاذهَبُوا فَتَ َح َّسسُوا ِم ْن يُوسُفَ َوأَ ِخي ِه َواَل تَيْأَسُوا ِم ْن َرو‬ َّ ِ‫يَا بَن‬
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Yusuf: 87)
4. Konsisten dan Menepati Janji
‫ ُر ٌم ۗ إِ َّن هَّللا َ يَحْ ُك ُم‬Œ‫ ْي ِد َوأَ ْنتُ ْم ُح‬Œ‫الص‬ ْ َّ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا أَوْ فُوا بِ ْال ُعقُو ِد ۚ أُ ِحل‬
َ Œ‫ت لَ ُك ْم بَ ِهي َمةُ اأْل َ ْن َع ِام إِاَّل َما يُ ْتلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم َغ ْي‬
َّ ‫ر ُم ِحلِّي‬Œ
‫َما ي ُِري ُد‬
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (Al-Ma'idah: 1)
5. Tidak Sombong
ٍ ‫َال فَ ُخ‬
‫ور‬ ٍ ‫ض َم َرحًا ۖ إِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ ُك َّل ُم ْخت‬ ِ ْ‫ش فِي اأْل َر‬ ِ ‫اس َواَل تَ ْم‬ ِ َّ‫ك لِلن‬ َ ‫صعِّرْ خَ َّد‬ َ ُ‫َواَل ت‬
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Luqman: 18)

3 jawaban
a. Dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama
pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa
ilmiah) sebanyak mungkin.
b. Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa
maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Tujuan beragama dalam Animisme adalah
mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan
senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka.
c. Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam politeisme
bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga
menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat
yang bersangkutan.
d. Henoteisme adalah paham tuhan nasional. Paham yang serupa terdapat dalam
perkembangan keagamaan masyarakat yahudi.

B. Monotheisme adalah faham yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang sangat
ketat menjaga jarak dengan ciptaanNya Adapun penjelasan masing-masing paham
monoteisme tersebut dijelaskan pada bagian berikut.
- DEISME, yakni paham monoteisme yang menyatakan bahwa Tuhan yang
menciptakan alam namun ia berada di luar alam, dalam arti berlepas diri dari
alam tersebut.
- PANTEISME, yakni paham monoteisme yang meyakini bahwa tuhan selaku
yang menciptakan alam selalu ada bersama dengn alam dan tak bisa
dipisahkan satu sama lain.
- TEISME, disebut juga dengan EKLEKTISME, yakni pemahaman monoteis
yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan alam dengan sempurna dan
tuhan pun tak ada bersama dengan alam namun tuhan DEKAT dengan alam.
Menurut kepercayaan ini bahwa alam memang berjalan sesuai dengan hukum
alam yang ada namun gerak alam tetaplah diatur Tuhan sebagai pencipta alam.

Materi Sesi 1 Ketuhanan Yang Maha Esa dan Ketuhanan


Ketuhanan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
Pada Sesi 1 Anda akan diajak untuk mempelajari tentang topik: Ketuhanan
Yang Maha Esa dan Ketuhanan. Topik ini dibagi menjadi 2 bagian. Pada
bagian pertama membahas tentang Keimanan dan Ketakwaan, dan pada
bagian kedua membahas tentang Filsafat Ketuhanan.

Silakan Anda pelajari dengan seksama.

Keimanan dan Ketakwaan


Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia.
Selama ini orang memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap
batin, yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir
(kiamat), Takdir baik dan buruk. Pengertian tersebut jika digandengkan
dengan hadis Nabi yaitu aqdun bil qalbi wa ikraarun bil lisaani wa amalun
bil arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Jika didefinisikan
bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan
antara kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang
disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad. Ketentuan Allah
tersebut dibukukan dalam bentuk Kitab yaitu kumpulan wahyu, yang
dikonkretkan dalam Al-quran guna mencapai tujuan yang hakiki yaitu
bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Isi kitab
tersebut adalah ketentuan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik dan yang
buruk berdasarkan parameter dari Allah.

Ada tiga aspek iman yaitu pengetahuan, kemauan dan kemampuan. Orang
yang beriman kepada Allah adalah yang memiliki pengetahuan, kemauan
dan kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-quran seperti yang
dicontohkan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, prasyarat untuk mencapai
iman adalah memahami kandungan Al-quran. Dengan demikian strategi
untuk menumbuhkembangkan keimanan kepada Allah adalah
menumbuhkembangkan kegiatan, belajar dan mengajar Al-quran secara
akademik. Tujuan belajar dan mengajar adalah bukan sekedar mampu
membunyikan hurufnya, melainkan sampai memahami makna yang
terkandung di dalamnya.
Kuat lemahnya iman seseorang sangat tergantung pada penguasaannya
terhadap Al-quran. Kekeliruan dan kedangkalan dalam memahami makna
Al-quran merupakan faktor yang membuat dangkal atau keliru dalam
beriman. Untuk itu belajar dan mengajar Al-quran harus dilakukan secara
terjadwal dan berkelanjutan. Belajar Al-quran tidak hanya di waktu kecil,
namun harus berkelanjutan sampai ajal tiba.

Filsafat Ketuhanan
Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia,
berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran Islam.
Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme,
maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam
kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme
meyakini Tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan
ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam justru intinya
adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari
konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran
Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya.

Segala yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Yang Maha Pencipta
(Khalik). Manusia yang diberi akal, ketika memperhatikan gejala dan
fenomena alam akan mengambil kesimpulan bahwa alam yang
menakjubkan ini tentulah diciptakan oleh Yang Maha Agung. Akal yang
logis juga memahami bahwa yang dicipta tidak sama dengan Pencipta.

Makhluk, kecuali ada yang nyata dapat  diketahui  dengan pancaindra, ada
pula yang immateri dan tidak dapat dijangkau oleh indera manusia.
Keyakinan akan adanya makhluk ghaib itu, akan dapat menyampaikan
kepada keimanan, juga terhadap Yang  Maha Ghaib, yaitu Khalik Pencipta
alam semesta ini.

Anda mungkin juga menyukai