Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit pada anak sangat banyak.mulai penyakit yang disebabkan

oleh virus ataupun karena genetik . Anak-anak sangat rentan terserang

penyakit, hal ini disebabkan daya tahan anak relative lemah, sebab system

imun anak belum sempurna. Penyakit yang sering terjadi pada anak adalah

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau yang biasa disebut

dengan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit

yang disebabkan karena infeksi virus dengue yang ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes aegepty yang dapat memicu terjadinya demam

atau hipertermi (Wijayanti & Anugrahati, 2019).

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia hingga juli

mencapai 71.633 kasus. Jumlah kasus dan kematian tahun ini masih

rendah dibandingkan tahun 2019. Dengan jumlah kematian di seluruh

Indonesia mencapai 459.10 jiwa . ( Kemenkes, 2020).

Di Jawa Tengah, Pada tahun 2019 Kasus DBD tecatat

sebanyak 9007 kasus. Angka Kesakitan DHF sebesar 25,9 per

100.000 penduduk, mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun

2018 yakni 10,2 per 100.000 penduduk. Sedangkan angka kematian

DBD di Jawa Tengah tahun 2019 sebesar 1,5%, meningkat bila

dibandingkan tahun 2018 yaitu 1,1%. (Dinkes Jateng Prov, 2019).


Kabupaten Blora merupakan daerah endemik DBD. Karena

pergantian iklim membuat musim tidak dapat lagi di prediksi sehingga

menyebabkan penyakit DBD ada sepanjang tahun serta cenderung

bertambah. Pada tahun 2018 kasus DBD di Blora sebanyak 45,01 per

100.00 penduduk dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan

Kabupaten Grobogan sebanyak 33,54 per 100.000 penduduk. Kasus

DBD di kabupaten Blora menduduki posisi tertinggi di Jawa Tengah

(Kemenkes,2018) . Penderita DBD di Kabupaten Blora selama 3 (tiga)

tahun berturut-turut cukup tinggi. Data kumulatif yang paling tinggi

penderita DBD adalah tahun 2016 mencapai angka 83,3 per 100.000

penduduk. Angka kematian DBD pada tahun 2018 mencapai angka

1,5% untuk itu perlu langkah-langkah yang tepat untuk mencegah agar

tidak terjadi KLB di Kabupaten Blora (Dinkes Blora, 2018).

Di tengah pandemi Covid-19 ini masyarakat harus tetap waspada

terhadap DBD, disamping juga mematuhi protokol kesehatan untuk

mencegah penularan Covid-19. Oleh karena itu perlu adanya peran serta

masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian kasus

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Upaya penanggulangan penyakit

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) kementrian kesehatan melakukan

langkah pencegahan dini , yaitu fogging sebelum musim penularan ,

untuk pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ) dan 3M yaitu, menguras,

menutup & mengubur plus menabur bubuk larvasida . Selain itu juga

dapat melakukan beberapa hal pencegahan seperti mendaur ulang sampah


,menggunakan obat nyamuk dan lotion anti nyamuk , mengatur cahaya

dan ventilasi ruangan , memasang kelambu anti nyamuk, dan memelihara

kebersihan sekitar (Kemenkes,2019)

Kasus DHF masalah yang sering muncul adalah hipertermi .

Hipertermi merupakan peningkatan suhu tubuh yang berhubungan

dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun

mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya

ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi

produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu

tubuh. Hipertermi juga merupakan respon tubuh terhadap proses

infeksi (Potter & Perry ,2010).

Menurut Chairulfatah (2014) demam dengue ini pada

umumnya timbul mendadak, tinggi (39oC - 40oC) selama 3 hari

pertama. Pada kasus ringan semua tanda dan gejala sembuh seiring

dengan menghilangnya demam. Menghilangnya demam dapat disertai

berkeringat dan perubahan pada laju nadi serta tekanan darah , hal ini

merupakan gangguan ringan system sirkulasi akibat kebocoran plasma

yang tidak berat. Pada kasus sedang sampai berat terjadi kebocoran

plasma hebat sehingga akan menimbulkan hipovolemi dan bila berat

menimbulkan syok dengan mortalitas yang tinggi.

Demam pada anak DHF diakibatkan oleh perkembangan virus

di dalam otak yang menyerang susunan saraf pusat, maka terjadi

proses inflamasi yang berhubungan dengan system komplemen.


Sistem komplemen ini yang mampu membebaskan histamin dan

sebagai mediator kuat peningkatan permeabilitas dinding pembuluh

darah. Peningkatan tersebut menyebabkan pengeluaran zat pyrogen

yang akan merangsang pelepasan PGE2 (Prostaglandin E2) yang dapat

meningkatkan suhu di hipotalamus dan terjadi Hipertermi.

( Muwarni,2011)

Mayoritas keluarga penderita dalam menangani perihal ini

sering terlambat membawa penderita DHF ke rumah sakit ataupun

puskesmas terdekat, rata- rata keluarga membawanya dalam kondisi

yang sudah kritis ataupun demam pada hari ke 4 atau kelima karena

menurut mereka sebagai orang awam kenaikan suhu badan pada anak

DHF merupakan hal yang wajar. Dan bahkan ada yang di bawa ke

tukang pijat tanpa tindakan medis. Menurut Hanifah (2011) penyakit

Dengue Hemorrhagicfever (DHF) jika tidak mendapatkan perawatan

yang memadai dan gejala klinis yang semakin berat , mengarah pada

gangguan pembuluh darah, hati dan suhu dalam tubuh anak tersebut

mengalami peningkatan di batas suhu normal anak, maka dapat

mengalami perdarahan hebat , beresiko kejang, selain itu dapat

mengalami dehidrasi, bahkan syok dan menyebabkan kematian.

Melihat kasus tersebut dibutuhkan peran perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak DHF dengan masalah

keperawatan hipertermi adalah perawat dapat melakukan tindakan

pencegahan secara mandiri. Pencegahan pertama sesuai fungsi perawat


sebagai edukator , maka perawat akan memberikan pendidikan kesehatan

mengenai hipertermi pada DHF terhadap keluarga, melakukan kompres

hangat pada bagian dahi atau ketiak , anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian tipis dan yang dapat menyerap keringat , anjurkan

pasien untuk minum sedikit tapi sering sesuai kebutuhan cairan sehari-

hari, observasi ttv tiap 4 jam, kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian antipiretik. Dan penting sekali dilakukan pemberian informasi

kepada keluarga penderita DHF agar tidak terulang kembali penyakitnya.

Dari penjelasan latar belakang serta uraian diatas sehingga bisa

diambil kesimpulan bahwa hipertermi pada pasien DHF menjadi fokus

yang harus diperhatikan serta perlu penanganan yang tepat, supaya tidak

terjadi komplikasi yang muncul akibat hipertermi. Perihal tersebut menjadi

dasar mengapa penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan

judul “ Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Fokus Studi

Pengelolaan Hipertermi”
B. Perumusan masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak DHF dengan Fokus Studi

Pengelolaan Hipertermi?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dapat melaksanakan Asuhan Keperawatanpada Anak Dengue Hemorrhagic Fever

(DHF) dengan Fokus Studi Pengelolaan Hipertermi dengan pendekatan proses

keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis dapat melaksanakan pengkajian pada anak Dengue Hemorrhagic Fever

(DHF) dengan Fokus Studi Pengelolaan Hipertermi

b. Penulis dapat menyusundan merumuskan diagnose keperawatan pada anak

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dengan Fokus Studi Pengelolaan Hipertermi

c. Penulis dapat menyusun rencana keperawatan untuk memecahkan masalah pada

anak Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dengan Fokus Studi Pengelolaan

Hipertermi

d. Penulis dapat melaksanakan tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah

pada anak Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) dengan Fokus Studi Pengelolaan

Hipertermi

e. Penulis dapat mengevaluasi hasil tindakan dari keperawatan pada anak Dengue

Hemorrhagic Fever (DHF) dengan Fokus Studi Pengelolaan Hipertermi

f. Penulis dapat membandingkan respon 2 klien pada anak Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF) dengan Fokus Studi Pengelolaan Hipertermi.


D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu keperawatan

dan dapat memperluas ilmu lebih khususnya mengenai Dengue Hemorrhagic

Fever (DHF)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perawat

Perawat dapat melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Fokus Studi Pengelolaan Hipertermi,

menambah pengetahuan dan menerapkan teori yang didapat tentang

Asuhan Keperawatan Anak dengan DHF Fokus Studi Pengelolaan

Hipertermi.

b. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan

praktik pelayanan keperawatan khususnya pada Anak dengan Dengue

Hemorrhagic Fever (DHF) Fokus Studi Pengelolaan Hipertermi.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Pengelolaan kasus ini dapat dijadikan wawasan dan bahan bacaan

bagi mahasiswa khususnya prodi keperawatan Poltekkes Semarang

c. Bagi klien

Klien dapat mengetahui dan menanggulangi masalah hipertermi yang

disebabkan oleh Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).

Anda mungkin juga menyukai