BAB 20
definisi yang digunakan di berbagai
PEMBUNUHAN ANAK
Jaman dahulu, pembunuhan anak
tidak selalu diartikan sebagai tindakan
kriminal, dan telah dipraktikkan
sebagai pengorbanan anak, yaitu
sebuah metode untuk pengendalian
populasi, maupun sebagai beban
kebutuhan sosial dan ekonomi sejak
awal kehidupan. Latar budaya dan
sosial ekonomi masih relevan saat ini
dan tercermin melalui fenomena
seperti preferensi anak laki-laki dan
aborsi berdasarkan jenis kelamin,
terutama di negara-negara Asia
Selatan.
Box 20.1 Definisi
■ Filicide- pembunuhan yang disengaja
terhadap anak sendiri
■ Infanticide - pembunuhan anak; pada banyak
yurisdiksi terjadi pelanggaran hukum ketika
dilakukan oleh ibu dengan ketentuan
pembunuhan bayi tertentu dengan hukuman
yang lebih ringan daripada hukuman untuk
pembunuhan. Waktu setelah melahirkan
sebagian besar dibatasi hingga 12 bulan.
Pengecualian di Selandia Baru, di mana
waktunya bisa lebih lama, mungkin sampai 10
tahun
■ Neonaticide - subkelompok pembunuhan
bayi biasanya didefinisikan sebagai
pembunuhan anak yang baru lahir dalam 24
jam pertama kehidupan
Insiden Pembunuhan Anak
Sulit untuk mendapatkan
gambaran yang akurat tentang
kejadian sebenarnya dari pembunuhan
anak di seluruh dunia dan banyak
meyakini merupakan kasus yang tidak
terdeteksi atau salah dikategorikan.
Ada beberapa survei terbaru yang
menunjukkan bahwa istilah dan
yurisdiksi tidak seragam. Misalnya,
neonaticide biasanya didefinisikan
dalam literatur sebagai pembunuhan
seorang anak dalam 24 jam pertama
kehidupan, sedangkan di Amerika
Serikat, karena aturan Federal
Bureau of Investigations-Uniform
Crime Reporting System (FBIUCR),
didefinisikan sebagai pembunuhan
seseorang yang berusia 1 minggu atau
kurang. Dengan menggunakan kriteria
ini, rata-rata angka kematian bayi baru
lahir selama periode 1976 sampai
1979 di AS adalah 1,3 per 100.000
kelahiran hidup dan angka untuk
pembunuhan bayi (> 1 minggu– <1
tahun) 4,3 per 100.000 bayi.
Studi lain berdasarkan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO)
membandingkan angka kematian
(1974) antara 23 negara maju,
melaporkan angka kematian rata-rata
2,3 ± 2,6 per 100.000 kelahiran hidup
untuk anak di bawah usia 1 tahun.
Sebuah studi yang lebih baru dari
Amerika Serikat yang terdiri dari 34
kematian bayi baru lahir (sampai usia
4 hari), yang mencakup periode 16
tahun 1985-2000 di North Carolina,
memberikan angka 2,1 per 100.000.
Sebanyak 292 pembunuhan anak
(<14 tahun) dilaporkan selama periode
25 tahun, 1970–1994 di Finlandia.
Tidak termasuk 57 kasus yang bahkan
setelah studi yang lebih rinci tetap
tidak dapat ditentukan, menyisakan
235 kasus dan memberikan angka
tahunan sebesar 1,9 (per juta total
populasi). Lima puluh enam dari
anak-anak tersebut adalah kasus
neonaticides. Studi lain yang menilai
47 dugaan neonaticides di Finlandia
antara 1980 dan 2000 melaporkan
angka 0,07-0,18 per 100.000 kelahiran
hidup per tahun. Perbandingan dari
semua pembunuhan yang terdaftar di
Austria dan Finlandia antara tahun
1995 dan 2005 menemukan 86 korban
di Austria dan 66 di Finlandia,setara
dengan 5,2 dan 5,9 per masing-masing
100.000 penduduk.
Pembunuhan anak yang
berkali-kali dan berulang telah
dilaporkan di Jepang dan Finlandia
sedangkan, sejauh ini, laporan dari
negara lain jarang terjadi. Tinjauan
Resnick terhadap literatur dunia
1751–1968 menemukan satu kasus di
Prancis dan satu di Jerman. Percobaan
pengulangan neonaticide pertama di
Inggris dilaporkan pada tahun 1985.
Baru-baru ini (Juli-Agustus 2010)
laporan yang diterbitkan berita media
menduga, bahwa fenomena tersebut
mungkin lebih banyak terjadi
dibandingkan yang disebutkan dalam
literatur ilmiah. Menurut BBC News,
asisten perawat Perancis berusia 45
dan ibu dari dua putri telah ditangkap
setelah mengakui membunuh delapan
dari bayinya yang baru lahir antara
tahun 1989 dan 2006. BBC juga
mencatat tiga infanticides ganda lain
yang telah terdeteksi di Perancis (satu
dari tujuh bayi di Limousin 1984; satu
lagi dari empat bayi di Alsace pada
tahun 2003, yang setidaknya tiga di
antaranya memiliki keturunan yang
sama, dan sepertiga dari enam bayi di
Lower Normandy 2010).
Baru-baru ini (Juni 2014) media
berita di Finlandia melaporkan bahwa
lima mayat bayi yang kurang lebih
telah membusuk ditemukan di ruang
bawah tanah sebuah rumah apartemen.
Seorang perempuan berusia 35 tahun
mengaku telah melahirkan kelima bayi
tersebut dalam kurun waktu 5–10
tahun terakhir. Dia mengklaim
bahwa semua persalinan berlangsung
di rumah dan bayi-bayi tersebut lahir
mati. Dia ditangkap karena dicurigai
melakukan pembunuhan bayi dan
penyelidikan polisi sedang
berlangsung.
Ahli patologi, bagaimanapun,
harus berurusan dengan kepraktisan
pembunuhan bayi, seperti yang ada
saat ini. Meskipun definisi hukum
berbeda-beda di setiap negara, konsep
medis dari pembunuhan bayi adalah
seragam, yaitu pembunuhan yang
disengaja pada bayi yang baru lahir
oleh ibunya.
Di Inggris dan Wales,
pembunuhan bayi tidak diterima
sebagai badan hukum dalam hukum
pidana sampai tahun 1922.
Sebelumnya semua pembunuhan anak
adalah pembunuhan - dan ibu yang
dihukum dapat dijatuhi hukuman mati
sampai Undang-Undang Infanticide
diberlakukan kembali dalam bentuk
yang lebih baru pada tahun 1938. Di
banyak negara lain tidak ada
undang-undang spesifik tentang
pembunuhan bayi yang- bahkan
Skotlandia tidak mengadopsi
undang-undang Inggris, dan memiliki
kejahatan yang terpisah dari
“pembunuhan anak”, tetapi jauh
sebelum tahun 1922 negara itu telah
memiliki sikap yang lebih tegas dalam
mengatasi ibu dengan stres mental.. Di
Austria, Kolombia, Finlandia, Yunani,
India, Korea, Filipina, dan Turki,
pembunuhan bayi tertentu
nmenyebabkan berkurangnya
kesalahan dalam pembunuhan; di
negara lain, seperti Italia, Norwegia,
dan Swiss, pembunuhan anak adalah
bentuk pembunuhan yang spesifik dan
tidak terlalu bersalah dibandingkan
pembunuhan.
Di Luksemburg, pembunuhan
seorang anak yang baru lahir oleh
ibunya, pada saat lahir atau segera
setelahnya, memenuhi syarat sebagai
pembunuhan bayi dan berdasarkan
keadaan tersebut, dapat dihukum
karena pembunuhan atau pembunuhan
secara tidak sengaja. Namun, ibu yang
melakukan kejahatan ini pada anak
haramnya akan dihukum penjara
10–15 tahun.
Buku ini umumnya menghindari
membandingkan hukum teritorial,
tetapi fakta di atas berfungsi untuk
menggambarkan bahwa pembunuhan
seorang anak kecil oleh ibunya adalah
fenomena medis dan psikiatris yang
dapat dikenali dengan baik
sertacmembedakannya dari jenis
pembunuhan lainnya.
Ada tanggung jawab besar yang
dibebankan kepada ahli patologi
forensik yang dipanggil untuk
memeriksa bayi tersebut, untuk
menyelidiki kematian dengan sangat
hati-hati. Substansi pembunuhan bayi
yang memiliki relevansi dengan ahli
patologi diatur dengan baik dalam
English Infanticide Act 1938 (Bagian
1):
“Di mana seorang wanita dengan
tindakan sengaja maupun lalai
menyebabkan kematian seorang anak
yang berusia dibawah 12 bulan, tetapi
pada saat keseimbangan pikirannya
terganggu karena melahirkan maupun
menyusui, dapat digolongkan seperti
melakukan pembunuhan yang tidak
disengaja.”
Perlu dicatat bahwa:
■ Hanya ibu yang dapat digolongkan
dalam kategori pembunuhan ini -
bukan ayah atau orang lain.
■ Anak tersebut harus berusia kurang
dari 1 tahun, meskipun kenyataannya
sebagian besar pembunuhan bayi
terjadi dalam beberapa jam atau
bahkan menit setelah lahir.
■ Ia harus menjadi 'anak' - yaitu,
seseorang yang hidup secara mendiri
sepenuhnya, terpisah dan berada di
luar tubuh ibunya.
■ Bayi mati karena tindakan yang
maupun kelalaian
Semua ketentuan ini berpengaruh
pada tugas ahli patologi. Bahkan di
yurisdiksi yang tidak memiliki
undang-undang pembunuhan bayi
secara formal, biasanya mengakui
bahwa tindakan seorang ibu segera
setelah melahirkan, seringkali dalam
kondisi yang merugikan, berbeda dari
pembunuhan biasa.
Lahir Mati
Lahir mati didefinisikan dalam
hukum Inggris dan dari sudut pandang
medis, serta tidak diragukan lagi
memiliki deskripsi yang sangat mirip
di yurisdiksi lain. Di Inggris dan
Wales, definisi bayi lahir mati jika
setelah usia kehamilan 24 minggu,
'kapanpun setelah keluar utuh dari
ibunya, namun tidak bernapas atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan
lainnya'.
Secara teoritis, ini adalah definisi
yang tidak cukup secara medis, karena
kemungkinan hidup ketika kepalanya
lahir tetapi mati sebelum selesai
dikeluarkan, dan oleh karena itu secara
hukum hal ini tergolong bayi lahir
mati. Namun, dalam praktiknya hal ini
jarang terjadi, karena kebanyakan bayi
lahir mati meninggal dalam
kandungan atau selama tahap awal
proses melahirkan. Kehilangan janin
sebelum durasi kehamilan yang
ditetapkan secara hukum didefinisikan
sebagai keguguran. Bayi lahir mati
tidak dilaporkan dalam data kematian
rutin WHO dan oleh karena itu tidak
ada statistik global yang dapat
diandalkan karena hanya sekitar 2
persen dari semua bayi lahir mati yang
dihitung melalui registrasi vital. Ada
variasi regional yang besar dalam
tingkat kelahiran prematur dan
terhitung lebih tinggi di wilayah yang
kurang berkembang. Tingkat kelahiran
prematur terbaru telah diterbitkan dari
Australia, 6,6 persen; Finlandia, 5,2
persen; Israel, 9,4 persen; Jepang, 5,2
persen; Inggris, 6,0 persen; AS (semua
ras), 12,7 persen; Swedia, 5,6 persen;
Chili, 6,0 persen; Bangladesh, 16,5
persen; Gambia, 12,3 persen; dan
Nepal, (pedesaan) 23,1 persen. Untuk
literatur yang relevan lihat Lawn et al.
Peran ahli forensik dalam
pembunuhan bayi
Membantu mengidentifikasi ibu
jika dia tidak dikenal Bayi baru lahir
ditemukan meninggal (terutama dalam
keadaan dirahasiakan) merupakan
kondisi yang tidak selamanya menjadi
korban pembunuhan anak. Mereka
yang lahir mati secara disengaja
maupun tidak dapat disembunyikan
atau ditinggalkan sehingga kejahatan
seperti ini di Inggris disebut sebagai
'penyembunyian kelahiran'. Tindakan
otopsi serta artefak yang ditemukan di
badan seperti tas, selimut dan koran
dapat membantu memberikan petunjuk
secara besar maupun kecil dalam
pencarian polisi untuk ibu.
Kelompok etnis anak yang
tampak akan diungkapkan dan
pemeriksaan DNA dapat dilakukan
yang akan membantu menghilangkan
atau membantu mengkonfirmasi
hubungan dengan setiap ibu kandung
yang diduga. Kemunculan dari
potongan tali pusat dapat membantu
untuk memutuskan apakah proses
persalinan berlangsung di rumah sakit
dan ditolong oleh petugas kesehatan
yang kompeten atau tidak. Terlepas
dari petunjuk-petunjuk tersebut,
sebagian besar mayat yang baru lahir
yang gagal tidak memiliki hubungan
dengan ibu serta keterlambatan dalam
mengidentifikasi menyebabkan
bukti-bukti kelahiran tidak dapat
disimpulkan.
Untuk memperkirakan usia
kehamilan bayi
Walaupun bayi yang baru lahir,
terlepas dari usia kehamilannya dapat
menjadi korban pembunuhan bayi jika
lahir hidup. Hal ini sangat relevan
dengan masalah jika janin masih
imatur yang selamat dari proses
persalinan. Dalam konteks lain (Babak
Kehidupan Bayi [Pelestarian] 1929,
tentang kekerasan anak), usia
kehamilan yang viabilitas dalam
hukum Inggris disebutkan adalah usia
kehamilan 28 minggu, walaupun ini
saat ini diganti menjadi 24 minggu
karena janin dapat hidup dengan
perawatan yang intensif.25 Jika
seorang bayi lahir premature,
diperkirakan tidak dapat bertahan
hidup dengan perawatan medis.
Menentukan apakah anak lahir
mati dan apakah terjadi
keberadaan yang terpisah
Dalam hukum Inggris
disebutkan bahwa semua bayi adalah
bayi yang lahir mati dengan ibu
didakwa sebagai terdakwa atas
pembunuhan bayi dengan dasar dari
penuntut berupa menunjukkan bukti
keberadaan yang terpisah. Adelson
menyatakan hukum yang berlaku sama
dengan hukum di AS dengan
pernyataan sebagai berikut :
“Kecuali jika ahli patologi memiliki
alasan yang tidak dapat dibantah
mengenai kelangsungan hidup bayi
pasca dilahirkan, misalnya paru-paru
yang mengembang dengan baik,
makanan di perut atau tanda-tanda
vital di tali pusat secara hukum tidak
dapat didiagnosis sebagai hidup lahir.
Keyakinan atas pembunuhan bayi
telah ditetapkan dan ketika ada
keraguan apapun itu, maka anak itu
lahir hidup. Banyak pengadilan yang
telah mendorong pernyataan seperti ini
dengan negara diberi beban untuk
membuktikan bahwa bayi itu lahir
hidup tanpa keraguan, bukan di luar
keraguan yang masuk akal, sebagai
tanda bukti yang diperlukan dalam
penuntutan hukum pidana. ”26
Akhir abad ke-19 Kockel
melaporkan tentang hasil studi
mikroskopis pada tali pusat dari 19
neonatus yang bertahan hidup diantara
45 menit dan 8 hari dan mengamati
area yang mengalami inflamasi di
bagian perifer dari tali pusat
menunjukkan perubahan mikroskopis
yang membantu keberlangsungan
hidup neonatus.27 Penelitian secara
histologis dengan bahan yang lebih
besar seperti bayi lahir mati tidak
dapat dikonfirmasikan dengan
perubahan yang dilaporkan semula
serta hasil dari pemeriksaan
mikroskop masih kontroversi.28-30
Menurut Janssen, seluruh tali pusat
harus dibuang untuk pemeriksaan
histologis serta tali pusar sepanjang
1–2 cm dan bagian pembuluh darah
yang berada di dalam dan di dinding
perut. Sampel harus diselidiki secara
serial dengan pararel serta sumbu
longitudinal dari tali pusar.31 Hasil
temuan mikroskopis memberikan hasil
yang bervariasi tergantung dari usia
kehamilan dan usia hidup anak. Hasil
studi terbaru mengenai
imunohistokemikal pada tali pusar
pada bayi lahir hidup sebanyak 24
sampel dan bayi baru lahir sebanyak
21 setelah persalinan normal
menunjukkan hasil yang signifikan (p
< 0.0001) pada sel triptase, CD68 dan
alfa-1-antikimotripsin.32
Bagaimanapun penerapan dari
pengamatan ini memerlukan penelitian
lebih lanjut yang menjadi tantangan
ahli forensik karena menimbulkan
kontroversi yang besar.
Menentukan apakah kematian
disebabkan oleh motif tindakan
pembunuhan atau alami
Untuk menentukan apakah
kematiannya disebakan secara alami
atau karena motif pembunuhan dimana
ahli forensik dapat mengklaim bukti
secara terpisah (atau setidaknya,
kelahiran hidup), memiliki beban yang
harus menunjukkan bahwa kematian
terjadi karena tindakan komisi atau
kelalaian, Aspek yang 'disengaja'
adalah masalah bagi para pengacara,
tetapi juga untuk ahli forensik karena
harus menunjukkan luka yang
mematikan atau untuk membuktikan
bahwa beberapa kurangnya perawatan
medis yang dapat menyebabkan
kematian - seringkali hal ini
merupakan tugas yang mustahil. Ada
beban yang cukup berat saat
melakukan penyelidikan karena pihak
yang berwenang apanola
menemukan bayi baru lahir yang
tersembunyi dapat dituduh sebagai
pembunuhan bayi.
Pertama mereka harus mencari
ibu kandung dari bayi tersebut –
merupakan hal yang sulit lalu ahli
forensik harus membuktikan lahir
hidup yang juga merupakan hal yang
sulit khususnya pada tubuh yang
membusuk. Membuktikan terjadinya
keberadaan yang terpisah lebih sulit
dan jarang mendapatkan keputusan
medis yang murni. Diagnosis kematian
yang tegas menjadi sulit diputuskan.
Keingintahuan yang cukup kecil
apabila bukti dari kematian neonatus
yang didapatkan hanya sedikit –
dimana beberapa wanita dihukum dan
mereka akan menjalani proses
pengobatan seperti rehabilitasi.
Definisi kelahiran hidup dan
keberadaan terpisah
Tidak ada definisi kelahiran
hidup dalam hukum Inggris kecuali
sebelumya didefinisikan dengan
kesimpulan dari 'lahir mati'.
Menggunakan definisi kelahiran hidup
sebagai kebalikan dari kelahiran mati
dengan bayi telah mencapai usia
kehamilan 24 minggu, tapi ini bukan
menjadi faktor dalam 'keberadaan
terpisah' yang hampir identik dengan
kelahiran hidup.
Seorang anak dengan
'keberadaan terpisah' akan menjadi
seorang bayi yang lahir dari ibunya
terlepas dari apapun usia
kehamilannya dan bernapas atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan
yang lain setelah melewati jalan lahir
– meskipun plasenta bayi masih
melekat di dalam uterus ibu. Hal yang
sama dengan kelahiran hidup yang
secara medis semua akan sepakat
bahwa bayi menangis sangat kuat
namun kaki masih berada di dalam
vagina sehingga dapat dipastikan
bahwa lahir dengan hidup memiliki
peluang yang sangat kecil apabila
mengikuti kriteria dari ‘keberadaan
terpisah'.
Viabilitas
Konsep medis dan hukum
lainnya adalah tentang viabilitas yang
merupakan kemampuan fisiologis dari
bayi dalam bertahan hidup setelah
lahir. Janin yang imatur mungkin
dapat lahir hidup namun tetapi tidak
mampu untuk bertahan hidup secara
mandiri. Secara umum, kondisi
kehamilan tidak hanya dipengaruhi
oleh kondisi janin namun dipengaruhi
juga fasilitas dan pengetahuan medis
yang tersedia.
Dalam peraturan
perundang-undangan yaitu
undang-undang 1929 di Inggris
menetapkan jangka waktu 24 minggu
sebagai awal kelangsungan hidup
untuk kehidupan bayi.
Penyembunyian Kelahiran
Disebutkan sebelumnya, bahwa
kasus ini adalah kejahatan yang relatif
kecil di sebagian besar yurisdiksi dan
pada dasarnya merupakan pelanggaran
terhadap pendataan, dan mungkin
kesusilaan publik, karena jenazah bayi
tidak diberitahukan kepada pihak
berwenang atau tidak diberikan
penguburan yang layak, atau bentuk
lain dari pembuangan. Kejahatan ini
adalah menyembunyikan tubuh untuk
menyembunyikan fakta kelahiran. Hal
ini sama sekali tidak bergantung pada
kelahiran hidup dan viabilitas, serta
hukum tidak peduli tentang penyebab
kematian ataukah ia lahir mati. Salah
satu masalah disini adalah tahap
gestasi dimana ‘anak’ diakui secara
hukum. Aborsi dini tidak termasuk dilakukan secara sembunyi-sembunyi
dalam kategori. (Gambar 20.1, 20.2, 20.5, 20.6).
Meskipun tidak ditentukan dalam
kaitannya dengan penyembunyian
kelahiran, hukum Inggris tidak
mengakui produk konsepsi dibawah
usia kehamilan 24 minggu. Dalam
keputusan pengadilan (R v Matthews,
CPD 8, 1943), ditetapkan bahwa
tuduhan menyembunyikan kelahiran
tidak dapat ditujukan pada usia di
mana hukum tidak mengharuskan
kelahiran untuk didaftarkan.
Apa pun konsekuensi hukumnya,
ahli forensik patologi tidak jarang
Gambar 20.1 Bayi baru lahir dengan tali
diminta untuk memeriksa bayi mati
pusat dan plasenta, ditinggalkan di tempat
dimana ia tidak dapat membuktikan parkir mobil. Itu dibungkus dengan tirai dan
apakah kelahiran hidup atau tindakan meskipun kepalanya di dalam kantong plastik
disengaja yang mungkin menyebabkan tidak ada tanda-tanda mati lemas atau
kematian (Gambar 20.7, 20.10, 20.11). kelahiran hidup yang dapat dideteksi. Sang ibu
tidak pernah diidentifikasi.
Satu-satunya tuduhan yang tersisa, jika
ia dapat menunjukkan usia di atas
viabilitas, tuduhan yang dapat
ditujukan adalah penyembunyian
kelahiran. Ini adalah hasil akhir dari
penemuan sebagian besar bayi yang
membusuk, karena kecil kemungkinan
dimana ibunya dapat dilacak.
Otopsi pada kematian yang
mencurigakan pada bayi yang baru
lahir Gambar 20.2 Bayi baru lahir cukup bulan
ditemukan terbungkus selimut di dalam tas
Sejumlah hal penting belanja dalam wadah sampah. Tali itu
memerlukan perhatian khusus, dipotong dengan alat tajam, tetapi anak itu
melebihi prosedur otopsi yang sangat tidak dimandikan atau diberi makan.
Paru-paru tidak menunjukkan bukti positif
teliti pada bayi mana pun. adanya respirasi.
Penutup dan barang terkait
lainnya dengan bayi harus diperiksa Ketika bayi telah ditemukan di
dan disimpan. Meskipun ini terutama sebuah rumah atau bangunan lain, ia
urusan polisi, ahli patologi biasanya mungkin perlu mengunjungi tempat
memiliki tugas untuk melepaskan kejadian, sebaiknya dengan anak yang
bungkus bayi - seringkali dalam masih berada di tempat. Banyak kasus
keadaan membusuk dan menyinggung yang dicatat tentang bayi yang berada
- dari sampul koran, kantong plastik, di wajan toilet dan, jika ada cedera
kain perca atau selimut. Ia harus kepala atau tenggelam, keadaan harus
menemukan benda asing atau benda dievaluasi (Gbr. 20.4).
yang dapat membantu identifikasi
induknya jika pembuangannya
 Pemeriksaan eksternal, seperti
biasa, penting. Sangat penting untuk
menilai tingkat pembusukan karena
jika dengan cara apapun membusuk,
hampir pasti tidak mungkin untuk
menentukan apakah kelahiran hidup
telah terjadi.

Gambar 20.5 Bayi baru lahir yang busuk

dibuang dalam kantong plastik di pedesaan.
Tidak ada harapan untuk menentukan apakah
ia hidup atau lahir mati dengan derajat
pembusukan post-mortem. Ada sepotong kain
yang diikat di leher, tetapi tidak mungkin
untuk memutuskan apakah itu terkait dengan
kematian, jika anak itu belum lahir mati.

Gambar 20.3 Anak lahir mati yang

disembunyikan oleh ibunya setelah lahir. Luka
di sekitar leher dipandang dengan kecurigaan
oleh polisi, tetapi merupakan akibat dari
tarikan di leher dalam upaya membantu
persalinan sendiri pada persalinan tanpa
pengawasan.

Gambar 20.6 Bayi baru lahir yang membusuk

ditemukan di tempat pembuangan sampah.

Gambar 20.4 Seorang anak yang baru lahir

dari seorang ibu muda yang menyangkal
kehamilannya dan diduga menemukan bayi
tersebut di wajan setelah mengunjungi toilet
karena sakit perut. Saat paramedis tiba di
lokasi kejadian, bayi dan plasenta tergeletak di
panci di bawah air kecuali bokong dan kaki.
Perhatikan buih berwarna merah yang keluar
dari lubang hidung.
Gambar 20.7 Sisa seorang bayi yang baru
lahir, yang lahir pada akhir pekan ketika
ibunya, seorang siswi, sendirian di kamarnya
di sebuah sekolah asrama. Setelah lahir, dia
membungkus anak itu dengan kantong plastik.
Keesokan harinya dia pergi ke rumah dan
mencoba untuk membakar tubuhnya di
kompor tetapi ketika itu tidak berhasil dia
mengubur tubuh yang sebagian terbakar di
tumpukan salju di mana kemudian ditemukan
oleh seekor anjing.
 Dekomposisi harus dibedakan
dari maserasi intrauterin, karena
maserasi intrauterin merupakan bukti
pasti lahir mati. Jika kematian terjadi
dalam 2-3 hari sebelum pengusiran
dari uterus, penampakannya mungkin
cukup normal, terlepas dari pelunakan
umum dan bukti histologis autolisis
seluler umum. Bila sudah mati
berhari-hari, janin yang mengalami
maserasi biasanya berwarna merah
muda kecoklatan, bukan rona
kehijauan pembusukan. Permukaannya
berlendir, melepuh, mengelupas dan
terkadang hampir seperti jeli.
Persendiannya sangat longgar dan
lempeng tengkorak mungkin hampir
terlepas di bawah kulit kepala. Jarang,
janin yang mengalami maserasi - yang
biasanya steril - dapat terinfeksi jika
tidak dikeluarkan setelah ketuban
pecah; itu kemudian akan lahir dalam
keadaan membusuk.
Pemeriksaan eksternal
selanjutnya akan diarahkan ke tali
pusat dan plasenta, jika ada. Yang
terakhir harus diukur dan ditimbang
untuk memperkirakan kematangan dan
kelainan apa pun, seperti infark
plasenta, yang dicatat sebagai
kemungkinan penyebab kematian
janin. Tali pusat penting sebagai
indikator keberadaan yang terpisah,
jika kelangsungan hidup telah cukup
lama. Bahkan di mana pembusukan
dini membuat evaluasi pernapasan
menjadi tidak mungkin, tanda-tanda
vital di tali pusat dapat menunjukkan
kelahiran hidup jika kelangsungan
hidup mencapai 24-48 jam. Sampai
periode ini, tidak ada bukti pemisahan
tali pusat yang dapat diandalkan, tetapi
setelah sekitar satu hari, cincin
kemerahan muncul di sekitar pangkal
tali pusat dan kulit perut yang
berdekatan. Hal ini menjadi lebih jelas
dalam beberapa hari berikutnya saat
kabel mengering dan mengerut,
lepasnya terjadi antara 5 dan 9 hari.
Karena kebanyakan bayi meninggal
atau terbunuh dalam beberapa jam
setelah lahir, tanda-tanda ini jarang
digunakan secara praktis.
Ujung kabel senur yang putus
harus diperiksa, karena ini dapat
menunjukkan apakah kabel tersebut
telah putus atau benar-benar terputus.
Hal ini kadang-kadang penting jika
kematian adalah akibat dari cedera
kepala dan pembelaan atas nama ibu
tertuduh mengklaim bahwa anak
tersebut jatuh ke tanah dengan kepala
lebih dulu selama persalinan cepat.
Panjang tali pusat harus diukur,
terutama jika segmen plasenta tersedia,
sehingga jarak dari vulva ke lantai
dapat dihitung. Panjang kabel rata-rata
adalah sekitar 50 cm, tetapi lebih dari
dua kali panjang ini biasa terjadi,
begitu juga yang jauh lebih pendek.
Secara alami, jika ada pengikat, ini
menunjukkan kehadiran seorang
profesional atau setidaknya orang
yang berpengetahuan luas, tetapi ini
jarang terjadi dalam kasus ini. Ujung
yang terputus dapat diperiksa di
tangan, tetapi juga dapat diapungkan
di air, untuk mempelajari detail
detasemen dengan lebih baik. Morris
dan Hunt melakukan eksperimen pada
38 kabel dan memutuskan bahwa
mereka dapat dengan mudah
dipatahkan dengan traksi tangan.
Kebanyakan kabel putus pada
regangan sekitar 5 kg (kira-kira 11 lb),
dan yang terkuat mempunyai regangan
putus hanya 12 kg (kira-kira 26 lb) .34
Tali senur yang putus dapat
menunjukkan terminasi melintang
yang bersih, tetapi biasanya
compang-camping. Jika dipotong
dengan alat tajam seperti pisau atau
gunting, potongannya mungkin bersih,
tetapi juga bisa compang-camping jika
alatnya tumpul.
 Jika bayi diperiksa saat
ditemukan, baik di tempat kejadian
atau tidak diganggu dalam
pembungkus, perlu diperhatikan jika
tali pusar melingkari leher. Meskipun
biasanya tidak aman untuk mengklaim
bahwa kematian selama persalinan
disebabkan oleh tekanan pada leher
dari tali pusat, fakta tersebut harus
dicatat dan dievaluasi bersama dengan
semua temuan lainnya.
Kulit mungkin masih memiliki
vernix caseosa. Ini bukan observasi
yang berguna tetapi, jika tidak ada, ini
mungkin menunjukkan bahwa anak
tersebut telah dimandikan, yang
menunjukkan kelangsungan hidup
untuk beberapa waktu setelah lahir.
Pengukuran sangat penting untuk
memperkirakan kematangan.
Diperlukan berat, mahkota-tumit,
mahkota-pantat, lingkar kepala, dan
panjang kaki.
Kelainan yang tidak sesuai dengan
kelangsungan hidup mungkin terlihat
jelas, seperti anencephaly, spina bifida
parah atau ektropion perut. Namun
demikian, seringkali tidak aman untuk
mengasumsikan bahwa kelahiran
hidup yang sebenarnya, sebagaimana
didefinisikan secara hukum, tidak
dapat terjadi.
Cedera jelas sangat penting
sebagai bukti 'tindakan komisi',
meskipun sebagian besar bayi baru
lahir yang diperiksa oleh ahli patologi
akan bebas dari trauma tersebut. Jenis
cedera yang ditimbulkan oleh ibu yang
putus asa sangat banyak:
■ Pencekikan menunjukkan ciri-ciri
memar dan lecet pada leher yang biasa,
meskipun mungkin minimal.
Gambaran klasik wajah tersumbat,
sianosis, edema, dan petekie mungkin
ada, tetapi sering tidak ada, mungkin
karena kematian bayi yang rentan.
Abrasi di leher, bagaimanapun, juga
dapat disebabkan oleh usaha ibu yang
panik untuk melahirkan dirinya sendiri,
meninggalkan bekas kuku jari di leher
bayi (Gbr. 20.3). Ligatur dapat
digunakan, yang mungkin masih
terpasang. Sekali lagi kehati-hatian
harus digunakan, karena fakta dari
beberapa objek di sekitar leher,
meskipun sugestif, bukanlah bukti
pencekikan yang mutlak kecuali bukti
kuat dari tanda-tanda kongestif dan
petekie di wajah atau kulit, dan
kerusakan jaringan di bawah pengikat
ditunjukkan. Penjelasan telah
dikemukakan sebelumnya bahwa
pengikat kain di sekitar leher adalah
upaya untuk membantu persalinan
sendiri oleh wanita dalam persalinan
macet (Gbr. 20.9).
■ Dibekap hampir tidak mungkin
dibuktikan, karena bayi hampir tidak
akan pernah menunjukkan petechiae
konjungtiva atau tanda lain yang
mungkin terlihat pada pencekikan.
Hanya jika tekanan berlebihan
diterapkan, sehingga bekas luka
tertinggal di bibir dan wajah, bukti
apapun dapat ditemukan. Ini harus
berupa memar intradermal atau dalam,
lecet atau tanda di dalam bibir dan
mulut - dan bukan variasi bayangan
yang samar-samar pada pewarnaan
mayat. Argumen tentang kriteria mati
lemas pada bayi dibahas lebih lanjut di
Bab 14. Tersedak oleh obstruksi
internal faring oleh berbagai bahan
telah dijelaskan dalam laporan lama,
tetapi hal ini sangat jarang terjadi
akhir-akhir ini.
■ Memotong dan menusuk terkenal
sebagai cara pembunuhan bayi.
Menusuk dengan gunting, baik di dada
atau leher, telah terlihat atau bahkan
memotong tenggorokan dengan pisau
(Gbr. 20.8). Pembelaan dapat
ditawarkan bahwa luka tersebut terjadi
secara tidak sengaja selama usaha ibu
yang gila-gilaan untuk memotong tali
pusat. Meskipun tidak terlihat di Eropa,
pembunuhan bayi yang disengaja telah
dijelaskan di India dengan menusuk
secara sembunyi-sembunyi dengan
jarum panjang atau peniti ke tulang
belakang, ubun-ubun, mata atau
hidung.
Gambar 20.8 Definite infanticide, anak
tersebut telah bernafas penuh sebelum luka
sayatan parah di leher ini dibuat dengan pisau
dapur.
Gambar 20.9 Bayi baru lahir yang membusuk
dengan syal diikat erat di leher. (Direproduksi
atas izin Profesor E. Lignitz.)
Gambar 20.10 Bayi yang baru lahir beku
ditemukan di lemari es oleh anak-anak dari
keluarga yang mengira telah menemukan
boneka. Anak dan plasenta dikemas dan
dibekukan dalam kantong plastik tersendiri,
tali pusar masih terpasang. Keluarga itu
pindah dua kali setelah kelahiran anak itu.
Gambar 20.11 Penemuan positif pada bayi
yang tubuhnya ditinggalkan setelah kematian.
Respirasi telah terjadi tetapi, pada
pemeriksaan kranium, robekan di tentorium
ditemukan dengan perdarahan meningeal yang
berdekatan, mungkin disebabkan oleh cetakan
kepala yang berlebihan selama pengiriman
endapan.
■ Cedera kepala relatif umum. Sang
ibu mungkin melempar anak ke lantai,
atau membenturkan kepalanya ke
dinding atau halangan lainnya,
terkadang dengan mengayunkannya di
kaki. Cara kematian ini mirip dengan
penganiayaan anak pada bayi yang
lebih tua. Pembelaan dapat
ditingkatkan agar anak jatuh ke tanah,
baik dari pelukan ibunya, tetapi
terutama selama kelahiran mendadak
dari posisi berdiri atau berjongkok.
Meskipun pembelaan ini terdengar
seperti alasan putus asa, penulis dapat
membuktikan tidak diragukan lagi
kesamaan dengan semua dokter yang
memiliki pengalaman praktis
melahirkan - bahwa beberapa
persalinan, terutama pada wanita
multipara, dapat terjadi dengan
kecepatan dan kekuatan yang cukup
besar. Inilah sebabnya mengapa
panjang kabel perlu diukur, karena ini
jelas merupakan rem yang efektif
untuk penurunan seperti itu. Namun,
tidak ada keraguan bahwa tali pusat
telah putus selama persalinan cepat,
alasan untuk pemeriksaan yang cermat
pada ujung yang putus pada setiap
otopsi.
Wajan memiliki arti khusus
dalam hal ini, karena banyak kelahiran
tak terduga yang terjadi saat ibu
sedang duduk di toilet. Sebuah cerita
umum adalah bahwa wanita hamil,
seringkali seorang gadis remaja - tidak
menyadari bahwa dia hamil dan pergi
ke toilet karena salah paham bahwa
dia mengalami sakit perut akibat
sembelit. Tidak diragukan lagi bahwa
beberapa gadis yang naif benar-benar
tidak peduli dengan kondisi mereka
yang sedang hamil, dan terkejut dan
hancur hingga menjadi panik buta
ketika seorang bayi muncul ke dalam
panci. Pertanyaan kemudian mungkin
muncul, apakah cedera kepala yang
fatal pada bayi dapat disebabkan oleh
turunnya ke kamar kecil. Tidak
mungkin menghasilkan rekahan parah
yang kadang terlihat dan jatuh ke
lantai dalam pengiriman endapan juga
tidak mungkin menghasilkan
kerusakan fatal. Banyak hal
bergantung pada tingkat keparahan
dan sifat cedera kulit kepala dan
tengkorak, dan meskipun tidak dapat
dikatakan bahwa cedera kepala yang
fatal tidak mungkin terjadi dengan
cara ini, itu pasti peristiwa langka.
Fraktur minor pada tulang parietal
dapat terjadi dalam persalinan alami
jika terdapat cetakan kepala yang
berlebihan. Ini biasanya merupakan
fraktur linier tulang parietal
non-displaced dan tidak terkait dengan
kerusakan otak internal atau
meningeal, dan secara alami tidak ada
kerusakan kulit kepala yang
terkait.35,36
■ Tenggelam adalah bentuk
pembunuhan bayi yang tidak biasa
lainnya, tetapi lebih sering menjadi
cara pembuangan dari anak yang
sudah mati, baik lahir mati, kematian
wajar, atau korban cara pembunuhan
bayi lainnya. Ini dapat terjadi dalam
bentuk air apa pun, dari wastafel
hingga laut lepas. Paling sering ibu
akan menggunakan wadah rumah
tangga seperti mangkuk, ember atau
bak mandi, tetapi bayi dapat
dikeluarkan dan dibuang di sumber air
terbuka mana pun, di mana
keterlambatan dalam pemulihan dapat
menambah kerusakan pada ahli
patologi. Dalam kasus yang dilihat
oleh penulis (BK), orang tua muda
tersebut mengaku bahwa anak tersebut
lahir hidup. Setelah beberapa jam,
mereka membungkus bayi itu dengan
selimut dengan batu bata dan
menjatuhkannya ke sungai. Sisa-sisa
sebagian, sebagian besar diubah
menjadi adipocere, ditemukan sekitar
3 bulan kemudian, jelas tidak ada
prospek untuk menawarkan pendapat
tentang kelahiran hidup atau penyebab
kematian. Satu-satunya bukti obyektif,
tetapi samar-samar, adalah pemulihan
diatom dari sumsum tulang femoralis,
yang mirip dengan yang ada di air
sungai. Kembali ke wajan sekali lagi,
kasus tercatat di mana kelahiran ke
toilet tidak menyebabkan cedera
kepala, tetapi tenggelam.
Pembunuhan bayi dengan kelalaian
untuk menawarkan perawatan yang
layak.
Ini jarang terjadi dan hampir di
luar jangkauan pemeriksaan ahli
patologi. Jika bayi lebih tua dari bayi
baru lahir, maka kelaparan yang
disengaja akan meninggalkan
tanda-tanda yang jelas, tetapi bukti
kurangnya perawatan segera setelah
lahir akan menjadi masalah saksi dan
pendapat klinis. Satu-satunya tanda
yang mungkin, yang mungkin terlihat
dari otopsi, adalah hipotermia (Bab
17), dan obstruksi saluran udara oleh
lendir atau cairan ketuban.
Bukti keberadaan terpisah
Secara tegas, ahli patologi
tidak pernah dapat menunjukkan bukti
keberadaan terpisah dalam pengertian
hukum Inggris tentang pengusiran
total dari ibu, tetapi biasanya diartikan
sebagai bukti kelahiran hidup,
khususnya pencapaian pernapasan
udara. Pada anak yang sedikit lebih tua,
keberadaan makanan di perut jelas
membuktikan keberadaan yang
terpisah, tetapi kebanyakan otopsi
dilakukan pada bayi yang baru lahir.
Perubahan tali pusat telah
disebutkan, tetapi tidak ada gunanya
segera setelah melahirkan. Polson dkk.
menyebutkan adanya 'bahan asing' di
bronkus (sekunder) yang lebih dalam
sebagai bukti lahir mati, dengan alasan
bahwa, jika bahan ini, seperti tanah
atau pasir, dapat masuk setelah
respirasi dimulai, udara di dalam area
paru-paru akan mencegah masuknya
paru-paru. Praktis dari hal ini
tampaknya mencurigakan.37
Demonstrasi yang jelas dari
pernapasan pada bayi yang baru lahir
penuh dengan kesulitan. Seiring
dengan perkiraan waktu kematian,
mungkin telah memicu lebih banyak
diskusi, kata-kata tercetak dan
kontroversi daripada topik lain dalam
kedokteran forensik. Kontroversi
berkisar pada 'tes hidrostatik' pada
paru-paru, yang telah diklaim sejak
abad pertengahan bahwa, jika
paru-paru berbusa di air, maka bayi
akan bernapas. Ada modifikasi teknik,
tapi inilah inti klaimnya. Sikap penulis
harus dinyatakan di awal: tes ini
memiliki nilai terbatas, apapun
modifikasi yang dibuat dan paling baik
dapat menjadi penunjuk sugestif,
tetapi tidak pernah menjadi tes
definitif itu sendiri.
Ada terlalu banyak contoh
yang tercatat ketika tes kontrol
menunjukkan bahwa paru-paru yang
lahir mati mungkin berbusa dan
paru-paru dari bayi yang lahir hidup
pasti telah tenggelam, untuk
memungkinkannya digunakan dalam
kesaksian dalam pengadilan pidana.
Bahkan satu kegagalan seperti itu
meniadakan seluruh sejarah tes dan
penulis sedih merenungkan jumlah ibu
yang tidak bersalah yang dikirim ke
tiang gantungan pada abad-abad
sebelumnya atas kesaksian para dokter
yang memiliki keyakinan tidak kritis
dalam teknik kasar ini. Karena ini
adalah masalah yang sangat penting
dan masih diperdebatkan hingga hari
ini, kata-kata almarhum Profesor
Polson dapat diingat dari buku teksnya
yang terkenal:
“Tes itu dicurigai bahkan pada
tahun 1900 dan tidak memerlukan
diskusi yang rinci, karena sekarang
diketahui sampai tidak memiliki nilai.
Paru-paru orang yang lahir hidup,
bahkan mereka yang telah diketahui
hidup selama berhari-hari, mungkin
tenggelam,38,39 dan mereka yang
berbusa belum tentu paru-paru bayi
yang lahir hidup…. Oleh karena itu,
tidak ada gunanya menerapkan uji
hidrostatis, yang akan merusak bahan
untuk penyelidikan lain dan yang lebih Ini tentang sejauh mana
penting. ”37 kegunaan uji hidrostatis. Instruksi
Sebelum menghentikan rumit yang ditawarkan di banyak buku
pengujian secara mutlak, ada beberapa teks tentang memotong paru-paru
poin yang mendukung dan menentang menjadi lobus dan kemudian menjadi
penggunaannya sebagai bagian dari beberapa bagian, meremasnya dengan
persenjataan lemah yang ahli patologi bilah pisau dan bahkan menekannya di
memiliki dalam menentukan masalah bawah kaki kamar jenazah sebelum
penting ini. Pertama, derajat sekecil dilemparkan, semuanya hanya berupa
apapun dari dekomposisi post-mortem sihir hitam dan hanya
segera meniadakan interpretasi apapun membuang-buang waktu. Lebih buruk
dari tes fotation. Karena begitu banyak lagi, mereka dapat mensimulasikan
kemungkinan pembunuhan bayi rasa palsu validitas ilmiah dan bahkan
ditemukan tersembunyi, terkubur atau pada akhirnya kegagalan keadilan.
terendam, dekomposisi lebih Cara terbaik untuk mencari
merupakan aturan daripada bukti pernafasan adalah dengan
pengecualian, sehingga pengujian melihat, merasakan dan mendengarkan
bahkan tidak dapat dipertimbangkan paru-paru. Paru-paru bayi lahir mati
dalam sebagian besar kasus. Bahkan berwarna gelap, kecil, berat dan
ketika pembusukan yang jelas dengan seperti hati, meskipun mungkin masih
pembentukan gas tidak terlihat, sedikit berbusa. Mereka berbaring
dekomposisi masih akan mulai berkontraksi melawan mediastinum,
menghasilkan gas pada skala meskipun ketika tubuh utuh mereka
mikroskopis dari hari kedua tanpa masih harus menyentuh rongga dada,
pendingin di lingkungan beriklim saat tulang rusuk lentur menarik ke
sedang - dan jauh lebih awal di iklim dalam dan diafragma naik untuk
panas. Dalam beberapa tahun terakhir, menghilangkan ruang kosong di dada.
munculnya upaya resusitasi membuat Meskipun fakta ini jarang
evaluasi pernapasan menjadi lebih dipertimbangkan, harus jelas bahwa
sulit atau bahkan tidak mungkin. tidak ada ruang kosong di rongga
Penggunaan pemulihan pleura sampai toraks dibuka saat
mulut-ke-mulut, pijat jantung luar dan otopsi. Segera setelah ini dilakukan,
pemberian oksigen, sepenuhnya udara memasuki kantung pleura dan
meniadakan tes pernapasan yang paru-paru kemudian tampak jauh lebih
sudah rapuh pada bayi baru lahir. kecil daripada rongga dada yang
Sisi positifnya - dengan asumsi membesar daripada yang terlihat saat
jaringan segar - pelapisan seluruh pelat sternum diangkat.
pencabutan organ dada dalam air Paru-paru yang tidak terhirup
membuat seseorang cenderung tampak lebih kecil daripada paru-paru
menerima bahwa respirasi telah terjadi. yang telah bernafas dalam waktu yang
Ini berarti bahwa jantung, signifikan, meskipun ada rentang
mediastinum, dan struktur leher yang ekspansi yang berkelanjutan. Menurut
terpasang juga ditopang oleh Polson et al., Paru-paru yang tidak
paru-paru tetapi dalam kasus ini, terhirup memiliki berat sekitar 1/70
hampir selalu paru-paru berat badan; ketika aerasi dimulai,
diangin-anginkan secukupnya agar hal berat paru-paru meningkat karena
ini terlihat jelas pada pemeriksaan peningkatan volume vaskular dan
mata telanjang.
menjadi sekitar 1/35 dari berat
badan.37
Hal ini tampaknya berbeda
dengan pengukuran aktual pada otopsi
karena berat gabungan kedua paru
pada bayi dengan berat lahir rata-rata
adalah sekitar 40 g dan, meskipun ada
variasi yang cukup luas antar individu,
tidak ada kombinasi bobot paru yang
mendekati 85 g, yang merupakan 1/35
dari berat bayi 3.000 g.
Tekstur paru-paru yang tidak
terhirup kenyal dan seragam, tanpa
area pucat dan krepitan di tepinya,
yang cenderung bersudut tajam. Saat
mengiris, interiornya seragam dalam
warna dan tekstur, lembab dan
menyerupai jelly stroberi yang kaku.
Saat menggosok sepotong kecil di
antara jari-jari yang dekat dengan
telinga seseorang, tidak terdengar
krepitasi (Gbr. 20.12).
Gambar 20.12 Pencabutan organ dada
dari bayi lahir mati di rumah sakit.
Paru-paru kencang dan berat tanpa
krepitasi saat diremas. Bagian margin
paru-paru mengapung di air,
bagaimanapun, menunjukkan kekeliruan
dari 'tes pengapungan'
Paru-paru yang telah bernafas
akan berubah secara kuantitatif dari
penampakan di atas tergantung pada
lamanya waktu dan kedalaman nafas
telah diambil. Respirasi lemah atau
singkat hanya akan mempengaruhi
bagian pinggir, sementara pernapasan
yang lebih kuat atau lama dapat
menyebabkan ekspansi total. Bahkan
satu tarikan napas yang baik dapat
membuka beberapa jaringan paru janin
- dan tentu saja, resusitasi, baik
melalui mulut ke mulut, kompresi
dada atau pemberian oksigen, akan
secara aktif membengkak paru-paru,
hidup atau mati. Bahkan penanganan
biasa pada bayi yang meninggal dapat
menyedot udara ke dalam paru-paru.
Paru-paru yang terhirup sepenuhnya
akan terlihat jelas pada pemeriksaan.
Organ-organnya berwarna merah
muda atau berbintik-bintik, tepi
medialnya tumpang tindih dengan
mediastinum dan bagian perikardium,
meskipun tidak sepenuhnya seperti
pada neonatus yang lebih tua.
Bobotnya memang lebih besar, tapi
tidak sebanyak yang dicatat oleh
Polson dkk, seperti dijelaskan di atas.
Tepi paru-paru, termasuk tulang
interlobar, lebih membulat karena
ekspansi, dibandingkan dengan tepi
sudut organ yang tidak berrespirasi.
Perubahan utama ada pada
warna dan tekstur. Mungkin seluruh
permukaan berwarna merah muda atau
mungkin ada bercak atelektasis yang
lebih gelap di bawah pleura. Paru-paru
itu kenyal dan menyerupai jaringan
orang dewasa. Saat memotong, tekstur
aerasi terlihat jelas, dan saat
memegang sepotong di telinga, suara
krepitan yang khas terdengar saat
menggosok lembut di antara jari-jari.
Masalah muncul dengan
paru-paru yang bernafas minimal, di
mana perubahannya menengah antara
dua keadaan ekstrem yang dijelaskan
di atas. Margin anterior paling baik
menunjukkan ekspansi parsial, area
seperti lingula, margin diafragma
anterior dan tepi medial lobus bawah
kadang-kadang lebih merah muda dan
lebih melebar daripada bagian
posterior. Kriteria yang paling sensitif
adalah tes kerusakan telinga, tetapi
semua itu adalah masalah derajat,
apakah ahli patologi cukup terkesan
setelah mengecualikan kemungkinan
dekomposisi atau artefak resusitasi
untuk mempertimbangkan bahwa
respirasi signifikan telah terjadi. Setiap
keraguan harus diselesaikan ke arah
tidak bernafas dan, bahkan dalam
kasus yang meragukan ketika ahli
patologi memutuskan dengan
keseimbangan bahwa pernafasan telah
terjadi, ia harus menyampaikan
ketidakpastiannya dalam badan
laporannya. Mengenai peran
pembuktian dari tes fotation, jika
dilakukan, ketika seluruh dada
mencabut lemak, uraian tentang
paru-paru yang diberikan di atas
biasanya akan menunjukkan dengan
jelas bahwa paru-paru telah bernafas.
Paru-paru yang tenggelam tidak akan
pernah sesuai dengan penampilan
krepitan merah muda, tetapi yang
tampak seperti paru-paru janin yang
gelap mungkin berbusa. Tes ini
sayangnya cenderung lebih
menyesatkan ke satu arah daripada
yang lain, karena hampir semua
paru-paru terlepas dari penampilannya.
Untuk mengulangi nasihat Lester
Adelson, yang pengalaman dan
kejernihan ekspresinya membuat
suaranya menjadi salah satu yang
paling dihormati dalam patologi
forensik:
“Kecuali ahli patologi
memiliki kriteria yang tidak dapat
disangkal tentang kelangsungan hidup
pasca melahirkan, misalnya paru-paru
yang membesar dengan baik, makanan
di dalam perut atau reaksi vital di
puntung tali pusar, ia secara hukum
terikat untuk tidak mendiagnosis
kelahiran hidup. Keyakinan untuk
pembunuhan bayi telah
dikesampingkan di mana ada keraguan
apa pun bahwa anak itu lahir hidup.
Banyak pengadilan telah mendorong
proposisi ini sejauh negara diberi
beban untuk membuktikan bahwa bayi
itu lahir hidup tanpa keraguan dan
bukan tanpa keraguan, yang terakhir
adalah tingkat pembuktian umum yang
diperlukan dalam penuntutan pidana.”
26
Estimasi Kelahiran
Ini adalah bagian penting dari
otopsi, baik sebagai catatan tentang
ukuran dan perkiraan usia bayi, tetapi
juga sebagai persyaratan hukum di
yurisdiksi yang memerlukan bukti
kelangsungan hidup sebelum lahir
mati dapat dicatat atau tuduhan
pembunuhan bayi dibawa (Gambar
20.13–20.15).
Pertama, harus diterima bahwa
seperti setiap saat dalam kehidupan –
pengukuran morfologis sama sekali
bukan indikator usia kronologis yang
sempurna. Variasi pribadi diperparah
oleh jenis kelamin, ras, dan faktor
nutrisi untuk mencegah keakuratan.
Waktu munculnya pusat pengerasan
tidak lagi seragam seperti yang
diperkirakan. Seperti banyak kondisi
biologis lainnya, ada kemungkinan
“kurva berbentuk lonceng” yang khas,
sehingga meskipun sebagian besar
subjek akan terletak di zona pusat
yang besar, akan ada angka yang
semakin berkurang pada setiap grafik
yang ekstrem. Harus diingat bahwa
bayi perempuan biasanya memiliki
berat paling sedikit 100 g lebih sedikit
pada saat cukup bulan daripada bayi
laki-laki, meskipun perbedaan
individu pada kedua jenis kelamin bisa
jauh lebih besar daripada variasi
statistik ini. Anak kembar, bahkan
mereka yang memasuki masa
kehamilan penuh, masing-masing
lebih ringan dari anak tunggal. Janin
tunggal cukup bulan, pada usia
kehamilan 40 minggu, akan memiliki
spesifikasi penting berikut, dengan
memperhatikan peringatan diatas:
 Berat antara 2550 dan 3360 g
 Panjang mahkota-tumit 48–52 cm
 Panjang tajuk-pantat 28–32 cm
 Lingkar kepala 33–38 cm
 Pusat osifkasi di ujung bawah
tulang paha
 Akan hampir selalu ada, sekitar 6
mm diameternya
 Lanugo tidak ada atau hanya ada di
atas bahu;
 Rambut kepala memiliki panjang
sekitar 2–3 cm
 Testis teraba di skrotum; vulval
 Labia menutup lubang vagina
 Umbilikus berada di tengah-tengah
antara xiphisternum dan
 Pubis
 Terdapat mekonium gelap di usus
besar
 Pusat osifkasi di ujung atas tibia
akan muncul pada 80 persen bayi
cukup bulan. Panjang jari tangan
dan kuku kaki adalah panduan yang
tidak bisa diandalkan. Informasi
lebih rinci dapat diperoleh dari teks
kebidanan dan pediatrik.
Pada usia 36 minggu, panjang
mahkota-tumit sekitar 45 cm dan berat
sekitar 2200 g. Mungkin akan ada
pusat pengerasan di tulang berbentuk
kubus dan kapitasi, sering kali di
ujung bawah tulang paha dan mungkin
juga di ujung atas tibia.
Pada minggu ke-28, berat janin
kemungkinan akan menjadi sekitar
900-1100 g, memiliki panjang
mahkota-tumit 35 cm, mahkota-pantat
23 cm, dan panjang kaki 8 cm. Aturan
praktis Haase yang lama untuk usia
dan ukuran janin adalah bahwa,
hingga minggu ke-20, panjang dalam
sentimeter adalah kuadrat periode
kehamilan dalam bulan (bulan).
Di luar minggu ke-20, panjang
dalam sentimeter dibagi lima
menunjukkan usia dalam bulan.
Pemeriksaan pusat osifkasi dapat
dilakukan secara radiografik, yang
memerlukan nasehat ahli radiologi,
karena waktu kemunculannya
mungkin tidak sinkron dengan
identifikasi visual dari pusat tersebut.
Pada otopsi biasanya untuk mencari
mereka secara langsung, sebagai
berikut: pada lutut, tungkai ditekuk
dan patela dipotong memanjang.
Tulang didorong ke depan melalui
potongan, dan irisan melintang dibuat
dengan pisau melalui tulang rawan
ujung bawah tulang paha. Jika pusat
osifkasi terlihat, pemotongan harus
dilanjutkan melalui tulang rawan polos
di atasnya sampai pusat diaphyseal
tercapai.
Ini untuk menghindari
kesalahan pada margin bawah tulang
diaphyseal sebagai pusat epifisis yang
terpisah. Ujung atas tibia ditangani
dengan cara yang sama. Di kaki,
sayatan dibuat pada sumbu tungkai di
antara jari kaki ketiga dan keempat ke
dalam sendi pergelangan kaki, untuk
mencari tulang berbentuk kubus. Talus
dan kalkaneum dapat dimasuki dengan
sayatan di bagian atas dorsum kaki
ketika yang terakhir adalah
plantar-fexed. Pusat kalsaneum
muncul pada usia kehamilan sekitar 7
bulan, di talus sekitar 7 bulan, dan
berbentuk kubus pada masa kehamilan
penuh. Dalam menilai usia kerangka
janin, buku referensi Fazekas dan
Kosa sangat berharga.49
Selain itu, ada metode tulang
untuk memperkirakan kematangan,
seperti perkembangan progresif sel
alveolar tipe II penghasil surfaktan di
paru-paru janin.50

Gambar 20.13 Kematangan janin: sampai
minggu ke-20 panjang janin dalam sentimeter
kira-kira sama dengan kuadrat usia dalam
bulan.
Gambar 20.14 Kematangan janin: bayi ini
memiliki panjang mahkota-tumit 21 cm, yang
kira-kira berusia kehamilan 4,6 bulan.
Gambar 20.15 Kematangan janin: bayi ini
memiliki panjang mahkota-tumit 30 cm, yang
kira-kira berusia kehamilan 6 bulan, karena
panjang dalam sentimeter setelah bulan kelima
adalah sekitar lima kali usia dalam bulan.
REFERENSI
1 Moseley KL. The history of infanticide in
Western society. Issues Law Med
1986;1(5):345–61.
2 Kellett RJ. Infanticide and child destruction – the
historical, legal and pathological aspects. Forensic
Sci Int 1992;53(1):1–28.
3 Kouno A, Johnson CF. Child abuse and neglect in
Japan: coinoperated-locker babies. Child Abuse
Negl 1995;19(1):25–31.
4 Lagaipa SJ. Sufer the little children: the ancient
practice of infanticide as a modern moral dilemma.
Issues Compr Pediatr Nurs 1990;13(4):241–51.
5 George SM. Female infanticide in Tamil Nadu,
India: from recognition back to denial? Reprod
Health Matters 1997;5(10):124–32.
6 Oberman M. Mothers who kill: cross-cultural
patterns in and perspectives on contemporary
maternal flicide. Int J Law Psychiatry
2003;26(5):493–514.
7 Wilczynski A. The incidence of child homicide:
how accurate are the ofcial statistics? J Clin
Forensic Med 1994;1(2):61–6.
8 Jason J, Gilliland JC, Tyler CW, Jr. Homicide as
a cause of pediatric mortality in the United States.
Pediatrics 1983;72(2):191–7.
9 Christofel KK, Anzinger NK, Amari M.
Homicide in childhood. Distinguishable patterns of
risk related to developmental levels of victims. Am
J Forensic Med Pathol 1983;4(2):129–37.
10 Herman-Giddens ME, et al. Newborns killed or
left to die by a parent: a population-based study.
JAMA 2003;289(11): 1425–9.
11 Vanamo T, et al. Intra-familial child homicide in
Finland 1970–1994: incidence, causes of death and
demographic characteristics. Forensic Sci Int
2001;117(3):199–204.
12 Putkonen H, et al. Legal outcomes of all
suspected neonaticides in Finland 1980–2000. Int J
Law Psychiatry 2007;30(3):248–54.
13 Putkonen H, et al. Filicide in Austria and
Finland – a registerbased study on all flicide cases
in Austria and Finland 1995–2005. BMC
Psychiatry 2009;9:74.
14 Funayama M, et al. Case report: repeated
neonaticides in Hokkaido. Forensic Sci Int
1994;64(2–3):147–50.
15 Yamauchi M, et al. Medico-legal studies on
infanticide: statistics and a case of repeated
neonaticide. Forensic Sci Int
2000;113(1–3):205–8.
16 Resnick PJ. Murder of the newborn: a
psychiatric review of neonaticide. Am J Psychiatry
1970;126(10):1414–20.
17 Wilkins AJ. Attempted infanticide. Br J
Psychiatry 1985;146:206–8.
18 BBC. Details emerge in French baby killing case.
[2010 29.7.2010]; Available from:
http://www.bbc.co.uk/news/world-europe10803080.
19 Act of June 16, 1879, in Code pénal. 1879,
Service central des Imprimés de l’Etat: Grand
Duchy of Luxembourg.
20 Dean PJ. Child homicide and infanticide in New
Zealand. Int J Law Psychiatry 2004;27(4):339–48.
21 Oberman M. Mothers who kill: coming to terms
with modern American infanticide. Am Crim Law
Rev 1996;34(1):1–110.
22 Infanticide Act. UK: UK Statute Law Database
(SLD), 1938.
23 Lawn JE, et al. Global report on preterm birth
and stillbirth (1 of 7): defnitions, description of the
burden and opportunities to improve data. BMC
Pregnancy Childbirth 2010;10 Suppl 1:S1.
24 Beck S, et al. The worldwide incidence of
preterm birth: a systematic review of maternal
mortality and morbidity. Bull World Health Organ 45 Shapiro H. The limited value of microscopy of
2010;88(1):31–8. lung tissue in the diagnosis of live and still birth.
25 Infant Life (Preservation) Act 1929. UK: UK Clin Proc 1947;6:149–58.
Statute Law Database (SLD), 1929. 46 Potter E. Pathology of the fetus and newborn. In:
26 Adelson L.The Pathology of Homicide. Pathology of the Fetus and Newborn. Chicago:
Springfeld Thomas, 1974. Year Book Publishers, 1952, p. 262.
27 Kockel R. Die mikroskopischen vorgänge beim 47 Potter E, Bohlender G. Intra-uterine respiration
nabelschnurabfall und ihre verwertung zur in relation to the development of the fetal lung. Am
bestimmung der lebensdauer neugeborener. Beitr J Obstet Gynecol 1941;42:14–22.
Path Anat 1898;24:231–254. 48 Waddell W. Organoid diferentiation of the fetal
28 Fazekas IG, Kosa F, Fabrik E. [The lung: a histologic study of the diferentiation of
periumbilical infammatory zone of demarcation in mammalian fetal lung in utero and in transplants.
live birth]. Dtsch Z Gesamte Gerichtl Med Arch Path 1949;47:227–47.
1969;66(2):35–45. 49 Fazekas G, Kosa F. Forensic Fetal Osteology.
29 Fritz E. Die Bestimmung des alters von Budapest: Akademiai Kiado, 1978.
neugeborenen am hautnabel. Beitr Gerichtl Med 50 Betz P, et al. Determination of fetal age by
1935;8:28–35. immunohistochemical estimation of
30 Glinski LK, Horoszkiewicz S. Über surfactant-producing alveolar type II cells. Forensic
mikroskopische vorgänge beim nabelschnurabfall Sci Int 1992;53(2):193–202.
und deren gerichtsärtzliche bedeutung. Vjschr
Gerichtl Med 1903;24:243.
31 Janssen W. Forensic Histopathology. Heidelberg:
Springer, 1977.
32 Neri M, et al. Stillborn or liveborn? Comparing
umbilical cord immunohistochemical expression of
vitality markers (tryptase,
alpha(1)-antichymotrypsin and CD68) by
quantitative analysis and confocal laser scanning
microscopy. Pathol Res Pract 2009;205(8):534–41.
33 Gordon I, Shapiro HA, Berson SD. Forensic
Medicine; a Guide to Principles, 3rd edn.
Edinburgh: Churchill Livingstone, 1987.
34 Morris JF, Hunt AC. Breaking strength of the
umbilical cord. J Forensic Sci 1966;11(1):43–9.
35 Reichard R. Birth injury of the cranium and
central nervous system. Brain Pathol
2008;18(4):565–70.
36 Zelson C, Lee SJ, Pearl M. The incidence of
skull fractures underlying cephalhematomas in
newborn infants. J Pediatr 1974;85(3):371–3.
37 Polson CJ, Gee D, Knight B. Essentials of
Forensic Medicine, 4th edn. Oxford: Pergamon
Press, 1985.
38 Dilworth T. The hydrostatic test of stillbirth. Br
Med J 1900; II:1567.
39 Randolph C. The hydrostatic test of stillbirth. Br
Med J 1901; I(19. January):146.
40 Shapiro HA. Microscopy of human fetal lung
and the diagnosis of postnatal respiration. In:
Wecht C (ed). Legal Medicine Annual 1976. New
York: Appleton Century Crofts, 1977.
41 Ham A, Baldwin K. A histological study of the
development of the lung with particular reference to
the development of the alveoli. Anat Rec
1941;81:369–79.
42 Kuroda S, et al. Medicolegal studies on the fetus
and infant with special reference to the histological
characteristics of the lungs of liveborn and stillborn
infants. Tohoku J Exp Med 1965;85:40–54.
43 Parmentier R. L’aeration neonatale due poumon.
Rev Belg Path Med Exp 1962;29:121–244.
44 Ham A. Histology. In: Histology. Philadelphia:
Lippincott, 1950, pp. 448–96.