Anda di halaman 1dari 10

UJM 8 (1) 2019

UNNES Journal of Mathematics


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR)


DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN DAN BI-SQUARE

Nurul Lutfiani, Sugiman, dan Scolastika Mariani

Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D7 Lt. 1, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229

Info Artikel Abstrak


_____________________ _______________________________________________________
Sejarah Artikel: Model spasial Geographically Weighted Regression (GWR) adalah salah satu metode statistika yang
Diterima Agustus 2017 dapat digunakan untuk menganalisis faktor risiko secara spasial dengan pendekatan titik. Fungsi
pembobot yang digunakan untuk model GWR adalah fungsi kernel gaussian dan bi-square.
Disetujui Mei 2019
Langkah analisis yang dilakukan yaitu melakukan pengujian dengan metode OLS. Dalam
Dipublikasikan Mei 2019 pengujian diperoleh 2 variabel yang signifikan, selanjutnya melakukan pengujian menggunakan
metode GWR. Membandingkan nilai R2 dan AIC antara model GWR dengan fungsi pembobot
kernel gaussian dan bi-square menggunakan Program R. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh Tabel ANOVA untuk menguji kebaikan GWR secara global, model GWR lebih efektif
daripada OLS. Diperoleh model GWR dengan fungsi pembobot gaussian di Kabupaten Cilacap yi
_____________________ = 0,017574 – 0,714742X1 + 0,812049X3 , nilai R2 sebesar 77,47% , nilai AIC sebesar 53,44198 dan
Keywords: model GWR dengan fungsi pembobot bi-square di Kabupaten Cilacap yi = -0,024805 -0,716867X1
spatial regression, +0,832846X3, nilai R2 sebesar 76,19%, nilai AIC sebesar 54,64947. Nilai R2 terbesar dan nilai AIC
geographically weighted regression, terkecil dimiliki oleh model GWR dengan kernel gaussian.
Gaussian Kernel,
Bi-square Kernel

Abstract
__________________________________________________________________
Geographically Weighted Regression (GWR) spatial model is one of the statistical methods that can be used to
analyze spatial risk factors with point approach. The weighting function used for the GWR model is the
function of the gaussian and bi-square kernels. Step analysis is done that is testing with OLS method. In the
test obtained 2 significant variables, then perform testing using GWR method. Compare the values of R2 and
AIC between the GWR models with the gaussian and bi-square kernel weighted functions using Program R.
Based on the results obtained by the ANOVA table to test GWR's global goodness, the GWR model is more
effective than OLS. GWR model was obtained with gaussian weighted function in Cilacap District yi =
0,017574 – 0,714742X1 + 0,812049X3, R2 value 77,47%, AIC value 53,44198 and GWR model With a bi-
square weighting function in Cilacap DistrictCilacap yi = -0,024805 -0,716867X1 +0,832846X3, R2 value is
76.19%, AIC value is 54,64947. The largest R2 value and the smallest AIC value are owned by the GWR
model with the gaussian kernel.

How to cite :

Lutfiani N., Sugiman & Mariani Sc. 2017. Pemodelan Geographically Weighted Regression (GWR)
dengan Fungsi Pembobot Kernel Gaussian dan Bi-square. UNNES Journal of Mathematics 5(1) : 82-
91

© 2019 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6943
E-mail: nurullutfiani23@gmail.com e- ISSN 2460-5859
N. Lutfiani et al. / UNNES Journal of Mathematics 8(1) (2019)

PENDAHULUAN lokal yang memungkinkan estimasi parameter


Analisis regresi merupakan suatu metode secara lokal. Setiap parameter regresi diestimasi
statistika yang digunakan untuk menganalisis di setiap titik lokasi geografis sehingga
hubungan antara peubah respon (dependent) dan hubungan antara variabel respon ( 𝑌 ) dan
peubah penjelas (independent). Analisis regresi variabel penjelas (𝑋) bervariasi (tidak sama) di
umumnya digunakan untuk menganalisis data sepanjang lokasi. Penggunaan data spasial dan
variabel respon yang berupa data kontinu data temporal pada pemodelan berbasis GWR
(Kurniawan, 2017). Regresi spasial merupakan secara simultan dapat menghasilkan model
pengembangan dari metode linear klasik. yang lebih informatif dibandingkan dengan
Pengembangan ini karena adanya pengaruh hanya menggunakan cross-sectional data.
tempat atau spasial pada data yang dianalisis Pemilihan matriks pembobot adalah salah
(Wang, 2016). Apabila terdapat data dengan satu langkah utama dalam GWR karena akan
efek spasial maka analisis yang digunakan sangat mempengaruhi model GWR yang
adalah analisis regresi spasial. Hal ini jika dihasilkan (Lin & Wen, 2011). Hal yang paling
digunakan maka regresi linear sederhana (OLS) penting dalam model GWR adalah
maupun regresi berganda akan memberikan pembobotan karena beratnya merupakan nilai
hasil kurang akurat dan kesimpulan kurang untuk setiap lokasi. Lokasi yang dekat memiliki
tepat karena asumsi error saling bebas tidak pengaruh kuat dalam estimasi dari lokasi jauh.
terpenuhi. Eksistensi regresi spasial menurut Metode yang dapat digunakan dalam
Tobler (Tobler’s first law of geography) dalam menentukan berat model GWR menggunakan
Schabenberger dan Gotway (2005) mengatakan fungsi kernel, termasuk fungsi Gaussian jarak,
”everything is related to everything else, but near fungsi eksponensial, fungsi Bi-Square dan
things are more related than distant things”. Segala fungsi kernel Tricube. Ada beberapa cara
sesuatu saling berhubungan satu dengan yang dalam menentukan unsur-unsur matriks
lainnya, tetapi sesuatu yang dekat lebih pembobot 𝑊𝑖 dalam GWR diantaranya
mempunyai pengaruh daripada sesuatu yang pembobot yang mengadopsi fungsi sebaran
jauh. kernel. Fungsi kepekatan kernel seringkali
Berdasarkan tipe data, pemodelan spasial digunakan dalam pemulusan data dengan
dapat dibedakan menjadi pemodelan dengan memberikan pembobotan sesuai lebar jendela
pendekatan titik dan area (Salamah et. al (bandwidth) optimal yang nilainya tergantung
2012). Data titik menunjukkan lokasi yang pada kondisi data. Fungsi kernel yang
berupa titik, misalnya berupa titik pada digunakan dalam matriks pembobot GWR
longitude (garis bujur) dan latitude (garis pada penelitian ini adalah bentuk kernel
lintang). Data garis digunakan untuk normal (Gaussian) dan fungsi kernel kuadrat
menggambarkan suatu hal yang memiliki jalur ganda (bi-square) yang menggunakan jarak
panjang, bukan suatu area, misalnya garis antara lokasi dalam fungsinya. Kedua fungsi ini
kontur, jaringan jalan, sungai listrik, dan dipilih karena keduanya menggunakan unsur
sebagainya. Data area menunjukkan lokasi jarak antar lokasi pengamatan yang nilainya
yang berupa luasan, seperti suatu negara, bersifat kontinu, sehingga diharapkan hasil
kabupaten, kota dan sebagainya (Azkiyah, analisis akan lebih baik. Model GWR tidak
2016). Jenis pendekatan titik yaitu dapat digunakan untuk menduga parameter
Geographically Weighted Regression (GWR), selain parameter di lokasi pengamatan.
Geographically Weighted Poisson Regression Menurut bank dunia salah satu sebab
(GWPR), Geographically Weighted Logistic kemiskinan adalah karena kurangnya
Regression (GWLR), Space-Time Autoregressive pendapatan dan aset (Lact of income and assets)
(STAR) dan Generalized Space Time Autoregressive untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
(GSTAR). Jenis pendekatan area diantaranya makanan, pakaian, perumahan. Di samping itu
Mixed Regressive-Autoregressive atau Spasial kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan
Autoregressive Model (SAR), Spasial Error Models lapangan pekerjaan (pengangguran) serta
(SEM), Spasial Durbin Model (SDM), Conditional tingkat pendidikan dan kesehatan yang tidak
Autoregressive Models (CAR), Spasial Autoregressive memadai. Kemiskinan suatu wilayah
Moving Average (SARMA), dan panel data. dipengaruhi oleh kemiskinan di wilayah
Salah satu metode statistika yang dapat sekitarnya. Data kemiskinan yang baik dapat
digunakan menganalisis faktor risiko secara digunakan untuk mengevaluasi kebijakan
spasial dengan pendekatan titik adalah model pemerintah terhadap kemiskinan,
spasial Geographically Weighted Regression membandingkan kemiskinan antar waktu dan
(GWR). Metode ini memperluas kerangka daerah, serta menentukan target penduduk
model regresi global menjadi model regresi

83
N. Lutfiani et al. / UNNES Journal of Mathematics 8(1) (2019)

miskin dengan tujuan untuk memperbaiki 3. Variansi dari error adalah konstant
kondisi mereka. (homokedastik)
Berdasarkan penjelasan di atas maka 4. Tidak terjadi autokorelasi pada error
dalam penelitian ini penulis akan membahas 5. Tidak terjadi multikolinearitas pada variabel
tentang pemodelan geographically weighted prediktor
regression dengan fungsi pembobot kernel 6. Error berdistribusi normal
gaussian dan bi-square.
Rumusan masalah dalam penelitian ini Pengujian Parameter Model
adalah 1). Bagaimana model Geographically Dalam pengujian parameter regresi,
Weighted Regression (GWR) dengan fungsi terdapat dua uji yang perlu dilakukan yaitu uji
pembobot kernel gaussian? 2). Bagaimana individu dan uji serentak.
model Geographically Weighted Regression 1. Uji individu
(GWR) dengan fungsi pembobot kernel bi- Hipotesis dari pengujian secara individu
square? 3). Model manakah diantara model sebagai berikut :
Geographically Weighted Regression (GWR) 𝐻0 ∶ 𝛽𝑖 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan
dengan fungsi pembobot kernel gaussian dan antar variabel)
Geographically Weighted Regression (GWR) 𝐻1 ∶ 𝛽𝑖 ≠ 0, 𝑖 = 1,2, … , 𝑝 (ada pengaruh yang
dengan fungsi pembobot kernel bi-square yang signifikan antar variabel)
terbaik?
Tujuan dalam penelitian ini adalah 1). Statistik uji yang digunakan adalah
Membentuk model Geographically Weighted
Regression (GWR) dengan fungsi pembobot 𝛽̂𝑖 − 𝛽𝑖
kernel gaussian. 2). Membentuk model 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑠𝑒(𝛽̂𝑖 )
Geographically Weighted Regression (GWR)
dengan fungsi pembobot kernel bi-square. 3).
Menentukan model terbaik antara model 2. Uji serempak
Geographically Weighted Regression dengan fungsi Hipotesis dari pengujian secara serentak
pembobot kernel gaussian dan model ini adalah sebagai berikut
Geographically Weighted Regression dengan fungsi 𝐻0 ∶ 𝛽1 = 𝛽2 = ⋯ = 𝛽𝑝 = 0
pembobot kernel bi-square. ( 𝐻0 : peubah respon bersama-sama tidak
berpengaruh dengan peubah penjelas ke-1 s.d
Model Regresi ke-p)
Analisis regresi berkaitan dengan studi 𝐻1 :Minimal terdapat satu 𝛽𝑖 ≠ 0, 𝑖 = 1,2, … , 𝑝
mengenai ketergantungan satu variabel, yaitu ( 𝐻1 : peubah respon bersama-sama
variabel dependen terhadap satu atau lebih berpengaruh dengan minimal 1 peubah
variabel independen. Bentuk model regresi penjelas ke-1 s.d ke-p)
dengan 𝑘 variabel prediktor dan jumlah
pengamatan 𝑛 adalah sebagai berikut : Statistik uji yang digunakan adalah

𝑌𝑖 = 𝛽0 + ∑𝑘𝑗=1 𝛽𝑗 𝑋𝑖𝑗 + 𝜀𝑖 , 𝑖 = 1,2, … , 𝑛 𝑅𝐾𝑅


𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑅𝐾𝑆
Pada model ini, hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen dianggap Model Geographically Weighted Regression
sama pada setiap lokasi geografis. Dalam Model GWR merupakan pengembangan
bentuk matriks ditulis sebagai berikut : dari metode regresi. Hanya saja pada model
GWR parameter persamaan untuk setiap lokasi
𝑌 = 𝑋𝛽 + 𝜀 pengamatan berbeda dengan lokasi lainnya.
Dalam analisis GWR, model yang dihasilkan
𝑦1 1 𝑥11 𝑥12 ⋯ 𝑥1𝑘 𝛽0 𝜀1 juga tidak dapat digunakan untuk menduga
𝑦2 1 𝑥21 𝑥22 … 𝑥2𝑘 𝛽1 𝜀2 paremeter selain parameter di lokasi
[⋮]=[ ][ ] + [ ⋮ ]
⋮ ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ ⋮ pengamatan (Walter et. al. 2005). Perbedaan
𝑦𝑛 1 𝑥𝑛1 𝑥𝑛2 … 𝑥𝑛𝑘 𝛽𝑘 𝜀𝑛 regresi biasa dan GWR dapat disajikan pada
Tabel 1
Pengujian Asumsi Regresi
Menurut Gujarati (2003) asumsi pada model
regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
1. Model regresinya linier dalam parameter
2. Nilai rata – rata dari error adalah nol

84
N. Lutfiani et al. / UNNES Journal of Mathematics 8(1) (2019)

Tabel 1. Perbedaan Regresi biasa dan GWR fungsi pembobot dari setiap titik lokasi
Regresi biasa GWR pengamatan. Fungsi dari matriks pembobot
adalah untuk menentukan atau menaksir
Nilai Sama untuk Berbeda parameter yang berbeda pada setiap titik lokasi
parameter semua lokasi, untuk setiap pengamatan. Salah satu metode pembobotan
tidak bisa lokasi, yang biasa digunakan adalah kernel gaussian
dipetakan sehingga bisa dan kernel bisquare.
dipetakan i. Fungsi Gaussian
Nilai statistik Tunggal Banyak 𝑑𝑖𝑗 2
[−1⁄2( ) ]
(hanya satu) (sebanyak 𝑏
𝑤𝑖𝑗 = 𝑒
lokasi)
GIS Tidak ada Ada
ii. Fungsi Bi-square
Faktor lokasi Tidak Diperhatikan
2 2
diperhatikan 𝑑𝑖𝑗
[1 − ( ) ] , jika 𝑑𝑖𝑗 < 𝑏
𝑤𝑖𝑗 = { 𝑏
Model dari Geographically Weighted Regression
0 , lainnya
(GWR) dapat ditulis sebagai berikut :
𝑝
Di mana 𝑑𝑖𝑗 adalah jarak euclidean antara titik
𝑌𝑖 = 𝛽0 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) + ∑ 𝛽𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 )𝑋𝑖𝑘 + 𝜀𝑖
lokasi pengamatan ke- 𝑖 dengan titik lokasi
𝑘=1
dengan pengamatan ke-𝑗 (Fortheringham et al, 2002).
𝑌𝑖 : nilai variabel respon pada titik lokasi
pengamatan ke-i 𝑑𝑖𝑗 = √(𝑢𝑖 − 𝑢𝑗 )2 + (𝑣𝑖 − 𝑣𝑗 )2
𝑋𝑖𝑘 : nilai variabel prediktor ke-k pada titik
lokasi pengamatan ke-𝑖 Validasi silang (cross validation) merupakan
(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) : koordinat titik lokasi pengamatan ke- salah satu cara yang dapat digunakan sebagai
𝑖 (longitude, latitude) kriteria untuk mendapatkan nilai lebar jendela
𝛽0 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) : koordinat / intercept GWR optimum. Lebar jendela optimum yang
𝛽𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) : koefisien regresi ke- 𝑘 pada titik digunakan adalah yang menghasilkan nilai
lokasi pengamatan ke-𝑖 koefisien validasi silang minimum, dengan
rumus koefisiennya adalah :
𝜀𝑖 : error pada titik lokasi ke- 𝑖 yang
diasumsikan dengan rata-rata nol dan 𝑛
varians 𝜎 2
𝐶𝑉 = ∑[𝑦𝑖 − 𝑦̂≠𝑖 (𝑏)]2
𝑖=1
Pengestimasian parameter 𝛽(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) pada
lokasi ke- 𝑖 , dapat dilakukan dengan Uji Goodness of fit Model GWR
menggunakan metode weighted least squares Pengujian dilakukan untuk menguji
atau WLS (Brunsdon et al., 1996). Dalam signifikansi dari faktor geografis yang
pengestimasian parameter di suatu titik lokasi, merupakan inti dari model GWR.
metode WLS memberikan pembobot yang Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis
tidak sama pada semua amatan. Besarnya sebagai berikut :
pembobot tersebut didasarkan pada jarak antar 𝐻0 : 𝛽𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) = 𝛽𝑘 , 𝑘 = 1,2, … , 𝑝 (tidak ada
lokasi amatan. Semakin dekat jarak terhadap pengaruh faktor geografis pada model,
amatan yang diestimasi parameternya, semakin untuk setiap 𝑖, 𝑖 = 1, … , 𝑛
besar bobot tersebut dalam estimasi 𝛽(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ). 𝐻1 : Paling sedikit ada satu 𝛽𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) yang
Diperoleh estimator parameter model GWR berhubungan dengan lokasi (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) (ada
sebagai berikut : pengaruh faktor geografis pada model).
Penentuan statistik uji untuk uji keberartian
𝛽̂ (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) = (𝑋 𝑇 𝑊(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 )𝑋)−1 𝑋 𝑇 𝑊(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 )𝑌 model GWR didasarkan pada jumlah kuadrat
residual atau residual sum of square yang
di mana 𝑊𝑖 = diag[𝑤1(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ), 𝑤2(𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ), … , 𝑤𝑛 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 )] diperoleh dari model OLS dan GWR.
adalah diagonal pembobot yang bervariasi dari Adapun statistik uji yang digunakan untuk uji
setiap prediksi parameter pada lokasi 𝑖 keberartian model GWR adalah :
Peran pembobot dalam GWR merupakan
aspek penting. Pembobot tersebut bergantung 𝐽𝐾(𝑆)𝑂𝐿𝑆 − 𝐽𝐾(𝑆)𝐺𝑊𝑅 /𝑑𝑓1
pada jarak antar titik lokasi pengamatan. 𝐹=
𝐽𝐾(𝑆)𝐺𝑊𝑅 /𝑑𝑓2
Pembobot berupa matriks diagonal dimana dengan 𝑛 adalah banyak lokasi pengamatan
elemen-elemen diagonalnya merupakan sebuah

85
N. Lutfiani et al. / UNNES Journal of Mathematics 8(1) (2019)

Kriteria uji yang digunakan yaitu, jika 𝐹 ≥


𝐹𝛼;(𝑑𝑘1,𝑑𝑘2) , maka 𝐻0 ditolak artinya, ada 𝐽𝐾𝑇𝐺𝑊𝑅 − 𝐽𝐾𝑆𝐺𝑊𝑅
𝑅𝑖2 =
perbedaan yang signifikan antara model OLS 𝐽𝐾𝑇𝐺𝑊𝑅
dan model GWR dalam memodelkan data.
Nilai 𝐹𝛼;(𝑑𝑘1,𝑑𝑘2) , diperoleh dari Tabel 2. Akaike Information Criterion (AIC)
Distribusi 𝐹 dengan taraf signifikan 𝛼, 𝑑𝑘 (Fortheringham, et al, 2002) menuliskan
pembilang = 𝑑𝑘1 = 𝑛 − 𝑝 − 1 dan dk penyebut bahwa selain dapat digunakan untuk
= 𝑑𝑘2 = 𝑛 − 2𝑡𝑟(𝑆1 ) + 𝑡𝑟(𝑆1′ 𝑆1 ) (Brusdon, menentukan bandwidth optimum, 𝐴𝐼𝐶 juga
Fortheringham & Charlton, 2002, 91-92). dapat digunakan dalam pemilihan model untuk
menentukan model mana yang terbaik.
Setelah melakukan uji kesesuaian model, Penentuan nilai 𝐴𝐼𝐶 dilakukan dengan
dilakukan pengujian parameter model. perhitungan sebagai berikut :
Pengujian parameter model GWR dilakukan
dengan menguji parameter secara parsial. 𝐴𝐼𝐶 = 2𝑛 ln(𝜎̂) + 𝑛 ln(2𝜋) + 𝑛 + 𝑡𝑟(𝑆)
Pengujian dilakukan untuk mengatahui
parameter mana saja yang signifikan METODE
mempengaruhi variabel responnya. Bentuk Penelitian ini termasuk dalam penelitian
hipotesisnya adalah sebagai berikut : yang operasional. Penelitian operasional
berkaitan dengan proses pengambilan
𝐻0 : 𝛽𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) = 0 (tidak terdapat satu variabel keputusan yang optimal dalam menyusun
bebas terhadap variabel tak bebas) model dari sistem, baik deterministik maupun
𝐻1 : 𝛽𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) ≠ 0; 𝑘 = 1,2, … 𝑝 (minimal probabilistik yang berasal dari kehidupan
terdapat satu variabel bebas yang nyata. Pada penelitian ini data diperoleh
berpengaruh terhadap variabel tak dengan metode dokumentasi. Dokumentasi
bebas) adalah mencari dan mengumpulkan data
Statistik uji yang digunakan adalah : mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku,
hasil penelitian dan sebagainya. Metode
𝛽̂𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh
𝑡ℎ𝑖𝑡 = data sekunder yang akan digunakan dalam
𝑆𝐸[𝛽̂𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 )] analisis pembahasan.
Data yang digunakan adalah data
Kriteria pengujian yang digunakan yaitu, jika sekunder dari publikasi Badan Pusat Statistik
|𝑡ℎ𝑖𝑡 | > 𝑡1−𝛼,(𝑛−𝑝−1) maka 𝐻0 ditolak. Artinya (BPS) Jawa Tengah pada tahun 2014. Data
2
𝛽̂𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) ≠ 0 atau dengan kata lain koefisien yang digunakan sebagai variabel respon (𝑌)
regresi lokal 𝛽̂𝑘 (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 ) yang diperoleh untuk adalah jumlah penduduk miskin. Beberapa
model GWR tersebut berarti. Nilai 𝑡1−𝛼,(𝑛−𝑝−1) variabel prediktor yang diduga mempengaruhi
2 variabel respon, yaitu indeks pembangunan
diperoleh dari Tabel Distribusi t-Student manusia (𝑋1 ), persentase tingkat pengangguran
dengan taraf signifikansi 𝛼 = 5% dan 𝑑𝑘 = (𝑋2 ), jumlah fasilitas kesehatan (𝑋3 ), persentase
(𝑛 − 𝑝 − 1). laju PDRB ( 𝑋4 ), penduduk gizi buruk ( 𝑋5 ),
persentase laju pertumbuhan penduduk ( 𝑋6 ),
Pengujian Model Terbaik persentase angka partisipasi sekolah (𝑋7 ). Pada
1. Koefisien Determinasi (𝑅2 ) penelitian ini juga digunakan data koordinat
Dalam model regresi global (model regresi lintang dan bujur untuk proses perhitungan
linier klasik) koefisien determinasi digunakan jarak antar kabupaten/kota di Jawa Tengah.
untuk mengukur proporsi dari variasi dalam Analisis data menggunakan software Microsoft
data pengamatan yang dapat dijelaskan oleh Excel, SPSS dan Program R.
model. Nilai 𝑅2 yang kecil atau mendekati nol Langkah-langkah analisis yang dilakukan
berarti kemampuan variabel bebas dalam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
menjelaskan variabel tak bebas sangat terbatas, 1. Melakukan deskripsi variabel sebagai
sedangkan nilai 𝑅2 mendekati satu berarti gambaran awal kemiskinan di Provinsi
kemampuan dari variabel bebas dalam Jawa Tengah beserta dengan faktor – faktor
menjelaskan variabel tak bebas sangat kuat, yang diduga mempengaruhi kemiskinan di
sehingga mengidentifikasikan bahwa model Provinsi Jawa Tengah
mampu menjelaskan variabilitas data (Putri, 2. Mengidentifikasi pola hubungan antara
2013). Sedangkan dalam GWR, koefisien variabel dependen dan variabel independen.
determinasi ( 𝑅2 ) dapat ditentukan dengan 3. Melakukan standarisasi data
menggunakan persamaan sebagai berikut:

86
N. Lutfiani et al. / UNNES Journal of Mathematics 8(1) (2019)

4. Melakukan model regresi (OLS) dengan


langkah analisis sebagai berikut :
a. Mendapatkan model regresi linier antara
variabel respon dan variabel prediktor.
b. Melakukan uji asumsi klasik
c. Melakukan uji signifikansi parameter, uji
serentak dan uji individu
5. Menganalisis model GWR dengan langkah
– langkah sebagai berikut :
a. Membandingkan Menentukan 𝑢𝑖 dan 𝑣𝑖
berdasarkan garis lintang selatan dan
garis bujur timur untuk setiap kabupaten
/ kota di Provinsi Jawa Tengah
Gambar 1. Persebaran jumlah penduduk
b. Menghitung jarak Euclidean antara
miskin di Jawa Tengah
lokasi 𝑖 terhadap lokasi 𝑗 yang terletak
Indeks pembangunan manusia kabupaten/kota
pada koordinat (𝑢𝑖 , 𝑣𝑖 )
di Provinsi Jawa tengah berdasarkan
c. Menentukan bandwith optimum dengan
penyebarannya menunjukkan bahwa yang
menggunakan metode Cross Validation
cenderung rendah diantaranya Kabupaten
(𝐶𝑉)
Brebes, Kabupaten Tegal, Kabupaten
d. Menghitung matriks pembobot
Pemalang, Kabupaten Batang, Kabupaten
menggunakan fungsi kernel, kernel
Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara.
gaussian dan kernel bi-square
Sedangkan persentase paling tinggi terdapat
e. Mendapatkan penaksir parameter model pada Kota Semarang, Kota Salatiga dan Kota
GWR dengan menggunakan WLS. Surakarta. Kabupaten/kota di Jawa Tengah
f. Melakukan pengujian kesamaan model dengan indeks pembangunan manusia memiliki
regresi linier dan GWR persebaran seperti pada Gambar 2.
g. Melakukan pengujian signifikansi
parameter model GWR
6. Menentukan model terbaik menggunakan
Koefisien Determinasi (𝑅2 ) dan AIC untuk
model GWR dengan pembobot kernel
gaussian dan model GWR dengan
pembobot kernel bi-square
7. Menarik kesimpulan berdasakan analisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Provinsi Jawa Tengah terbagi atas 29
kabupaten dan 6 kota atau secara administratif
terdapat 35 kabupaten/kota. Jumlah penduduk
miskin kabupaten/kota di Provinsi Jawa Gambar 2. Persebaran Indeks pembangunan
Tengah berdasarkan penyebarannya manusia
menunjukkan jumlah penduduk miskin yang
ada di kota cenderung rendah diantaranya Persentase tingkat pengangguran
Kabupaten Batang, Kabupaten/kota Semarang, kabupaten/kota di Provinsi Jawa tengah
Kabupaten Kudus, Kota Salatiga, Kabupaten berdasarkan penyebarannya menunjukkan
Temanggung, Kabupaten/kota Pekalongan, bahwa yang cenderung rendah diantaranya
Kabupaten/kota Tegal, Kabupaten/kota Kabupaten Kebumen, Kabupaten
Magelang, Kota Sukoharjo. Sedangkan Banjarnegara, Kabupaten Temanggung,
kategori persentase sangat tinggi terdapat di Kabupaten Semarang, Kabupaten Grobogan,
Kabupaten Brebes dan Kabupaten Bayumas. Kabupaten Blora, Kabupaten Karanganyar,
Kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan Kabupaten Wonogiri. Sedangkan persentase
jumlah penduduk miskin memiliki persebaran paling tinggi terdapat pada Kabupaten Brebes,
seperti pada Gambar 1. Kabupaten/kota Tegal, Kabupaten Pemalang,
Batang, Kota Semarang dan Kota Magelang .
Kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan
persentase tingkat pengangguran memiliki
persebaran seperti pada Gambar 3.

87
N. Lutfiani et al. / UNNES Journal of Mathematics 8(1) (2019)

Gambar 3. Persebaran persentase tingkat Gambar 5. Persebaran persentase laju PDRB


pengangguran
Jumlah penduduk gizi buruk
Jumlah fasilitas kesehatan kabupaten/kota di kabupaten/kota di Provinsi Jawa tengah
Provinsi Jawa tengah berdasarkan berdasarkan penyebarannya menunjukkan
penyebarannya menunjukkan bahwa yang bahwa yang cenderung rendah diantaranya
cenderung rendah adalah Kabupaten Kota Salatiga, Kabupaten Boyolali, Kabupaten
Sukoharjo. Sedangkan persentase paling tinggi Sukoharjo, Kota Surakarta dan Kabupaten
terdapat pada Kabupaten Banyumas dan Kota Karanganyar. Sedangkan persentase paling
Semarang. Kabupaten/kota di Jawa Tengah tinggi terdapat pada Kabupaten tegal,
dengan jumlah fasilitas kesehatan memiliki Kabupaten Brebes, Kabupaten Cilacap dan
persebaran seperti pada Gambar 4. Kabupaten Purworejo. Kabupaten/kota di
Jawa Tengah dengan jumlah penduduk gizi
buruk memiliki persebaran seperti pada
Gambar 6.

Gambar 4. Persebaran Jumlah fasilitas


kesehatan

Persentase Laju PDRB kabupaten/kota di Gambar 6. Persebaran jumlah penduduk gizi


Provinsi Jawa tengah berdasarkan buruk
penyebarannya menunjukkan bahwa yang
cenderung rendah diantaranya Kabupaten Persentase laju pertumbuhan penduduk
Cilacap, Kabupaten Purworejo, Kabupaten kabupaten/kota di Provinsi Jawa tengah
Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten berdasarkan penyebarannya menunjukkan
Grobogan, Kabupaten Blora. Sedangkan bahwa yang cenderung rendah diantaranya
persentase paling tinggi terdapat pada Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang,
Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo,
Kabupaten Kebumen, Kabupaten/kota Kabupaten Klaten, Kabupaten Wonigiri dan
Semarang dan Kabupaten Klaten. Kabupaten Sragen. Sedangkan persentase
Kabupaten/kota di Jawa Tengah dengan paling tinggi terdapat pada Kabupaten/kota
persentase laju PDRB memiliki persebaran Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Jepara
seperti pada Gambar 5. dan Kabupaten Kudus. Kabupaten/kota di
Jawa Tengah dengan persentase laju
pertumbuhan penduduk memiliki persebaran
seperti pada Gambar 7.

88
N. Lutfiani et al. / UNNES Journal of Mathematics 8(1) (2019)

Dilihat dari tabel coefficient dan uji asumsi


diperoleh 2 variabel yang signifikan, maka
model OLS yang baru diperoleh :

𝑦̂𝑖∗ = −1,224 × 10−7 − 0,592𝑋𝑖1


∗ ∗
+ 0,476𝑋𝑖3

Tabel untuk uji nilai-nilai parameter model di


atas terdapat pada Tabel 2

Tabel 2. Hasil Uji t


Model 𝒕 𝑺𝒊𝒈.
Gambar 7. Persebaran persentase laju
1 (Constant) 0 1
pertumbuhan penduduk

𝑋𝑖1 −5,346 0,000
Persentase angka partisipasi sekolah ∗
kabupaten/kota di Provinsi Jawa tengah 𝑋𝑖3 4,301 0,000
berdasarkan penyebarannya menunjukkan
bahwa yang cenderung rendah diantaranya Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa masing-
Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, masing dari kedua peubah penjelas
Kabupaten/kota Pekalongan, Kabupaten berpengaruh signifikan terhadap peubah respon
Batang, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten pada 𝛼 = 5% . Secara simultan model regresi
Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, dapat digunakan dengan baik pada tingkat
Kabupaten Temanggung, Kota Magelang dan kepercayaan 95%. Hasil persamaan regresi
Kabupaten Kudus. Sedangkan persentase diatas diasumsikan sama dan diberlakukan
paling tinggi terdapat pada Kabupaten untuk semua wilayah yang diamati.
Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri dan
Kabupaten Karanganyar. Kabupaten/kota di Model GWR
Jawa Tengah dengan persentase angka Langkah awal dalam analisis GWR
partisipasi sekolah memiliki persebaran seperti adalah menentukan bandwidth yang akan
pada Gambar 8. digunakan dalam fungsi pembobot Kernel
Gaussian dan fungsi pembobot Kernel Bi-
square.
1. Model GWR dengan pembobot Kernel
Gaussian
Sebagai tahap awal dalam pembentukan
model GWR adalah menghitung bandwidth
dengan menggunakan metode Cross Validation
(𝐶𝑉). Bandwidth untuk fungsi pembobot kernel
gaussian menggunakan Program R adalah
0.6804613 yang menghasilkan 𝐶𝑉 =
11.61566 , sehingga fungsi pembobotnya
menjadi
2
𝑑𝑖𝑗
[−1⁄2( ) ]
Gambar 8. Persebaran persentase angka 𝑤𝑖𝑗 = 𝑒
0,6804613
partisipasi sekolah
Untuk matriks pembobot kernel gaussian
Model OLS
memperoleh 𝛽0 (𝑢1 , 𝑣1 ) = 0,017574 ,
Sebelum digunakan GWR untuk analisis
𝛽1 (𝑢1 , 𝑣1 ) = −0,714742 dan 𝛽2 (𝑢1 , 𝑣1 ) =
data, digunakan terlebih dahulu analisis regresi.
0,812049 sehingga diperoleh persamaan model
Dengan analisis regresi, model persamaannya 7
GWR dengan kernel gaussian di Kabupaten
variabel diperoleh sebagai berikut :
Cilacap sebagai berikut :
𝑦̂𝑖∗ = 6,692 × 10−8 − 0,582𝑋𝑖1
∗ ∗
+ 0,024𝑋𝑖2
∗ ∗ 𝑦̂𝑖∗ = 0,017574 − 0,714742𝑋𝑖1
∗ ∗
+ 0,812049𝑋𝑖3
+ 0,436𝑋𝑖3 + 0,022𝑋𝑖4
∗ ∗
+ 0,146𝑋𝑖5 + 0,007𝑋𝑖6
∗ Pengujian kesesuaian model dilakukan
+ 0,092𝑋𝑖7 menggunakan uji F, selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 3.

89
N. Lutfiani et al. / UNNES Journal of Mathematics 8(1) (2019)

Hasil dari Tabel 5 menunjukkan bahwa faktor


Tabel 3. ANOVA kernel gaussian
spasial berpengaruh secara signifikan terhadap
𝐷𝑓 𝑆𝑆 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝 tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah.
GWR imp 17,03 5,63 Selain uji kesesuaian model, dilakukan juga uji
GWR res. 28,23 7,68 3,06 0,004 parameter model secara parsial, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 6.
Hasil dari Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor
spasial berpengaruh secara signifikan terhadap Tabel 6. Uji Parameter Model
tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah.
Selain uji kesesuaian model, dilakukan juga uji Prediktor 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝 simpulan
parameter model secara parsial, selengkapnya tidak
dapat dilihat pada Tabel 4 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡 0,5350 signifikan
Tabel 4. Uji Parameter Model Tidak

𝑋𝑖1 0,5309 signifikan
Prediktor 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 simpulan Tidak
tidak ∗
𝑋𝑖3 0,4867 signifikan
𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡 0,99386 signifikan

𝑋𝑖1 0,04417 Signifikan Kebaikan model GWR dengan pembobot

𝑋𝑖3 7,201 𝑋 10−7 Signifikan kernel gaussian dapat diketahui dengan melihat
koefisien determinasi 𝑅2 dan AIC. Nilai 𝑅2
Kebaikan model GWR dengan pembobot yang diperoleh sebesar 76,19% dan nilai AIC
kernel gaussian dapat diketahui dengan melihat yang diperoleh sebesar 54,64947.
koefisien determinasi 𝑅2 dan AIC. Nilai 𝑅2
yang diperoleh sebesar 77,47% dan nilai AIC Pemilihan Model Terbaik
yang diperoleh sebesar 53,44198. Model regresi spasial terbaik ditentukan
menggunakan nilai dari Koefisien Determinasi
2. Model GWR dengan pembobot Kernel Bi- (𝑅2 ) dan 𝐴𝐼𝐶. Apabila nilai 𝑅2 yang lebih besar
square dari model lainnya menunjukkan bahwa model
Bandwidth untuk fungsi pembobot kernel tersebut lebih baik dari model lainnya.
bi-square menggunakan Program R adalah Sedangkan nilai 𝐴𝐼𝐶 yang lebih kecil dari
1,836861 yang menghasilkan 𝐶𝑉 = 11.72478 model lainnya menunjukkan bahwa model
yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran lebih baik dari model lainnya. Dari kedua
16, sehingga fungsi pembobotnya menjadi pembobot kernel diatas dapat disimpulkan
pada Tabel 7.
2 2
𝑑𝑖𝑗
𝑤𝑖𝑗 = [1 − ( ) ] Tabel 7. Pemilihan Model Terbaik
1,836861
Model 𝑅2 𝐴𝐼𝐶
Untuk matriks pembobot kernel bi-square GWR gaussian 77,47% 53,44
memperoleh 𝛽0 (𝑢1 , 𝑣1 ) = −0,024805 , GWR bi-square 76,19% 54,65
𝛽1 (𝑢1 , 𝑣1 ) = −0,716867 dan 𝛽2 (𝑢1 , 𝑣1 ) =
0,832846 sehingga diperoleh persamaan model Berdasarkan Tabel 7, nilai 𝑅2 yang
GWR dengan kernel bi-square di Kabupaten dihasilkan model GWR dengan kernel gaussian
Cilacap sebagai berikut : lebih besar daripada model GWR dengan
kernel bi-square. Selain itu, berdasarkan nilai
𝑦̂𝑖∗ = −0,024805 − 0,71686𝑋𝑖1
∗ ∗
+ 0,832846𝑋𝑖3 𝐴𝐼𝐶 yang dihasilkan model GWR dengan
kernel gaussian lebih kecil daripada model
Pengujian kesesuaian model dilakukan kernel bi-square. Sehingga dapat disimpulkan
menggunakan uji F, selengkapnya dapat dilihat bahwa model GWR dengan kernel gaussian
pada Tabel 5. lebih baik digunakan untuk membentuk
pemodelan pengaruh Indeks Pembangunan
Tabel 5. ANOVA kernel bi-square Manusia dan Fasilitas Kesehatan terhadap
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa
𝐷𝑓 𝑆𝑆 𝐹 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝
Tengah.
GWR
13,205 5,19716
imp
GWR PENUTUP
28,717 8,09254 3,5849 0,00205 Berdasarkan analisis yang telah
Res
dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan

90
N. Lutfiani et al. / UNNES Journal of Mathematics 8(1) (2019)

bahwa Model Geographically Weighted Regression Brunsdon, Ch., Fotheringham, S. & Charlton,
dengan fungsi pembobot kernel gaussian M. 1996. Geographically Weighted
(sebagai contoh : di Kabupaten Cilacap) adalah Regression : A Method For Exploring
sebagai berikut : Spatial Nonstationarity. Geographical
𝑦̂𝑖∗ = 0,017574 − 0,714742𝑋𝑖1 ∗
+ 0,812049𝑋𝑖3∗
Anaysis. 28: 281-298.
Model Geographically Weighted Regression Kurniawan, I. 2017. Model Regresi Poisson
dengan fungsi pembobot kernel bi-square Terbaik Menggunakan Zero-Inflated
(sebagai contoh : di Kabupaten Cilacap) adalah Poisson (Zip) Dan Zero-Inflated Negative
sebagai berikut : 𝑦̂𝑖∗ = −0,024805 − Binomial (Zinb). Unnes Journal of
∗ ∗
0,716867𝑋𝑖1 + 0,83284𝑋𝑖3 Model terbaik Mathematics 5(1) : 1-10
antara model Geographically Weighted Regression Lin, C.H, &Wen, T.H. 2011. Using
dengan fungsi pembobot kernel gaussian dan Geographically Weighted Regression
model Geographically Weighted Regression dengan (GWR) to Explore Spatial Varying
pembobot kernel bi-square ditentukan oleh nilai Relationships of Immature Mosquitoes
𝑅2 dan AIC. Nilai 𝑅2 yang diperoleh pada and Human Densities with the Incidence
kernel gaussian sebesar 77,47% dan nilai AIC of Dengue. International Journal of
yang diperoleh sebesar 53,44198. Sedangkan Environmental Research and Public Health 8:
nilai 𝑅2 yang diperoleh pada kernel bi-square 2798-2815
sebesar 76,19% dan nilai AIC yang diperoleh Putri, A., & Salamah, M. (2013). Pemodelan
sebesar 54,64947. Nilai R 2 terbesar dan nilai Kasus Balita Gizi Buruk di Kabupaten
AIC terkecil dimiliki oleh model GWR dengan Bojonegoro dengan Geographically
kernel gaussian. Sehingga model GWR dengan Weighted Regression. Jurnal Sains dan Seni
kernel gaussian lebih baik daripada model ITS, 2(1): D106-D111.
GWR dengan kernel bi-square untuk Salamah M, Pertiwi L.D & Sutikno. 2012.
pemodelan jumlah penduduk miskin di Spatial Durbin Model untuk
Provinsi Jawa Tengah di tahun 2014. Mengidentifikasi Faktor-Faktor yang
Saran yang dapat diberikan untuk Mempengaruhi Kematian Ibu di Jawa
penelitian berikutnya adalah 1). Faktor-faktor Timur. Jurnal Sains dan Seni ,1(1): D165-
yang berpengaruh signifikan terhadap jumlah D170.
penduduk miskin terdiri dari 2 faktor yaitu Walter, J., Carsten, R. & Jeremy, W. L. 2005.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Local and Global Approaches to Spatial
Fasilitas Kesehatan. Diharapkan faktor tersebut Data Analysis in Ecology. Global Ecology
dapat dijadikan pertimbangan bagi Pemerintah and Biogeography, 14: 97-98
Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam Wang, C. 2016. The Impact of car ownership
pengambilan keputusan untuk penanganan and public transport usage on cancer
kemiskinan agar menjadi lebih efektif dan screening coverage : Empirical evidence
efisien 2). Peneliti menggunakan regresi spasial using a spatial analysis in England. Journal
dengan pendekatan titik yaitu Geographically of transport geography, 56:15-22.
Weighted Regression (GWR). Dengan
penambahan faktor lain dalam penelitian
selanjutnya memungkinkan model regresi
spasial dengan pendekatan titik lainnya seperti
Geographically Weighted Poisson Regression
(GWPR) atau Geographically Weighted Logistic
Regression (GWLR) 3). Fungsi pembobot yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
fungsi kernel gaussian dan fungsi kernel bi-
square, penelitian selanjutnya dapat
menggunakan fungsi pembobot tricube atau
fungsi pembobot adaptive.

DAFTAR PUSTAKA
Azkiyah, A. 2016. Pemodelan Regresi Spasial
Untuk Analisis Faktor-Faktor Jumlah
Penduduk Miskin. Unnes Journal of
Mathematics 5(1) : 1-10

91

Anda mungkin juga menyukai